Halo namaku Yuzumi Haruka, autor baru di fandom ini salam kenal (-.-)

Biasanya saya main di fandom Bleach, sekarang saya kepengen piknik kefandom Naruto, kayaknya seru, banyak banget autor di fandom ini, jadi untuk para senpai di fandom ini, mohon bantuannya ya!

Warning: OOC, Typo, AU, de el el deh

Pairing: Untuk chap ini ItaIno, tapi untuk kedepannya masih belum ditentukan ^_^

Summary: Ino pernah berjanji pada Itachi, jika suatu saat terjadi hal buruk pada keluarganya, maka Ino harus menjaga dan melindungi Sasuke, dan saat hal buruk itu datang, Ino terpaksa meninggalkan Itachi, dan membawa pergi Sasuke dengan berbekal sepasang pedang dan sebuah pistol pemberian Itachi.

Disclaimer: Yang pasti Naruto itu bukan milik Haruka, dan pastinya udah pada tahu dong kalo yang punya Naruto itu Om Masashi Kishimoto

Sebagai informasi

Di chapter ini ino berumur 17th, Itachi 20th, Sasuke 7th.

Chapter 1

=Promise=

Uchiha Mansion

Mansion megah bergaya jepang yang berdiri di pinggiran kota Tokyo, mansion milik pengusaha kaya yang memiliki perusahaan di bidang elektronik yang telah tersebar di berbagai negara, tapi hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahui sisi lain keluarga itu yang merupakan kelompok yakuza.

Seorang pemuda berambut hitam tengah duduk di teras beralaskan tatami di mansion megah itu, tangan kanannya memegang ponsel yang dia tempelkan di telinga kanannya, pemuda itu terlihat mengernyitkan dahinya seperti menahan rasa sakit.

"To...tolong Ino, ce...cepatlah datang kemari!" Kata pemuda itu kepada orang di seberang telepon.

"Tunggulah sebentar! Aku akan segera kesana!" Dan setelah mengatakan hal itu, sambungan telepon diputus dari seberang.

Pemuda berambut hitam itu mulai berseringai saat mendengar suara panik gadis teman bicaranya barusan.

"Khukhukhu...Ino-chan, kau terlalu mudah untuk ditipu..." Seringai pemuda itu semakin lebar.

"Itachi-nii...!" Seorang anak laki-laki berumur sekitar 7 tahun berlari kearah pemuda berambut hitam itu dan memeluknya dari belakang..

"Sasuke, tumben kau sudah bangun, ini baru jam 6 pagi lho." Itachi mengacak rambut hitam sasuke.

"Itachi-nii, lupa ya kalau hari ini nii-san punya janji padaku?" Sasuke mengembungkan pipinya, mata onix anak itu terarah ke mata onix milik kakaknya.

"Err...apa ya?" Tanya Itachi, membuat Sasuke semakin kesal.

"Uugh, nii-san kan janji akan menemaniku main hari ini!" Sasuke mengeratkan pegangannya di leher Itachi, seolah ingin mencekik pemuda itu.

"Aduh aduh, Sa...Sasuke...aku sulit bernafas, aku bisa mati saat ini juga Sasu!" Itachi melepaskan pegangan Sasuke dan menggiring adiknya itu duduk di sebelahnya.

"Ah ya ya, nii-san hampir lupa hehehe..." Itachi kembali mengacak rambut hitam Sasuke yang masih kesal karena Itachi melupakan janjinya.

Sing...

Sasuke melebarkan mata onixnya.

"Ada apa Sasuke?" Tanya Itachi.

"Ada yang datang, dia berlari dengan kecepatan tinggi menuju kemari, sekarang baru sampai di pintu gerbang sih." Kata Sasuke, Itachi menaikkan sebelah alisnya, mendengar penuturan Sasuke.

"Ah itu pasti Ino..."

"ITACHIIIIIII!"

"...chan"

Seorang gadis berambut pirang panjang yang diikat ekor kuda sedang berlari di sepanjang teras tatami mansion Uchiha, menuju tempat Itachi dan Sasuke duduk.

Inner ItaSasu (Astaga cepat sekali sampainya?) sweatdrop sebesar biji jagung menggantung di belakang kepala mereka. (Sebagai informasi, mansion ini luas sekali, jarak antara pintu gerbang dan teras tempat Itachi dan Sasuke berjarak sekitar 500m, hingga tidak mungkin manusia normal bisa menempuh jarak 500m dalam waktu 3 detik)

"I...Ino-chan."

PLAK!

Gadis bernama Ino itu memukul kepala Itachi dengan harisen yang dia bawa, Sasuke sweatdrop lagi, Itachi tersungkur sambil mengelus kepalaya yang dihantam harisen.

"Kau mau coba-coba berbohong lagi hah? Sayang sekali aku tak akan mudah tertipu lagi dengan tipuan konyolmu itu!" Ino berkacak pinggang di depan Itachi.

"Ahaha..., kau sudah tahu kutipu tapi kau tetap datang menemuiku, kau pasti sangat merindukanku ya? Itch..." Itachi mengernyit merasakan belakang kepalanya berdenyut, Ino menaikkan sebelah alisnya, Sasuke tak berani berbuat macam-macam atau dia akan berakhir seperti kakaknya.

"Lalu apa maumu? Aku sudah mengorbankan hari mingguku yang berharga hanya untuk menemuimu tahu?" Ino mencondongkan badannya hingga wajahnya sejajar dengan wajah Itachi yang sedang duduk.

"Dia tidak menyangkal." Inner Sasuke.

Itachi melirik Sasuke, tiba-tiba firasat buruk datang menghampiri Sasuke.

"Itu...Sasuke minta ditemani main, makannya aku memanggilmu." Itachi menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, Sasuke mengumpat kesal karena lagi-lagi dia dijadikan kambing hitam (Eh Sasuke kan ayam ya? Berarti ayam hitam dong *dicidori*) Lanjut!

Ino melirik Sasuke, seolah bertanya 'apa itu benar'?" pada anak kecil itu.

"Aku hanya minta Itachi-nii menemaniku main, tapi aku nggak minta supaya Ino-chan datang menemaniku juga." Sasuke membela diri, Ino kembali menatap Itachi.

"Jadi apa maksudnya Itachi Uchiha?" Ino semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Itachi yang mulai dialiri keringat dingin.

"Penghianat kau Sasuke!" Inner Itachi pasrah.

"Itachi?" Ino mendesak pemuda di depannya.

Tapi dia dikagetkan dengan tindakan Itachi yang tiba-tiba meraih kepalanya dan menempelkan bibir mereka, Ino membelalakkan matanya, Sasuke tercengang, tak perlu berlama-lama Ino mendorong tubuh Itachi dan menjauhkan diri dari pria yang lebih tua darinya itu.

"A...apa apaan kau ini? Kau lihat ada Sasuke di sini, harusnya kau tidak melakukannya!" Protes Ino, wajahnya sudah melebihi warna tomat matang, sedangkan Itachi hanya menyerigai senang, Sasuke masih setengah sadar (Bagaimanapun dia masih dibawah umur untuk melihat hal semacam itu)

"Kh, kau puas hah? Kau sudah menodai pikiran polos anak sekecil ini tahu?" Ino meraih Sasuke dalam dekapannya, Itachi menghentikan seringainya, dan menatap iri kepada Sasuke yang didekap Ino.

"Sasuke, kau main sendiri dulu ya! Aku ada urusan dengan Ino-chan." Itachi melancarkan senyum palsunya untuk mengusir Sasuke, berhubung Sasuke tidak ingin pikirannya terkontaminasi dengan otak mesum Itachi, dia memilih untuk menuruti permintaan kakaknya itu.

Setelah Sasuke pergi, tinggallah Itachi dan Ino di tempat itu, Itachi menatap Ino dan menepuk-nepuk tempat kosong disampingnya, menyuruh Ino duduk di sebelahnya, Ino pun duduk ditempat yang ditunjukkan Itachi barusan.

"Ada apa? Kau terlihat serius sekali?" Tanya Ino.

"Kau tahu aku hanya bisa bersikap konyol saat bersamamu Ino." Itachi merebahkan diri, menjadikan pangkuan Ino sebagai bantal.

"Hei hei! Apa-apaan kau ini?" Protes Ino.

"Haa...kau ini seperti aku tak pernah melakukannya saja." Itachi menyentuh pipi Ino lembut, membuatnya bersemu merah.

"Ja...jangan mempermainkanku!" Ino menepis tangan Itachi dan memalingkan wajahnya dari wajah tampan di bawahnya.

"Aku tak pernah main-main denganmu Ino Yamanaka." Ino kembali menatap wajah pemuda di pangkuannya.

"Ada sesuatu yang mengganjal pikiranmu Itachi?" Tanya Ino, jemarinya menelusup kesela-sela rambut hitam Itachi, membelainya lembut seolah sedang menyentuh sutra.

"Ino, suatu saat jika terjadi sesuatu pada keluargaku, tolong jaga Sasuke, tolong lindungi dia Ino!" Kalimat Itachi barusan membuat Ino bingung.

"Kenapa kau mengatakan hal itu? Keluarga kalian ini yakuza terhebat Itachi, kau tidak perlu memintaku untuk sekedar menjaga Sasuke kan? Kau sendiri juga adalah orang yang kuat, jangan bicara seolah-olah kau akan mati seperti itu! Aku tahu kau bukan orang yang mudah untuk dikalahkan!" Ino tidak suka dengan kata-kata Itachi yang seolah-olah mengatakan kalau sebentar lagi dia akan mati.

"Ino, aku serius, tolong berjanjilah padaku!" Mata onix Itachi menatap mata aquamarine Ino, Ino terhenyak melihat keseriusan terpancar di mata onix kekasihnya, kemudian gadis itu mengangguk pelan mengiyakan permintaan Itachi.

"Iya aku janji." Kata Ino mantap, seulas senyum menghiasi bibir Itachi, diraihnya tengkuk gadis diatasnya dan meniadakan jarak diantara mereka, Itachi mencium lembut bibir Ino, dan Ino pun tak melawan tindakan Itachi, namun di dalam hatinya merasakan ada sesuatu yang aneh pada kekasihnya itu.

*Promise*

Sebulan telah berlalu sejak perjanjian itu, sikap Itachi tak berubah, tetap saja suka menjahili Ino, Kehadiran Ino seolah menjadi hiburan baginya setelah berbagai hal yang memberatkannya sebagai pewaris Uchiha.

Ino memasuki apartemennya yang sepi, Ino memang tinggal sendiri, keluarganya telah lama meninggal karena dibantai oleh sekelompok yakuza yang menamakan diri mereka Kurohebi, dan hanya dia sendiri yang selamat karena saat itu bantuan dari Uchiha sedikit terlambat hingga hanya Ino lah yang dapat diselamatkan.

Klan Yamanaka termasuk klan yakuza yang masih kerabat dengan klan Uchiha, hingga keduanya bisa dibilang dekat, dan tentu saja tak ada yang menghalangi hubungan antara Ino dan Itachi.

Gadis berambut pirang itu merebahkan diri di kasurnya, sekedar melepas lelah setelah dikerjai Itachi hari ini.

"Fuh...dia itu benar-benar merepotkan, apa tak ada kerjaan lain selain mengerjaiku? Dasar Uchiha payah!" Ino mengumpat sendiri mengingat apa yang siang ini Itachi lakukan padanya, pria itu membuat dirinya harus berkeliling mansion Uchiha hanya untuk menemukan sosok pria yang mengaku sebagai kekasihnya itu, sebenarnya dia bisa saja mengacuhkannya, tapi dia benar-benar ingin memukul kepala hitam pria itu karena sudah membuatnya distrap selama 2jam oleh gurunya, karena tiba-tiba Itachi menelepon dan memintanya untuk datang, padahal dia sedang ulangan (yah kalau ini sih mungkin sedikit kecerobohan Ino, karena tidak mematikan ponsel saat pelajaran)

Tapi sebentar kemudian seulas senyum tersungging di bibirnya, mengingat apa yang dilakukan Itachi setelah itu.

Saat Ino sampai di ruang kosong dan gelap di Uchiha mansion, Itachi muncul dari kegelapan dengan membawa kue tart di tangannya sambil menyanyikan lagu Happy birthday untuknya, dan saat itu Ino baru ingat kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya.

Hari itu pun dilalui Ino di Uchiha mansion untuk merayakan ulang tahunnya bersama para penghuni mansion megah itu.

Ino masih melamunkan kejadian di rumah Itachi siang ini, tanpa dia tahu, hal buruk tengah terjadi di mansion megah itu.

*Promise*

DOR!

DOR!

DZING!

DZING!

TRAT! TRAT! TRAT!

ZING! ZING! ZING!

Suara tembakan memenuhi mansion megah bergaya jepang dengan plat bertuliskan Uchiha di depan pintu masuk.

"SASUKE! SASUKE KAU DIMANA?" Itachi mencari-cari keberadaan Sasuke ditengah kekacauan itu.

"SASUKEEEE!" Teriaknya sekali lagi.

RAT! RAT! RAT!

Itachi diserang dengan tembakan beruntun, tapi pemuda itu dengan cepat berkelit dan kini telah menembak mati penyerangnya, mata onixnya kembali diedarkan untuk mencari keberadaan adiknya.

"Bagaimana ini? Bagaimana kalau Sasuke dibawa oleh gerombolan bangsat ini? Jangan-jangan mereka sudah mengetahui kemampuan Sasuke yang itu?" Itachi merancau ditengah pencariannya, pikirannya tak fokus hingga tanpa sadar perutnya telah tertembus peluru, Itachi mengerang kesakitan merasakan panas di sekitar perutnya, dan dari mulutnya keluar darah segar, beruntung peluru itu tidak mengenai bagian vitalnya, sehingga dia masih bisa bertahan dan menghabisi orang yang telah menenbaknya.

Sing...

Sasuke dalam persembunyiannya merasakan ada bahaya yang mengancamnya, matanya terarah ke ruang kosong di depannya, terlihat ada dua orang yang mendekat ke arah tempatnya bersembunyi, Sasuke gemetar ketakutan.

"I...Itachi-nii...to...tolong aku..." Sasuke menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, saat melihat kedua orang itu semakin mendekat ke arah tempatnya bersembunyi.

BRAK!

Pintu almari tempat Sasuke bersembunyi terbuka lebar, memperlihatkan tubuh ringkih Sasuke yang tengah meringkuk tak berdaya di dalamnya.

"HAHAHA Ternyata kau di sini anak kecil?" Suara salah seorang yakuza itu memenuhi ruangan, membuat anak berumur 7 tahun itu semakin gemetar ketakutan.

"Tutup matamu Sasuke!" Sebuah bisikan melintas di otak Sasuke, dan tanpa berpikir panjang Sasuke memejamkan matanya rapat-rapat.

DOR! DOR!

Kepala kedua Yakuza itu kini hancur tertembus peluru, semua isi kepala mereka tercerai berai menodai lantai dengan warna cairan merah pekat dan putih, bau anyir langsung memenuhi ruangan itu, membuat perut Sasuke terasa mual.

Itachi mendekati Sasuke dan langsung menyeretnya pergi dari ruangan pengap itu dengan langkah cepat.

"I...Tachi-nii..." Sasuke gemetar saat melihat sekelilingnya penuh dengan mayat dan darah yang berceceran, bagaimanapun juga Sasuke masih terlalu kecil untuk melihat pemandangan seperti itu.

DOR! DOR! DOR!

Dua sosok mayat terjatuh di tikungan koridor, Itachi buru-buru membawa Sasuke bersembunyi di balik guci besar di dekat mereka, Sasuke tak berniat melawan dan hanya menurut pada Itachi, dia tahu bahwa situasi saat ini benar-benar sangat berbahaya.

"Sasuke, ada berapa orang?" Tanya Itachi tanpa menatap Sasuke, mata onixnya mengincar waspada kearah tikungan koridor, Sasuke melebarkan matanya mendengar pertanyaan kakaknya.

"Jawab Sasuke! Kau tahu kan? Ada berapa orang, dan saat ini mereka di mana?" Tanya Itachi lagi.

Sasuke menelan ludah sekali sebelum membuka mulutnya.

"A...ada tiga orang di kanan, dan dua orang di kiri, lima detik lagi mereka akan sampai di pertigaan koridor itu." Kata Sasuke, dan Itachi pun berdiri, mengarahkan pistolnya kearah persimpangan koridor di depannya, dan dalam hitungan ke lima, dia melepaskan lima tembakan ke tempat itu, dan lima orang yang baru saja muncul di sana tewas seketika, Itachi menoleh ke arah Sasuke dan tersenyum lembut.

"Good job my little bro!" Itachi mengacak rambut Sasuke, kemudian meraih tangan mungilnya , dan beranjak dari tempat itu.

"Kita harus pergi secepatnya Sasuke!" Itachi berjalan dengan susah payah karena luka tembakan di perutnya yang sepertinya semakin lebar, darah segar masih mengalir dari luka itu.

"Sa...Sasuke, pegang mantelku erat-erat, jangan sampai lepas! Aku harus menghubungi Ino." Itachi melepaskan genggaman tangannya dari Sasuke, kemudian merogoh ponsel di saku celananya.

Di Apartemen Ino

PRANG!

Gelas pasangan milik Ino dan Itachi pecah berantakan saat Ino akan mencucinya, melihat itu entah kenapa perasaan Ino menjadi tidak enak, belum sempat Ino meraih pecahan gelas itu, sebuah suara ponsel telah mengalihkan perhatiannya, Ino pun mengurungkan niatnya untuk membereskan pecahan gelas itu, dan menghampiri ponselnya yang masih berdering.

"Ada apa Itachi?" Ino mengangkat telepon yang dia ketahui dari Itachi.

"Ino...hosh...hosh...kali ini aku serius...hosh...hosh..."

DOR! DOR!

DOR!

Ino terhenyak saat mendengar bunyi tembakan dari seberang telepon, perasaannya pun semakin tidak enak.

"I...Itachi, ada apa di sana? Jangan bercanda! Ini sama sekali tidak lucu Itachi!" Sentak Ino gusar.

"Aku serius Ino...hosh...hosh..."

DOR! DOR!

DZING! DZING!

Ino semakin gemetar.

"KATAKAN ITACHI! ADA APA?" Bentak gadis berambut pirang itu.

"To...tolong Ino...urgh...hosh...hosh...tolong...jemput Sasuke...di hutan belakang mansionku sekarang!" Mata aquamarine Ino melebar mendengar kata-kata Itachi, jantungnya pun berdetak tak beraturan.

"Bawa kedua pedangmu! Ku mohon, aku serius kali ini Ino...hosh...hosh..."

DOR!

"ARGH!"

Tut...tut...tut...

"Itachi? ITACHI? HALO? ITACHI?" Kini Ino dilanda kepanikan luar biasa, tanpa pikir panjang disambarnya sepasang pedang yang dia sandarkan di dekat ranjangnya, dan kemudian berlari keluar apartemennya menuju tempat yang Itachi beritahukan.

Hutan belakang mansion

"Itachi-nii, ada tiga orang yang mengejar kita 500 meter di belakang." Kata Sasuke panik, Itachi masih berjalan dengan terseok-seok, tangan kanannya yang memegang pistol dia gunakan untuk menekan luka di perutnya, berusaha menahan darah agar tidak mengalir terlalu banyak, sedangkan tangan kirinya yang kini mendapat luka baru karena tembakan beberapa menit yang lalu dia gunakan untuk menarik langan kecil Sasuke.

"Apa mereka...sudah dekat Sasuke? Urgh...hosh...hosh...hosh..." Itachi menahan rasa sakit yang berdenyut di perutdan lengan kirinya.

"NII-SAN? ONII-SAN?" Jerit Sasuke saat melihat Itachi yang ambruk, mata onix Sasuke menerawang ke depan sana, dan melihat ketiga orang yang mengejar mereka semakin dekat.

"NII-SAN! NII-SAN!" Sasuke mengguncangkan tubuh Itachi yang penuh luka itu.

"Sa...Sasuke...urgh..." Itachi sudah tidak sanggup lagi berdiri, dia sudah kehilangan cukup banyak darah di tengah perjalanannya tadi.

"Ino...cepatlah!" Harap Itachi.

"ITU MEREKA!" Itachi dan Sasuke menatap nanar ke arah tiga orang yang kini mendekat kearah mereka.

SYUUT

Sekelebat bayangan hitam melewati tempat Itachi dan Sasuke yang tengah terpojok.

SRAT! SRAT! SRAT!

BRUK! SRUK! CRAT!

Tiba-tiba dalam sekejap anggota tubuh ketiga orang itu tercerai berai, terlempar ke segala arah, darah mereka pun bermuncratan menodai pepohonan dan rumput di hutan itu.

Seorang gadis dengan dua pedang di tangannya berdiri membelakangi Itachi dan Sasuke, gadis itu kemudian berbalik dan menghampiri Uchiha bersaudara itu.

"Itachi, Sasuke, apa kalian baik-baik saja?" Ino berlutut di depan Itachi dan Sasuke, mensejajarkan dirinya dengan kedua orang yang sangat penting baginya itu.

"I...Ino-chan...Itachi-nii...hiks...hiks..." Sasuke menggenggam erat mantel Itachi, Ino melihat keadaan Itachi yang terluka di sana-sini, dan darah yang menodai sekujur tubuh pria yang dia kasihi itu, air mata Ino pun meleleh saat melihat keadaan Itachi yang mengenaskan.

"Itachi, kenapa kau tidak lebih cepat menghubungiku? Kenapa?" Tanya Ino, gadis itu mencengkram erat kerah mantel Itachi dan menelungkupkan wajahnya di dada bidang pemuda itu.

"Semuanya terjadi begitu cepat Ino, yang terpenting...kau masih ingat janji kita kan?" Tanya Itachi lemah, Ino menatap wajah Itachi yang ternodai cipratan darah, rahangnya dia katupkan kuat-kuat demi menahan ledakan emosi di dadanya.

"Itachi..."

"Ino, tolong...bawa pergi Sa...Sasuke..."Itachi memotong kata-kata Ino.

"Tolong...Ino...me...mereka mengincar Sasuke." Itachi semakin kesulitan untuk bicara, energinya hampir habis, Ino menggelengkan kepalanya.

"Tidak! Tidak Itachi, kau juga harus ikut denganku!" Ino semakin kuat mencengkram kerah mantel Itachi.

"Tidak Ino, ka...kalian akan kesulitan jika kau membawaku," Ino menatap mata onix milik Itachi

"Aku...tak ingin terjadi hal...buruk pada...kalian..." Ino kembali menggelengkan kepalanya, menolak keinginan Itachi agar meninggalkannya.

"Tidak! Tolong jangan katakan hal itu Itachi! Ku mohon jangan katakan hal itu lagi!" Bahu Ino bergetar hebat, tangisnya kini pecah tak tertahankan.

"Ku mohon Ino, pergilah! Bawa Sasuke Ino! Kau sudah berjanji padaku." Itachi pun tak sanggup lagi menahan air matanya, Sasuke menangis sesengukan melihat keadaan kakaknya yang kini tak berdaya.

Ino mendongak menatap Itachi, kemudian menarik kerah mantel pemuda itu dan menutup jarak di antara mereka, Ino mencium bibir Itachi cukup lama, memberikan segenap perasaan yang dia punya pada pemuda itu, tak dihiraukannya keberadaan Sasuke yang tentu saja melihat tindakan Ino, karena segala kekacauan ini telah menghancurkan benaknya, mengosongkan pikirannya dan mengacaukan akal sehatnya, yang sanggup dia pikirkan saat ini hanyalah memberi isyarat pada kekasihnya bahwa dia sangat menyayangi dan mencintai pemuda itu dengan segenap hati, tentunya dia tak ingin kehilangan pemuda itu di hari ulang tahunnya ini.

Setelah beberapa menit, Ino melepaskan ciumannya, dan menatap sendu kearah pria di depannya.

Sing...

Sasuke tersentak merasakan keberadaan orang lain yang mulai mendekat.

"Itachi-nii, Ino-chan, me...mereka datang lagi..." Kata Sasuke panik.

"Ino, pergilah!" Itachi menghapus air mata Ino pelan dan mengecup dahi gadis itu singkat.

"Satu hal yang perlu kau ingat Ino, Percayalah...apapun yang dikatakan Sasuke padamu! Dengan begitu kalian akan selamat." Itachi menatap aquamarine Ino dengan onixnya.

"Bawa ini Ino!" Itachi menyerahkan pistol berwarna silver dengan srtrip merah dan bertuliskan Mangenkyou Sharingan kepada Ino, gadis itu membelalakkan matanya menatap pistol itu.

"I...Itachi, i...ini kan..." Belum sempat Ino menyelesaikan kalimatnya, Itachi telah meletakkan pistol itu di genggaman tangan Ino.

Mangenkyou Sharingan adalah pistol yang diwariskan secara turun temurun di keluarga Uchiha sejak generasi pertama, dan itu digunakan sebagai tanda pewaris utama Uchiha, wajar saja jika Ino bingung saat Itachi menyerahkan pistol itu padanya.

"Cepatlah pergi sebelum mereka datang! Biar aku yang menghadang mereka di sini." Kata Itachi, Ino pun berdiri dan meraih tangan Sasuke, gadis itu menghentikan langkahnya saat baru beranjak dua langkah dari Itachi.

"AKU TAK AKAN MEMAAFKANMU JIKA KAU MATI SEKARANG ITACHI! INGAT ITU!" Dan Ino pun berlari meninggalkan Itachi setelah mengatakan hal itu.

Itachi tersenyum miris mendengar ancaman Ino barusan.

"Maaf kan aku Ino."

DOR! DOR! DOR!

Suara tembakan terdegar jelas di telinga Ino, tepatnya jauh di belakang Ino, namun Ino berusaha menulikan pendengarannya terhadap suara itu dan tetap berlari meskipun air mata semakin deras membanjiri pipinya.

"Itachi-nii...Itachi-nii...hiks...hiks...hiks..." Ino tak memperdulikan tangisan Sasuke, tangannya masih menyeret paksa tubuh kecil Sasuke, membawanya pergi sejauh mungkin dari medan perang di belakang sana.

"Kenapa? Kenapa selalu begini? Kenapa hal buruk selalu terjadi di hari ulang tahunku?" Batin Ino miris, air matanya masih mengalir deras, dan dia pun menetapkan diri bahwa apapun yang terjadi nanti, dia tak akan pernah lagi merayakan ulang tahunnya.

Sing...

"Ugh...I...Ino-chan...depan...!"

Belum sempat Sasuke menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba muncul sosok laki-laki berpedang tepat di depan mereka, dan langsung menyerang Ino dengan sabetan pedangnya, namun sanggup dihindari Ino, tangan Ino yang bebas mencabut pedangnya dengan cepat, kilatan pedang itu membuat Sasuke memejamkan matanya, dan saat Sasuke membuka matanya, orang yang menghadang mereka telah tewas dengan tubuh terbelah menjadi dua, Ino masih menyeret Sasuke untuk berlari mengikuti langkahnya.

Sing...

Lagi-lagi Sasuke melihat beberapa orang menyerbu mereka dari depan.

"Ino-chan, ada lima orang didepan sana sedang menuju kemari!" Ino melirik Sasuke sekilas, kemudian dia teringat kata kata Itachi yang menyuruhnya mempercayai apapun yang dikatakan Sasuke.

Ino pun menyiapkan pedangnya dan pistol pemberian Itachi.

Gadis itu menghentikan langkahnya dan bersiaga saat merasakan beberapa orang bergerak menerjangnya, Ino berkelit dengan cepat dari serangan dua orang yang menyerangnya.

SRAT! SRAT!

ZRRRAK!

Sasuke menahan nafas saat melihat pemandangan di depannya.

Ino menebaskan pedangnya ke arah dua orang itu, gerakannya seolah tak terlihat, sehingga kedua orang itu tak sanggup menghindar dari serangan Ino, dan kini tubuh mereka telah tergeletak tak berdaya dengan darah segar yang mengalir tanpa halangan, menodai rumput yang semula hijau menjadi merah pekat.

"Katakan dimana tiga orang sisanya Sasuke!" Mata ino menatap waspada ke sekelilingnya.

"I...itu...mereka bersembunyi di balik pohon, satu di kanan berjarak dua pohon dari sini, satu, di balik pohon besar tepat di depan kita, dan satu lagi..." Sasuke membelalakkan matanya.

"ATAS!" Teriak Sasuke tiba-tiba, bersamaan dengan itu seseorang muncul dari atas menerjang Ino, Ino menarik pelatuk pistolnya dengan cepat dan...

DOR!

Orang itu pun jatuh dalam keadaan tak bernyawa, karena Ino menembak tepat di jantungnya, lagi-lagi wajah Ino terkena cipratan darah, tapi kini lebih banyak dari yang tadi, gadis itu mengusap wajahnya, bermaksud membersihkan noda darah agar tidak mengenai matanya.

"Tunggu di sini sebentar Sasuke! Aku akan segera kembali." Lirih Ino, Sasuke mengangguk patuh, dan dalam hitugan detik, sosok Ino telah lenyap dari pandangan mata onix Sasuke.

Seorang laki-laki bersenjatakan pistol berdiri di balik pohon besar, matanya membulat tak percaya saat tiba-tiba sosok gadis berambut pirang yang diincarnya tiba-tiba menghilang dari pandangan.

Syung!

Tap!

Ino melonpat di atas laki-laki itu dan mendarat di belakangnya.

"Siapa yang kau cari tuan?" Ino berseringai lebar, Laki-laki itu membelalakkan matanya saat merasakan bisikan di belakangnya, dia pun berbalik bermaksud menodongkan pistolnya ke arah Ino.

SRAT! PRAK!

Laki-laki itu terkejut saat mendapati pistolnya yang entah bagaimana caranya telah hancur berantankan.

"Bye bye tuan yakuza..."

SRAT! SRAT! SRAT!

Dan Ino pun menebaskan pedangnya tanpa memberi kesempatan laki-laki itu untuk berteriak, setelah yakin orang itu mati, Ino meninggalkannya dan melakukan hal yang sama dengan pengintai satunya.

Setelah yakin semuanya selesai, Ino kebali ke tempat Sasuke dan membawa anak itu pergi dari hutan itu, langkahnya mulai teratur meskipun sikapnya tetap waspada mengamati sekelilingnya.

Dengan bermodal sepasang pedang dan pistol pemberian Itachi, Ino melangkah mantab meninggalkan daerah mansion Uchiha, dengan memegang janjinya kepada Itachi, ya itu menjaga dan melindungi Sasuke.

TBC

Fyuuh, akhirnya selesai juga chap 1

Ini first fic aku di fandom ini, semoga nggak mengecewakan.

Nah para senpai dan readerku di fandom ini, mohon bantuannya, silakan masukkan saran yang membangun kekotak review, maaf saya tidak menerima flame, kalau mau ngeflame, silakan datang ke perkemahan untuk menyalakan api unggun ^_^

Untuk panggilan saya, terserah anda sekalian saja ingin memanggil saya dengan nama apa, saya menurut saja dengan anda ^_^

Akhir kata silakan datang ke kotak review (-.-)

*Salam Cute*