Sebuah pagi yang indah, burung-burung berkicau, dan sebuah jeritan pilu nan menyayat hati terdengar dari dalam sebuah rumah mewah nan megah.
"DEIDARA-SENPAI! SENPAAAIIIII! GILIRAN SENPAI MEMBUANG SAMPAH~!" jerit seorang anak autis yang merupakan hasil perkawinan pahlawan bertopeng dan sebuah lollipop(?) pada salah satu senpai-nya yang sedang menonton TV sambil memamerkan sebuah karung sampah dengan bangga di depan TV flat yang ia tonton.
"Minggir Tobi, un! Aku tidak bisa menonton Dora yang ingin melawan Ultraman itu, un!" bentak salah satu senpai-nya yang berambut pirang sambil menodong Tobi menggunakan jari tengahnya.
Tobi mencabut kabel TVnya, "Eits! Kata Pein-senpai, Dei-senpai harus membuang sampah ini atau-" perkataan Tobi terpotong ketika Deidara dengan kecepatan kilat langsung menyambar sang karung dan berlari keluar. Deidara tahu―bukan tempe―bahwa Pein tidak akan menggunakan saluran TV Jepangvision(?) lagi jika dia tidak segera membuang karung sampah nista ini.
Tobi geleng-geleng kepala, "Padahal, Tobi mau bilang kalo Dei-senpai harus membuang sampah itu atau Pein-senpai akan menambah fitur game di TV. Ah, sudahlah, biarkan." Tobi bersenandung riang sambil meninggalkan TKP.
~o0o~
"Leader sialan, un! Mengganggu acara TV favoritku saja, un!" gerutu Deidara sambil berancang-ancang memasukkan karung sampah itu ke dalam tong sampah dengan beringas, tapi aktivitasnya itu terhenti ketika kedua manik matanya melihat sesuatu di dasar tong sampah itu.
"Hello, ada apa di sini, un?" gumamnya―melupakan seluruh amarah yang menggelora tadi―sambil menaruh karung sampah itu di sampingnya, di bacanya kertas yang ternyata brosur itu.
HADIRILAH!
TANTANGAN MENGINAP DI SEBUAH PETERNAKAN PALING BERHANTU DI DUNIA SELAMA 6 BULAN!
HADIAH SEBESAR 500 JUTA RYO AKAN DI PERSEMBAHKAN PADA SANG PEMENANG!
JANGAN KHAWATIR KALAU TAKUT, ADA ASURANSI NYAWA YANG TIDAK MENJAMIN KESELAMATAN ANDA DI SANA!
'Iklan macam apa ini, un?' batin Deidara ketika melihat sebuah kalimat nista di sana.
TINGGAL HUBUNGI NOMOR 123-45-6-78-9 UNTUK MENDAFTAR! JEMPUTAN AKAN MENJEMPUT ANDA DI RUMAH ANDA TEPAT JAM 9 PAGI PADA HARI xxx TANGGAL xx BULAN xx TAHUN xxxx!
PENDAFTARAN GRATIS ASAL ORANG YANG MENELPON NOMOR ITU BISA DATANG DI WAKTU YANG TEPAT DAN MENERIMA TANDA BUKTI.
IKUTILAH TANTANGAN YANG MENGANCAM NYAWAMU INI!
'Pantas saja kutemukan di tong sampah, un. Iklannya aja macem mau bunuh pesertanya gini, un.' Batin Deidara sweatdrop sambil membaca kalimat itu.
Tapi, tak lama kemudian sebuah seringaian menghiasi wajah Deidara.
'Berhantu, un? Kita buktikan, seberapa seramnya peternakan itu, un! Khukhukhu…' batin Deidara sambil memasukkan karung sampah itu ke dalam tong sampah dengan damai. Semua amarahnya ia lupakan, benaknya kini di penuhi oleh hantu, hantu, dan hantu. Dengan seringaian mengerikan masih belum lepas dari wajahnya, ia berjalan membuka sebuah pagar raksasa yang menjadi gerbang dari rumah mewah nan megah itu. Hingga sosok Deidara menghilang setelah menutup pintu itu.
Sebuah tulisan di kotak surat mereka menjelaskan seringaian Deidara.
'GHOST HUNTER'.
'Welcome to my world, baby…'
Naruto © Masashi Kishimoto
Ghost Hunter © Topeng Lolli Kura
Warning : OOC, Miss Typo(s), AU, A newbie's fic.
FIC INI DI BUAT BUKAN UNTUK MENCARI KEUNTUNGAN APAPUN. JIKALAU ADA KEMIRIPAN NAMA CERITA, ISI CERITA DAN LAIN-LAIN ITU HANYALAH SEBUAH KEBETULAN. FIC INI MURNI BUATAN SAYA SENDIRI TANPA MENIRU FIC ORANG LAIN.
Don't Like? Don't Read.
.
.
Kisame menatap horror pada rekan se-timnya itu.
Sekarang adalah jam makan siang, dengan meja panjang mewah dengan makanan-makanan lezat tertata rapi di atasnya dan sepuluh kursi yang juga tertata rapi. Empat kursi di kanan, empat kursi di kiri, satu kursi di salah satu ujung meja panjang itu, dan satu kursi di ujung lainnya.
Dan, Kisame malah memperhatikan Deidara yang duduk di sebrang posisinya saat ini―sisi meja sebelah kanan―karena, sedari tadi Deidara menyeringai horror dengan backsound tawa iblis di manapun ia berada. Kisame tidak tahu, bahwa Tobi membawa rekaman suara tawa iblis palsu yang ia beli di toko mainan dan selalu ia mainkan secara rahasia ketika di dekat Deidara.
"Dei?" akhirnya Kisame membuka suara, dijentikannya jari-jarinya di depan Deidara, tapi tidak berhasil. Malah, seringaiannya makin lebar melebihi Kuchisake Onna sekalipun. Takut tangannya di gigit, Kisame berhenti menjetikan jarinya di depan wajah Deidara.
Tobi yang duduk di sebelahnya melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Deidara. "Senpai?" tanyanya ketika sang senpai tidak merespon. Senpai-nya itupun tertawa-tawa sendiri.
"Khukhukhukhu… BWAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAAAA!" tawanya menggelegar membuat garpu yang di pegang Pein meloncat-loncat seketika. Konan yang ingin minum malah harus terkaget-kaget dan salto di tempat ketika gelasnya pecah.
Pein melempar sebuah tulang ayam yang mengenai kepala Deidara. "Apaan sih nih anak?! Tadi menyeringai kayak hantu, sekarang ketawa-tawa sendiri!" keluh Pein sambil mengambil piringnya yang sudah habis guna untuk ia lempar ke Deidara, tapi batal ketika dia mendapat death glare dari Kakuzu. Death glare itu seolah mengatakan 'Itu-piring-mahal-!'.
"Ma-maaf, leader, un… Sasori mengkelitikiku, un…" lapor Deidara sambil melirik ke arah Sasori, Sasori hanya bersiul sambil memainkan sendoknya dengan wajah seolah-olah ia tidak pernah berdosa.
"Ta-tapi, leader, un! Aku membawa berita bagus, un!" sergah Deidara sebelum Pein melemparkan pisau yang bisa mendarat di mana saja. Masih untung mendarat di Tobi, lah kalau nancep di jidatnya?
"Beritahukan berita itu atau aku akan mengganti pisau ini dengan pisau daging!" perintah Pein diktator sambil menodong Deidara menggunakan sang pisau makan seperti Deidara adalah orang yang termasuk dalam korupsi Proyek Hambalang(?).
Deidara membentuk sebuah origami berbentuk pesawat dari brosur tadi dan melemparnya hingga mendarat dengan lancar di piring Pein. Di ambilnya brosur tak bersalah itu dengan gaya ala preman dan di bacanya keras-keras.
HADIRILAH!
TANTANGAN MENGINAP DI SEBUAH PETERNAKAN PALING BERHANTU DI DUNIA SELAMA 6 BULAN!
HADIAH SEBESAR 500 JUTA RYO AKAN DI PERSEMBAHKAN PADA SANG PEMENANG!
Mata Kakuzu berubah blink-blink.
JANGAN KHAWATIR KALAU TAKUT, ADA ASURANSI NYAWA YANG TIDAK MENJAMIN KESELAMATAN ANDA DI SANA!
TINGGAL HUBUNGI NOMOR 123-45-6-78-9 UNTUK MENDAFTAR! JEMPUTAN AKAN MENJEMPUT ANDA DI RUMAH ANDA TEPAT JAM 9 PAGI PADA HARI xxx TANGGAL xx BULAN xx TAHUN xxxx!
PENDAFTARAN GRATIS ASAL ORANG YANG MENELPON NOMOR ITU BISA DATANG DI WAKTU YANG TEPAT DAN MENERIMA TANDA BUKTI.
Mata Kakuzu bersinar seterang matahari.
IKUTILAH TANTANGAN YANG MENGANCAM NYAWAMU INI!
Seluruh mahluk hidup di sana―tidak termasuk tikus dan hewan-hewan lain―menyeringai lebar seperti mereka baru saja menemukan harta karun terpendam yang tiada duanya. Tobi memutar rekaman tawa iblisnya lagi.
"Hidan…" Pein melirik salah satu anak buahnya yang sedang bertelanjang dada, Hidan, masih dengan seringaian horrornya. Hidanpun seperti sudah mengerti maksud Pein berlari dan mengambil handphone Pein yang tergeletak di ruang tamu dan menyerahkan kepada sang empunya. Pein menekan nomor absurd itu dan meneleponnya.
"Iya... Baiklah… Terima kasih…" Pein menutup telponnya dan menatap satu-persatu anak buahnya yang wajahnya terhiasi oleh seringaian horror terkecuali Tobi dan Kakuzu. Tobi kembali memutar tawa iblisnya.
"Besok bersiap-siaplah jam 9 pagi… Itachi, suruh keluargamu atau teman keluargamu untuk menginap dan menjaga rumah ini selama 6 bulan… Aku akan menyiapkan gaji para maid dan penjaga rumah ini lalu meminta tolong Tuan Fugaku atau Tuan Minato menggaji mereka selama 6 bulan… Aku akan menyiapkan daftar gajinya sekarang… Bereskan pakaian dan kebutuhan kalian sekarang… Kalau mau pergi ke supermarket untuk membeli sesuatu, cepat lakukan… Konan, tolong siapkan baju-bajuku saja, nanti sisanya akan aku siapkan sendiri…" Pein memberi perintah pada anak buahnya, dengan sigap dan kecepatan kilat, mereka berlomba lari menuju kamar masing-masing. Terkecuali Tobi yang lupa membawa rekaman tawa iblisnya, dia kembali untuk mengambilnya dan kembali berlari. Pein sweatdrop di buatnya.
"Konan-chan, kenapa kau tidak ikut beres-beres?" tanya Pein mendekati sang pacar. Langkahnya terhenti ketika menyadari aura-aura suram dari Konan.
"Sisanya akan aku siapkan sendiri… Heh, memangnya kau mau membawa majalah terkutukmu itu, HAH?!" bentak Konan sambil menodongkan sebuah bazooka pada Pein. Pein meneguk ludahnya. 'Darimana ia mendapatkan bazooka itu?!' batin Pein horror.
"JAWAB AKU!" Konan bersiap-siap menarik pelatuk senjatanya itu.
"Tentu saja tidak Konan-chan..." elak Pein dengan tawa canggung sambil menggaruk belakang kepalanya yang pasti tidak gatal, 'tidak salah maksudnya…' lanjutnya, dalam hati.
Konan menyimpan kembali bazookanya itu, matanya menatap Pein tajam setajam paku hingga membuat Pein kaku karena terpaku(?).
"Untung kau orang yang menelpon tadi… Jika tidak, sudah kubakar semua majalahmu itu." Konan berkata sambil mendengus. Pein menghela nafas lega.
"TAPI!" Konan menunjuk dagu Pein hingga kepalanya ndongak-ndongak gaje, "Sampai aku melihat kau membaca majalah itu di lokasi…" Konan mengambil sebuah granat dari kantongnya lalu menggigit penyumbatnya dan melemparnya ke halaman depan melalui jendela, terdengar suara ledakan dan teriakan Zetsu. Sepintas, Pein dapat melihat Zetsu yang sedang terbang ke angkasa. Pein bergidik ngeri.
Pein ngangguk-ngangguk hingga kepalanya pusing.
~o0o~
"Ah, Tuan Pein, senang membantu anda lagi…" Fugaku Uchiha menundukan tubuhnya sembilan puluh derajat hormat kepada Pein, ketua organisasi Ghost Hunter paling tersohor di dunia yang bernama Akatsuki.
Sedikit penjelasan,Ghost Hunter adalah sekelompok orang dengan kemampuan khusus dan bisa melawan atau melakukan kontak dengan para roh gentayangan atau mahluk halus. Mereka biasanya di sewa untuk pengusiran hantu atau pengungkap misteri yang ada. Biasanya, mereka melakukan pekerjaan ini untuk memanfaatkan bakat mereka untuk mencari uang atau sekedar hobi. Hanya saja, orang yang menekuni pekerjaan ini demi sekedar hobi sangatlah jarang, karena pekerjaan ini terkadang mengancam nyawa sang ghost hunter sendiri. Dan, Akatsuki adalah sebuah organisasi yang di dirikan oleh kakak Pein, Nagato. Semua ini berawal dari kebiasaan aneh Pein yang suka menghajar hantu-hantu yang lewat di depannya. Pein memang tidak kenal yang namanya 'takut pada hantu', maka Nagato mendirikan organisasi Akatsuki untuk mencari teman yang sama dengan Pein. Dan, walak! Ternyata banyak juga yang seperti Pein. Lalu, sementara semua hal yang berkaitan tentang hantu di urus oleh Pein dan teman-temannya, hal yang berkaitan dengan business atau order di urus oleh ayah, ibu, dan kakak Pein. Pasalnya, Pein yang memang hanya pintar dalam hal yang berkaitan dengan action dan tidak terlalu bisa mengurusi tumpukan kertas yang menggunung serta semua bahasa business yang terlihat ruwet di mata dan otaknya itu juga masih berhak memiliki masa depan yang bagus. Maka, Akatsuki adalah pilihan yang tepat baginya untuk menjalankan sebuah profesi yang di kuasainya.
"Ah, anda terlalu sopan, Fugaku-san…" Pein berkata sambil nyengir dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Lalu, tatapannya beralih pada Uchiha bersaudara.
Tatap.
Tatap.
Tatap.
Itachi menatap Sasuke.
Sasuke menatap Itachi.
Tatap.
Tatap.
Tatap.
Mereka saling bertatapan.
"Hn" gumam mereka bersamaan mengakhiri tatapan mereka. Pein ber-gubrak ria.
"Ah, biarkan saja mereka…" katanya lalu menghampiri Minato dan menatap mata biru safir itu. Persis seperti apa yang di lakukan Sasuke dan Itachi tadi.
"Hn" gumam mereka bersamaan―persis dengan adegan sebelumnya. Pein sampai tak habis pikir, sejak kapan seorang Namikaze Minato memakai 'Hn' trademark keluarga Uchiha?
Pein memijit pelipisnya. Memang, sih, mereka keluarga tersohor karena perusahaan mereka yang begitu sukses. Sama dengan Akatsuki.
Tapi, kenapa setiap mereka bertemu, mereka selalu melakukan acara tatap-menatap seperti itu?!
Astaga, Pein… Apakah kau tidak sadar jika Akatsuki-mu itu juga tidak normal?!
Sebelum adegan abnormal lain terjadi, sebuah limosin berwarna putih menghampiri kediaman Akatsuki. Seseorang berseragam serba hijau tak lupa peci berwarna hijau(?) keluar dari mobil sambil membawa sebuah kertas dan pulpen.
"HUUWAAAAAA! ADA ULANGAN! TOBI BELUM BELAJAR!" jerit sang Uchiha autis gaje sambil berlari mengelilingi orang yang keluar dari limosin tadi.
BLETAK!
Sebuah batu mendarat dengan mulus di kepala Tobi hingga anak autis itu pingsan dengan mulut berbusa. Sementara Deidara dan Naruto terlihat bersiul-siul mencurigakan.
"Tuan Peininigantengsekali bin Abdul Murahman?" tanya orang tadi sambil mengernyitkan dahi melihat nama orang ini. 'Nama yang aneh…' batin orang itu yang mari kita panggil Kakashi binti Tukang Dokter Sunat Pake Chidori(?).
"Tolong tanda tangani di sini." Perintah Kakashi sambil menunjuk sebuah garis di kertas itu. Pein menandatangani kertas itu dengan senyum wibawa yang membuat Kakashi ingin cepat-cepat kabur dari sini.
GREP
Tiba-tiba Tobi memegang kaki kanan Kakashi dengan ingus dan air mata yang meler dari lubang hidung dan telinga Tobi. Kakashi menatap jijik sosok mahluk di kakinya ini
"APAKAH-"
BLETAK!
Sebuah batu lain berhasil membuat Tobi pingsan. Itachi dan Sasuke terlihat bersiul-siul mencurigakan.
"Terima kasih, mari ikut saya." Kakashi dengan gaya sopan langsung mengantar Akatsuki dan melotot horror ketika Tobi di seret oleh Sasori dan Deidara menggunakan sebuah tali. 'Mahluk autis itu akan naik mobil ini?! Bisa-bisa aku di marahi bos nanti kalau mobil ini kenapa-kenapa…' Kakashi membayangkan Tobi akan melompat-lompat di atap mobil, memencet-mencet semua tombol di sana, dan memainkan bel mobil sesuka hati.
Dengan langkah gontai, Kakashi mulai masuk menduduki kursi pengemudi dan menjalankan mobilnya ketika semua Akatsuki sudah masuk berikut barang-barangnya. Tak lupa mahluk autis yang di takuti oleh Kakashi itu.
Mobil itu mulai berjalan menjauh. Sementara keluarga Uchiha dan Namikaze mulai memasuki rumah megah yang akan menjadi kediaman mereka selama 6 bulan ini.
-Skip Time-
Para Akatsuki ternganga dengan pemandangan di depan mata mereka. Bahkan Tobi sampai menjatuhkan rekaman tawa iblisnya.
Siapa bilang kalau peternakan paling berhantu di dunia ini mempunyai pemandangan yang begitu 'waow'? Rumputnya hijau, dengan beberapa pohon menghiasi di beberapa sudut, sapi-sapi dan domba-domba terlihat gemuk-gemuk dan sehat memakan rumput, sementara di bagian perkebunannya begitu asri dengan berbagai tanaman yang menghiasi perkebunan itu, udaranya segar tidak seperti udara di perkotaan yang mereka tinggali, dan background pegunungannya itu terlihat begitu indah di padu dengan langit yang biru dan cuaca yang cerah.
Tidak pernah mereka merasa setenang dan sedamai ini, semua yang pernah mereka alami di perkotaan adalah pemenuhan order klien, mendapat uang, membeli kebutuhan dan keinginan, bersenang-senang, dan menyeringai kompak seperti hantu ketika mendapat sesuatu yang menarik.
"Ah, kalian sudah datang…" kata seorang kakek tua memakai baju serba putih dengan sebuah tongkat kayu di tangan kanannya datang sambil merokok. Sekali lagi, Akatsuki ternganga dengan apa yang di hadapan mereka. Bahkan saking lebarnya Zetsu menganga, seekor lalat masuk ke sana.
Tentu mereka terkejut dengan kakek tua itu. Karena, kakek tua itu adalah…
"HIRUZEN SARUTOBI?!" jerit mereka kompak. Bahkan Deidara melupakan trademark 'un'nya itu.
Siapa yang gak kenal sama Hiruzen Sarutobi? Kakek tua tetapi berwibawa itu pernah menjadi pemimpin Konoha. Kota metropolis tempat pusat perusahaan-perusahaan terkenal hingga ke mata dunia seperti Uchiha. Corp, Namikaze. Corp, Hyuuga. Corp, dan tentu saja, Akatsuki.
Konoha begitu makmur dan maju ketika Hiruzen Sarutobi menjadi pemimpin. Sayang, kakek tua tapi berwibawa itu memilih pensiun karena tak kuat menghadapi bergunung-gunung kertas lagi ataupun panggilan darurat dari mana-mana.
Tapi, Akatsuki tidak pernah terbayang bahwa Hiruzen akan memilih menjadi seorang peternak di sebuah peternakan berhantu.
Hiruzen tiba-tiba menatap tajam ke pohon yang terletak beberapa meter di belakangnya dan tiba-tiba sebuah angin aneh melewati mereka. Akatsuki yang memang bisa melihat mahluk astral tidak perlu bertanya pada Hiruzen apa itu barusan. Mereka juga melihat sebuah sosok di pohon itu.
Rambut silver panjang menutupi wajah dan seluruh kepala dengan tanduk dan baju robek-robek berwarna merah menutupi tubuh atasnya hingga kakinya. Sosok itu duduk di atas pohon dengan tangannya yang mempunyai kuku-kuku panjang dan tajam serta berlumuran darah. Kepala sosok itu tertunduk dan perlahan terangkat. Akatsuki bersiap siaga.
"Hati-hati, dia berbaju merah…" ingat Itachi pada rekan setimnya. Tentu, semua Ghost Hunter tau apa arti baju warna merah.
Memang, ada perbedaan terhadap hantu yang berbaju putih dan merah serta hantu berbaju seperti manusia. Berbaju putih berarti mereka mengenakan kain kafan dan belum menyentuh neraka ataupun surga, mereka masih penasaran di bumi. Sedangkan yang berbaju merah adalah roh yang benar-benar jahat yang di utus dari neraka untuk mengganggu manusia. Sedangkan hantu yang berbaju seperti manusia belum di pastikan kekuatannya, tetapi yang pasti mereka di kuburkan secara tidak layak atau mati bunuh diri. Sedangkan sampai saat ini mereka belum menemukan hantu seperti Casper.
Kembali ke dunia nyata.
Sosok itu mengangkat wajahnya dan menampilkan mata yang di dominasi warna hitam dan pupil berwarna merah serta darah yang mengalir dari mulut serta kedua mata mahluk itu. Kulitnya berwarna abu-abu pucat dengan mulut yang di dominasi taring itu.
"Kalian… Akan mati…" sosok itu berkata seperti ratusan orang pria dan wanita yang berbicara. Tapi, suara wanitanya terlihat mendominasi.
Sosok itu terbang secepat kilat menuju ke gerombolan Akatsuki. Baru saja Akatsuki akan menyerang sebelum Hiruzen memberikan tanda berhenti ke mereka. Hiruzen maju ke depan meninggalkan Akatsuki yang kebingungan.
Hiruzen menaruh mengangkat tongkat kayunya.
"ZRAAAAAKKK!" mahluk itu menjerit dengan suara ratusan wanita sambil membuka mulutnya menuju Hiruzen.
TAK!
SSWWOOSSSSHHHHHH!
Akatsuki sekali lagi menganga. Entah sudah berapa kali mulut mereka menganga lebar seperti ini.
Hiruzen, hanya dengan mengetukan tongkatnya ke tanah, berhasil membuat sosok itu terbakar dengan mudahnya. Dan energi yang di lepaskan dari ketukan itu bukan main-main. Bahkan Tobi si autis bisa merasakannya. Ini… Bukanlah kekuatan seorang Ghost Hunter… Tapi…
"Apakah kakek tua yang baik ini seorang Wizard?" tanya Tobi pada Hiruzen. Hiruzen hanya bisa tersenyum dan mengangguk pelan.
"APUAAAHHH?!" Akatsuki kompak berteriak. Sekali lagi, Deidara melupakan 'un' kebanggaannya itu.
Wizard berbeda dengan seorang Ghost Hunter. Wizard adalah sebutan untuk penyihir laki-laki. Para Wizard menggunakan sihir daripada menggunakan kemampuan spesial setiap individu seperti Ghost Hunter. Contohnya adalah, tadi itu adalah sihir pengusir roh jahat yang hanya bisa di pelajari wizard tingkat atas. Sedangkan Pein tadi akan menggunakan 6 kekuatan mata Rinnegan yang bisa mengendalikan gravitasi, memanggil hewan-hewan kuchiyose dengan begitu mudah, mengendalikan teknologi, menghisap kekuatan lawan, mencabut roh kehidupan dari lawan, serta membangkitkan orang mati. Dan kekuatan mata Rinnegan itu adalah kekuatan spesial individual dan hanya di miliki Pein. Sedangkan anggota Akatsuki lain mempunyai kekuatan spesial individual sendiri-sendiri dan berbeda dari Pein.
Tapi, para Wizard sangat sulit untuk di temukan di jaman modern seperti saat ini. Selain itu, para Wizard yang notabene adalah penyihir akan sulit di terima masyarakat. Berbeda dengan para ghost hunter yang bisa di terima dengan lapang dada oleh masyarakat luas.
Walaupun begitu, Wizard adalah sahabat dekat para ghost hunter karena terkadang sihir mereka cukup ampuh untuk membantu para Ghost Hunter.
"Sudah, ayo masuk sebelum hantu lain datang! Biasanya jika satu mati,yang lain akan muncul, ayo ikuti aku!" perintah Hiruzen sambil menuntun Akatsuki masuk ke rumahnya. Sedangkan Akatsukinya sendiri malah membuntuti Hiruzen sambil berjinjit-jinjit entah kenapa.
~o0o~
"Wuah… Barriernya kuat banget…" ZePut (Zetsu Putih) berkata norak sambil menatap berlapis-lapis kubah berwarna ungu yang melindungi rumah Hiruzen. Entah kenapa dia jadi teringat dengan sandwich.
"Kalau mau norak jangan ajak-ajak aku…" ZeTam (Zetsu Hitam) berkata illfeel dengan setengah bagian tubuhnya ini. Terkadang ia berpikir mengapa ia bisa hidup dengan badan setengah-setengah serta gen tumbuhan di dalam DNAnya.
"Apakah mereka tipe orang two in one?" tanya Hiruzen sambil memperhatikan Duo Zetsu itu saling tonjok-tonjokan. Lebih mirip orang yang ninju diri sendiri, sih.
"Yah… Awalnya dua anak kembar siam, tubuh mereka menempel di bagian punggung pada awalnya… Walaupun begitu, orangtua mereka masih menyayanginya, mereka juga mempunyai teman-teman yang baik…" wajah Pein berubah sendu, "Tapi, pada suatu hari, ledakan nuklir serta radiasinya yang membuat kedua orang tuanya terbunuh membuat mereka berubah secara genetik, tubuh mereka perlahan tapi pasti mulai menyatu, serta entah bagaimana, gen tumbuhan mulai muncul di kode DNA mereka, mengubah mereka yang awalnya hanya dua anak kembar siam menjadi dua tubuh yang menjadi satu dengan ciri fisik serta kemampuan seperti tumbuhan. Mereka selalu di tolak dan di anggap kanibal oleh teman-teman mereka dulu. Mereka mulai di kucilkan, dan pada akhirnya menjadi anak terbuang…" Pein menutup mata dan menghela nafas di bagian terakhir. Dengan Zetsu menjadi temannya, ia lebih mengerti bagaimana rasa syukur di lahirkan dengan fisik yang normal serta anugerah rohani yang menjadikannya seorang ghost hunter serta rasa syukur masih mempunyai orang yang menyayangimu.
Terutama keluargamu.
"Tapi, bagaimana cara mereka bertahan hidup dari ledakan nuklir itu?" tanya Hiruzen penasaran.
"Mereka… Katanya mereka… Dilindungi oleh sebuah pohon raksasa, katanya, ranting-rantingnya membawa mereka ke bagian tertinggi dan aman dari ledakan nuklir itu, dan pohon itu memberikan buahnya sebagai makanan selama kondisi belum aman, dan air yang di hisap dari dalam tanah di murnikannya dan di berikan kepada mereka berdua, tapi, sayang, walaupun tempat itu tinggi sekali, radiasinya masih bisa mencapainya, dan itulah yang terjadi. Dan pohon itu mati akibat air yang tercemar." Pein menjelaskan masa lalu Zetsu yang ia ceritakan padanya dulu sekali. Hiruzen sekilas dapat melihat expresi Pein yang begitu menghayati penderitaan Zetsu.
'Dia benar-benar orang yang baik…' batin Hiruzen sambil tersenyum lembut menatap Pein yang begitu prihatin dengan penderitaan teman-temannya.
Sejenak, Pein dan Hiruzen bercerita di ruang tamu tentang masa lalu kelam setiap anggota Akatsuki. Dia tentu bukan orang yang suka mengumbar rahasia. Tapi, tentu ia sangat yakin bahwa Hiruzen adalah orang yang baik. Tanpa Hiruzen duga, Akatsuki yang terkenal itu mempunyai masa lalu yang begitu suram. Sementara anggota Akatsuki lainnya bersantai ria atau menonton TV beberapa bahkan bercanda ria. Sangat kontras dengan masa lalu mereka yang kelam dan suram.
'Mereka orang-orang yang kuat… mental dan hati baja, ya, merekalah orangnya, tidak salah lagi…' Hiruzen membatin lalu berdiri dari sofanya dan mengumumkan sesuatu.
"Baiklah semuanya. Kita akan latihan." Hiruzen mengumumkan sesuatu yang membuat para Akatsuki mau tidak mau menganga lagi, terkecuali Tobi yang sedang menari samba di atas meja.
"Hantu-hantu di sini tidak seperti hantu biasa yang kalian hadapi. Kalian membutuhkan kemampuan khusus untuk mengalahkan mereka." Kata Hiruzen dengan datar.
"Lalu, apa pelatihanmu yang 'waow' itu bisa membantu kami mengalahkan hantu-hantu yang 'waow' juga di sini?" tanya Hidan sarkastis yang langsung di getok oleh Itachi dengan wajah datar.
"Bicaralah yang sopan." Itachi berkata dengan nada datar nyaris berbisik, dan hanya Hidan yang bisa mendengarnya.
"Tentu saja, dan kekuatan yang kalian dapatkan nanti juga 'waow'…" Hiruzen meniru gaya perkataan dengan gaya sarkastis juga. Hidan hanya mendengus dan membuang pandangannya ke tong sampah terdekat. Entah kenapa tong sampah itu terlihat menarik.
"Gratis atau membayar?" tentu kali ini si tikus got Kakuzuntiduittwit bin Muhacadarrmulamiyah yang bersuara.
"Jika kau sulit di ajari, maka aku akan mematok harga tinggi…" Hiruzen berlalu sambil sebelumnya menyeringai pada Kakuzu. Kakuzu pun memasang pose hormat pda Hiruzen.
"Cepat ke sini!" teriak Hiruzen dari luar, Akatsuki pun segera mematikan TV dan menyusul sang guru.
~o0o~
"Ghost Hunter… Pembawa kekuatan yang di takuti oleh para setan, penjaga keamanan spiritual dunia…" Hiruzen berkata-kata sambil melihat satu-persatu Ghost Hunter di depannya ini. 10 Ghost Hunter berbakat. Hiruzen tersenyum ketika melihat para Akatsuki berbaris di teras rumahnya. Rumahnya yang berukuran 20 x 15 meter itu membuat tempatnya cukup luas.
"Jadi, kakek tua yang baik ini tujuannya apa ya memanggil Tobi serta senpai-senpai Tobi ini?" Tobi bertanya dengan nada polos. Tentu nada, karena wajahnya tersembunyi di balik topengnya itu.
"Tujuanku sebenarnya memanggil kalian kemari adalah untuk menetralkan hantu-hantu di sini!" Hiruzen berkata dengan nada lantang khas seorang pemimpin, "Ingat, Menetralkan, bukan memusnahkannya atau mengurung mereka di dalam botol!" Hiruzen menekankan kata 'menetralkan' pada kalimatnya. Akatsuki terkejut.
"Ta-tapi, Hiruzen-san, kami Ghost Hunter tidak bisa menetralkan roh jahat, kami hanya punya kekuatan untuk menghancurkan mereka…" Konan tentu tau apa yang di maksud dengan menetralkan, menghapus niat jahat dan dendam dalam hati roh jahat.
"Karena itu, aku melatih kalian, para Ghost Hunter yang terpilih, untuk mengungkap kekuatan sebenarnya dari Ghost Hunter!" Hiruzen berkata lantang pada Akatsuki dan memelototi Tobi yang sedang menatap para hantu yang lewat di luar kubah dengan tatapan yang… Sulit di artikan. Tentu saja sulit! Dia pakai topeng, kok!
"Kekuatan yang 'waow' itu?" Hidan bertanya dengan antusias dan semangat.
BLETAK!
Seseorang menjitak kepalanya, dan ketika Hidan mencari sang pelaku, dia tidak menemukannya. Hanya saja, Itachi sedang bersiul-siul mencurigakan.
"Aku ingin melihat cara kalian mengatasi para hantu itu. Gunakan cara yang biasa kalian gunakan, dan aku akan menilainya!" Hiruzen berkata lagi sambil menatap jam, hampir tengah malam. Sebentar lagi. Sebenarnya, sih, sekarang aja udah bisa. Melihat banyak hantu sedang berkeliaran di luar kubah.
Tapi, tentu saja ada perbedaan kekuatan hantu karena faktor waktu. Itu adalah pengetahuan umum semua Ghost Hunter.
TENG!
"Sudah di mulai, sekarang, Pein, kau maju duluan!" Hiruzen memerintahkan Pein untuk maju duluan unjuk gigi.
"Baik!" Pein maju dengan semangat, menembus barrier dan menghadapi para hantu yang mulai bertambah kuat seiring dengan faktor waktu.
Latihan sesi pertama, di mulai!
TBC
Suara Gaib(?) :
Sebuah fic khusus yang kupersembahkan untuk Katojiku Chifuka serta Kiki Hatake sebagai tanda pertemanan. Agak lebay, sih. Entah kenapa pengen bikin fic ini untuk mereka. I hope they'll like it.
Entah kenapa akhir-akhir ini suka banget sama fichorror-horror atau supernatural gitu. Jadi gak semangat bikin fic yang murni maksudnya buat lucu-lucuan. Tapi, Kura punya janji bakal namatin setiap fic Kura.
Ehm… Entah kenapa pas ngetik ini fic dan kebayang di baca sama pembaca trus gak mau review atau critic atau concrit atau flame yang membangun, jadi badmood dan gak mau ngomong-ngomong di awal cerita kayak biasa. Huh. *ngambek lagi*
Ini nanti mereka di latih sama Hiruzen buat sesuatu yang lebih besar, peternakan hanya awal, sesuatu yang lebih besar menunggu takdir mereka *sok misterius* *ditendang*
Trus biasanya present fic kayak gini oneshoot ya? Yang ini multichap, lho. Jarang 'kan ada present fic yang multichap? Hohoho, tapi ya kalau ada yang multichap Kura gak tau dan gak pernah lihat, setau Kura pas baca present ficauthor lain, oneshoot semua.
Apakah Humornya kerasa? Apakah Horrornya kerasa? Alurnya kecepeten? Tulisannya rapi gak? Capek loh nge klik Italic terus buat huruf miring.
Nanti ada chapter-chapter khusus yang menceritakan setiap anggota Akatsuki secara detailed. Di sini Itachi gak banyak bicara yah? Emang tokoh utamanya si mesum Pein. Bagi yang mau Naruto dkk di munculin bisa kok.
Yah, tunggulah pelatihan Akatsuki Ghost Hunterseason 1 : Dasar dari kemurnian.
Review? Critic? Concrit? Flame? Tapi benar-benar direkomendasikan sekaligus Kura bener-bener maksa(?) buat Review yang membangun, contohnya, apa kekurangan dari cerita ini. Tapi, sebiji kata atau curhatan gaje juga gak apa-apa, Kura justru seneng membacanya. Tapi, sekali lagi, review yang membangun sangat di butuhkan. DON'T YOU DARE JUST READ THIS FIC AND NOT LEAVE A REVIEW! *ngancem pake bulu ketek*
Adios, Amigo!
