Camaraderie

genre: friendship

rating: T

.

Pandora Hearts © Jun Mochizuki


[ 50 Sentences ~ part I ]


1. Warm

.

Elliot seringkali terbangun di tengah malam; napasnya terengah-engah dan tangannya gemetaran. Ia melirik ke sekelilingnya—dan mendapati kalau semuanya baik-baik saja.

Namun ketika ia melirik ke tempat tidur di seberangnya, ia mendapati teman sekamarnya itu masih terlelap dengan tenang—selimutnya tertendang ke bawah, menampakkan piyamanya yang kusut dan kakinya yang tak memakai kaus kaki.

Ia menaikkan alis, dan memutuskan untuk merapatkan jendela yang sedikit terbuka. Pasti Leo lupa menutupnya sore tadi, padahal angin musim dingin bertiup kencang di luar.

Ia turun dari tempat tidurnya perlahan, lalu menghampiri tempat tidur sahabatnya itu. Diangkatnya selimut yang menggantung di tepi ranjang, dan ia menyelimuti teman sekamarnya perlahan, tanpa membangunkannya.

'Begini lebih hangat,' bisiknya dalam hati, dan ia menggumamkan 'selamat malam' tanpa suara, sebelum kembali ke ranjangnya.


2. Melody

.

"Kau memainkannya dengan bagus," puji Elliot sembari menyeringai lebar. Di sebelahnya, Leo menghentikan permainannya sejenak.

"Hm? Nada-nadanya masih acak dan belum teratur," ia memberitahu. Eliiot menggeleng.

"Itu sudah bagus. Padahal kau mempelajarinya sendiri, ya," ia memandangi barisan tuts di depannya seraya tercenung. Leo menaikkan alis.

"Huh? Nada-nada yang kumainkan melankolis sekali, Elliot. Berbeda denganmu," tukasnya seraya menggumam sebentar, memelankan permainannya.

"Maksudmu?"

Leo tertawa. "Yah…" ia menggerakkan jarinya membentuk pola pentatonis di barisan tuts, "kau memainkannya dengan lebih indah. Nada-nadamu ceria, Elliot," pemuda berkacamata itu menegakkan badannya, dan tersenyum.

Elliot memandangi sahabatnya itu dengan heran selama beberapa saat—namun sebelum ia sempat membalas, Leo sudah melanjutkan permainannya lagi.


3. Over

.

"Liburan sebentar lagi berakhir," gumam Leo—menatap langit yang mulai mendung, sebuah buku yang baru dibeli tergenggam di tangannya. Di sebelahnya, Elliot memperlambat langkahnya.

"Ya…" ia menghela napas pendek. "Senin besok kita akan kembali ke sekolah."

"Cepat sekali," Leo membalas seraya menyerahkan sebatang lollipop yang baru dibelinya tadi pada sahabatnya; namun mendadak ia menyadari—kalau baginya tak masalah kalau mereka akan kembali ke asrama sebentar lagi.

.

Karena selama ada Elliot di sampingnya; baginya setiap hari adalah liburan.


4. Reflect

.

Kapan saja ketika Leo tengah membaca bukunya dan tidak menghiraukan sekelilingnya sama sekali, Elliot tergoda sejenak untuk melepas kacamatanya—dan menyingkirkan tirai hitam pekat yang menutupi mata sahabatnya itu.

Dan mungkin ia bisa melihat refleksi dirinya yang tercetak jelas disana.


5. Huge

.

Leo pernah terpikir suatu ketika untuk menulis selembar surat untuk Elliot di hari ulang tahunnya—namun niat itu tak pernah terwujud sampai sekarang.

Karena setiap kali ia mulai meraih pena dan menatap selembar kertas putih yang ada di depannya, ia sadar—kata-kata saja bahkan tak cukup untuk menggambarkan betapa besar rasa ingin melindungi; rasa percaya—dan kasih sayang untuk Elliot yang tersembunyi di hatinya.


.

.

Bersambung.

.

notes: yang mana prompt yang paling kalian sukai?

ah ya, sampai jumpa di chapter berikutnya~ :D

.

(jakarta, 05/07/2014)

terima kasih sudah membaca. :)