Tittle : Prequel 'Still' : Close to You

Author : Kim Joungwook

Pairing : ChangHo/HoMin seme!Changmin

Length : Twoshoot

Genre : Romance

Summary : "eum, Yunho-ah. Mungkin ini terdengar gila dan terserah kau mau menganggapku bagaimana. Tapi, kurasa aku menyukaimu."-Shim Changmin::;::"Min-ah, kau benar kita baru saja bertemu dan menurutku terlalu dini untuk menyimpulkan perasaanmu padaku. Dan maaf, aku straight, aku masih menyukai seorang yeoja. Jadi, tolong kau pikirkan lagi ucapanmu tadi."-Jung Yunho::;::"gwenchana. Kalau kau masih menyukai yeoja, kubuat kau menyukaiku saja."-Shim Changmin. Prequel Still. TwoShoot! #HappyBirthdayChangmin

Warning : YAOI! Boyxboy! Typo(s). Tak suka dengan pairing-nya jangan dibaca! XP

.

.

.

ChangHo

.

"Changmin-ah!" sebuah teriakan menghentikan langkah namja jangkung itu, ia segera berbalik dan melambaikan tangannya saat mengetahui sahabatnyalah yang tadi berteriak memanggil namanya.
"ada apa datang pagi sekali?" tanya Kyuhyun -yang tadi berteriak-. Changmin tersenyum dan memasukkan tangan kananya ke dalam saku celana yang ia pakai.
"tak apa. Aku hanya malas mendengar ocehan eomma yang sangat melelahkan, belum lagi appa yang menambahi dengan petuah-petuah yang tidak penting. Kau tahu sendiri bagaimana aku. Lagipula jika aku terus main game dan juga hang out, nilaiku akan tetap bagus." jelas Changmin dengan ekspresi malasnya. Kyuhyun tertawa, melingkarkan tangannya dipundak Changmin.
"yayaya, . Eh, kalau begitu kita memang benar-benar ditakdirkan bersama. Aku juga baru saja mengalami apa yang kau alami. Keluarga kita memang setipe." ucap Kyuhyun riang. Tanpa sadar ia bahkan meloncat kecil tadi. Changmin tertawa, ikut melingkarkan tangannya di pundak Kyuhyun.
"ya, kurasa kita memang senasib, dan mirip. Yah~Asal jodoh kita tidak sama saja. Hahaha!"

Dan sepasang namja yang mengaku tampan dan cerdas itu melangkah ringan memasuki area universitas. Tawa dan canda sesekali terdengar, bahkan sapaan beberapa yeoja tak lepas mengiringi langkah dua orang itu. Nasib jadi orang terkenal kata mereka.
"sudah, Min. aku ada kelas pagi, pai pai~" dan Kyuhyun langsung berlari meninggalkan Changmin sendirian di kantin, basement mereka selama istirahat ataupun jam kosong. Changmin menghela nafasnya, sedikit tak rela partner in crime-nya menghilang begitu saja. Baru setengah jam mereka bertemu dan si evil satu itu sudah harus masuk kelas. Sungguh tak menyenangkan. Akhirnya Changmin mengeluarkan smartphone miliknya dan melakukan apa yang biasa ia lakukan. Bermain game. Ia tidak seperti Kyuhyun yang sangat setia dengan PSP-nya, ia tak suka membawa benda seperti itu kemana-mana. Cukup sebuah smartphone multi fungsi yang ia pegang kini.

"kya~ Yunho oppa!"

"oppa saranghae~"

"Yunho oppa~!"

"oppa~ fighting!"

"saranghae Yunho oppa~!"

"Hwaiting oppa!"

Teriakan-teriakan yeoja dari lapangan samping kantin cukup mengganggu konsentrasi Changmin. Ia mengerutkan dahinya tak suka, tetapi tetap melanjutkan game yang tengah ia mainkan. Dan teriakan itu semakin keras dan sangat mengganggu hingga membuat layar ponselnya menunjukkan kata sakral yang sangat dibenci para gamer. GAME OVER.

"argh! Ada apa dengan yeoja-yeoja sialan itu!" Changmin berteriak kesal. Untung kantin tidak dalam keadaan ramai, sehingga hanya sedikit orang yang memandang aneh ke arahnya. Changmin memajukan bibirnya kesal dan memasukkan asal ponselnya ke dalam tas. Ia jadi badmood sekarang.

"aish, lebih aku juga masuk kelas. Setengah jam lagi akan mulai." gumam Changmin. Ia memakai tasnya dan segera beranjak dari tempat duduknya. Ia membayar makan paginya tadi dan segera berlalu sebelum telinganya bermasalah mendengar teriakan yeoja-yeoja itu yang benar-benar mengerikan.
"aku penasaran, sebenarnya ada apa dengan namja bernama Jung Yunho itu." ucap Changmin dengan nada sebal di dalamnya. Ia melangkah pelan menuju lapangan basket samping kantin, sedikit memutar untuk sampai kelasnya sedikit tak apa, tapi cukup memenuhii rasa penasarannya akan seorang Jung Yunho yang sangat dielu-elukan oleh para yeoja itu.

"itu Jung Yunho?" tanya Changmin pada dirinya sendiri. Ia melihat seorang namja dengan kaos warna abu-abu tanpa lengan tengah mendribble bola menuju ring, dan teriakan yeoja-yeoja itu semakin keras saat namja itu berhasil memasukkan bolanya. Namja bermarga Jung itu tersenyum kecil dan melambaikan tangannya ke arah penonton yang didominasi oleh kaum hawa. Dan teriakan para yeoja segera memenuhi lapangan, membuat Changmin mau tak mau menutup kedua telinganya.
"aish! Sepertinya ia tak terlalu tampan. Bahkan ia sedikit lucu dengan gingsulnya yang terlihat saat ia tersenyum. Ia bukan seorang yang patut untuk diidolakan." gumam Changmin sembari berjalan menjauhi kerumunan tadi. Ia berjalan menuju kelasnya, berusaha melupakan namja bernama Jung Yunho yang sangat eksis diantara para yeoja. Changmin tak tahu mengapa ia tiba-tiba tertarik dengan namja Jung itu, tetapi selama ia menjadi mahasiswa di sini, baru tadi ia benar-benar melihat seorang Jung Yunho. dan tak ada yang special dari namja itu.
"just an ordinary man."

.

.

.

Changmin memandang malas ke arah jendela disampingnya, sesekali ia meminum cappuccino yang tadi ia pesan. Kini ia tengah berada di sebuah café yang berada tak jauh dari universitas, dengan Kyuhyun yang berada di depannya, sibuk dengan benda persegi bernama PSP yang sedari tadi tak lepas dari perhatiannya. Sesekali kaki namja berambut ikal itu menendang kecil meja didepannya, membuat Changmin menggeram kesal karena berkali-kali itu juga cappuccino-nya hampir tumpah.

"yah!"

"Kyu!"

Changmin berteriak sembari melempar deathglare-nya ke arah Kyuhyun setelah namja itu berteriak keras. Kyuhyun yang tak tahu apa-apa memandang polos wajah Changmin. Beberapa detik kemudian Kyuhyun segera mem-pause game yang ia mainkan dan meletakkan PSP di atas meja saat menyadari aura mengerikan yang dikeluarkan Changmin, dan ia tahu, sekarang bukan saatnya untuk bermain game.
"paboya! Kau menumpahkan cappuccino-ku!" teriak Changmin sembari menunjuk meja yang telah basah oleh cappuccino miliknya yang tumpah. Kyuhyun meringis kecil melihatnya.
"mian." ucapnya singkat. Changmin menghela nafasnya malas.
"sudahlah. Lain kali aku kan memintamu mentraktirku makan." ucap Changmin akhirnya. Ia sedang tak ingin beradu mulut dengan Kyuhyun. Akan sangat menghabiskan energi jika melakukannya.
"hey! Itu sama saja kau mau membuatku bangkrut!" Kyuhyun berteriak tak terima. Changmin tertawa.
"karena itu, ingat tempat saat sedang main game. Dasar maniak game!" balas Changmin. Kyuhyun mendengus kasar dan meminum cepat jus melon yang sedari tadi ia acuhkan.

"seperti kau tidak saja." Gumam Kyuhyun pelan, yang hanya dihadiahi lirikan sekilas oleh Changmin.

"Kyu, apa menurutmu aku tampan?"
"Uhukk! Kau-apa?" Kyuhyun meletakkan kasar gelas jus-nya dan memandang Changmin tak percaya. Ia kaget dengan pertanyaan tiba-tiba dari Changmin. Sedangkan Changmin mengernyitkan dahinya, sedikit jijik melihat Kyuhyun yang tersedak barusan.
"minumlah dengan benar!" teriak Changmin kesal. Ia mengulurkan tissue ke arah Kyuhyun dan membenarkan duduknya.
"jadi, apa jawabanmu?" ulang Changmin. Kyuhyun mengerutkan dahinya bingung.
"kau baik-baik saja kan, Min?" Kyuhyun malah balik bertanya. Changmin mengangguk cepat.
"tentu saja aku baik-baik saja. Lalu, bagaimana menurutmu, apa aku tampan?" tanya Changmin lagi. kyuhyun menghela nafasnya.
"kau salah bertanya padaku. Seharusnya kau bertanya pada yeoja. Bukan namja sepertiku! Aku masih normal bodoh!" jawab Kyuhyun membuat Changmin merengut, tak terima dibilang bodoh oleh sahabatnya itu.
"sudahlah, jawab saja pertanyaanku." ucap Changmin kekeuh pada pertanyaannya. Kyuhyun tersenyum eum, sedikit menyeringai memandang Changmin. Ia menegakkan duduknya dan menangkupkan tangannya di atas meja.
"oke, sekarang, berapa coklat yang kau dapat saat valentine?" tanya Kyuhyun. Changmin memandang Kyuhyun bingung, tapi tetap menjawabnya.
"eum, kukira lebih dari 20 coklat." jawab Changmin. Kyuhyun tersenyum dan melanjutkan pertanyaannya.
"berapa yeoja yang menyatakan cintanya padamu dalam sebulan?" tanya Kyuhyun.
"eum, entahlah. Tapi lebih dari 3 orang."
"lalu, ada berapa yeoja yang tahu nomor ponselmu?"
"hei! Aku tak pernah menghitung hal tak penting seperti itu!" jawab Changmin sedikit kesal. Ia tak mengerti kenapa Kyuhyun bertanya hal-hal aneh seperti ini.
"oke, oke. Keep calm, bro. lalu, ada berapa banyak yeoja yang menelponmu dalam sehari?" Kyuhyun melanjutkan pertanyaannya. kali ini Changmin menggebrak meja dan memandang tajam ke arah Kyuhyun.

"berhenti menanyakan pertanyaan tidak bermutumu itu dan jawab saja pertanyaanku!"ucap Changmin emosi. Kyuhyun tertawa dan meminum kembali jusnya. Ia balik memandang Changmin.
"kau cukup tampan, kuakui itu. Dilihat dari banyaknya yeoja yang tertarik padamu." jawab Kyuhyun. "tapi sebenarnya lebih tampan aku." tambah Kyuhyun dengan kekehan di akhir kalimatnya. Changmin memutar bola matanya malas.
"oke, oke. Kurasa kau benar, aku salah bertanya hal ini padamu." ucap Changmin. Kyuhyun tertawa senang.
"sudah kubilang sejak awal. Tapi, ngomong-ngomong kenapa kau bertanya pertanyaan seperti itu? Setahuku kau tak terlalu memperhatikan hal-hal seperti itu." tanya Kyuhyun bingung. Changmin menghela nafasnya.
"aku hanya penasaran, kenapa Jung Yunho sangat terkenal di kampus. Menurutku ia tak terlalu tampan, tentu saja lebih tampan aku. Bahkan ia tak sepintar diriku." jawab Changmin. Kyuhyun mengangguk mengiyakan.
"yah, aku juga setuju denganmu. Tapi kau tahu, kata orang ia sangat berkharisma. Entahlah, hanya saja yang kudengar ia dapat membuat orang-orang disekitarnya tertarik dan memperhatikannya." ucap Kyuhyun membenarkan. Changmin mengangkat bahunya acuh.
"sudahlah, lupakan saja. Lebih baik kita pulang, sudah mulai larut. Aku tak ingin appa dan eomma mengomel lagi." ucap Changmin. Kyuhyun tertawa lagi.
"astaga, Min~ ! Kau seperti anak gadis yang selalu diawasi kegiatannya." ucap Kyuhyun. Changmin mendengus dan segera beranjak dari kursinya.
"terserah katamu."

.

.

.

Seminggu berlalu sejak percakapan tak penting itu, dan Kyuhyun sudah –hampir- melupakan nama Jung Yunho jika saja hari ini Changmin tak membahasnya.

"hah~" Changmin menghela nafasnya lelah setelah ia mendudukkan dirinya di kantin. Kyuhyun yang melihat wajah letih Changmin mengulurkan sebotol minum ke arahnya.
"minumlah. Kau terlihat sangat lelah." ucap Kyuhyun. Changmin menerima botol itu.
"em. Gomawo." Changmin langsung menenggak minuman itu hingga habis. Sepertinya ia benar-benar kelelahan.
"aku benar-benar mengutuk Eunhyuk hyung yang membuatku berkeringat seperti ini!" ucap Changmin geram. Ia tak habis pikir dengan sunbaenya itu, pagi-pagi ia sudah disuruh datang ke dance room yang ada di gedung selatan, yang bersebrangan dengan gedung fakultasnya. Begitu sampai di sana, sunbae itu justru menyuruhnya melakukan gerakan dance yang sangat melelahkan. Mengingat betapa hyperactive-nya seorang Eunhyuk.
"kenapa kau mau saja disuruh nge-dance di sana tadi? Kau tahukan kau tak terlalu bagus dalam dance?" tanya Kyuhyun, masih belum mengerti jalan pikiran sahabatnya itu yang mau saja disuruh-suruh oleh sunbae mereka. Changmin menghela nafasnya dan menyandarkan tubuhnya, ia lepas kemeja birunya, menyisakan kaos putih tanpa lengan yang kini ia pakai.
"hah~ ada Jung Yunho di sana." Kyuhyun mengerutkan dahinya mendengar jawaban Changmin.
"Jung Yunho?" tanya Kyuhyun memastikan pendengarannya tak salah. Changmin mengangguk mengiyakan.
"lalu? Apa hubungannya Jung Yunho dengan aktifitas dance-mu di pagi hari?" tanya Kyuhyun tak habis pikir. "dan lagi, baru kali ini aku mendengarmu mengucapkan nama Jung Yunho setelah kejadian seminggu yang lalu." tambah Kyuhyun. Kali ini ia mengeluarkan ponselnya saat benda itu bergetar.
"entahlah, aku hanya tak ingin merasa kalah dengan namja itu. Tadi kulihat ia bisa break dance." jawab Changmin acuh. Ia mengibaskan tangannya di depan wajah, berusaha mengurangi rasa gerah yang menderanya.
"owh~ aku mengerti. Jadi sekarang kau ingin mengalahkan kepopelarannya?" tanya Kyuhyun lagi. Changmin memandang Kyuhyun tak percaya.
"hey! Sejak dulu aku lebih tampan dan lebih populer darinya." ucap Changmin tak terima. Kyuhyun tertawa meremehkan.
"hey, Min. kau sadarkan bahwa Yunho lebih terkenal daripada dirimu? walaupun kau lebih terkenal karena kejeniusanmu, tetapi Yunho terkenal dalam artian lain, dan dalam bidang lain." Kyuhyun mencoba menjelaskan maksud ucapannya. Changmin mendengus kasar, sedikit tak terima dnegan kenyataan itu.
"yah, terserah katamu." jawab Changmin acuh.

Dan tak ada yang bicara lagi. kedua namja itu sibuk dengan aktifitasnya masing-masing, terlebih Kyuhyun yang kini sudah serius dengan PSP kesayangannya. Changmin memutar bola matanya malas, diacuhkan oleh sahabatnya yang lebih memilih bergumul dengan PSP yang notabenenya benda mati daripada berbincang dengan dirinya. Itu menurunkan harga dirinya yag secara tak langsung kalah dengan benda mati dalam memperebutkan perhatian Kyuhyun.
"Kyuhyun brengsek." gumam Changmin pelan.
"aku mendengarmu, Min." ucap Kyuhyun datar, meski mata dan juga tangannya masih sibuk dengan PSP, telinganya tak pernah lengah mendengar suara disekitarnya, termasuk umpatan Changmin untuknya.
"hehehe, bercanda, Kyu~" ucap Changmin dengan wajah datarnya, tak mencerminkan bahwa perkatannya barusan adalah sbeuah candaan.
"aku tahu." jawab Kyuhyun singkat. Changmin mendengus kasar.

"kyu." Changmin memanggil namja itu begitu kembali dari membeli makanan untuknya.
"hn?" Kyuhyun bergumam sebagai respon bahwa ia mendengarkan. Dan Changmin tahu, itu tanda untuknya agar melanjutkan ucapannya.
"aku pensaran dengan sosok Jung Yunho." ucap Changmin sembari memasukkan makannya ke dalam mulut. Kyuhyun mengangkat alisnya, meski masih fokus dengan game yang tengah ia mainkan.
"kurasa aku jatuh cinta padanya." tambah Changmin.
"MWO?!" dan Kyuhyun melupakan PSP-nya sama sekali begitu mendengar ucapan Changmin barusan. Ia meletakkan asal benda itu di atas meja dan mencengkeram kedua bahu Changmin.
"kau bercanda?" tanya Kyuhyun. Changmin tertawa melihat tatapan Shock Kyuhyun.
"aku memang bercanda." jawab Changmin ditengah tawanya. Kyuhyun mendengus mendengarnya.
"kau mengerjaiku." ucap Kyuhyun kesal, ia menyesal telah mengacuhkan PSP-nya hanya karena ucapan tak bermutu dari mulut Changmin.
"tapi aku tak bercanda bahwa aku penasaran dengannya." Changmin mencoba kembali pada pembicarannya tadi. Kyuhyun kembali mengangkat alisnya.
"wae? Ada apa dengannya memang?" tanya Kyuhyun, ia jadi ikut pensaran pada sosok bermarga Jung itu.
"tak banyak yang tahu tentang dirinya. Kecuali dia yang seorang tak disiplin, sering telat masuk kelas, suka bermain basket, dan terkadang juga dia berlatih dance di dance room, seperti tadi." jawab Changmin. Kyuhyun membelalakkan matanya tak percaya.
"kau mencari tahu tentang namja itu smeinggu ini?" tanya Kyuhyun yang langsung mendapat anggukan cepat dari Changmin.
"ne. wae?" Changmin balik bertanya. Kyuhyun menggeleng dan kembali mengambil PSP-nya.
"eobseo, hanya aneh saja. Tak biasanya kau peduli terhadap orang lain. Kecuali aku tentunya." jawab Kyuhyun dengan percaya diri, Changmin mencibir.

"terserah katamu. Ngomong-ngomong, bagaimana dengan kekasihmu yang bernama Seohyun itu?" tanya Changmin. Kyuhyun mengangkat kedua bahunya.
"ia memutuskanku." jawab Kyuhyun acuh. Changmin terdiam, ia letakkan sendok yang tadi sudah berada di depan bibirnya dan memandang Kyuhyun sendu.
"kemarilah, aku tahu perasaanmu." ucap Changmin sembari membelai lembut pundak Kyuhyun. Kyuhyun yang merasa mendapat sentuhan dipundaknya menoleh, menatap bingung pada Changmin.
"apa yang kau tahu?" tanya Kyuhyun pelan, lirih. Changmin tersenyum, menyentil pelan dahi Kyuhyun.
"aku menjadi sahabatmu bukan hanya satu atau dua bulan saja, kita sudah bertemu sejak kita belum tahu bagaimana caranya berjalan. Jadi, secara garis besar aku tahu bagaimana perasaanmu saat ini." ucap Changmin. Kyuhyun menyeringai mendengarnya.
"ya, kau memang tahu. Bahkan kau lebih tahu dari diriku sendiri. Min, setelah ini kuajak kau karaoke." ucap Kyuhyun sembari kembali fokus dengan PSP-nya. Changmin mengangguk.
"baiklah, asal kau meminjamiku headphone-mu. Aku tak ingin terserang penulian dini karena mendengar teriakan melengkingmu." ucap Changmin. Kyuhyun mencibir mendengar ucapan Changmin.
"teriakanmu lebih melengking, bodoh!" balas Kyuhyun tak terima. Changmin tertawa.
"yah~ kau benar kali ini."

.

.

.

"baiklah, saya akhiri kelas hari ini sampai di sini. Sampai bertemu dipertemuan selanjutnya." dan langsung meninggalkan kelas begitu menyelesaikan ucapannya. Changmin yang melihat sang dosen telah keluar dari kelas langsung memasukkan semua baranganya ke dalam tas dan bermaksud pergi ke kantin-
"Changmin-ah, kau ada waktu?" -sampai sebuah suara menginterupsi kegiatannya. Changmin menyatukan alisnya melihat seorang Kim Junsu tengah berdiri di depan mejanya.
"ya, tentu saja aku punya, Junsu-ah. Wae?" tanya Changmin. Junsu tersenyum.
"bagaimana jika kita mendiskusikan tentang tugas kelompok kita?"
"eum, tugas kita? Di mana?" tanya Changmin balik. Junsu tersenyum senang begitu mengetahui Changmin mau untuk mengerjakan tugas itu sekarang.
"di perpustakaan bagaimana?" tawar Junsu. Changmin langsung mengangguk.
"geurae. Kajja!"

.

.

.

"huah~ akhirnya selesai juga!" teriak Changmin senang.
"sssttt!" desisan seluruh pengunjung perpustakaan menyadarkan Changmin bahwa ia tak boleh bersuara keras diruangan ini. Junsu hanya terkikik kecil melihat Changmin yang mendapat tatapan tajam dari hampir seluruh pengunjung. Changmin segera mnunduk, meminta maaf ataas kelakuannya barusan.
"baiklah, gomawo, Changmin-ah." ucap Junsu yang kini tengah membereskan buku-bukunya. Changmin juga ikut melalukan hal yang sama.
"cheonmaneyo." jawab Changmin singkat.
"mau ikut ke lapangan basket?" tawar Junsu. Changmin tersenyum dan menggeleng pelan.
"ani, aku tak terlalu pandai dalam bermain basket." jawab Changmin. Junsu tertawa kecil.
"aku tidak memintamu untuk bermain Changmin-ah. Kita hanya menonton saja, kudengar ada pertandingan antar fakultas siang ini." ucap Junsu, mencoba menjelaskan maksudnya. Changmin tersenyum kikuk.
"G-geurae. Tak ada salahnya menonton." jawab Changmin. Junsu tersneyum dan mereka berjalan beriringan menuju lapangan basket.

Sampai lapangan, bangku penonton sudah sedikit penuh, meski banyak juga yang kosong. Sebenarnya pertandingan seperti ini sudah sering dilakukan, karena itu tak banyak juga yang menonton, apalagi cuaca sedikut panas siang ini.
"itu sepupuku." ucap Junsu sembari menunju ke tengah lapangan. Changmin yang baru saja mendudukkan tubuhnya mengernyit bingung.
"sepupumu ikut bermain? Yang mana?" tanya Changmin lagi. Junsu menunju seorang di sana, seorang yang tengah mendrible bola.
"yang tengah mendribele bola itu sepupuku. Namanya Ju-"
"Jung Yunho itu sepupumu?" tanya Changmin cepat, memotong ucapan Junsu yang belum selesai. Junsu mengangguk.
"ne. kau mengenalnya?" tanya Junsu. Changmin menggeleng.
"ani, aku tak mengenalnya. Aku hanya sering mendengar tentangnya saja." jawab Changmin jujur. Junsu hanya menganggukkan kepalanya paham.

"eh? Sudah selesai?" tanya Junsu bingung saat melihat para pemain sudah saling bersalaman. Dan Changmin hanya diam, tak mengerti apapun. Karena memang baru kali ini ia melihat pertandingan basket secara live di lapangan terbuka seperti sekarang.
"aw!"

Changmin menoleh ke arah Junsu saat mendengar classmate-nya itu menjerit kesakitan. Ia melihat sebuah bola berada dipangkuan Junsu, dan ia dapat mengambil kesimpulan bahwa temannya itu terkena bola yang nyasar ke bangku penonton.
"Gwe-"

"gwenchana?" sebuah suara bass mendahului Changmin untuk bertanya kepada Junsu. Changmin menoleh dan mendapati seorang Jung Yunho berdiri di depannya, atau lebih tepatnya di depan Junsu.
"Jung Yunho paboya! Bagaimana bisa kau melempar bola ke arah sepupumu?!" teriak Junsu kesal. Yunho tersenyum kecil.
"mianhae. Aku tak sengaja tadi." jawab Yunho, sedikit merasa bersalah telah melempar bola ke arah sepupunya itu. Yunho menoleh sedikit, lebih tepatnya ke sebelah Junsu, tempat di mana Changmin berada.
"kukenalkan, ini sepupuku Changmin-ah." ucap Junsu pelan, masih dengan tangan yang mengelus kepalanya akibat lemparan bola tadi. Yunho dan Changmin sama-sama mneunduk kecil.
"Jung Yunho imnida." ucap Yunho sembari mengulurkan tangannya. Changmin membalas uluran tangan itu.
"Shim Changmin imnida."

.

.

.
Changmin tersenyum kecil, ia menatap langit-langit kamarnya lama. Sedari tadi bibirnya tak berhenti melengkung, melampiaskan betapa bahagianya ia saat ini. Tangan kanannya terangkat, menampilkan sebuah benda persegi yang bernama ponsel. Ia menekan tombol kunci hingga memperlihatkan wallpaper miliknya. Ia membukanya dan menemukan sederet angka yang terpampang di layar ponsel itu.
"jung Yunho. eum, I'm really curious about you." gumam Changmin. Ia tak tahu apa daya tarik namja itu, tapi yang ia tahu, seorang Jung Yunho mampu membuat Shim Changmin penasaran. Dan itu pertanda buruk baginya. Tapi entah ia yang sudah out of control atau kenapa, ia malah melanjutkan rasa penasarannya itu.

Setelah berfikir beberapa kali, akhirnya ia putuskan untuk menekan tombol 'call' di ponselnya dengan nomor tujuan namja bermarga Jung tadi.

"yoboseyo?" sebuah suara bass terdengar setelah beberapa kali nada tunggu. Changmin tersenyum lebar, menyadari bahwa panggilannya di angkat.

"yoboseyo." jawab Changmin.
"nuguya?"

"Shim Changmin." Changmin menjawab singkat, tak ingin berkata lebih banyak, ia tak suka dengan situasi ini. Entah mengapa ia gugup tiba-tiba.
"Eoh, Changmin-ssi. Waegeuraeyo?" Changmin membelalakkan matanya begitu mendengar pertanyaan Yunho. ia juga tak tahu kenapa ia menelpon Yunho malam-malam begini.
"Changmin-ssi?" Yunho kembali memanggil namanya dari line seberang. Changmin berdehem pelan, mencoba menghilangkan gugup yang Ia rasakan.
"ne?" Changmin langsung menepuk jidatnya begitu menyadari bahwa ia telah bersikap bodoh dengan merespon panggilan Yunho dengan pertanyaan tak bermutu itu.
"ada apa menelponku malam-malam?" Yunho mengulang pertanyaannya.
"eob-eobseoyo. Hanya ingin mengucapkan selamat malam." jawab Changmin pelan. Ia benar-benar merutuki jawaban bodoh yang keluar dari mulutnya. Dapat ia dengar Yunho tertawa kecil di ponselnya.
"kau menelponku hanya ingin mengucapkan itu? You're such a kind man, Changmin-ssi." tanpa sadar Changmin tersenyum mendengar pujian Yunho untuknya.
"geuraeyo Yunho-ssi, jumuseyo~" ucap Changmin akhirnya, mencoba mengakhiri percakapan tak penting ini.
" jumuseyo~"

Dan sambungan itu terputus. Changmin menghela nafasnya lalu menyeringai.
"namja ini benar-benar membuatku tertarik."

.

.

.

Changmin berlari kecil menuju kantin, dan tanpa aba-aba ia langsung menubrukkan tubuhnya ke punggung Kyuhyun dan memeluk sahabatnya itu.
"Kyu~" ia berteriak sembari melengkungkan sebuah senyuman lebar. Kyuhyun yang tak siap dengan acara penubrukan itu hanya membelalakkan matanya shock, pasalnya, jika saja Changmin tak memeluk tubuhnya bisa dipastikan ia akan jatuh dan membenturkan kepalanya sendiri ke meja kantin, dan dapat dipastikan hal itu sangat menyakitkan.
"aku merindukanmu, Kyu~" Changmin kembali berucap, menyadarkan Kyuhyun dengan keadaannya sekarang. Ia segera menggerakkan tubuhnya kasar begitu mendapati tangan Changmin melingkari perutnya.
"lepas, bodoh! Apa yang kau lakukan?!" kali ini ganti Kyuhyun yang berteriak. Changmin yang tak ingin mengganggu penghuni kantin yang lain segera melepas pelukannya dan duduk disamping Kyuhyun.
"aku sedang bahagia hari ini~" ucap Changmin sembari menatap penuh senyum ke arah Kyuhyun. Kyuhyun memutar bola matanya malas, memandang tak minat ke arah sahabatnya itu.

"aku tahu kau bahagia, Min. tapi jangan bertingkah mengerikan seperti ini! Sejak kapan kau suka lebay begini?!" tanya Kyuhyun tak terima. Ia sedikit bergidik saat membayangkan jika sikap Changmin seperti ini terus.

"aku tak berlebihan, Kyu. Aku hanya benar-benar bahagia saat ini. Entahlah, aku juga tak tahu mengapa. Tapi mood-ku berada ditingkat teratas sekarang." jelas Changmin. Kyuhyun mengangguk paham.
"jadi, kau tak tahu kenapa kau bersikap seperti ini?" tanya Kyuhyun. Changmin menggeleng polos,
"nado molla." jawabnya singkat. Kyuhyun menggelengkan kepalanya tak percaya.
"kau aneh, Min." komentarnya. Changmin memajukan bibirnya.
"aku tak aneh, Kyu. Sudahlah, seharusnya kau ikut bahagia jika sahabatmu bahagia." ucap Changmin, kembali melengkungkan senyuman bahagianya. Kyuhyun mencibir mendengar ucapan Changmin.
"Iya, aku akan sangat bahagia jika kau bahagia karena mendapat game baru atupun suatu hal yang menyenangkan untukku. Tapi jika kau bahagia karena alasan yang tak jelas, maaf, kurasa aku akan bersedih." jawab Kyuhyun acuh, bahkan kini ia sudah memulai aktifitasnya dengan PSP tersayang. Changmin kembali memajukan bibirnya.
"yah, terserah dirimu. dasar sahabat tak setia!" gerutu Changmin kesal. Tapi kemudian ia tersenyum saat merasakan ponselnya bergetar di saku.

From : Jung Yunho

Ne, Changmin-ssi. Gwenchana. Dimana kita akan bertemu?

Changmin semakin tersenyum lebar membaca balasan pesannya dari Yunho. Ia cepat-cepat membalas pesan itu. tadi pagi ia sudah mengirim pesan pada Jung Yunho untuk bertemu di universitas. Dan ternyata Yunho menyetujuinya. Ia hanya ingin mengenal lebih dekat pada namja itu dan menjadi temannya, mungkin?! Bahkan ia tak yakin bahwa mereka bisa menjadi teman hanya karena pertemuan singkat mereka di pinggir lapangan basket. Yah, setidaknya itu adalah percakapan pertama mereka.

"Kyu."
"Hn?"
"apa kau percaya cinta pada pandangan pertama?" Changmin bertanya pelan, sangat pelan, sampai-sampai hanya ia dan Kyuhyun yang mampu mendengarnya.
"hn? Cinta pada apa?" Kyuhyun balas bergumam pelan, masih fokus dengan game yang ia mainkan. Changmin menaikkan salah satu alisnya, menatap Kyuhyun bingung.
"cinta pada pandangan pertama." ulang Changmin lebih keras.
"owh, cinta pada pandangan pertama. Memang siapa yang jatuh cinta?" Changmin semakin memandang Kyuhyun bingung.
"Kyu, aku bertanya padamu. Apa kau percaya cinta pada pandangan pertama? Aku bertanya padamu!" ulang Changmin, sedikit emosi saat tahu Kyuhyun tak benar-benar mendengarkannya.
"aku? Aku tidak sedang jatuh cinta. Kau kan tahu, aku baru saja patah hati, Min." jawab Kyuhyun santai. Changmin mendengus kasar, merasa sia-sia berbicara dengan Kyuhyun saat namja itu justru sibuk dengan PSP kebanggaannya.

"Kyu!" kali ini Changmin berteriak sembari memukul keras bahu Kyuhyun.
"aw! Tak perlu memukulku, Min!" Kyuhyun balik berteriak sembari mengelus bahunya yang tadi dipukul Changmin. Teriakan dua namja tampan di kantin itu hanya mendapat lirikan sekilas penghuni kantin yang lain. Karena memang kantin yang sudah dikenal sebagai basecamp dua namja tampan itu sudah biasa dengan keributan yang dibuat oleh dua namja yang mengaku bersahabat itu.
"salah siapa tak memperhatikan ucapanku." ucap Changmin, sedikit merengek karena diacuhkan. Kyuhyun terkekeh melihat mimik muka Changmin.
"aku mendengarkanmu, Min. kau kan tahu aku selalu mendengarkan ucapanmu meski aku sedang bermain game sekalipun." jelas Kyuhyun. Ia tersenyum kecil. Changmin mencibir pelan.
"aku tahu. Tapi tadi buktinya jawabanmu justru tak nyambung dengan apa yang aku tanyakan." ucap Changmin tak terima. Kyuhyun menyeringai.
"aku tahu apa yang kau tanyakan. Kau bertanya padaku apa aku percaya cinta pada pandangan pertama kan?" tanya Kyuhyun memastikan. Changmin langsung mengangguk cepat.
"itu kau tahu, tapi kenapa kau tidak segera menjawabnya." ucap Changmin, masih kesal. Kyuhyun tertawa.
"aku mengerjaimu, bodoh!" balas Kyuhyun santai. Ia mendorong dahi Changmin dengan telunjuk kirinya, membuat Changmin memajukan bibirnya kesal.
"lalu apa jawabanmu?" tanya Changmin, berusaha tak membuat keributan di kantin lebih lama lagi. kyuhyun terdiam, ia memandang intens ke arah Changmin.

"jangan bilang kau sedang jatuh cinta pada pandangan pertama?!" selidik Kyuhyun. Changmin langsung menggeleng keras.
"ani~! Entahlah, aku tak tahu apa ini juga bisa disebut cinta." jawab Changmin. Kyuhyun mengangguk paham.
"kalau bertanya padaku, aku tak percaya. Orang-orang terlalu cepat menafsirkan perasaan itu cinta. Menurutku itu hanya perasaan kagum atau terpesona pada pandangan sesaat. Nah, pertemuan selanjutnya itu yang semakin memupuk perasaan menuju cinta. Lagipula aku juga tak pernah mengalaminya. Entahlah!" jelas Kyuhyun. Changmin mengangguk.
"baiklah. Kau lebih berpengalaman dalam urusan ini daripada diriku." ucap Changmin. Kyuhyun hanya terkekeh kecil menanggapinya.
"lalu, bagaimana dengan apa yang kau alami? Apa yang kau rasakan saat ini?" kali ini gantian Kyuhyun yang bertanya. Changmin tersenyum kecil.
"aku hanya merasa penasaran dengan dirinya, aku merasa sangat tertarik dan bahagia berlebihan saat berinteraksi dengannya." jawab Changmin ragu. Ia benar-benar buntu tentang apa yang ia rasakan. Kyuhyun mengangguk.
"kurasa kau menyukainya. Yah~ meski belum tentu itu benar-benar rasa suka yang menjurus ke cinta. Tapi jika kau melanjutkan perasaanmu, kau akan tahu ke arah mana rasa itu berlanjut." Kyuhyun mengucapkan kalimat itu dengan menatap serius ke arah Changmin.
"siapa orang yang berhasil mengambil perhatianmu?" tanya Kyuhyun lagi. Changmin meringis.
"untuk itu, masih rahasia." jawab Changmin sembari menunjukkan jari tengah dan jari telunjuknya, membuat tanda peace di tangan kanannya. Kyuhyun mendengus mendengar jawaban tak memuaskan milik Changmin.
"yayayay, terserah kau saja." ucap kyuhyun akhirnya. Ia lebih memilih kembali berkutat dengan game-nya yang tadi tertunda daripada menjadi penasihat cinta Changmin.

"hm, Kyu. Kau tadi bilang bahwa mungkin aku menyukainya?" tanya Changmin lagi. kyuhyun bergumam dan mengangguk kecil menjawabnya.
"jadi, mungkin aku bisa benar-benar 'suka' padanyakan jika aku melanjutkan perasaanku ini?" Changmin semakin semangat bertanya. Kyuhyun lagi-lagi hanya bergumam. Changmin tersenyum semakin lebar.
"aku mencintaimu, Kyu~" teriak Changmin sembari memeluk Kyuhyun dari samping. Tapi Kyuhyun hanya diam dan melanjutkan game-nya tanpa terganggu sedikitpun dengan tingkah ajaib Changmin. Sudah biasa.

"baiklah, Kyu. Aku pergi dulu. bye~" dan tanpa menunggu persetujuan Kyuhyun, namja jangkung itu langsung melepas pelukannya dan melesat pergi dari kantin.
"dasar!"

.

.

.

Changmin berlari kecil menuju taman belakang fakultasnya, tempat janjian yang sudah ditentukan olehnya dan Yunho. ia masih bisa tersenyum meski keringat sudah mulai membasahi wajah tampannya. Dan ia berhenti begitu melihat Yunho sudah duduk nyaman di bangku yang ada, membelakanginya. Ia mengatur nafasnya sejenak, mencoba untuk tidak terlihat terengah di depan Yunho.

"Yunho-ssi!" Changmin menepuk pelan pundak namja itu, membuat Yunho menoleh dan tersenyum mendapati Changmin di sana.
"eoh, Changmin-ssi. Ada apa menemuiku?" tanya Yunho to the point. Dan saat itu Changmin dapat mengambil kesimpulan, namja Jung itu tak terlalu suka basa-basi. Changmin tersenyum dan mendudukkan dirinya di samping Yunho, masih berusaha menetralkan nafasnya.
"mianhae, sepertinya Yunho-ssi sudah lama menungguku." ucap Changmin, mencoba membuka percakapan yang lebih 'layak' untuk dilakukan. Yunho menggeleng.
"aniyo~ saya juga baru saja datang." jawab Yunho sungkan. Changmin meringis kecil, ia tak suka suasanan kaku dan formal seperti ini.

"Yunho -ah, bisakah kita berbicara menggunakan banmal? Kurasa umur kita tak jauh beda." ucap Changmin, berusaha mencairkan keadaan. Hal yang sebenarnya jarang ia lakukan. Yunho terlihat berpikir sejenak sebelum mengangguk kecil.
"geurae. Kurasa tak buruk juga, Changmin-ah." balas Yunho dengan senyumannya. Changmin tertawa kecil.
"cukup memanggilku Min. atau Changminne juga boleh." ucap Changmin, membuat Yunho ikut tertawa.
"Memanggilku Yun atau Yunnie juga tak buruk." balas Yunho, mengimbangi ucapan Changmin yang tadi. Changmin tertawa dan menepuk pundak Yunho pelan.
"jadi, ada apa kau memanggilku kemari, Min?" tanya Yunho, mengulang pertanyaannya yang tadi.
"memang kau terburu-buru, Yun?" Changmin malah balik bertanya. Yunho mengangguk.
"ne. mian, tapi sehabis ini aku masih ada kelas." jawab Yunho. Changmin tersenyum.

"eum, Yunho-ah. Mungkin ini terdengar gila dan terserah kau mau menganggapku bagaimana. Tapi, kurasa aku menyukaimu." ucap Changmin lancar. Bahkan ia melakukannya dengan satu tarikan nafas. Yunho terdiam, kedua matanya terbelalak menatap Changmin tanpa berkedip.
"Kau-kau menyukai-ku?" ulang Yunho sembari menunjuk dirinya sendiri. Changmin mengangguk, mengulas senyum terbaiknya. Ia tak gugup sedikitpun, hal yang diluar dugaanya. Ia kira ia akan gugup dan tergagap didepan Jung Yunho.
"ne. kau tak perlu menjawabnya sekarang. Lagipula kita baru saja bertemu dan aku juga belum terlalu yakin dengan perasaanku sendiri." jelas Changmin. Yunho menaikkan salah satu alisnya, memandang sangsi ke arah Changmin.
"kau meragukan perasaanmu sendiri tapi sudah mengatakannya padaku? Kau aneh, Min." ucap Yunho. Changmin terkekeh.
"aku hanya ingin melakukan pendekatan atau entahlah apa itu namanya. Yang jelas, aku ingin mengenalmu lebih dekat untuk menegaskan perasaanku sendiri." Changmin mencoba memberikan argumennya. Yunho tersenyum, memegang kedua pundak Changmin.

"Min-ah, kau benar kita baru saja bertemu dan menurutku terlalu dini untuk menyimpulkan perasaanmu padaku. Dan maaf, aku straight, aku masih menyukai seorang yeoja. Jadi, tolong kau pikirkan lagi ucapanmu tadi." ucap Yunho dengan nada meminta maafnya. Sedikiit banyak ia tak tega menyinggung perasaan Changmin. Bukannya patah semangat, Changmin justru tersenyum dan balik memegang kedua bahu Yunho, membuat jarak kedua wajah mereka semakin dekat.
"gwenchana. Kalau kau masih menyukai yeoja, kubuat kau menyukaiku saja." jawab Changmin enteng. Yunho mengerutkan keningnya.
"kau serius dengan ucapanmu?" tanya Yunho ragu. Changmin mengangguk yakin dan mengecup sekilas bibir Yunho yang terpampang jelas didepannya. Hanya menyentuh selama sepersekian detik, tak lebih.
"ya, aku menyukaimu." ulang Changmin. Yunho hanya diam, sedikit shock dengan kecupan kilat dari Changmin. Changmin menyeringai melihat respon Yunho.
"baiklah, Yun. Aku pergi dulu. annyeong~" dan sekali lagi Changmin mencium Yunho, kali ini di pipi kanan namja itu. Dan Yunho kali ini semakin melebarkan matanya, benar-benar tak percaya pada skinship Changmin padanya.

"kau benar-benar akan tetap di sana? Kau bilang kau ada kelas setelah ini?" tegur Changmin saat Yunho masih duduk di sana, padahal ia sudah melangkah menjauh dari bangku itu. Yunho mengerjapkan matanya, menggelengkan kepalanya cepat sebelum berdiri dan melangkah cepat meninggalkan tempat itu. Melewati Changmin begitu saja tanpa mengucapkan apapun. Changmin hanya terkekeh kecil melihatnya.
"euw~ It's funny~"

.

.

.

TBC

Kya~ akhirnya bisa kembali lagi ke FFn. Saya kira tak bakal bisa balik lagi, karena akhir-akhir ini sibuk dan ide lagi pada mentok semua. Tapi ternyata bisa. Berkah ulang tahun Changmin~ (?) Dan ini adalah Comeback FF saya setelah hiatus selama…. Eum? Saya lupa berapa lama.
Nah, ini adalah Birthday Present ku untuk Changminnie oppa~ 생일 축해요, 오빠~ 사랑해!

Jadi yang minta sequel, mian. saya belum ada ide untuk sequel-nya, jadi prequel dulu tak apakan?! Sebenarnya mau dibuat oneshoot ajah, tapi karena terlalu panjang, jadinya dipotong dulu~ ^^v
So, at least~ REVIEW please?! Baru saya rasakan bagaimana berharganya sebuah review…. Semangat terpompa kembali saat membaca review yang melimpah (?)!

Oke, oke. I'll wait your review(s)~~~ gomawo! ^^