Suatu hari seorang anak cadel bernama Makoto Tachibana yang mentraktir gebetannya di kantin yang mempunyai surai raven dan mata berwarna biru shappire. Dan oh, jangan lupakan tampang uke yang selalu berekspresi datar itu. Haruka Nanase atau yang sering di panggil Haru oleh Makoto.
"Mbak, nasi goyengnya 1 dong !" Seru Makoto pada mbak kantin.
Haru yang duduk bersebrangan dengannya memasang tampang miris. "Kapan sih mau ngomong yang benar ?!" Lirihnya. Gebetannya adalah anak laki-laki –bertampang uke- yang bergengsi dan mempunyai 'kelas' tinggi.
"Ha ? Iya iya." Respon Makoto seadanya.
"Jangan Cuma 'Iya-iya' malu tahu sama kucing !" Haru menggebrak meja namun tak menimbulkan suara terlalu keras mengingat tenaga anak kecil tak seberapa kuat.
"Hmm…" Makoto hanya bisa menggumam karena gugup ketika sang gebetan menatapnya intens.
"Masa' R saja tak bisa." Ketusnya.
Sang gebetan sangat memikirkan kesempurnaan, bagaimanapun caranya…
Kraak
"Hah ?" Makoto serasa di hujam beribu jarum di ulu hatinya ketika mendengar sang gebetan berkata seperti itu padanya.
…yaah walau harus ada yang tersakiti.
.
.
.
~~~Itsuko Aizawa~~~
.
.
.
Sejak hari itu kehidupan Makoto pun berubah. Ia terus 'berlatih' demi pujaan hatinya.
"Nasi goyeng… Nasi goyeng… Nasi goyeng…" Makoto bergumam sepanjang jalan mulai dari berangkat sekolah, hingga di saat kegiatan belajar sedang berlangsung. Bahkan ia tak mempedulikan sang guru yang kebingungan mendengar gumaman Makoto tentang 'Nasi goyeng' ketika ia berkeliling mengawasi murid-muridnya yang sedang serius belajar.
"Nasi goyeng… Nasi goyeng… Nasi goyeng…" Makoto masih bisa berkonsentrasi di tengah-tengah ia menjawab soal yang di berikan sang guru.
"Woi ! Aku jadi ikutan tulis 'Nasi Goyeng' kan !" Rin, teman Makoto yang bersurai merah yang berada di sebelahnya langsung mengamuk kala ia salah tulis jawaban 'Nasi Goyeng' di lembar jawabannya di karenakan telinganya terus mendengar Makoto menggumamkan kata 'Nasi goyeng'. Tempat duduk mereka yang bersebelahan membuat ia jelas mendengar dan tak sengaja terekam otomatis.
Bahkan saat pulang sekolah pun Makoto tetap melancarkan aksi 'berlatih' nya.
"Nasi goyeng… Nasi goyeng… Nasi goy…go…o… NASI GORENG !"
Yeah, memang tak ada yang percuma.
.
.
.
~~~Itsuko Aizawa~~~
.
.
.
Keesokan harinya…
Makoto kembali mentraktir gebetannya sekaligus ingin membuktikan hasil 'kerja keras' nya selama ini.
"Mbak ! Saya pesan satu !" Dengan kepedean tingkat tinggi, Makoto berteriak dengan lantang dan tampang yang dibuat-buat keren agar sang gebetan terpesona padanya. "NASI GORENG !"
Haru yang mendengar Makoto sudah bisa mengucapkan kata 'Nasi goreng' dengan benar langsung terkagum-kagum dengan Makoto dan memujinya dalam hati. Tanpa sadar bibirnya melengkungkan senyuman manis.
Mbak kantin yang mendengarnya pun ikut senang dan bangga. "Waah hebat ! Minumnya mau apa ?"
.
.
.
.
"Mau Es Jeyuk !"
Fin~
