White Day © Seiravian Rushiel

Canon Characters belong to KoG but if there's any OC, then those are mine

Beware for typo(s) and broken EYD

.

.

.

Luciela R. Sourcream atau yang lebih dikenal Lu dalam party-nya kini merenung. Memisahkan diri dari kelompok di balkon penginapan yang mereka jamah.

Langit malam tampak suram, sesuai keadaan hatinya yang muram durja. Salahkan Ciel si penjaganya itu! Hari ini adalah hari putih, hari di mana orang-orang membalas hadiah valentine yang mereka terima.

Ciel yang sudah dianggap butler—terkadang ibu rumah tangga—tentu saja membagi-bagikan coklat kewajiban untuk setiap anggota bulan lalu. Dan hari ini, kamar yang mereka tempti dibanjiri hadiah balasan.

Elsword memberikan piyama baru.

Rena memberikan tumbuhan-tumbuhan verbal langka namun memiliki manfaat luar biasa.

Aisha yang berisik memberikan syal rajutan.

Ara Haan memberinya tombak dan berjanji akan mengajari Ciel cara memakainya.

Raven dan Chung sepakat menghadiahkan senjata tembak orisinil dengan bantuan si maniak Add.

Eve dan Elisis yang kelihatannya bingung cuma menyerahkan sepaket peralatan masak.

Masih diingatnya dengan jelas bagaimna Ciel menerimanya dengan tangan terbuka dan tersenyum secerah matahari.

Tapi ketika memikirkan cuma dia yang belum memberikan sesuatu, Lu frustasi berat. Napas berat berulang kali lolos dari belahan bibirnya. Ia mendecih.

Prinsipnya adalah menerima apa yang pantas diterima dan tidak memberi selain kekuatan pada bawahan kesayangannya itu.

Namun perasaan gelisah apa ini?

Lu sungguhan bingung.

"Lu?"

Gadis bertubuh mungil itu berbalik, menatap sosok tegap dalam balutan jubah menawan di bawah sinar lampu. Menawan? Apa yang kau pikirkan?, maki Lu dalam hati.

"Hmph, kau kesini pasti menyuruhku tidur, ya kan?" Tebak Lu asal, memasang tampang iritasinya.

Ciel menggeser pintu dan berdiri di sampingnya. "Semua orang sudah kembali ke kamar. Ini waktunya tidur, Lu."

"Tidak mau. Aku masih mau di sini."

"Angin malam tidak baik untukmu."

"Aku ini Ratu Iblis. Angin bodoh tidak akan—achoo!" Lu spontan menangkup wajahnya.

"Benar kan kataku. Sebaiknya kita ke dalam." Kata Ciel, perhatian seperti biasanya.

Lu cuma bisa diam digiring masuk, cemberut layaknya anak kecil yang dipaksa tidur.

Setelah sampai, Ciel membuka atribut hiasan kepala Lu tanpa banyak bicara.

Entah mengapa Lu makin gelisah berada di dekatnya. Perlahan ditariknya ujung jubah pelayan manusianya itu.

"Ciel,"

"Hm?"

"Itu... Hadiahnya..."

"Ah, kau tidak perlu memberikan apapun." Ciel berjongkok, mensejajarkan wajah mereka. Satu tangannya menyisiri lekukan surai putihnya. Senyuman teduh mampir di raut.

"Kau berada di sisiku saja sudah cukup."

Skakmat.

Merah padam.

Pipi Lu seolah terbakar dalam keheningan menyejukkan. Ia salah tingkah dan langsung menubruk tubuh Ciel. Melingkarkan lengannya erat-erat pada leher jenjang tersebut.

"Hadiah balasan dariku. Se-selamat hari putih!" Katanya, menenggelamkan muka di ceruk leher Ciel.

Ciel tertegun, membalas pelukannya dengan lingkaran lengan di pinggang.

"Terima kasih." Kata Ciel tulus. "Atas semua keajaiban yang kau berikan."

.

.

.

The End

A/N:

Ay, author baru kembali berkecimpung di sini. Saya tidak main Els dan sekedar tahu lembaran luar mereka saja. Maaf jikalau charanya terlalu OOC hahaha /y

Anyway, kalian bisa memanggilku Rushiel, Rush, Shiel, Ushi juga tidak masalah. Asal kita saling mendukung, saya tidak terlalu memikirkan nama panggilan (yang pasti jangan panggilan kasar ya!)

Regards,

Seiravian Rushiel