Summary : Jika anak yang dikutuk itu benar-benar ada, bagaimana reaksimu? Aku benar-benar tidak bisa mempercayainya, itu hanya ada didalam dongeng, ya kan?

Fairy Tail bukan punya author, tetapi punya Hiro Mashima

A/N : Bisa dibilang sih kalau aku terinspirasi dari anime Black Bullet, apalagi aku ngeliat mata char game aku merah. Ya udah deh, aku bikin cerita ini. Oh iya, cerita ini dibuat sedikit berbeda, misalnya senjata Lucy tidak lagi kunci, melainkan pedang. Semoga bagus, riview please?

Chapter 1 : Yonaka ni Akame ( Mata Merah DiTengah Malam )

Musim semi sedang berlangsung di kota Fiore. Itu adalah tempat, dimana aku dilahirkan dan dibesarkan. Sekitar 10 juta jiwa lebih hidup di kota ini. Aku sangat, sangat menyukai kota ini. Perkenalkan, namaku Lucy Heartfilia, umurku 14 tahun, bersekolah di SMP Tanaka, kelas 8E.

Sudah dulu ya berkenalannya, aku harus masuk ke dalam kelas. Disana ada Levy dan Wendy, mereka berdua adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki. Aku berlari kearah mereka berdua dan langsung saja menyapa mereka.

"Ohayou, Levy-chan, Wendy-chan" Sapaku sambil tersenyum

"Ohayou Lucy-chan" Sapa Wendy

"Ohayou Lu-chan" Sapa Levy yang langsung memelukku

"He..Hei, jangan memelukku dong. Aku malu"

"Bukannya kamu suka dipeluk?"

"Memang sih suka, tapi jangan didepan banyak orang juga kali"

"Gomen ya Lu-chan"

Wendy hanya tertawa kecil melihat tingkah kami berdua. Kami sudah berteman sejak kelas 3 SD, makanya kami begitu akrab. Wendy adalah ketua klub tenis, dia pernah menjuarai beberapa lomba dan juga ia sangat populer di sekolah. Ya, populer sebagai gadis yang kawaii. Levy adalah vokalis di grup musik sekolah, hobinya membaca buku dan dia itu murid paling pintar di sekolah. Aku sendiri? Ya, aku hanya seorang gadis biasa yang tidak bergabung dengan klub apapun yang hobi membaca buku seperti Levy, yang diam-diam belajar karate.

"Oh iya, aku membeli sebuah buku kemarin" Kataku sambil mengeluarkan buku dari dalam tas

"Apa judulnya?" Tanya Levy, yang sepertinya penasaran

"Akame"

"Sepertinya seram, ceritanya tentang apa?" Giliran Wendy yang bertanya

"Tentang anak terkutuk"

"Anak terkutuk? Maksud Lu-chan anak bermata merah?"

"Levy-chan sudah pernah membaca ceritanya?" Tanyaku

"Belum, hanya sekedar tau saja. Novel itu kan sedang terkenal"

"Rumornya anak terkutuk benar-benar ada" Ucap Wendy

"Itu hanya rumor, jelas-jelas bohong. Anak terkutuk itu tidak ada"

Mana ada anak terkutuk? Itu kan hanya ada didalam cerita. Percakapan kami terhenti karena Laxus-sensei, guru matematika yang mengajar kelas 8E-8F sudah masuk. Benar-benar pelajaran yang membosankan…Bahkan aku sampai tertidur, tiba-tiba saja ada seseorang yang memukul kepalaku. Siapa sih? Aku membuka mataku dan melihat Laxus-sensei yang berada disebelah kananku.

"Lagi-lagi kamu tertidur…"

"Sumimasen Laxus-sensei" Langsung saja aku berdiri dan menundukkan badan

"Sudah berapa kali kamu ketiduran saat pelajaran saya?"

"Sekitar 5x" Jawabku sambil menggaruk kepala karena bingung

"Bagus jika kamu mengingatnya. Pulang sekolah bersihkan lah toilet. Mengerti?"

"Mengerti sensei…" Jawabku sambil menundukkan kepala

Entah sudah berapa kali aku dihukum oleh Laxus-sensei, guru yang satu ini memang begitu kejam…Selain dihukum oleh Laxus-sensei biasanya aku juga sering dihukum oleh Evergreen-sensei, meski dia cantik, dimataku dia itu seperti iblis. Baiklah, aku hanya bisa berkata jika hari yang berat telah dimulai.

Sepulang sekolah aku langsung melaksanakan hukumanku. Coba saja aku tidak dihukum hari ini, pasti aku bisa pulang bersama Levy dan Wendy lalu pergi karaoke. Akhirnya aku sudah selesai. Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Nani?! Sepertinya aku terlalu serius membersihkan toilet.

Langsung saja aku mengambil tasku dan berlari meninggalkan sekolah. Saat melewati lapangan, aku seperti mendengar suara dari beberapa anak. Biasalah anak iseng.

"Jangan pulang malam-malam, nanti diculik lho…"

Diculik? Memang sih akhir-akhir ini banyak penculikan, tetapi, aku kan tidak akan pulang larut malam. Yang berbicara tadi itu adalah anak-anak dari kelas 8A, setiap ada siswi perempuan yang pulang sekitar jam 4-5 sore, mereka pasti berkata begitu. Lupakan saja anak-anak yang usil tadi.

Matahari sudah hampir terbenam, aku belum sampai juga di rumah. Rasanya rumahku menjadi begitu jauh. Jika aku pulang terlalu larut, bisa-bisa aku dimarahi ibu atau mungkin uang jajanku akan dipotong. Jangan sampai hal itu terjadi!

Dari kejauhan aku melihat kerumunan orang-orang yang sedang berkumpul. Ternyata mereka melihat berita ditelevisi, untuk apa kupedulikan? Aku berhenti berjalan karena didepan ada perbaikan jalan, kenapa harus ada perbaikan jalan? Terpaksa aku melewati sebuah gang kecil dan akhirnya rumahku jarak tempuh menjadi semakin jauh.

Gang tersebut begitu kecil, sempit dan ada banyak sampai disekitarnya. Rasanya aku ingin pingsan, karena tak kuat dengan bau yang amat menyengat disekitar. Selain gang ini penuh sampah, banyak yang mengatakan jika di gang ini sering terjadi penculikan. Ya, meski berita tersebut belum terbukti.

Telingaku mendengar sebuah langkah kaki yang berasal dari belakang, tetapi saat menengok ke belakang tidak ada siapa pun. Aku pun memutuskan untuk kembali berjalan, tiba-tiba aku merasa mulutku didekap. Didepanku ada seorang pria berbadan besar, ada begitu banyak tindikan diwajahnya, bahkan ia mendekatkan wajahnya padaku. Merasa takut, tanpa pikir-pikir lagi aku menendang perutnya dan mengigit tangan orang yang mendekapku itu.

Langsung saja aku berlari secepat mungkin, keringat dingin mengucur dari tubuhku, nafasku terengah-engah, jantungku berdetak dengan kencang, karena lelah berlari akhirnya aku terjatuh. Aku berusaha bangkit berdiri, tetapi salah seorang dari pria tersebut menekan kepalaku sampai menyentuh tanah, sehingga aku kesusahan untuk berdiri

"Aku sudah menahannya. Cepat bius dia!" Perintah nya

Dibius? Apa aku akan diculik? Apa yang aan mereka lakukan padaku? Kumohon, siapa saja tolong aku! Secara tiba-tiba perhatian mereka teralihkan. Ini kesempatanku! Aku membanting pria yang tadi menahanku dan berusaha berlari lagi, tetapi aku gagal, orang yang tadi berusaha membisku itu memegang kaki kanan ku sehingga aku terjatuh.

Saat berdiri tadi aku sempat melihat seseorang yang berlari diatas atap. Dia cepat dan misterius, lalu ia muncul dihadapanku. Pria tersebut menodongkan pisau keleherku dan pria yang tadi memegang kaki kanan ku melepaskannya dan berhadapan dengan orang misterius tersebut.

"Jika kau berusaha melawan, akan aku penggal kepalanya!" Ancamnya

Ia tak berkata apa-apa dan menghilang dari pandangan kami semua. Tau-tau ia sudah berada dibelakang pria yang menodongkan pisau padaku. Pisaunya terjatuh, saat aku menengok kebelakang tiba-tiba tubuhnya terbelah menjadi dua bagian, darah berceceran dimana-mana, bahkan seragamku terkena darah segar dari tubuhnya yang terbelah itu.

Seorang pria yang tadi maju dan menyerang orang itu dengan menggunakan pisaunya, tetapi ia gagal. Kepalanya terpenggal, darah pun kembali berceceran dimana-mana. Aku menutup mulutku saat itu juga, ini, ini terlalu mengerikan! Siapa dia? Apa selanjutnya dia akan membunuhku? Orang misterius itu mendekatiku, aku tidak bisa melakukan apapun, tubuhku rasanya membeku. Wajahnya begitu dekat denganku, aku bisa melihat matanya yang merah menyala. Aneh, aku kepikiran soal novel yang baru kubaca, Akame ( Mata Merah ) Anak terkutuk. Jangan-jangan dia…

"Siapa ka…"

Ucapanku terhenti dan aku pingsan. Sepertinya dia memukul perutku, dia akan membawaku kemana?

Bersambung…

Next Chapter : New Student

A/N : Aneh juga ya kalau Lucy belajar karate, pokoknya menurutku nih cerita benar-benar aneh. Mungkin diawal belum terlihat anehnya, dichap2 selanjutnya pasti mulai terlihat anehnya.