By: 0312_luLuEXOticS
Cast: Luhan, Kris Wu, Byun Baekhyun, Oh Sehun, Kim Jogin, Do Kyungsoo, de el el
Pairing: KrisHan
Genre: Boys Love, Fluff, Romance, a little bit Comedy maybe -_-
Rate: T
Lenght: 1 of 2
Disclaimer: Semua cast milik orang tuanya masing-masing. Saya hanya meminjam namanya saja
.
HAPPY READING^^
.
~O.O~
Beberapa hari ini, rumah keluarga Kim terlihat sepi. Tidak ada pertengkaran-pertengkaran ringan yang biasa dilakukan oleh kedua kakak beradik yang tinggal di sana. Kim Luhan dan Kim Sehun. Tidak ada rengekan dari sang adik, Sehun, yang mengadu pada sang Appa, Kim Jongin, karena selalu diusili oleh kakaknya. Apalagi kehebohan di dapur saat si kakak membantu -lebih tepatnya mengganggu- Ibu mereka, Kim Kyungsoo yang sedang memasak. Hanya sesekali saja akan terdengar teriakan-teriakan kesal dari kamar sang kakak, Luhan.
Kenapa bisa begitu sepi? Simply karena memang pada dasarnya, semua sumber keramaian dari rumah itu ada pada Luhan. Luhan yang usil, Luhan yang ceria, Luhan yang suka mengganggu Eommanya, dan Luhan yang selama beberapa hari ini berubah menjadi sangat diam dan hanya merengut kesal di dalam kamarnya sambil sesekali berteriak frustasi karena seseorang.
"DASAR NAGA JELEEEEEEK!" — satu dari sekian banyak teriakan kecil Luhan.
"TIANG LISTRIK PPABOOOOOOO!" — teriakan lainnya.
"UUURRRGGGHHH! ANGRY BIRD MENYEBALKAAAAAN!"
Teriakan-teriakan sejenis terus terdengar dari kamar Luhan. Entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja suatu hari, tepatnya seminggu yang lalu, 'the cheerful Luhan' berubah menjadi 'the sulking Luhan' seperti itu. Membuat seisi rumah ikut frustasi karenanya.
"YAAAAK! HYUNG! BERHENTI BERTERIAK! KAU MENGGANGGU KONTHENTRATHI BELAJARKU!" — Kim Sehun.
Sebenarnya bukan karena itu, mengingat kalau pada kenyataannya apa yang ada di tangannya saat ini bukan sebuah buku melainkan sebuah PSP. Hanya saja, dia bosan mendengar teriakan yang sama terus menerus, berhari-hari. Dia juga bosan karena tidak ada teman bertengkar. Walaupun dia kesal jika Luhan menjahilinya, tapi itu lebih baik dari pada harus mendengar teriakan frustasi Luhan over and over again. Dan dia juga bosan dengan keadaan rumah yang sangat sepi hampir seperti kuburan.
"Luhannie! Lulu! Xiao Lu! Sayang, kau sudah makan? Eomma memasakkan makanan kesukaanmu, sayang. Turunlah! Kau belum makan dari siang." — Kim Kyungsoo.
Yaaah, dimana-mana yang namanya orang tua pasti mengkhawatirkan anaknya, terutama sang Ibu. Dan Kyungsoo pun tidak terkecuali. Bagaimana tidak khawatir jika anaknya terus mengurung diri di dalam kamar selama satu minggu ini? Well, sebenarnya tidak terus menerus. Luhan kan tetap berangkat sekolah seperti biasa. Hanya saja, Luhan menjadi jarang makan kecuali saat sarapan pagi. Jangan lupakan mata sembabnya dan juga kantung mata yang setiap harinya semakin berisi, menandakan kalau dia habis menangis panjang.
Luhan tidak berbicara apa-apa saat sarapan. Dia juga tidak menjawab jika ditanya. Hanya menatap sarapannya dingin dan memakannya dalam diam. Membuat suasana sarapan yang biasanya ceria menjadi mencekam karena akhirnya ketiga yang lainnya pun juga ikut bungkam. Tak ada suara yang terdengar selain suara ketukan sendok, garpu dan piring yang beradu. Dan begitu pulang dari sekolah, dia akan langsung naik dan mengunci pintu kamarnya. Menutup akses bagi siapapun untuk masuk.
"Luhan-ah! Pertandingan bolanya akan segera dimulai loh! Kau tidak ingin melihatnya bersama Appamu tersayang ini?" — Kali ini giliran Ayahnya a.k.a Kim Jongin yang mencoba untuk membujuk Luhan. Bujukan yang langsung mendapatkan tatapan tak percaya dari istri dan anaknya. Tatapan yang mengatakan 'kau serius mau membuat Luhan keluar dengan ajakan seperti itu?', yang dibalas dengan tatapan tanpa dosa 'Luhan kan paling suka bola dan aku!' dari Jongin.
Sepertinya, dari ketiga orang tersebut, Jongin lah yang paling frustasi. Harus mendengar ocehan sang istri yang mengkhawatirkan putra sulungnya setiap hari. Terus-terusan memintanya untuk berbicara dari hati ke hati dengan Luhan. Tch! Apa-apaan itu 'dari hati ke hati'? Memangnya dia kira ini acara talk show! Lagi pula, bukannya kalau urusan seperti itu merupakan keahlian Kyungsoo? Kalau istrinya saja gagal untuk mengajak Luhan berbicara, apalagi dia.
Dia juga harus mendengar kicauan putra bungsunya yang tidak berhenti mengeluh karena kehilangan teman bertengkarnya. Like, What the Hell! Siapa yang merasa sedih karena kehilangan teman bertengkar yang selalu menjahilinya? Bukankah seharusnya dia merasa senang? Hhhhh. Jongin menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia benar-benar tidak mengerti jalan pikiran Sehun. Apa anak muda jaman sekarang memang seperti ini?
Dan di atas segalanya, dia sendiri juga kehilangan temannya. Dia yang harus bergadang sendirian untuk menyaksikan pertandingan bola favoritnya, karena biasanya dia akan melakukannya dengan Luhan. Dia juga kehilangan 'partner in crime' nya untuk memakan ramyun tengah malam sambil menonton bola. Karena Kyungsoo sangat melarang mereka memakan ramyun, apalagi tengah malam.
'Itu tidak Sehat!' ucap Kyungsoo saat itu. Ketika dia memergoki Luhan dan Jongin yang tengah asik dengan ramyun dan pertandingan bola yang sedang disiarkan saat itu, hingga tidak menyadari kehadirannya di belakang mereka. Alhasil, dua jitakan manis dan sayang masing-masing langsung mendarat di kepala ayah dan anak itu yang kemudian disusul dengan 'KulTiM' dari Kyungsoo mengenai buruknya 'junk food' bagi kesehatan. Kuliah Tiga puluh Menit. Tapi siapa yang perduli? Mereka tetap akan membeli beberapa bungkus ramyun saat menjemput Luhan dan Sehun dari sekolah dan menyembunyikannya di antara buku-buku sekolah Luhan di dalam backpack nya.
Apa Sehun si 'Tukang Ngadu' itu tidak mengadukan mereka pada Kyungsoo? Tch! Itu sih urusan gampang. Tinggal belikan segelas bubble tea dan dijamin dia akan langsung bungkam. Cih cih ciiiih! Benar-benar murah, pikir Jongin.
"HUWEEEEE! KRIS JELEEEEK! AKU BENCIIII!" Luhan kembali berteriak. Membuat ketiga orang yang berada di depan pintu kamarnya saling menatap horor dan mendesah pelan. Sepertinya apapun usaha mereka, Luhan akan tetap bertapa di kamarnya.
Sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa Luhan yang ceria bisa berubah seperti orang frustasi begini? Siapa juga 'Tiang Listrik', 'Naga Jelek', dan 'Angry Bird' yang sempat disebut-sebut oleh Luhan dalam teriakan merdunya? Dan Kris?
Luhan terus merutuki Kris sambil mencoret-coret foto ukuran jumbo Kris yang terpajang di kamarnya. Membuat wajah yang sebelumnya bisa dibilang amat sangat tampan bak perpaduan antara Brad Pitt dan Tom Cruise menjadi amburadul. Bagaimana tidak? Saat ini, Luhan dengan senang hati sedang menambahkan jenggot tebal pada bagian dagu Kris, mengkopi bentuk jenggotnya 'Osama bin Laden'. Dan jangan lupakan kumis yang bahkan mengalahkan kumisnya 'Pak Raden'. Dia juga dengan semangat 45 yang menggelora menambahkan penutup mata milik 'Kapten Hook' pada mata sebelah kanan Kris di foto tersebut. Sebuah tompel besar di pipi kirinya menambah kesan sempurna pada foto itu.
Dengan senyuman merekah, Luhan kemudian mengangkat foto tersebut. Mengagumi maha karya nya yang amat sempurna. Oh, seandainya saja si pemilik wajah mengetahuinya. Luhan pasti tidak akan selamat. Tapi dia tidak perduli. Sepertinya dia sedang benar-benar kesal pada Kris.
Well, siapa pun akan merasa kesal jika mengalami nasib yang sama dengan yang sedang Luhan alami saat ini.
Pertama. Sudah seminggu dia tidak bertemu dengan pujaan hatinya tersebut. Terakhir kali Kris mengunjunginya adalah saat apel rutinan setiap malam Minggu. Dan guess what! Tadi malam (malam Minggu), Kris bahkan sama sekali tidak menampakkan batang hidungnya.
Kedua. Gosip yang beredar di area sekolah. Gosip tentang kedekatan Kris dengan murid baru pindahan dari China. Luhan dan Kris memang belajar di sekolah yang sama. Namun mereka berbeda kelas, karena mereka juga mengambil jurusan yang berbeda. Dan murid baru itu sangat beruntung bisa satu kelas dengan Kris. Kris mengambil jurusan IPA, sedangkan Luhan jurusan Bahasa. Dan itu membuat mereka jarang bertemu bahkan di sekolah sekalipun. Thanks to kebijakan sekolah yang menempatkan kelas-kelas di gedung yang berbeda sesuai dengan jurusan masing-masing.
Biasanya mereka hanya bertemu saat jam makan siang di kantin, dan terkadang saat pulang dan pergi sekolah jika Kris beralih profesi menjadi supir pribadi Luhan. Well, untuk kasus yang satu ini, sebenarnya Luhan tidak terlalu ambil pusing. The fact is, ini bukan kali pertama Kris digosipkan dekat dengan seseorang. Yeah, saat kau berpacaran dengan orang paling tenar seantero sekolah, kau memang harus mempersiapkan mentalmu untuk menghadapi gosip-gosip murahan seperti itu. Namun Luhan merasa ada yang berbeda dengan gosip kali ini.
Ketiga. Bukankah tadi dikatakan kalau Kris dan Luhan hanya bertemu saat jam makan siang di kantin? Lets's say, Luhan terlalu terbiasa dengan Kris yang memperlakukannya seperti 'Princess'. Setiap harinya, Kris akan menjemputnya ke kelasnya untuk kemudian makan siang bersama di kantin. Jadi, ketika Kris tidak menjemputnya, Luhan juga tidak bergerak ke kantin. Dan itu juga sudah berlangsung selama satu minggu. Tepat saat murid baru itu menginjakkan kakinya di sekolah Luhan. 1 hari sebelum gosip murahan itu beredar. Dan inilah yang membuat gosip kali ini berbeda. Jika biasanya Kris akan langsung menyangkal gosip-gosip tentang dirinya agar Luhan tidak berprasangka buruk, kali ini dia tidak melakukannya. Belum lagi embel-embel gosip yang mengatakan kalau Kris dan murid baru itu sering terlihat bersama di kantin. Karena itukah Kris tidak pernah mengajaknya ke kantin lagi?
Keempat. Ini yang paling buruk. Bayangkan! Sudah satu minggu juga dia sama sekali tidak mendapat kabar dari Kris. No SMS. Not even a single call. Apalagi bertatap muka. Itulah sebabnya tidak ada konfirmasi apapun dari Kris mengenai gosip yang beredar luas di sekolah mereka. Mengapa tidak Luhan saja yang berinisiatif untuk menghubungi Kris?
Jangan ditanya! Luhan sudah berusaha menghubungi Kris. Mengiriminya ratusan SMS. Menelfonnya. Namun hasilnya NIHIL. Kris seperti hilang dari peradaban. Tidak ada SMS yang dibalas, apalagi panggilan yang dijawab. Bahkan Luhan nekat menelfon ke nomor rumah Kris yang langsung disambut manis oleh Chen, salah satu pembantu di kediaman Jung, yang dengan innocentnya mengatakan 'Tuan Muda sedang keluar bersama pacarnya!'. What The Hell! Pacarnya Kris itu kan Luhan! Mengapa bisa Kris keluar dengan pacarnya saat Luhan tengah bertapa di kamar nyamannya?! Apa itu berarti gosip kali ini bukan sekedar gosip?
Luhan sama sekali tidak mendengar tawa nista yang dikeluarkan oleh Chen di seberang sana saat Luhan memutuskan sambungan telfon dengan kesalnya. Sepertinya Luhan lupa kalau Chen memiliki predikat 'Troll' sebagai nama tengahnya.
GREAT! Kesabaran Luhan sudah habis. Hasil dari bersemedi di kamarnya selama seminggu memberi pencerahan pada Luhan. Oke! Kalau itu maunya Kris. Kalau dia tetap akan mengabaikannya seperti ini, dia juga akan melakukan hal yang sama. Dia juga akan mengabaikan Kris kalau Kris mencarinya, menelfonnya, atau mengiriminya SMS. Mata dibalas dengan mata. Dia akan membuat Kris bersujud minta maaf padanya karena telah berani mengabaikannya. 'Two can play the game, Kris Jung!' batin Luhan berapi-api. Namun sejurus kemudian—
"HUWEEEEEEEEE! DASAR NAMSAN TOWER BERJALAN JELEEEEKKK!"
Teriakan frustasi itu kembali terdengar, membuat ketiga orang yang berdiri di depan pintu kamar Luhan memutar bola mata mereka malas dan meyerah untuk membujuk Luhan. Akhirnya mereka pun berjalan menuju kamar masing-masing, kecuali Jongin yang berjalan ke ruang keluarga untuk menonton pertandingan bola. Meratapi nasibnya yang harus bergadang SENDIRIAN.
~O.O~
Pagi yang cerah, meski tak secerah suasana di rumah kediaman keluarga Kim, setiap penghuni rumah tetap menjalani aktifitasnya masing-masing seperti biasa. Namun sepertinya ada yang berbeda dengan Luhan hari ini. Wajahnya terlihat lebih santai. Tidak terlalu kusut seperti biasanya. Suasana sarapan pagi, masih senyap seperti biasanya, sampai suara Luhan memecah keheningan pagi mereka.
"Eomma! Apa aku ini membosankan?" tanya Luhan tiba-tiba membuat Kyungsoo menghentikan makannya. Jongin dan Sehun juga menghentikan kegiatan makannya dan beralih menatap Luhan dengan posisi mulut menganga dan sendok makan yang berhenti tepat di depan wajah mereka. Well, ini kalimat pertama yang Luhan ucapkan di meja makan selama seminggu ini selain 'Aku selesai!' atau 'Aku sudah kenyang!'. Tentu saja mereka sedikit errrrrmmm, kaget mungkin?
"Eh? Mengapa kau bertanya seperti itu, sayang?" tanya Kyungsoo mendekatkan kursinya dengan kursi Luhan dan dan mengusap kepala anaknya dengan sayang.
"Hanya bertanya, Eomma!" jawab Luhan tanpa mengalihkan pandangannya kepada Kyungsoo. "Hhhh, tentu saja anak Eomma tidak membosankan. Justru saat Luhannie tidak ada, akan terasa membosankan." Kyungsoo tersenyum pada anaknya. "Apa kau ada masalah dengan Kris?"
"Eomma! Apa perlu ditanyakan lagi? Thetiap hari yang terdengar dari kamar Lulu Hyung hanya makian yang ditujukan kepada Krith Hyung. Aeeey, aku thaja thampai merasa kathihan pada Krith Hyung. Theti— Awwwww!"
Rentetan kalimat dari si magnae ember bernama lengkap Kim Sehun itu pun berganti dengan jeritan kesakitan akibat jitakan cinta dari sang Appa, Jongin, yang duduk di sampingnya. Sehun ingin protes atas ketidak adilan yang dilakukan Jongin padanya, namun langsung bungkam saat dia melihat Jongin sedang memegang garpu di tangannya dan menatapnya tajam dengan senyum manis namun mengerikannya. Glekk. Sehun kembali menatap piringnya dan melanjutkan makannya dalam diam.
"Honey! Apa kau dan Kris sedang bertengkar?" Jongin mengalihkan pandangannya pada Luhan yang seketika langsung berubah menjadi tatapan sayang dan bertanya dengan suara manisnya.
"Cih! Dasar Appa bermuka dua!" desis Sehun. "Kau mengatakan sesuatu, Kim Sehun?!" tanya Jongin dengan tatapan datarnya.
"Eh? Ah! Spagettinya enak sekali Eomma! Masakan Eomma memang yang terbaik! Hehehe," jawab Sehun dengan cengiran manisnya.
Kyungsoo menatap malas pada suami dan anak bungsunya dan kembali mengalihkan pandangannya pada Luhan. "Eomma tidak tahu apa masalah kalian, sayang! Tapi kita semua mengenal Kris! Pasti ada alasan di balik semuanya. Jangan suka mengambil kesimpulan sendiri. Arrasseo!" Luhan mengangguk dan tersenyum manis. Senyuman pertama sejak seminggu yang lalu. Mungkin Eommanya benar. Pasti ada alasan.
~O.O~
"LUHANNIEEEEE!" Luhan langsung menolehkan kepalanya ke pintu saat suara cempreng melengking itu menggema di seluruh ruangan kelas. Walaupun telinganya terasa sakit karena terlalu sering mendengar teriakan nyaring tersebut, tapi Luhan tidak keberatan. Karena dia menyayangi sahabatnya.
"Baekkie-yaaa!" Luhan melambaikan tangannya pada Baekhyun yang tengah menatapnya cengo. Seperti baru melihat hantu. Apa Luhan seseram itu di mata Baekhyun hari ini?
"Luhannie! Kau tidak apa-apa? Apa kau sakit?" ucapnya seraya memutar-mutar tubuh Luhan tak jelas dan menyentuh kening Luhan. "Aneh. Kau tidak panas!" ucapnya bingung.
"Yaaaak! Tentu saja aku tidak panas! Aku kan memang tidak sedang sakit. Lagi pula, mengapa kau menatapku seperti sedang melihat hantu?!" ucap Luhan sewot.
"Yaaakkk! Neo! Apa kau benar-benar Kim Luhan, temanku? Kau apakan sahabatku, eoh? Kembalikan Luhannie!" tukas Baekhyun yang langsung mendapatkan sentilan persahabatan(?) dari Luhan di jidat manisnya.
"Awwwww!" Baekhyun mengusap jidatnya yang terasa panas. Namun kemudian dia tersenyum dan memeluk Luhan. "Aigooooo! Syukurlah Luhannie sudah kembali seperti dulu! Kau tahu? Aku sangat kesepian seminggu ini. kau ada di sini, namun aku merasa seperti sedang bersama mayat hidup. Kau benar-benar seperti zombie minggu kemarin!" ujarnya lebay.
"Tch! Dasar lebay!" cibir Luhan namun Baekhyun bertindak seolah tidak mendengar cibiran itu dan merangkul pundak Luhan. "I love you too, chingu yaaa!" ucapnya.
"Jadi, apakah perang dunia telah berakhir?" tanya Baekhyun setelah meletakkan tasnya dan duduk di samping Luhan. "Apakah Kris sudah menghubungimu? Kalian sudah baikan, kan?" tanyanya lagi. Luhan kembali mengerutkan wajahnya saat nama Kris disebut. Dan Baekhyun menggigit pelan lidahnya karena sepertinya dia telah salah bicara.
"Errmmmm, aku anggap jawabannya belum!" Baekhyun menyimpulkan. "Well, lupakan Naga yang telah dengan seenak jidatnya mengabaikanmu itu! Kau sudah memutuskan untuk tersenyum tadi, jadi kau tidak boleh merengut lagi!" tegasnya.
"Lebih baik kita bersenang-senang hari ini, eottae? Katanya sedang ada rapat guru sekarang, dan entah sampai kapan. Jadi kita punya banyak waktu kosong!" ajak Baekhyun yang dijawab dengan anggukan Luhan.
"Nah! Begitu dong! Ini baru namanya Kim Luhan, my bestfriend!" tukas Baekhyun bangga. "Kau ingin mel—"
"YAAAAA! SEMUANYAAAA! BERITA BESAR. BERITA BESAR!" pertanyaan Baekhyun terpotong saat seseorang dengan suara berat bak elpiji itu berteriak di depan kelas.
"Ternyata semua itu bukan gosip saudara-saudara! The School Prince, Kris Jung, dengan murid pindahan itu!"
Siiing
Suasana kelas langsung berubah hening karena aura gelap yang berasal dari bangku Luhan. Namun sepertinya si pembawa berita tidak menyadarinya. Dia justru mengira keheningan itu terjadi karena tingginya antusiasme teman-teman sekelasnya untuk mendengarkan berita hangat darinya. Dia pun tersenyum -sangat- lebar dan melanjutkan ceritanya.
"Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri! Si murid pindahan itu turun dari mobil sportnya Kris. Mereka bahkan langsung bergandengan tangan saat keluar dari parkiran menuju ke ke—las!"
Suara penuh semangat itu berubah menjadi sangat pelan dan lirih begitu matanya menangkap sosok Luhan yang, baru disadarinya, ternyata ada di dalam kelas. Duduk di kursinya dengan kepala menunduk dan tangan terkepal di atas meja. Jangan lupakan Baekhyun yang tengah menatapnya dengan tatapan 'Satu kata lagi dan kau bisa mengucapkan good bye pada lidahmu!'.
Glekk
Murid ber-name tag Park Chanyeol itu meneguk ludahnya dengan susah payah saat melihat tatapan Baekhyun. Dia lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling kelas. Melihat teman-temannya yang juga melihatnya dengan tatapan kasihan dan prihatin. 'Pantas saja suasana menjadi hening begitu nama Kris ku sebut tadi. Dasar teman-teman tidak setia kawan!' batinnya miris.
"Errm, umm, eehhmm, well, se-per-ti-nya a-aku ha-rus pergi sekarang." Chanyeol menggaruk tengkuknya. "A-annyeong!" ucapnya melambaikan tangannya kemudian membalikkan langkahnya dan bersiap untuk mengambil langkah seribu. Karena—
"YA! PARK CHANYEOL! MAU KEMANA KAUUU! KEMBALIII!" Seisi kelas sontak menutup telinga mereka saat suara 8 oktaf itu menggelegar, kecuali Luhan yang sudah terbiasa dengan hal itu.
"AMPUN BAEKHYUN-AAAH! AKU TIDAK SENGAJAAAA!" teriak Chanyeol yang sudah lari terbirit-birit demi menghindari amukan Baekhyun yang sudah siap untuk mengejarnya.
Grebb
Luhan menahan langkah Baekhyun dan menggelengkan kepalanya malas. "Biarkan saja!" ucapnya singkat. Dia tahu kalau Chanyeol tidak bermaksud koar-koar di depannya. Dia yakin kalau Chanyeol tidak mengetahui keberadaannya di kelas tadi.
Baekhyun mengembuskan nafasnya kesal kemudian kembali duduk di samping Luhan. 'Awas saja kau Park Chanyeol! Berani membuat Luhannie yang sudah tersenyum kembali murung. Aku akan menghajarmu nanti!' batinnya.
"Ya! Kenapa kau menyeringai seperti itu? kau terlihat seperti ahjussie mesum yang sedang mengincar mangsanya!" tegur Luhan saat melihat seringaian aneh di wajah Baekhyun.
"Tch! Kalau ahjussie nya manis seperti ku, tidak perlu mengincar pun, mangsa itu pasti akan datang sendiri!" tukas Baekhyun PeDe. Luhan langsung bersikap layaknya orang yang ingin muntah begitu mendengar statement over PeDe Baekhyun. Namun Baekhyun mengabaikannya. Dia tahu kalau Luhan hanya bercanda.
"Luhannie! Aku lapar. Temani aku ke kantin, ne!" pintanya dengan menunjukkan puppy eyes andalannya. Luhan terlihat menimbang sebentar. Dia tidak pernah ke kantin jika Kris tidak menjemputnya. Seminggu kemarin pun begitu. Dia sama sekali tidak pernah menginjakkan kaki nya ke kantin sekolah. Bukan hanya karena Kris yang tidak mengajaknya. Dia punya satu alasan lagi. Namun dia juga tidak bisa menolak puppy eyes Baekhyun. 'Uuurrrgghhh!' ucapnya dalam hati kemudian mengangguk setuju.
"Aaaaaahhhhhh! Rasanya sudah lama sekali aku tidak ke kantin! Aku sangat merindukan masakannya Xiumin Hyung!" pekik Baekhyun senang. "Siapa suruh kau mengikutiku tidak ke kantin! Tapi aku juga merindukan masakannya Xiumin Hyung sih, hehehehehe."
Xiumin adalah salah satu dari sekian penjual yang menjajakan masakan mereka di kantin sekolah. Salah satu yang paling digandrungi juga. Selain karena masakannya yang memang sangat nikmat, Xiumin juga sangat ramah. Murid-murid memanggilnya Hyung/Oppa karena memang usianya tidak jauh berbeda dengan mereka. Hanya 3 tahun.
Ddrrrt ddrrtt
Luhan membaca pesan masuk di ponselnya sambil terus berjalan di samping Baekhyun. 1 pesan dari 'Dongsaeng Pabbo'.
Yak! Princess jadi-jadian! Apa Appa menghubungimu?
Tch! Luhan berdecih pelan saat membaca isi pesan dari adiknya. Dengan cepat, jari-jari manisnya mengetikkan pesan balasan untuk adikknya.
Heh! Makhluk albino dengan keCADELan abadi! Aniyo. Wae?
From: Dongsaeng Pabbo
Yaak! Aku tidak albino. Hanya terlalu putih, dan kecadelanku akan segera musnah kalau aku sudah saatnya nanti! Dasar Barbie!
Appa bilang dia tidak sempat ke sekolahmu nanti, jadi kalau kau ingin pulang bersama, kau harus ke sekolahku dulu :P
'Uuurrrggghhh! Appa selalu begitu. Lihat saja, nanti akan ku adukan pada Eomma!' batin Luhan kesal.
To: Dongsaeng Pabbo
Tch! Whatever you say, Albino Cadel!
Thireo! Aku akan naik bith thaja dan mengatakan pada Eomma kalau kau melarang Appa untuk menjemputku *mehrong*
Balas Luhan dengan menirukan gaya bicara Sehun.
From: Dongsaeng Pabbo
Yaaaaak! Mengapa Hyung suka sekali membuliku? :'(
Hehehehehe. Luhan tersenyum dalam hati. Mengganggu dan membuli Sehun memang hal yang paling menyenangkan baginya. Bukan berarti dia tidak menyayangi Sehun. Dia justru sangat menyayangi adiknya. Dan membuli Sehun adalah bagian dari rasa sayangnya. Kekeke.
Brukk
Sepertinya Luhan terlalu asik dengan ponselnya sehingga dia tidak menyadari Baekhyun yang berhenti dengan tiba-tiba tepat di pintu masuk kantin, dan akhirnya jidat mulusnya berhasil mencium punggung Baekhyun.
"Yaaak! Baekhyun-ah! Kalau mau berhenti bilang-bilang dong!" sewot Luhan sambil mengusap-usap keningnya.
"Errrm, Luhannie! Sepertinya aku tidak jadi lapar. Kita kembali ke kelas saja, ne!" ajak Baekhyun, mengabaikan omelan kesal Luhan. Suaranya terdengar gugup, seperti menyembunyikan sesuatu. Dia juga masih berdiri tepat di tengah pintu masuk.
"Eh? Mengapa begitu? Shireo! Aku lapar. Ayo kita makan, Baekhyunnie! Bukankah tadi kau bilang kalau kau merindukan masakan Xiumin Hyung?" tolak Luhan bingung dengan perubahan sikap Baekhyun.
Baekhyun menggaruk tengkuknya. Aigoo! Apa yang harus dikatakannya? Luhan tidak boleh masuk ke dalam sekarang! Pikirnya saat mengingat kembali apa yang baru saja dia saksikan.
"Ah! Aku lupa kalau aku belum mengerjakan PR Matematika yang diberikan Kang Seonsaeng-nim minggu lalu, Luhannie! Kau tahu kan kalau beliau itu sangat kejam dan tidak mentoleransi adanya murid yang tidak mengerjakan PR nya." jelas Baekhyun tidak kehabisan akal. "Kita kembali ke sini setelah aku mengerjakan PR-ku, ne!" bujuk Baekhyun.
Bukannya menurut, Luhan justru semakin mengerutkan keningnya setelah mendengar alasan Baekhyun. Pasti ada yang berusaha disembunyikan oleh Baekhyun darinya.
"Yaaak! FYI (For Your Information), Byun Baekhyun! Kau sendiri yang bilang kalau hari ini ada rapat guru. Jadi kelas kita kosong. Berarti tidak akan ada guru yang masuk. Dan tidak akan ada yang menagih PR!" ucap Luhan. "Dan yang terpenting! Hari ini kita TIDAK ADA pelajaran Matematika!" lanjutnya.
What?
Baekhyun cengo saat menyadari kebodohannya sendiri. Aiiiihhhh, bagaimana mungkin dia melupakan apa yang baru beberapa menit yang lalu dikatakannya pada Luhan. Baekhyun baru akan memberikan alasan selanjutnya saat Luhan kembali bersuara.
"Kau sudah menyadarinya? Baguslah! Sekarang minggir karena aku mau masuk ke dalam dan kau menghalangi jalanku, Baekhyun-ah!" ucap Luhan sembari menggeser tubuh Baekhyun agar dia bisa masuk.
"Luhannie an—dwae"
Terlambat. Karena Luhan sudah melihatnya. Tubuhnya yang berdiri kaku dan pandangan matanya yang menatap pada salah satu meja yang berada jauh di dalam kantin yang sangat luas itu membuktikannya. Perlahan tapi pasti, Luhan mengernyitkan keningnya tak suka melihat pemandangan di depannya. Tangannya terkepal di sisi tubuhnya dan nafasnya mulai tak teratur menahan amarah, atau air mata?
'Aiiisshh! Aku bilang juga apa! Sebaiknya kita kembali nanti saja!' ucap Baekhyun dalam hati kemudian menghampiri Luhan dan berdiri di depannya. Menghalangi pandangan mata Luhan dari pemandangan sang Prince School bernama Kris Jung yang kebetulan merupakan kekasihnya sedang berduaan dengan seorang namja manis berdimpel yang tak kalah manisnya di sana. Mereka berdua juga terlihat sangat, errmmm, mesra. Terbukti dari Kris yang terlihat sedang mengusap-usap kepala namja manis itu dan sekali-kali akan memberikan senyum mautnya.
Luhan menelan ludahnya kasar dan menutup matanya. Menekan amarahnya. Akan sangat tidak elit jika dia tiba-tiba mengamuk di dalam kantin dan mengagetkan seluruh penghuninya. Lebih tidak elit lagi kalau sampai Kris melihatnya yang sedang mengamuk di kantin layaknya seseorang yang sedang 'jealous' saat melihat kekasihnya dekat dengan orang lain. Tunggu tunggu! Apa tadi dia bilang? Jealous? HELL NO! Luhan tidak JEALOUS. Dia hanya kesal. Catat itu! Hanya KESAL.
"Luhannie! Sebaiknya kita—"
Baekhyun belum sempat menyelesaikan kalimatnya karena Luhan sudah terlebih dulu berbalik meninggalkan kantin dengan air mata yang menggenang di pelupuk mata indahnya. Dia hanya menghela nafas berat dan kembali menatap Kris yang sepertinya masih tidak menyadari kehadiran Luhan tadi sebelum kemudian berlari untuk menyusul Luhan. 'Bisa gawat kalau Luhan mengamuk di dalam kelas!' pikirnya.
"Luhannie!" panggilnya saat melihat Luhan sedang membereskan barang-barangnya yang berserakan di atas meja. "Luhannie!" panggilnya lagi saat tidak mendapatkan respon apapun dari Luhan.
Grebb
Pergerakan Luhan terhenti seketika karena Baekhyun memegang erat lengan kanannya. Walaupun dia sedang kesal saat ini, dia cukup sadar untuk tidak menepis tangan Baekhyun.
"Luhannie! Jangan mengambil kesimpulan sendiri dulu. Mungkin mereka hanya teman biasa. Mungkin kau hanya salah paham. Jangan terbawa api cemburu!" tutur Baekhyun berusaha menenangkan Luhan. Meskipun dia tidak yakin kalau akan berhasil. Karena jujur, dia sendiri juga tidak yakin kalau Kris dan namja manis tadi hanya teman biasa. Kris tidak pernah seramah itu pada orang lain selain Luhan. Bahkan tidak pada dirinya yang notabene-nya adalah sahabat dekat Luhan.
"Don't be kidding me Baekhyun-ah! Kau tahu sendiri Kris itu seperti apa! Dia tidak mungkin bersikap se-intim itu dengan 'teman biasa'!" Luhan mencoba menahan emosinya. Dia tidak boleh melampiaskan rasa marahnya pada Baekhyun. "Dan catat satu hal! Aku TIDAK CEMBURU! Aku hanya kesal! Kalau dia memang menyukai orang lain, dia bisa mengakhiri hubungan kami baik-baik, kan? Tidak perlu berselingkuh dan bersikap sok manis pada namja itu di belakangku. Tch! Bahkan dia melakukannya di tempat umum!" lanjutnya, membuat Baekhyun memutar bola matanya. Jelas-jelas kalau dia itu sedang cemburu!
"Luhannie!" cobanya lagi, lebih lembut kali ini. "Justru karena aku kenal Kris dengan baik, makanya aku berkata seperti ini. Sebaiknya kalian bicarakan dulu. Tanya baik-baik padanya. Dia pasti punya alasan kan."
Luhan mendengus mendengar saran Baekhyun. "Baekhyun-ah! Kau pikir apa yang aku coba lakukan selama seminggu terakhir ini? Kalau dia bahkan tidak bisa dihubungi, bagaimana aku bisa menanyakan padanya? Lagipula, punya alasan pun, bukan berarti dia bisa selingkuh seenak jidatnya!"
"Hhhhhh" Baekhyun mendesah pelan. Perkataan Luhan ada benarnya. "Kalau begitu, kau hampiri saja dia ke kelasnya!" usulnya lagi.
"And what? Mempermalukan diriku sendiri? NO WAY!"
"Kau bisa bicara baik-baik tanpa harus mempermalukan dirimu, Luhannie!" ujarnya lagi, masih mencoba membujuk Luhan.
"Maldo Andwae! Aku bahkan tidak ingin melihat wajah jeleknya lagi!" tukas Luhan. "Biar saja! Kalau dia tidak bisa mengakhiri hubungan kami, aku yang akan mengakhirinya!" lanjutnya kemudian menyampirkan ranselnya dan berjalan keluar kelas.
"Kau mau kemana, Luhannie?"
"Aku mau pulang saja. Dan mungkin aku akan absen untuk sementara. Menghirup udara di sekolah yang sama dengan 'Tiang Listrik' itu rasanya membuatku sesak!" jawabnya. "Aku akan menghubungimu nanti, ne!" ucapnya kemudian berlalu dari kelas. Meninggalkan Baekhyun yang hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat sikap Luhan.
Luhan terus berjalan menyusuri koridor sekolah dengan menghentak-hentakkan kakinya kesal. Untung saja semua kelas sedang tidak ada pelajaran. Kalau tidak, bisa-bisa dia akan langsung kena detention sepulang sekolah yang akan menambah kesempurnaan hari buruknya. Dia lalu mengambil ponselnya dan menelfon seseorang. "Appa! Jemput aku sekarang!"
"..."
"Aku tidak mau tahu! Pokoknya Appa harus segera menjemputku sekarang!" ucapnya kesal.
"..."
"Arrasseo! Kalau begitu, tidak perlu kemari. Nanti Luhan akan bilang pada Eomma tentang 'kotak ajaib' Appa!" ancamnya. Sebenarnya dia tidak tahu banyak tentang kotak itu. Dia bahkan tidak tahu dimana Jongin menyimpannya. Dia hanya tahu dari Sehun dan mulut embernya kalau Jongin menyimpan beberapa DVD yadong di dalam kotak itu. Dan Kyungsoo paling tidak suka jika Jongin menonton film seperti itu.
"..."
"Geurae! 10 menit. Kalau Appa tidak tepat waktu, Luhan benar-benar akan membocorkan rahasia Appa!" jawabnya sambil menyeringai manis. Siapa sangka kalau ancamannya berhasil. Appanya memang paling takut pada Eommanya. Namun wajahnya kembali cemberut saat mengingat kejadian beberapa saat lalu. Baru hari ini dia memutuskan untuk percaya dan menunggu Kris menjelaskan semuanya, tapi dia sudah dihadapkan dengan pemandangan tak sedap yang membuat semua niat baiknya menguar. Luhan kembali melirik ponselnya dan mengetikkan 2 kata di kotak pesan kemudian mengirimnya pada Kris dan kembali berjalan keluar dari sekolah.
KITA PUTUS!
~O.O~
TeBeCe
A/N:
Annyeong semuanyaaaaa #lambailambai'
Liyya kembali :D Hmmm, karena Liyya merasa sangat berterima kasih pada Kris yang selalu dukung HunHan di 'The One', kali ini Liyya bawa KrisHan! . Dan karena Liyya merasa bersalah udah membuat readers galau gegara HunHan yang tak kunJung bersatu di situ, Liyya coba buat romance comedy yang sepertinya sama sekali gak ada unsur comedy nya -_-
Liyya cuma berharap ff Liyya yang ini gak mengecewakan. Ini cuma twoshot, dan Kris baru akan muncul di chap depan ya. Untuk 'The One' chap 23, sepertinya bakal sedikit lama, soalnya chapter resolusi itu ternyata sedikit lebih menguras otak #alasan
Anyways, Liyya pengen tahu gimana pendapat Eonnie, Oppa, Chingu, n Saeng semua setelah membacanya. So, mind to Review?
#Kiss N Hug reader satu-satu ^_^
