SILENT SEPARATION

By: PeDeeS

Naruto © Masashi Kishimoto

Rate: M

Pair: Sasuke, Sakura, Hinata etc.

Warning: Typo, Angst, AU, HURT, EYD tidak tepat, OOC.

.

Happy Reading..

.

Summary : Sakura baru kembali dari Amerika bertemu kembali dengan Sasuke, pria yang pernah menjadi kekasihnya 7 tahun yang lalu sedang bersama mantan sahabatnya Hinata. Sakit hati, penyesalahan, sedih dan kesalahapahaman menjadi satu saat pertemuan antar mereka terjadi.

.

Chap 1

JALAN PULANG

.

Sinar mentari pagi yang menyilaukan mata berhasil menembus kaca jendela kamar seorang wanita yang masih meringkuk dalam selimut pink hangatnya

"Ayo pemalas, bangun! Kita Cuma punya waktu 1 jam 30 menit untuk sampai ke lokasi"

Teriak seorang asistennya sambil menarik paksa selimut wanita bernama Haruno Sakura tersebut. asisten itu terengah-engah mencoba mengopong Sakura ke kamar mandi.

"Ughh. Kenapa kau berat sekali? Makan apa sih kamu?" keluhnya. "Aku Shizune, asisten kerja mu tapi sekarang aku seperti ibumu yang setiap hari mengasuhmu."

Sakura dengan langkah malas meraih handuk yang dilempar oleh Shizune di atas kepalanya.

"Cepatlah mandi, aku akan menunggumu di bawah!" kata Shizune sambil keluar.

Haruno Sakura, wanita berusia 27 tahun seorang potographer profesional lulusan California Institute Of The Arts, Ia punya karir yang sangat cemerlang di Amerika. Beberapa selebriti Hollywood pernah menjadi modelnya. Karir tersebut tidak ia raih dengan mudah tapi sayangnya karir yang ia bangun dengan susah payah itu harus ia tinggalkan karena keputusannya untuk kembali ke Konoha, kota yang ia tinggalkan tanpa pamit selama 7 tahun.

Setelah ia meninjakan kakinya pertama kali di sini ada perasaan rumit yang ia sendiri tidak dapat menafsirkannya. Perasaan takut, sedih,rindu, penyesalahan dan lega membaur jadi satu. Entah apa yang membuatnya ingin pulang, padahal Sakura sekarang hanya hidup sebatang kara, tanpa keluarga dan teman yang menunggu kepulangannya.

Saat di Amerika, ia sudah mencari pekerjaan dan apartemen untuk tempat tinggalnya di Konoha nanti. Semua sudah diatur. Bukan hal yang sulit baginya mendapatkan pekerjaan di Konoha dengan latar belakang sekolah dan pengalaman kerja yang dimiliki Sakura.

Di sinilah ia sekarang, bekerja sebagai potographer majalah Wanita ternama di Konoha, Aneka Yess! Magazine.

Sudah 2 bulan lamanya ia menetap di sini. Persediaan makanan di kulkasnya sudah habis untuk itulah saat ini ia sedang berada di supermarket tak jauh dari kantornya.

Walaupun belum lama berada di Konoha, Sakura perlahan sudah membiasakan diri dengan kebiasaan dan aksen warga lokal yang bertahun-tahun tak didengarnya. Dia tidak tahu apakah orang lain yang baru saja kembali dari luar negeri akan sepertinya? Diam-diam ia tersenyum melihat produk makanan lokal terjajar rapi di dalam stand, ada aneka sayuran segar sampai kue-kue.

Senyuman itu perlahan pudar, pandangannya mendadak kosong saat emeraldnya menangkap bayangan dua orang berdiri tak jauh darinya. Tangannya mengeluarkan keringat dingin, lidahnya menjadi kelu. Kenapa ia harus bertemu mereka?

Mereka adalah alasan kenapa Sakura pergi ke Amerika 7 tahun yang lalu. Sekarang mereka ada di sini untuk membeli sesuatu bersama-sama, bisa Sakura simpulkan kalau mereka memang telah bersama. Sasuke dan Hinata.

Masih terekam jelas dalam ingatannya percakapan terakhir dirinya dengan Hinata. Mereka sangat akrab dulu, lebih tepatnya Sakura lah yang duluan mengakrabkan diri karena Sasuke pernah bilang kalau Hinata adalah adiknya. Hinata dulu sangat feminim, pemalu dan tenang sangat kontras dengan dirinya yang ceria, percaya diri dan berjiwa bebas.

"Hari ini aku ingin memberitahumu, aku suka Sasuke. aku tidak ingin terusan diam-diam mencintainya. Aku akan bersaing secara terbuka denganmu, Sakura."

"Kami bukan kakak adik, dulu keluarga kami adalah tetangga yang sangat baik, kemudian orang tua Sasuke mengalami kecelakaan sehingga keluarga kami mengadopsi Sasuke."

"Kau pikir bisa bersaing dan menang dengan perasaan yang selama 18 tahun antara aku dan Sasuke?"

Saat itu Sakura masih berusia 20 tahun, teman baiknya Hinata tiba-tiba membuat pernyataan seperti ini padanya. Hinata yang lembut dan pengalah sampai berani mengatakan sesuatu seperti itu, dia pasti sangat mencintai Sasuke.

Lantas apa yang Sakura punya agar bisa bersaing dengan Hinata? Pada hari yang sama saat dirinya menyatakan perang, Sakura sudah merasa kalah.

Masih ingat dalam benaknya tatapan dingin Sasuke padanya malam itu. sorot matanya yang tajam dan dingin serta kata-katanya yang tak berperasaan. Samar-samar meninggalkan jejak perih di hati Sakura, nyaris tak terasa, tapi itu ada.

"Pergilah! Jangan pernah menemuiku lagi"

Sasuke tidak pernah tau kalau itu adalah hari terakhir ia bertemu dengan Sakura dan pergi ke Amerika tanpa sepatah kata.

Semua kenangan masa lalunya terbuyar saat dua orang tersebut mulai berjalan melewatinya. Jari-jari tangannya yang mulai berkeringat dingin mencengkram erat troli belanja, ia ingin berbalik arah untuk menghindar. Namun suasana supermarket di akhir pekan yang padat oleh pengunjung tidak bisa membuatnya leluasa untuk berbalik arah. Ia berpikir sejenak, kenapa ia harus melarikan diri? Mereka sudah cukup dewasa untuk saling menyapa bukan. "Hai, lama tak jumpa? Apakabar?" kemudian berjalan pergi dengan sikap yang elegan dan alami, meninggalkan jejak yang indah.

Selain itu, mereka mungkin tidak bisa mengenalinya. Ia telah banyak berubah, rambut panjang pink yang terurai lengkap dengan pita merah dulu, sekarang sudah menjadi pendek sebahu dan rapi, dan kulit yang sebelumnya putih bersih telah menjadi kecokelatan di bawah sinar matahari California. Mengenakan t-shirt longgar, celana jeans dan sneakers, dia tampak sangat berbeda dari 7 tahun yang lalu.

Mereka selangkah demi langkah semakin dekat, lalu… melewatinya.

Tidak dengan rasa sakit hati. Sakura mengepalkan tangannya di depan dada.

"Apa kamu ingin membeli susu?" Kata Hinata dengan suara lembut.

"Hn"

Dia tidak mendengar jawabannya dengan jelas. Dia benar-benar merindukan suara boriton Sasuke. Bertahun-tahun di luar negeri, ia masih bisa mendengarnya sering dan di mana-mana bergema di telinganya.

BRAAKK!

Suara keras troli belanja yang menabrak tumpukan minuman kaleng diskon yang berbentuk gunung itu hancur berserakan di lantai. Sakura yang melamun tanpa sengaja menaruh trolinya di tengah jalan dan menabrak tumpukan minuman kaleng tersebut.

"Aduuh.. ini sudah ke tiga kalinya minuman ini roboh" gerutu salah satu pegawai toko yang sibuk membereskan minuman itu. semua orang langsung memusatkan perhatian kepada sang pelaku, Sakura.

Sakura jadi salah tingkah, ia segera membantu pegawai toko membereskan minuman tersebut sambil diam-diam menatap ke arah Sasuke dan Hinata. Seperti yang ia duga, Hinata melihat ke arahnya dengan sorot mata terkejut. Hinata hampir tidak percaya dengan siapa yang dilihatnya sekarang. Sakura sudah kembali pikirnya.

Sasuke bukan tipikal orang yang akan peduli dengan kejadian heboh seperti itu. dia hanya sedikit heran dengan reaksi yang ditunjukan Hinata. "Hinata?" kata Sasuke dengan suara keras namun Hinata tak mengubris panggilannya, lalu sorot Onyxnya mengikuti arah pandang Hinata.

Onyxnya membulat seketika saat melihat jelaga emerald itu. mereka saling menatap cukup lama, ada sedikit liquid bening menggenang di sudut mata itu. tubuh Sasuke yang tegap itu menegang, tanganya ia kepalkan erat.

Tak mungkin ia salah, itu pasti Sakuranya dulu. Penampilan Sakura memang sudah berubah tapi emerald itu, ekspresi salah tingkah itu, rambut pinknya Sasuke tidak akan melupakan itu semua. Tujuh tahun telah berlalu...kau masih ingat jalan pulang, Sakura.

Sasuke kemudian memalingkan pandangannya. "Hinata, Ayo kita pergi."

Hinata terkejut melihat Sasuke yang tampak tenang . "Kamu tidak ingin menyapa? Mungkin … " tanya Hinata ragu.

"Dia hanya masa lalu." Nada suaranya kosong, seolah-olah itu benar-benar tidak apa-apa.

Hinata menatap ekspresinya hati-hati tapi tidak bisa menemukan petunjuk. Akhirnya, dia tidak punya pilihan lain kecuali mendesah. "Ayo!"

Sosok merekapun menghilang di tengah keramaian. Sakura hanya tertunduk lesu.

Setelah selesai membantu pegawai toko membereskan kekacauan yang ia buat, ia bergegas pulang, namun di depan pintu supermarket seorang petugas keamanan menghentikannya. Sakura kaget, apakah dia sudah melakukan sesuatu yang fatal sampai harus berurusan dengan petugas keamanan?

"Nona, apa anda kehilangan sesuatu?" tanya petugas itu. Sakura lantas membuka isi tasnya untuk memastikan.

"Kurasa tidak ada."

"Dompet anda terjatuh" kata petugas itu seraya menunjukan dompet kulit berwarna hitam, dompet yang cukup mahal

"Itu bukan milikku."

Petugas itu bingung lalu ia membuka isi dompet itu. "Tapi bukankah yang di dalam ini foto anda? coba anda lihat!"

Sakura tampak terkejut itu benar foto dirinya. itu adalah foto dirinya yang diambil oleh Sasuke saat masih kuliah dulu. Rambut pinknya tergerai panjang dengan senyum tampak konyol. Ia mengeluarkan foto itu dari dalam dompet dan tampak terkejut membaca tulisan tangan yang ada di belakang foto 'My Sunshine'

Hatinya sesak.

.

Kehidupan perkotaan yang rumit bisa diselesaikan dengan cara yang sangat sederhana. Hanya bekerja, makan, minum dan tidur, tidak ada yang lain. Setelah sibuk beradaptasi, hari-hari berikutnya hanyalah pengulangan yang membosankan.

"Sakura, aku sudah mencarimu kemana-mana." Sakura baru saja tiba di kantornya mendengar suara teriakan memanggilnya dari kejauhan.

"Shizune, ada apa?"

"Sakura kau ingatkan siapa model yang akan kau foto hari ini?" Sakura hanya mengiyakan sambil membetulkan posisi tripod kameranya.

"Kau harus tahu, YI supermodel yang akan menjadi modelmu itu orangnya sangat menyebalkan, tempramen buruk, bahkan ia punya 5 persyaratan wajib yang harus dilakukan untuk pemotretan. Jadi kau harus sabar menghadapi..." belum selesai Shizune menjelaskan seseorang yang sedang dibicarakan baru tiba di ruangan studio pemotretan dan siap untuk difoto "..Ah YI, kau sudah datang rupanya. Silahkan ke arah sini." Ekpresi Shizune berubah menjadi ramah di depan YI.

YI seorang super model yang terkenal dingin dan bertempramen buruk tapi karena kemampuannya di depan kamera yang sangat sempurna bak bidadari membuat orang-orang melupakan sisi buruknya.

Sakura masih mengecek kameranya, mengatur pencahayaan dan fokus kamera. Terlihat sangat propesional.

Cekrek! Cekrek!

Suara kamera menggema di ruangan studio. Saat mengambil fokus wajah YI, Sakura sempat merasa sangat familiar dengan wajah YI. Ia sangat mirip dengan sahabat kuliahnya dulu.

Sahabatnya dulu adalah gadis desa yang lugu dan pemalu berbeda sekali dengan orang yang di depannya sekarang yang tampak percaya diri dengan aura seksi menggodanya. Sakura kembali mengezoom wajah YI untuk memastikan rasa penasarannya.

"Ino?" Ragu-ragu ia bertanya.

Model itu tersenyum sinis menanggapi. "Potographer hebat dari Amerika. Lama tak jumpa?"

Sakura tersenyum lega. Ternyata ia benar itu Ino, sahabat baiknya dulu, yang ia tinggalkan tanpa kabar kepergiannya ke Amerika. Sakura baru menyadari kalau nama YI adalah singkatan dari Yamanaka Ino.

Setelah acara pemotretan selesai. Ino mengajak Sakura untuk berkumpul di klub malam. Sekedar melepas rindu antar dua sahabat yang berpisah selama 7 tahun.

"Ino, kau sudah banyak berubah." Kata Sakura sambil mengaduk coktail.

"Semua orang telah berubah." Ino menghembuskan rokok yang ia hisap. "kau pun berubah. Kau menghilang selama tujuh tahun tanpa kabar sedikitpun padaku. Apa kau menganggap aku ini sahabatku?" Ino sedikit menekankan suaranya. Sakura hanya diam mendengarkan. Tidak ingin menyanggah.

"Kau sangat kejam Sakura. Kau tahu, bahkan Sasuke pun tiap malam berdiri di depan asrama kita hanya untuk menunggumu. Aku tak akan lupa betapa menyedihkannya dia waktu itu. Tak ada yang mengetahui keberadaanmu sampai akhirnya keluargamu datang dan mengambil semua barang-barangmu. Saat itulah kami tau kau pergi ke Amerika dan tak akan kembali. Kau sangat kejam, Sakura."

Sakura masih bergeming, bukankah menurut Sakura, Sasuke sendiri yang tidak ingin bertemu lagi dengannya.

Sakura bingung dari mana memulai bercerita. "Ceritanya rumit, nanti pasti akan kujelaskan padamu."

Ino memasang raut sinis. Sakura paham kenapa Ino marah padanya. berharap pertemuan ini dapat menjadi sedikit pencerah hubungan keduanya.

"Lalu ceritakanlah kenapa sekarang kau sekarang kembali ke Konoha?" Sakura hanya menghela nafas, sejujurnya ia sendiri bingung kenapa ia ingin sekali pulang.

"Apa karena Sasuke?" tanya Ino lagi. Sakura tertunduk lesu. Ia mengingat kejadian di supermarket sebulan yang lalu.

"Mereka sudah bersama."

Ino heran dengan pernyataan Sakura. "Mereka siapa yang kau maksud?"

"Sasuke dan Hinata, mereka telah bersama sekarang."

"Sakura, kau benar-benar bodoh." Upat Ino yang masih kesal dengannya.

Ino kemudian membongkar isi tasnya di atas meja. semua alat make up dan dompet jatuh berserakan di atas meja. ia mengambil sebuah kartu nama berwarna hitam dan menyodorkannya ke depan Sakura.

Pengacara Uchiha Sasuke, Kantor Firma Hukum jalan xxx, Telpon 012xx

Itu adalah kartu nama Sasuke, lengkap dengan alamat kantor dan nomornya.

Keesokan harinya Sakura memustuskan untuk pergi ke Kantor Sasuke untuk mengembalikan dompet Sasuke yang tertinggal waktu itu. Ia masih sangat canggung jika bertemu lagi mengingat pertemuan terakhir sebelumnya sikap Sasuke sangat dingin padanya.

.

To Be Continued

.

Bacotan aurhor:

Setelah sekian lama gak nulis cerita lagi.. finally nulis juga, eh ngetik deng.

Oke cerita kali ini adalah remake dari film mandarin yang judulnya... hayo tebak..

Filmnya bagus banget. Karakternya itu pas banget dengan sasuke dan sakura, makanya tangan ini gatel pengen buat versi sasusaku. Hehehe.. moga suka yaa..

Kalo suka mau dilanjutin kalo kagak yaaa uda kagak lanjut ceritanya. Haha

Terimakasih banget buat yang uda baca dan review atau favo.. love banget buat kalian.

Salam cinta, Pedees

7-Maret-2019