LIKE A FLOWER
OrsaMagnum
Hai, ini Orsa Magnum. Cerita ini adalah cerita pertamaku. So, kalo mau kasih comment, silahkan. Sangat berguna untukku. Keep reading... ^__^
Orsa Magnum
* * *
Chapter 1
" Siapa namamu?"
" Sakura."
" Sakura?"
" Iya. Orang tuaku ingin aku seperti bunga sakura...."
* * *
Taman Kota. Pk. 07.00 pagi
Tangan itu menggoreskan kuas di atas kanvas dengan sangat yakin. Pemuda itu sesekali melirik pohon sakura di depannya untuk memastikan bahwa yang gambar yang ia lukis benar-benar mirip dengan pohon sakura yang asli.
" Jadi begini kegiatanmu ketika membolos sekolah? Hanya datang, absen, kemudian pergi?" ucap seseorang dari belakang pemuda itu.
" Mau apa kau mengikutiku, anak baru?" jawab pemuda itu ketus, tanpa mengalihkan pandangannya dari kanvas dan pohon sakura di depannya.
" Aku hanya ingin tahu apa yang kau lakukan. Sejak aku pertama kali melihatmu di sekolah, aku sudah heran melihatmu. Seorang cowok yang dibilang terkeren dan terkuat di Konoha ternyata malas sekolah." jelas gadis berambut pink itu.
Pemuda itu tersenyum licik. " He? Apa urusanmu denganku? Kenal saja tidak, malah sok menasihatiku."
Gadis itu menjulurkan tangan kanannya di depan wajah pemuda lawan bicaranya itu. " Kalau begitu kita berkenalan dulu. Apa itu maumu?"
Pemuda itu merasa sudah ditantang. Siapa dia? Berani-beraninya dia menantang seorang ketua geng terkuat di Konoha. Aku terima tantanganmu, gadis rabut pink. Ia segera berdiri dan menyambut uluran tangan gadis itu. " Aku Sasuke. Ketua geng terkuat di Konoha. Siapa namamu?"
" Sakura."
" Sakura?"
" Iya. Orang tuaku ingin aku seperti pohon sakura. Tegar, kuat tetapi tetap lembut dan menawan seperti layaknya seorang perempuan."
" Begitu? Kau pindahan darimana?" tanya Sasuke sambil kembali duduk, melanjutkan aktifitasnya.
" Aku dari Otto. Kau tahu, aku pemimpin geng Hebi. Geng terkuat di Otto. Aku adalah anggota terkuat di geng itu, makanya aku diangkat menjadi ketua geng. Jadi, intinya aku adalah orang terkuat di Otto."
Sasuke agak sedikit terkejut. Ia meletakan kuas dan pallet berisi cat yang sedari tadi ia pegang. Jadi dia pemimpin geng Hebi. Geng terkuat di Otto yang pernah Itachi ceritakan padaku. Seberapa kuat gadis ini?
" Kau mau tau siapa aku. Aku pemimpin geng paling tak terkalahkan di Konoha. Dan, yang paling penting untuk kau ketahui, AKU ADALAH ORANG TERKUAT DI KONOHA." balas Sasuke.
Sakura malah tersenyum. Entah kenapa senyuman itu membuat Sasuke mengingat sesuatu. Ibu?. Orang tua Sasuke meninggal saat ia masih berumur satu tahun. Ia sudah membuang semua masa lalu pahit itu. Karena ia tahu, ia tidak akan kuat menerima kematian kedua orang tuanya. Tapi, sekarang, seseorang yang baru saja ia kenal kurang dari lima menit, telah merusak hidupnya dengan mengingatkan senyum penuh kelembutan itu. Sasuke memegang kepalanya sendiri, menggeleng-geleng dengan cepat, mencoba melupakan senyum itu. Senyum itu tidak mau pergi. Membekas di pikiarannya.
" Kau kenapa, Sasuke?" tanya Sakura polos.
" PERGI KAU, PERGI!"
" Sasu---"
" PERGI!"
Sakura melangkah pergi...
* * *
" Hei, Sasuke. Kenapa akhir-akhir ini aku sering melihatmu melamun? Ayo, ceritakanlah pada kakakmu ini." Itachi Uchiha, kakak kandung Sasuke.
" Aku tidak apa-apa." jawab Sasuke. Matanya masih menerawang, memperlihatkan bahwa ia masih sedang melamun.
" Kau tidak usah bohong. Aku melihat 'ada apa-apa' dibalik 'tidak apa-apa' yang kau ucapkan barusan. Ada apa sebenarnya?" desak Itachi. Ia tahu benar sifat adiknya. Sasuke telah ia asuh semenjak kepergian kedua orang tua mereka.
" Aku rindu ibu dan ayah." jawab Sasuke singkat.
Itachi merangkul adik kesayangannya itu. " Kenapa kau? Aku belum pernah melihat orang yang mengaku paling kuat sepertimu mengatakan ucapan seperti ini." Itachi juga tahu bahwa Sasuke berusaha keras melupakan semua kenangan pahit itu.
" Sakura, ketua geng Hebi. Aku bertemu dengannya tadi."
" Lalu apa hubungannya dengan ayah dan ibu?"
Sasuke memegang kepalanya lagi. Saat mendengar dan mengucapkan nama gadis pink itu, kepalanya terasa sangat sakit dan senyum itu selalu datang. " Senyumnya mengingatkanku kepada ibu."
Itachi sedikit terkejut. Ia menghela nafas. " Aku tahu ini sangat berat, Sasuke. Berjuanglah. Penyesalan memang kejam. Selalu datang saat semua itu sudah lewat dan tidak dapat kita ulang lagi. Tapi, segala sesuatu yang akan datang akan lebih baik dari yang telah lewat, Sasuke."
* * *
Pagi itu, Sakura kembali menemui Sasuke di taman yang sama. Dengan kegiatan yang juga sama dengan kemarin, melukis.
" Selamat pagi." ucap Sakura perlahan tapi pasti.
" Mau apa lagi kau kesini?" tanya Sasuke tanpa menatap lawan bicaranya itu. Ia mencoba menetralisir rasa sakit di kepalanya.
" Gomen... Aku minta maaf. Aku memang tidak tahu apa salahku kepadamu kemarin. Tapi, kelihatannya aku memang sudah bersalah. Jadi aku minta maaf."
" Hn."
" Hn? Apa artinya 'Hn'?" tanya Sakura heran.
" Sakura---" Sasuke mengaduh ketika menyebut nama itu. Kepalanya seperti sudah mau pecah, sakit sekali. Sasuke mencengkram kepalanya, menahan sakit yang luar biasa itu.
" SEKARANG KAU PERGI.... PERGI!" bentak Sasuke. Sakura terdiam, bingung. Ia tidak tahu apa yang harus ia perbuat. Apa salahku, Sasuke? Ada apa dengan kau?
" Kau kenapa, sih? Kau selalu menjerit-jerit menyuruhku pergi. Sementara aku tidak tahu apa salahku dan apa yang harus kuperbuat. Ada apa, Sasuke? Apa salahku?" tanya Sakura. Ia mulai menangis. Sasuke merasa kepala bertambah pusing mendengar kata-kata Sakura. Dia? Ada apa denganku? Tidak, senyum itu. Ibu? Aaaahh, kepalaku sakit!!
" Pergi. Kubilang pergi. Kau membuat semuanya tambah kacau, Sakura!" bentak Sasuke lagi. Nama itu lagi. Sakit di kepala Sasuke makin menjadi-jadi.
" Kenapa? Kenapa aku harus pergi? KENAPA, SASUKE? KAU BILANG AKU MEMBUAT SEMUA JADI KACAU! Apa yang telah aku lakukan?"
" KAU...KAU TELAH MEMBUAT AKU MENGINGAT KEMBALI ORANG TUAKU!! SEKARANG KAU PERGI! ANGGAP KITA TIDAK SALING MENGENAL!"
Sakura pun pergi dengan tangis di wajahnya...
* * *
Chapter 1 selesai. Maaf kalau banyak kesalahan. Maaf juga kalau terlalu pendek. Ini cerita pertamaku jadi harap maklum kalau tidak memuaskan. Keep Reading...^_^
Baca kelanjutannya, yaaa....
Orsa Magnum
* * *
