Fandom : Kagerou Project

Pairing : Seto Kousuke x Kano Shuuya

Warning : Yaoi, mpreg. Yang gak suka yaoi sebaiknya jangan baca

Rating: gue gak ngerti -_- M aja kali yes?

Summary : Mengalami sakit perut yang tidak biasa, menggemparkan satu kelompok manusia. Namun yang sebenarnya terjadi ternyata oh ternyata...

Sudah 3 minggu ini, seorang pria dengan helai pirang ini mendapati perutnya yang mulas, diikuti rasa mual dan muntah setiap waktu. Semua teman-temannya sangat mencemaskan pemuda bermata kucing itu. Berbagai hipotesa mulai keluar dari berbagai pihak, termasuk yang gila sekalipun.

"Diare kali?"

"Yaelah itu mah masuk angin. Makanya kalo tidur, bajunya jangan di buka!"

"Maag? Abis kamu malas banget makan sih"

"Astaga Kano! Bisa jadi itu gejala usus buntu?!"

"Yaelah sakit perut doang mah gue juga sering!"

" Jangan-jangan..." Lanjut Momo

"Apaan?" Semua anggota mekakushidan melongo mendengar kalimat si penyanyi mendadak tenar itu.

"Kano menstruasi?!"

Yah, suara gubrak serentak.

"YEKALI! GUE COWOK PLIS!"

Kano memberontak di tengah kesakitan yang terasa di pusarnya. Gara-gara tingkahnya, sakit di perutnya ikutan memberontak.

"Aaakh!"

Seto menahan punggungnya, merangkul dan mengelusnya.

"Tenanglah Kano. Jangan banyak bergerak"

Anggota lain malah berkicau cihuy ngeliat adegan kedua lelaki yang cukup paten apalagi di mata para fujo dan fudan.

"Mungkin aku tahu sebabnya~" ujar perempuan berambut putih lebat setelah mendapat giliran dirinya yang berbicara.

Yah kalo Marry yang ngomong mah, macem-macem nih kayaknya…

Mata hati Kano berbatin resah.

Semua anggota Mekakushi-dan menatap wanita mungil itu menunggu jawaban yang cukup menaikkan tingkat kekepoan semuanya.

"Kano sudah isi dong!" Jawabnya dengan senyum-senyum akibat khayal-khayalannya yang nauzubillah min dzalik.

Alhasil semua pihak yang mendengar jawaban itu hanya mendengus karena memang cewek medusa ini suka berbicara yang bukan seperti alakadarnya.

"Ah sudah-sudah. Pusing aku dengerin capcus capcus yang gak jelas ini! Besok kita bawa aja Kano ke rumah sakit, semoga aja gak ada hal yang ditakutkan" Kido sebagai pemimpin geng membulatkan mufakat.

"Yaudah daaaah"

Seto hanya memandang Kano dengan pasrah, ia sangat mencemaskan Kano. Khawatir akan Kano terkena penyakit parah yang mematikan atau hal-hal lain yang sama sekali bukan yang diinginkan pihak manapun. Apalagi ia berpikir, mungkin penyebab yang cukup akuratnya adalah...

Karena aktivitas dirinya dan Kano sebulan yang lalu. Kalau memang iya, sudah pasti Seto yang harus mempertanggungjawabkannya, karena alasan nafsu birahi cinta dari Seto yang sudah lama ingin ia ungkapkan hanya untuk Kano. Ya kalian ngerti lah maksudnya apa.

Tapi mana mungkin ia akan tega membiarkan orang yang begitu dicintai dan dikasihinya menderita sedemikian rupa? Dia berupaya untuk melakukan apapun sebelum terlambat. Tapi langkah pertama yang harus dilakukannya, pemuda raven berjepit rambut ini harus mengetahui sebab dari sakit perut berkepanjangan yang diderita sang pemuda berpupil rubah itu.

Di sisi lain, sebenarnya ada satu hal yang membuat Kano curiga dengan keadaan tubuhnya. Sakit perut memang sudah biasa, tapi kali ini lain. Sakitnya bukan di bagian pencernaan, tetapi di daerah lain yang cukup menggugah kalau disebutkan.

Terakhir, ia sangat mengingat apa yang dikatakan oleh Marry tadi.

Kalau misalnya benar gimana?! Aduh mati kutu dah gue. Masa iya gue harus ini itu harus blablablabla cuma gara-gara beginian huuuuuuuhhhhhhh!

Oke, tidak cukup mengeluh saja. Dia hanya cukup membuktikannya.

Dua hari yang lalu, ia membeli sesuatu alat yang biasanya digunakan oleh wanita yang sedang harap-harap cemas.

Ia memegang kembali benda itu, lalu masuk ke toilet.

Dan apa hasilnya?

Wajahnya yang berkeringat itu mendadak membeku. Tubuhnya merengkuh di kasur. Hanya bisa pasrah dengan kenyataan yang terjadi.

Sambil menyentuh perutnya, ia berbicara di hati

Gimana cara mengungkapkannya ke yang lain kalau ternyata apa yang dibilang Marry itu benar?! Duh beginikah rasanya dulu mama gue? Sesubur inikah gue? Kenapa harus terjadi hal hal gila kayak beginian? Salah apa sih gueeeeee sampe gue harus menanggung hal-hal koplak kayak beginian!

Oke fiks, Kano merasa dirinya sudah hancur. Tapi yang paling dikhawatirkannya kalau tidak ada yang mau membantu dia mengatasi hal-hal beginian. Apalagi kalau ada kasus kasus serupa, biasanya pelaku tidak mau bertanggung jawab atas apa yang sudah dilakukan kepada korbannya.

Kalimat-kalimat tipis namun cukup mengena di hati mulai tergambar di imajinasinya bila ia menceritakan sesuatu yang luar binasa ini.

"Apa?! Kok bisa? Ih ngeri ah..."

"Jangan dekat-dekat"

"Salah sendiri lah. Kamu yang lakukan ya kamu yang selesaikan!"

" Ya bodo amat. Sukurin"

" Malu banget gue punya temen kayak lo"

"Kok bisa sih gue kenal sama orang kayak lo?"

" Sumpah. Biadab banget."

"Enyah aja dari sini, bikin malu aja"

"Idih! Ogah bangeeeeettt!"

Air mata keluar dari bola matanya, berharap penuh supaya Seto tidak serupa dengan orang-orang itu. Apalagi, bukti tentu jelas kalau Seto yang sudah menyebabkannya seperti ini.

Bagaimana ini... Apakah Kousuke akan menerimanya?... Atau karena hal ini, aku pasti akan dipojokkan oleh semuanya...

Ia terbaring frustasi di kasurnya, khawatir psikologinya akan rusak dan menjadi gila akut. Cuma bisa memandang benda yang bertanda "+", sebuah bukti kuat bila ada yang menuduhnya dengan hal demikian, bahkan hal itu merupakan sebuah kenyataan.

"Kano?"

Terdengar suara berat yang cukup lembut dari luar, Kano tersentak kaget. Spontan menyembunyikan benda itu di kantong celananya. Saking takutnya, bibirnya bergerak sangat kaku tidak membiarkan pemuda pirang itu berbicara sepatah huruf pun. Yang bisa dilakukan hanya menyembunyikan wajah di guling yang dipeluknya.

Karena tidak ada jawaban, pemuda tinggi itu langsung membuka pintu.

"Aku masuk ya?"

Sang Kousuke mengamati sahabatnya, mungkin kekasihnya yang kelihatannya sedang tidur, padahal sih pura-pura. Memandangnya dengan penuh kesedihan, Seto menyentuh perut Kano.

"Pasti masih sakit ya...?"

Tapi yang di depannya tidak memberikan respon apapun.

"Shuuya, bangunlah. Aku tahu kamu nggak tidur kok"

Ketahuan. Begitu yang ada di batin sang Shuuya. Ya iya lah, mana bisa orang seperti Seto ditipu dengan hal belaka, apalagi kalau Kano yang melakukannya. Daripada cari penyakit, si pirang hanya menuruti apa yang diminta. Tetapi ia masih belum punya keberanian untuk menceritakan hal yang sebenarnya, bayang bayang mengerikan masih terngiang.

Seto menghela nafas, berusaha berkata yang tidak berniat menakuti lawan bicaranya

" Shuuya, sepertinya hal ini terjadi karena apa yang kita lakukan dulu..."

Pemuda bernomor 3 itu tidak berbicara apapun

" Aku sudah bilang kan kalo aku mencintaimu?"

Ia masih menutup rapat mulutnya

" Apapun yang terjadi padamu, aku pasti akan menuntaskannya, bagaimanapun caranya."

Yang di ajak berbicara tetap tidak berbicara. Akhirnya Seto menggunakan senjata andalannya.

Mendekatkan bibirnya, merasakan nafasnya, Seto memberikan ciuman yang lembut kepada Kano, kemudian mendekapnya, seraya mengelus helai rambut pirangnya yang lembut.

"Shuuya, tolong ceritakanlah yang sebenarnya terjadi..." Lanturnya dengan penuh harapan juga senyum yang hangat. Pemuda pirang itu sukses goyah dengan pendiriannya.

"...Tapi, kamu tidak akan membenciku kan?" Bibir Kano masih gemetaran untuk berbicara.

"Tidak akan pernah" jawab sang Raven dengan mantap.

Kano menghembus nafas berat, menyiapkan semua nyalinya, bersiap menghadapi realita dari apa yang sudah terjadi kepadanya. Mengambil kembali benda tersebut, ia menyerahkan benda itu dengan wajah yang sangat pasrah.

Yang dipandangnya hanya Seto yang melebarkan sepasang mata hazel miliknya. Sekali lagi, Kano menghembus nafas karena pikirannya berargumen Seto akan menjauhinya untuk selamanya.

Namun hal yang terjadi adalah Seto memasang wajah yang amat sangat bahagia, kembali mengecup kening sang Shuuya.

"Kenapa kamu nggak bilang kalau aku akan menjadi ayah?"

"H-habisnya kan... Ini hal memalukan. Aku sudah berpikir kamu akan menjauhiku, lalu disusul aku akan enyah dari tempat ini, karena kenyataan ini..."

Mendengar kekasihnya berbicara begitu pesimis, Seto malah mengeratkan dekapannya.

"Itu tidak akan terjadi. Aku yakin, semua ikut bahagia mendengarnya. Yang penting, aku sudah lebih dari lega sekarang..."

Kano hanya bergumam, ia juga merasakan lega karena apa yang di bayang-bayangnya itu hanya guyonan belaka.

"Terima kasih, Kousuke"

Mereka kembali berkecup, melepas semua keraguan dan kecanggungan. Yang ada di pikiran mereka hanyalah rasa cemas-cemas penasaran tentang gambaran keturunan pertama mereka. Seto mendekati perut Kano, lalu mengecup bagian tubuh berkulit putih halus itu.

"Hentikan, geli tau~"

"Hehehe~ bagaimana perasaanmu ketika tahu kalau kamu hamil, Shuuya?"

"Ya kaget banget lah! Dan tentu berat juga kan?" Kano hanya tersenyum tipis dan melirik perutnya.

"Jangan khawatir, aku akan bekerja keras untukmu, demi bayi kita. Iya kan, sayangku?"

"Oi hentikan kata-kata menggelikan itu, Kousuke bodoh~"

Pemandangan yang cukup indah bila dimasukkan ke drama-drama romantis di TV ataupun film, namun tentu memberikan respon yang berbeda antar individu.

Ada yang hanya melongo

Ada yang nyengir-nyengir kuda

Ada yang pura-pura cuek dan bertingkah masa bodoh

Ada yang asyik dengan dunianya sendiri

Dan jangan lupa, pasti ada juga yang riang gembira dan menjerit histeris serasa bermain histeria di du*an.

Semua itu didapat di balik pintu dari kamar kedua sepasang kekasih yang sedang merayakan kebahagiaan mereka.

"KYAAAAAAAAAAAAAAAA Kano ternyata... Aku nggak salah kan!"

"Uwaaaa Marry-chan~ aku nggak sabar mau ketemu dengan bayi mereka"

"Kayaknya imut kayak Kano, atau jangan-jangan tampan seperti Seto?"

Bahkan kedua insan hawa ini berputar lantaran terlalu bahagia melihat sepasang kaum adam yang begitu mereka harapkan terjadi. Memang, bahagia itu sederhana.

"Ternyata...selama ini...mereka..." Kido hanya facepalm frustasi menerima kenyataan bahwa kedua teman masa kecilnya...ehm.

"Setidaknya Kano baik-baik saja kan?" ketus sang pemuda jersey merah tidak peduli.

"Alahhhh... Sok-sok an. Goshujin kapan nyusul nih?"

"KAMPRET GELI BANGET! OGAAAAAAAAAAHHHH!"

"Jadi nanti giliran aku yang bakal dipanggil Ojii-san, sialan"

Sementara yang satu lagi hanya sibuk menghabiskan semua cemilan yang ada di meja.

A/N: OKEFIKS GUE NGAKAK SEKSI BACA ULANG NI FF. BIARIN AH ANCUR, CAPEK GUE! Berhubung lagi mager pake bahasa bahasa seksi novel, sekali-kali pake bahasa yang santai gak apa-apa kan? Sebenarnya mau bikin adegan r-18 tapi kelewat mager karena abis mid, ini juga bikinnya iseng gila. Terinspirasi abis baca salah satu doujin mpreg!setokano di pixi* terus lahirlah FF ini dan SUMPAH GUE MASIH NGAKAK DAN MERINDING DISKO BAHKAN SAMPE GOTIK GEGARA NGELIAT DECEIVER UNYU INI BUNTING ASTAGFIRULLAH! Jadi keinget kucing jabss di sekolah OKE MAAF NOTESNYA GAK PENTING BANGET. Review fav nya diobral gan! Terus yang baca, enjoy gak enjoy, suka gak suka tetep thank you lho. Makasih banget!

KALAU KALIAN SUKA, GUE LANJUTIN KOK! MAKASIH ALL LAB YU BEB BYEEEE AKAN KUTENGGELAMKAN KALIAN BERSAMA HAYAT* DI LAUTAN SETOKANO.

Salam seksi

Chabye