Disclaimer:

Semua trademark dalam fanfic ini dimiliki oleh pemegang copyright masing-masing (A Song of Ice and Fire oleh GRR Martin, Utawarerumono oleh Leaf) kecuali plot dan hasil pemikiran penulis. Fanfic ini dibuat hanya untuk hiburan semata dan tidak dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan material apapun.

...

"Astapor sudah tak bisa diselamatkan."

"Kau benar."

"Apa yang akan kita lakukan?"

"Lepaskan Harimau Merah dari kurungannya."

"Harimau Merah!? Kau ini gila ya?! Dia akan membantai kita semua!"

"Kosongkan jalan ke arah bala tentara si Targaryen itu. Apa yang akan terjadi kalau dia melihat orang bersenjata di depannya?"

"...kau benar. Atur semuanya. Kita akan mengungsi sementara Harimau Merah dan tentara Targaryen bertempur. Siapapun dari mereka yang menang, mereka akan kita kalahkan."

"Baik. Demi para Tuan Baik."

"Demi para Tuan Baik."

...

Sebuah Kidung Sutera dan Sangkur

Sebuah fanfiksi Utawarerumono/A Song of Ice and Fire

...

Jorah memacu kudanya ke arah depan pasukan. Ada yang tidak beres dengan pengepungan ini, batinnya. "Bagaimana keadaannya?" serunya pada komandan pasukan Unsullied yang sudah berada dekat gerbang.

"Gerbangnya tertutup rapat, tapi bisa didobrak dengan alat yang kita punya," ucap sang komandan. "Korban sejauh ini sedikit, pemanah di atas dinding tidak banyak jumlahnya. Para pemanah Dothraki sudah membereskan sebagian besar."

"Ada yang salah," ucap seorang berjenggot putih yang menyusul ke sebelah Jorah.

"Ah, Tuan Arstan," ujar Jorah sambil menoleh ke arah sang serdadu tua. "Terlalu sedikit yang berjaga. Tidak mungkin para Tuan Baik sudah kehabisan serdadu."

"Hanya ada satu cara untuk tahu," balas Arstan sambil menuntun kudanya ke pinggir, memberi jalan untuk palang pendobrak.

Pintu gerbang Astapor pun tumbang tanpa masalah berarti. Para Dothraki memasuki kota dengan ribut, diikuti infanteri Unsullied yang dipimpin Arstan dan Jorah. Semua lancar, hingga mereka mendengar sebuah jeritan pendek lalu kepala pertama jatuh di depan kuda Jorah.

Setelah itu, kekacauan pun meraja.

...

"Khaleesi, laporan dari garis depan!" seru seorang Dothraki yang terlihat memacu kudanya ke garis belakang.

"Laporkan padaku," ucap Daenerys dari atas kudanya.

"Tentara garis depan dicerai-beraikan oleh... oleh monster, Khaleesi!" seru Dothraki berwajah pucat itu. "Kuda Aggo ditinjunya sampai mati! Rakharo terpental sepuluh kaki oleh tendangannya! Jorah dan Arstan sedang mencoba menahannya!"

Tiba-tiba sebuah kepala jatuh di depan kuda Daenerys. Kuda itu sejenak terkejut, namun Daenerys berhasil menenangkannya.

"Dia sudah di sini, Khaleesi! Mundurlah!" seru sang Dothraki sambil mencabut arakh miliknya.

"Belwas, lindungi aku!" seru Daenerys. Kalau saja para naga itu tidak sedang tidur kekenyangan... pikirnya.

"Siap, Yang Mulia!" balas Belwas Si Kuat sambil berjalan ke depan kuda Daenerys.

"Dia datang!" sang Dothraki berteriak.

Dengan suara berdebam, sesuatu mendarat di depan Belwas, meremukkan seorang pengawal malang.

Selama sekian detik, Daenerys melihat wajah monster yang katanya sudah memporak-porandakan garis depan tentara Unsullied miliknya. Wajah sang monster basah oleh darah, dibingkai rambut hitam sepaha yang dikepang panjang. Tubuh kekar dan semampai sang monster mempunyai kaki yang panjang dan kulit yang pucat karena tak terkena cahaya matahari sekian lama. Sepasang daun telinga lebar terlihat di samping kepala sang monster, berwarna kuning madu dan hitam. Sebuah gelang baja berwarna hitam menutupi leher sang monster, dan beberapa rantai putus nampak bergantung dari gelang baja itu. Pakaian compang-camping yang dikenakannya gagal menutupi sepasang payudara yang pasti akan membuat iri wanita seluruh Essos.

"Datang juga kau!" seru Belwas sambil menerjang sang monster. Alih-alih menghindar, sang monster malah maju menyambut terjangan Belwas, dan menahannya di tempat. Sang Dothraki pun memacu kudanya memutari Belwas, hendak memenggal sang monster dari belakang. Sebelum sang Dothraki sempat melakukan niatnya, kudanya meringkik keras karena ditabrak badan Belwas yang dilempar oleh sang monster ke arahnya. Kuda, penunggang, dan Belwas terpental beberapa kaki ke belakang.

Sejenak itu, pandangan sang Khaleesi dan sang monster bertemu.

"YE TUAN BAIK WHERETH?" Hanya teriakan itu yang sempat diutarakan sang monster sebelum pengawal Unsullied Daenerys membuat pagar betis di depan sang Khaleesi.

"Mati kau keparat!"

Si Dothraki yang sekarang tak lagi berkuda menebas sang monster dari belakang. Sang monster menghindar, lalu menendang kepala si Dothraki yang tak terjaga. Kepala si Dothraki pun terlempar entah kemana, membuat Daenerys berseru ngeri.

"MUST THY BE TUAN BAIK WITH?" Sekali lagi sang monster berteriak, kali ini sambil menunjuk ke arah Daenerys.

"Missandei...?" tanya Daenerys pada gadis penerjemah berwajah pucat yang membonceng di belakangya.

"Maafkan aku, Khaleesi... dialek Valyria Tinggi yang ia gunakan belum pernah kudengar. Sesuatu tentang... Tuan Baik adalah kamu...?" ucap Missandei dengan suara gemetar.

"Katakan padanya sebisamu kalau kita adalah musuh para Tuan Baik," balas Daenerys sambil memegang erat kekang kudanya.

"B-baiklah, saya akan mencoba Khaleesi," balas Missandei tak pasti. "Noeth... we... Tuan Baik. We... Tuan Baik... op-opposeth...?"

Sejenak sang monster terdiam. Suasana tegang. Para pengawal siaga dengan tombak dan panah.

"Ye bastardeth..." gerutu sang monster sebelum mengeluarkan lolongan panjang dari dalam tenggorokannya. Selama lolongan itu, beberapa kali ia meninju tanah dan menimbulkan getaran yang bisa dirasakan Daenerys di atas kuda. Daenerys tertegun sesaat, namun sorot matanya melembut seketika raungan sang monster memenuhi udara.

"Khaleesi?" seru Missandei tertahan ketika Daenerys melompat turun dari kuda.

"Tuanku Khaleesi, ini berbahaya, tolong mundurlah," ucap seorang Unsullied yang bersiaga di antara Daenerys dan sang monster.

"Tidak, ini harus kulakukan," ucap Daenerys sambil menerobos garis pertahanan para Unsullied. "Ia menderita, sama seperti budak-budak lain di bawah para Tuan Baik."

"Tuanku Khaleesi, ini tidak bijak-"

Belum selesai kalimat itu diucapkan, sang monster merangsek maju dan menubruk Daenerys, membawanya melayang beberapa belas kaki sebelum menindihnya di tanah.

"Tuanku!" seru sang Unsullied tertahan. Pasukan pengawal segera mengejar dengan tombak yang bersiaga.

"Tunggu!" seru Daenerys sambil memberikan isyarat dengan sebelah tangannya yang masih bebas. "...tunggu."

Detik-detik berlalu begitu lambat. Pasukan Unsullied lain datang dari garis depan. Mereka membentuk cincin, dengan dua barisan manusia, di sekitar Daenerys dan sang monster dengan tombak mengarah ke dalam.

Daenerys mengusap wajah sang monster dengan lembut. Sentuhan lembut itu bergerak turun dari alis, lalu kelopak mata, pipi, sebelum menyentuh bibir sang monster.

"Kau... terluka. Mereka menyakitimu. Tapi itu sudah berlalu," ucap Daenerys lembut. "Sudah berlalu. Tak ada lagi rantai yang mengekangmu. Tuan Baik tak bisa lagi menjangkaumu... di sisiku."

Sebuah tarikan nafas yang pendek mengguncang tubuh sang monster.

"Kau... telah bebas," ucap Daenerys, kedua tangan menangkup di pipi sang monster.

Tangis pun pecah.

...

AN:

Format cerita ini bakal semacam drabble berantai sekitar 1000 kata per chapter. Doakan saya yaaaa~