Fighting with Myself

.

A BTS Fanfiction

.

Jeon Jungkook

Kim Seokjin

Kim Namjoon

Kim Taehyung

Park Jimin

Min Yoongi

Jung Hoseok

OC/Kim Jaeyeong

.

.

.

Namanya Jeon Jungkook. Hobi? Bermain, dance, bernyanyi. Hal yang paling dibenci? Belajar, ujian, didalam kelas, buku dan apapun yag berhubungan dengan sekolah. Sebenarnya pria bergigi kelinci ini tidak seperti ini dulu. Semua berawal dari dirinya sering pindah sekolah karena tidak memiliki teman. Jeon Jungkook adalah pria manis yang introvert sebenarnya. Sulit beradaptasi dengan sekitarnya karena tidak bisa berbasa-basi.

.

.

.

Jeon Jungkook memasuki kelasnya dengan sedikit berlari. Terlambat lagi karena bermain terlalu larut. "Jungkook-ah! Kau terlambat lagi?" sapa temannya yang berambut oranye. Jung Hoseok. Teman pertamanya. "ini semua karenamu hyung! Akukan sudah bilang aku tidak bisa bangun pagi dan kau mengajakku tampil di sungan Han sampai larut!" keluh Jungkook sembari memajukan bibirnya. Berjalan dengan lesu untuk duduk disebelah pria berambut silver keunguan yang langsung mencubit pipinya gemas. "aigoo. Berhentilah bertingkah imut kookie kau ini sudah kelas 3." Jungkook mendelik kesal pada pria disebelahnya. Park Jimin, teman kedua Jungkook, berkenalan 10menit sesudah Hoseok. " kau masih tergila-gila padaku Jimin hyung? Mau kuadukan pada Yoongi hyung?" dan Jimin langsung menyengir dengan tatapan memohon. Jungkook menghela nafas maklum. Park Jimin dulu sangat menyukainya tapi dirinya mana mau dengan pria pendek?

.

.

Jungkook ingat bagaimana dirinya bisa berkenalan dengan Hoseok dan Jimin. Semuanya bermula dari dirinya yang siswa baru pindah berjalan kedalam kelas dengan wajah menunduk melewati pria yang menyender keloker untuk kemudian kerahnya ditarik kebelakang, membuatnya sedikit tercekik dan terpaksa berjalan mundur dengan wajah takut-takut. "anak baru, gayamu culun sekali. Seharusnya kau membuka kancing paling atasmu." Kata pria itu dengan senyum cerianya sembari melepas kancing teratas seragam Jungkook. "siapa namamu? Aku Jung Hoseok." Dan Jungkook polo situ takut-takut menjabat tangan itu. Maklum, ini kali pertama Jungkook diajak berkenalan. "J-jeon Jungkook." Jawab Jungkook pelan untuk kemudian mendengar tawa riang dan acakan pada rambutnya.

"Eh? Hyung siapa dia?" Jungkook dan Hoseok menoleh ketika mendengar suara nyaring dari pintu kelas. Seseorang dengan tinggi yang sedikit lebih rendah dibawahnya. "oh! Jimin-ah! Ini Jeon Jungkook, anak baru! Kookie-ya ini Park Jimin, temanku." Dan Jungkook kaget bukan main karena pria pendek gempal itu bukannya menjabat tangannya malah memeluknya dengan erat. "aigoo, kau manis sekali, jadi pacarku ya Jungkook-ah!" ucapnya riang yang kemudian mendapat pukulan keras dari Hoseok.

.

.

.

"Jungkook-ah? Kau ikutkan nanti?" Tanya Hoseok padanya. Dan dijawab dengan anggukan karena mulutnya penuh makanan. Jungkook suka makan, dan satu-satunya hal yang Jungkook suka dari sekolahnya adalah masakan Yoon ahjumma dikantin yang lezatnya membuat Jungkook ingin menangis setiap memakannya. "Aku akan pulang berganti baju dan langsung pergi kesana nanti." Dan dua temannya mengangguk mengerti.

.

.

.

Jungkook berlari masuk kedalam rumahnya, memakirkan sepedanya sembarangan didepan gerbang. Pandangan yang dilihatnya pertama kali adalah ibunya yang sedang menata makan malam diatas meja. Jungkook berlari keatas untuk mengganti seragamnya dengan hoodie merah dan celana jeans panjang kemudian mengambil snapbacknya dan kembali berlari turun.

.

.

"Jungkook-ah, tidak makan?" Jungkook yang sudah separuh berlari keluar menepuk keningnya dan kembali berlari masuk. Menemui ibunya yang ternyata bersama adik kecilnya. "aku akan pergi kerumah Yoongi hyung dan makan malam disana." Katanya dan mengecup kilat pipi ibunya. "apa oppa akan menginap lagi?" Tanya suara kecil polos itu. "ehm.. Mungkin, bye cantik!" kata Jungkook sembari mengecup puncak kepala adiknya, Kim Jaeyeong.

.

.

.

Jungkook berlari masuk kedalam sebuah rumah. Sebenarnya tidak bisa disebut rumah. Milik Min Yoongi dan sudah seperti rumah kedua bagi Jungkook dilihat betapa seringnya Jungkook pergi kesini. Rumah ini didekorasi dengan warna hitam dan putih oleh pemiliknya. Yoongi benci warna cerah, menyakiti mata katanya. Pandangan yang pertama Jungkook lihat saat masuk adalah Park Jimin yang sedang mencium Min Yoongi disofa. Jungkook memutar matanya jengah dan melempar tasnya keatas sofa-tepat disebelah Jimin. Membuat keduanya kaget dan mengakhiri ciuman panas itu.

"oh, kau sudah datang?" Tanya Min Yoongi, pria yang baru saja mengganti warna rambutnya menjadi hitam, tidak mau kalah dengan Jungkook katanya. Jungkook memutar matanya malas dan mengeluarkan ponselnya dari saku hoodienya. "hyung aku lapar." Jawab Jungkook singkat. "pesan makan sendiri memangnya aku nanny mu?" gerutu Yoongi tapi berkebalikan dengan kelakuannya yang segera mendial nomor chicken delivery favorite Jungkook. Min Yoongi sangat menyayangi Jungkook dan menganggap Jungkook seperti adiknya sendiri. Dan Min Yoongi mempunyai cara tersendiri untuk menunjukkan rasa sayangnya.

"mana Hoseok hyung?" Tanya Jungkook pada Jimin yang sedang berbaring dipaha Yoongi sembari memainkan ponselnya. "menjemput pacarnya, menyusul katanya." Jungkook membulatkan matanya yang sudah besar itu kaget. Membuatnya berkali lipat lebih lucu. "loh? Hoseok hyung punya pacar?" tanyanya heran. "punya. Pacar baru kenalan ibunya. Katanya dia suka karena berbeda." Dan Jungkook mendengus kesal. Ingatkan dia untuk melempar Hoseok dengan sepatu dance nya nanti karena tidak menceritakan hal ini padanya.

.

.

.

Jungkook sedang memakan ayam goreng kesukaannya bersama Hoseok, Jimin dan kekasih Hoseok-yang menurut Jungkook biasa saja tapi terlihat sekali Hoseok menyukainya dari cara Hoseok memandangnya- ketika Min Yoongi datang dan duduk disofa tengah. Menatap ketiganya menghakimi. Jungkook, Jimin dan Hoseok menghentikan makannya dan saling berpandangan kemudian memandang Yoongi tanda tanya. Min Yoongi yang keluar dari ruang kerjanya hanya untuk menemani mereka makan itu bukan Min Yoongi sekali. Mana mau Yoongi repot-repot seperti itu?

"ada apa Yoongi hyung?" Tanya Jimin akhirnya setelah hamper 3 menit mereka saling diam, bahkan kekasih Hoseokpun menatap Yoongi hening. "Jung Hoseok, Park Jimin, Jeon Jungkook. Mau sampai kapan kalian seperti ini? Apa kalian tidak mau lulus dan pergi ke universitas? Berhenti bermain dan belajarlah sedikit. Demi Tuhan Jung Hoseok kau bahkan sudah tidak naik kelas 3 kali, kau tidak malu dengan kekasihmu yang berbeda 3 tahun tapi kalian satu tingkat?!" Jung Hoseok seketika menunduk cemberut. Ya Jung Hoseok dan kekasihnya berbeda 3 tahun tapi karena dirinya yang tidak naik kelas sebanyak 3 kali dia jadi setingkat dengan kekasihnya yang seumur Jungkook.

"kau juga Park Jimin! Berhenti bermain dan seriuslah pada masa depanmu! Kau sudah tidak naik kelas dua kali Jimin-ah, bagaimana aku bisa membawamu kedepan orang tuaku kalau kau masih seperti ini?" Jimin menunduk dalam sembari menggenggam tangan Yoongi.

"dan kau Jungkook. Aku tahu kau tidak mau sepertinya, tapi setidaknya berubahlah jadi lebih baik, pilihlah jalan yang berbeda darinya tapi tetap membanggakan. Kau kakaknya Jaeyeong, jadilah contoh untuknya. Kau bahkan berada diperingkat 30 dari 30 siswa dikelasmu dan pringkat 120 dari 120 murid diangkatanmu demi Tuhan." Dan kemudian Yoongi kembali keruangannya, meninggalkan ruang tengah itu dalam keheningan.

.

.

.

Jungkook mengayuh sepedanya dengan kecepatan sedang. Tidak jadi menginap dirumah Yoongi dengan alasan ingin menemani Jaeyeong tidur. Jungkook menarik nafas panjang dan menghela nafas setelahnya. Memikirkan kata-kata Yoongi tadi. Jujur bahkan Jungkook tidak tahu dia mau apa dimasa depan nanti. Tidak mau memikirkannya karena terlalu pusing. Jungkook memakirkan sepedanya asal, tepat disebelah mobil hitam yang sudah terparkir rapih disana. Jungkook masuk dengan perlahan dan mengerutkan dahinya bingung saat melihat lampu ruang tengah masih menyala. Melihat ibunya duduk disana dengan telfon ditangannya.

"saya mengerti pak, maafkan Jungkook. Tapi tolong, sekolah ini adalah harapan Jungkook yang terakhir. Tolong biarkan Jungkook lulus, saya janji Jungkook akan berubah." Jungkook berjalan mundur untuk kemudian menaiki tangga menuju kamarnya. Menutup pintunya pelan dan duduk diatas kursi belajarnya. Menatap kelangit melalui jendela kamarnya. Merenungkan perkataan Yoongi. Yoongi benar, dirinya harus lulus demi ibu dan adiknya.

.

.

.

Jungkook turun dengan semangat pagi ini. Memasuki ruang makan dan menyapa riang ibu dan adiknya. Setelahnya mereka mulai makan dengan tenang. Jungkook melihat sekitarnya sebelum menghela nafas. Dia sudah memutuskannya.

"Eomma, aku mau ikut kursus pelajaran."

Seketika ruang makan itu hening. Ibu dan adiknya menoleh kaget pada Jungkook. Menatapnya heran karena demi apapun Jungkook bahkan tidak pernah menyentuh buku pelajarannya. "A-apa?" Tanya ibunya kaku, memastikan apakah telinga tuanya masih berfungsi dengan benar atau memang sudah rusak.

"aku, mau ikut kelas tambahan dan kursus pelajaran." Jawab Jungkook lantang untuk kemudian mendapat pelukan erat dari ibunya. "Terimakasih, terimakasih Jungkook-ah. Terimakasih." Jungkook hanya tersenyum dan mengelus tangan kurus ibunya. Dalam hati berjanji akan berusaha keras demi pemilik tubuh ringkih ini.

.

.

.

tbc/end?

.

.

.

HALLO! MAAF YA AKU MENGHILANG! TEHE. Aku membawa fict ini dan jujur di fic ini mungkin aku akan lebih mementingkan sisi keluarga dan friendship dengan sedikit romance. Hehe. oh ya fanfic ini terinspirasi dari film jepang judulnya Biri Gyaru. Tapi tetep aku bakal ganti-ganti dan ga sama persis. aku rekomendasiin film ini banget, parah bagus filmnya :').

Oh ya lanjut nggaknya ff ini tergantung kalian hehe so, Review yaaaps!