Bunga itu layu karena seekor kumbang menghisap seluruh sarinya. Semangat hidupnya menurun drastis. Disiram dan dirawat pun jika jiwa bunga tersebut tak sanggup untuk terus tumbuh, hasilnya akan tetap layu dan bahkan kelopak-kelopak bunganya selalu gugur dari putiknya.
Tapi bunga itu selalu tumbuh pada jiwa seorang laki-laki, sungguh butuh alasan yang logis mengapa dihadapan banyak orang bunga itu terlihat layu, tapi tidak pada jiwa laki-laki tersebut,bunga itu tetap hidup dan tak akan layu.
.
.
.
-_Flower_-
Dedicated to Fian_Namikaze
Based original characters belong to Masashi Kishimoto
Original story by Quinn Agatha Dias
OOC, AU, TYPPO, ide pasaran, EYD berantakan dan segala macam kekurangan lainnya.
.
.
.
Chapter 1
Angin yang mencekam begitu menyelimuti area ini, sunyi, dan semakin membuat suasana mengerikan. Angin itu menyibakkan jaket tebal yang dipakai oleh seseorang yang berdiri disamping mobil fortuner hitam dan berhadapan dengan sebuah rumah yang dibatasi pagar yang menjulang tinggi. Tak ada penerangan sama sekali dirumah itu.
Tap... Tap...
Derap kaki orang tersebut semakin dekat dengan pagar rumah, seorang laki-laki ternyata, ia menatap sedikit menerawang keatas,melihat rumah megah yang terlihat mengerikan itu, mata shappire laki-laki itu menatap nanar ke rumah mewah tersebut. Rumah mewah yang sudah lama tak berpenghuni lagi.
Kriet..
Pintu pagar itu ia buka, laki-laki itu ia teguhkah tekadnya untuk masuk, gelap,sepi dan pada dasar lantai yang ia pijaki dipenuhi daun-daun kering yang menyambutnya. Dari kejauhan, ia melihat didepan pintu terdapat garis polisi, Mau apa laki-laki itu kemari?
Ia melirik jam tangan merek Alba yang ia kenakan, sudah pukul 23.45 waktu UTC. Ia melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti, dirinya semakin dekat dengan garis polisi, suasana semakin mencekam disertai angin yang berhembus kencang menusuk pori-pori laki-laki itu meskipun ada jaket sebagai penghalang.
Ia menyingkirkan garis polisi didepan pintu, tangan kanannya ia arahkan pada gagang pintu, ia pegang gagang itu dengan erat dan mendesah, "Kami-sama..." lirihnya.
Untuk apa laki-laki itu kemari? Sudah hampir tengah malam, apa yang ia cari dirumah yang sudah tak ada penghuni? Harta? Mustahil. Tapi kalau terjadi apa-apa gimana?
Cklek
Pintu itu ia buka, puluhan jaring laba-laba bertebaran di dalam rumah beserta debu yang tebal.
'Uhuk.. Uhuk' laki-laki ini terbatuk, suaranya menggema keseisi ruangan lantai pertama,menambah suasana menjadi tegang, nafasnya tercekat akibat sedikit sulit bernafas, ia terus melangkah kedalam. Derap kakinya membawa dirinya berhenti pada sebuah pintu kamar, kelihatannya kamar utama. Tangannya sudah bersiap-siap untuk membuka gagang pintu kamar, tapi kembali ia urungkan, ia menarik kembali tangan kanannya. Ia pejamkan matanya, kedua tangannya gemetaran, sepertinya ada sesuatu yang membuatnya begitu. Ia tarik nafasnya dalam-dalam untuk menyiapkan mentalnya, dan ia membuka pintu itu.
Ruangan itu redup,hanya bias cahaya bulan yang masuk melalui celah jendela yang tertutup gorden, satu kata untuk isi ruangan ini, Mengerikan... Iya, ranjang king size terdapat bercak darah yang sudah mengering, dan beberapa sobekan kain, bukan- lebih tepatnya sobekan gaun perempuan.
Laki-laki ini menatap nanar pada bercak darah dan sobekan gaun perempuan, "Sakura-chan.." ucapnya.
"Rumah ini kuhadiakan untuk pertunangan kita, untuk tempat tinggal kita setelah menikah dan hidup bahagia bersama anak-anak kita kelak."
"Gomen ne, Sakura-chan.. Seharusnya rumah ini tak usah dulu aku serahkan padamu, jika jadinya kau jadi korban pemerkosaan disaat aku tak ada disampingmu, akh..CHIKUSOU!"
Amarah laki-laki ini meluap, tubuhnya memanas dan matanya memerah.
BIP
Suara ponsel laki-laki ini berbunyi ia pun langsung menekan tombol hijau tanpa melihat kontak nama. "Moshi-moshi, Naruto disini." Ucap laki-laki ini.
"Naruto..Gawat!" Ucap yang diseberang cemas.
Laki-laki ini bernama Naruto, ia langsung mengenal suara siapa, "Ada apa Kiba?" ia mulai merasakan perasaan yang menyesakkan.
"Sakura..." Ucap Kiba terhenti
"Ayo cepat katakan! Kenapa Sakura?!" Naruto sudah tidak bisa mengontol emosinya.
"Sebelumnya aku minta maaf padamu, Sakura kabur dari ruangannya." Ucap Kiba khilaf
"Naniii?! Baka! Jika si teme berengsek itu yang menemukannya bagaimana? Hah?!" Naruto mengepalkan sebelah tangannya.
"Aku minta maaf, seharian aku bekerja di kantor, pulang dari sana langsung ke rumah sakit atas suruhanmu seperti biasa untuk menjaga Sakura, baru setengah jam yang lalu aku ketiduran, aku kelelahan, saat tersentak aku menyadari Sakura sudah tidak ada diranjangnya, sekali lagi aku minta maaf..." perasaan bersalah hinggap dihati Kiba.
Naruto memijat-mijat keningnya, ia begitu pusing, "Aku tak bisa memaafkanmu untuk sekarang, karena 'Sakura-chan ku' menghilang. Istirahatlah, aku yang akan mencarinya."
"Ini kesalahanku, biar aku yang mencarinya." sanggah Kiba diseberang
Naruto merasa ia egois, emosi mengambil alih dirinya, ia sadar Kiba bukan orang tak ada kerja, dia bekerja setiap harinya dan pulang jam 10 malam, seminggu ini pun ia tidak langsung pulang, ia langsung ke rumah sakit untuk membantu Naruto.
"Gomen Kiba, aku emosi tadi, beristirahatlah."
"Kau yakin?"
"Ya, aku harus mencari Sakura sekarang."
Naruto mematikan handphone nya, lalu ia meninggalkan rumah itu dan langsung masuk ke dalam mobil Range Rover Sport miliknya dan melesat dengan kecepatan 200 km/jam.
Naruto pov
Namaku Naruto Namikaze, umur 25 tahun, pewaris perusahaan Namikaze corp. Punya ayahku. Aku punya tunangan, namanya Sakura Haruno, umur 23 tahun.
Aku dan Sakura sudah bertunangan 3 bulan yang lalu, aku dan dirinya juga langsung menempati rumah yang sama. Tapi sebuah insiden memilukan hatiku terjadi dirumah itu, Sakura-chan ku diperkosa disaat aku sedang melakukan perjalan bisnis ke Rusia dan yang lebih membuatku terpukul adalah pelaku yang memperkosa calon istriku tak lain adalah sahabatku, Sasuke Uchiha. Bajingan bangsat itu, menaruh dendam padaku karena Sakura memilihku, bukan dirinya. Maka ia pun mencari kesempatan, akibatnya Sakura-chan ku trauma dan depresi yang cukup berat. Dia jadi takut untuk bertemu orang-orang kecuali orang tuanya, diriku, kiba dan teman-teman yang dekat dengannya.
Kalian pasti bertanya mengapa tidak dijebloskan saja si bajingan itu ke penjara, sudah. Tapi tak ada bukti yang cukup untuk menjebloskannya ke penjara. Kasus ini selalu bisa tertunda di meja pengadilan, aneh bukan? Pastilah ada persengkongkolan. Tapi aku tidak menyerah, kasus ini masih tetap dalam proses sampai benar-benar pihakku mendapatkan bukti yang kuat.
End of Naruto pov.
-_Flower_-
.
.
.
.
"Paman, sekarang aku harus bagaimana lagi? Aku tak mau dipenjara."
Ucap seorang laki-laki yang berbola mata warna batu obsidian yang terlihat begitu cemas.
Lelaki yang jadi lawan bicaranya hanya tersenyum sinis dan meneguk vodka yang ada di tangannya, "Tumben sekali keponakanku ini takut, memangnya kasus ini baru untukmu? Ingat sudah 8 kali kasus ini ditunda, kemana Sasuke Uchiha yang dijuluki 'iblis tak berperasaan' ini, heh?"
Mata obsidian milik Sasuke menatap tajam pamannya, kesal minta ampun pada orang yang ia sebut sebagai paman itu, yang dengan santainya minum vodka terus menerus.
"Tch, Obito Uchiha, kau berniat menolongku atau tidak?" Sasuke kesal
Sang paman yang dari tadi sibuk dengan vodka, kini menatap tajam keponakannya, Sasuke. Mata kanannya terlihat begitu menyeramkan dengan goresan bekas luka di bagian pipi kanannya, "Kau kira kasusmu bisa terus tertunda selama ini karna siapa? Hah?! Kurang ajar kau,Sasuke. Berani sekali kau pada pamanmu ini, lagi pula ini salahmu, kau bajingan tengik. Sudah mau aku bantu itu yang kau katakan padaku." paman Sasuke yang bernama Obito itu murka.
"..." Kali ini giliran sasuke yang menenggak habis vodka yang teronggoh di meja persegi didepannya itu, "Habis kau mencibirku" Jawab Sasuke sekenanya saja.
"Kau tak perlu khawatir Sasuke, kau kira kasusmu selama ini bisa tertunda karena apa? Karena aku selalu bisa memanipulasi data dan kebenaran." sambil terus meminum vodkanya.
Sasuke menyeringai, "Huh, paman memang bisa kuandalkan."
T
B
C
Chapter pertama selesai dibagian ini, gimana minna? Suka? Dilanjutkan atau tidak? Repiu ya, repiu dari kalian semua menyemangati diriku.
Salam hangat,
Quinn Agatha Dias
