My Type

Pairing: ChanBaek, lilbit KaiSoo and HunHan.

Rating: T.

Genre: Romance, school life, and drama.

Warning! It's gendrswitch and ageswitch fanfiction. Banyak typo, ejan tidak sesuai dengan EYD, tanda baca belum benar, dan masih banyak kesalahan dalam fanfiction ini. Kata-katanya juga banyak yang diulang dan tidak menarik.

.

.

.

Enjoy this fanfiction

.

.

.

You're my type, you're my type

Even if you don't say anything, I have a feeling

From your head to your toes, everything

"Hey, kau sudah dengar?"

"Belum, bahkan kau belum berbicara lagi."

"Oh, ayolah. Kau benar-benar belum tahu? Sekolah kita kedatangan murid baru."

"Oh, ayolah, Kim Jongin. Aku tak begitu peduli. Memang apa urusannya denganku?"

"Yak, Park Chanyeol! Dengarkan aku dulu! Anak baru itu, seorang gadis."

Akhirnya Park Chanyeol menaikan sebelah alisnya seakan tertarik. Kim Jongin, si pemulai percakapan yang sudah antusias makin bertambah antusias saat melihat alis Chanyeol bergerak naik. Kim Jongin tampak menyunggingkan senyumannya. Tapi itu tak bertahan lama. Sahabatnya itu kini kembali asyik dengan buku bacaan yang sedari tadi digenggamnya. Jongin mendengus melihatnya. Jika Chanyeol ingin bercerita, Jongin mau tak mau mendengarkan sahabat tingginya itu. Chanyeol memaksanya mendengar. Yah, walaupun terkadang Jongin memang antusias dengan obrolan yang Chanyeol mulai. Tapi, jika dirinya yang memulai, Chanyeol seperti mengacuhkannya.

Jongin menghela nafasnya lalu meninggalkan Chanyeol meninggalkannya sendiri duduk di kelas dan menghabiskan waktu hanya berdua dengan bukunya. Ini jam istirahat. Biasanya Chanyeol akan pergi ke kantin dengan Jongin. Tapi kali ini, ia ingin menghabiskan buku yang baru saja diberikan kakaknya. Lagipula, si kulit tan juga sudah pergi meninggalkannya. Apa yang harus Chanyeol lakukan selain melanjutkan aktivitasnya yang sempat terganggu oleh sahabatnya tadi? Lebih baik memanfaatkan keadaan kelas yang sepi untuk membaca.

Selembar. Dua lembar. Tiga lembar. Mata laki-laki itu terasa pegal membaca buku yang tebalnya sekitar sebesar ibu jarinya. Ia lalu melihat jam tangannya, "Kenapa lama sekali? Biasanya jam istirahat akan cepat habis jika aku makan." Chanyeol menutup bukunya dan berdiri. Ia berniat menemui Jongin yang biasanya akan berada di kantin saat jam istirahat. Chanyeol melangkahkan kaki jenjangnya mendekati pintu geser kelasnya. Telapak tangannya menggeser pintu untuk bisa keluar kelas. Buku yang tadi sempat ia baca masih dalam genggamannya.

Ia sesekali membuka bukunya dan melanjutkan membaca tulisan yang tertata rapi dalam buku bersampul putih itu. Matanya juga memandang beberapa kali ke arah depannya untuk memastikan ia tidak akan menabrak seseorang. Walaupun ia tahu kelakuannya ini tidak baik, Chanyeol tetap melanjutkannya. Toh, orang lain akan melihatnya dan tidak akan menabrakku, pikir Chanyeol.

Beberapa langkah lagi, Chaneol akan sampai di kantin. Chanyeol dapat mencium aroma berbagai makanan yang tercampur dalam satu ruangan besar dengan kursi dan beberapa meja makan untuk siswa dari tempatnya berdiri. Tapi, langkahnya terhenti saat seseorang memanggil namanya. Ia tahu ia tampan, tapi bisakah seseorang tidak mengganggunya saat jam istirahat? Ia hanya ingin bersantai sejenak. Laki-laki berbadan tegap itu langsung memutar badannya sampil memutarkan bola matanya.

"Bisakah kau sedikit bergeser dan tidak berdiri tepat di tengah pintu masuk kantin?" tanya seorang gadis cantik dengan surai caramel menghiasi kepalanya. Gadis itu sedikit menunjukkan wajah kesalnya kepada orang di hadapannya. Sedangkan, yang diajak bicara hanya dapat sedikit kaget saat tahu ia bukan dipanggil untuk dikagumi seperti gadis sekolahnya yang lain. Tanpa pikir panjang, Chanyeol merespon perkataan yang baru saja didengarnya. Ia menggeser tubuhnya dan memberikan jalan untuk masuk. Setelah melihat gadis itu berjalan mendahuluinya, Chanyeol baru melangkah memasuki kantin.

"Oh, Luhan! Tolong titipkan salam untuk pacarmu. Tolong bilang juga kepadanya nanti akan ada latihan band sepulang sekolah nanti," ujar Chanyeol sedikit berteriak kepada gadis tadi yang diketahui bernama Luhan.

Luhan menghadap Chanyeol sambil mendudukkan dirinya di salah satu bangku panjang dan berkata, "Hmm, akan ku bilang pada Sehun." Setelah itu, Luhan sudah asyik menyesap minuman yang sudah ada di mejanya.

"Kim Jongin, Kim Jongin, Kim Jong…in," ia menemukan Jongin sedang mengobrol dengan gadis bermata bulat saat mengantre makanan. Ia menghela nafas dan mencoba mengalihkan pandangannya menuju counter minuman. Buat apa harus mengganggu Jongin yang sedang pendekatan dengan gadisnya? Seperti nyamuk saja. Jongin memang sedang berusaha mendekati sorang gadis bermata bulat seperti burung hantu yang memiliki postur tubuh yang mungil, jauh berbeda dengan postur tubuh Jongin yang bisa dibilang cukup tinggi untuk ukuran anak tingkat 11. Toh, itu gadis incaran Jongin, buat apa Chanyeol peduli.

"Aku pesan segelas jus jeruk dingin di gelas plastik."

Setelah menunggu beberapa menit dan mendapatkan pesanannya, Chanyeol bergegas pergi menuju kelasnya. Ia tak jarang melirik sekeliling mencoba mencari kesibukan agar ia tak bosan saat menuju kelasnya sambil menyeruput minuman dari sedotan berwarna putih panjang. Buku yang digenggamnya pun, kini sudah tidak dibaca. Tapi saat kepalanya sedang menghadap ke kanan dan bibir tebalnya menghisap jus jeruk, Chanyeol merasa ada yang menabrak tubuh besarnya.

BRUKK

Cepat-cepat Chanyeol meluruskan pandangannya dan mencoba mencari sumber bunyi dan benda apa yang menabraknya. Buku Chanyeol bahkan terjatuh dari tangannya. Jus jeruk yang tadi sedang asyik Chanyeol seruput tumpah begitu saja mengenai seragamnya. Ah, ingatkan Chanyeol kalau ia memakai seragam putih hari ini.

"Kau! Kau sudah menumpahkan jus jerukku. Bukan hanya itu, karenamu, seragamku jadi kotor!" bentak Chanyeol. Rahangnya menegas, matanya melotot tajam, tangannya mengepal gelas minumannya, dan dadanya berdegup saat melihat orang yang menabraknya. Eh, tunggu. Berdegup?

Chanyeol kini sudah berada di dalam kelasnya dan tengah mengikuti kegiatan pembelajaran. Sejujurnya, ia masih kesal dengan kejadian tadi. Tapi ia tidak tega melihat gadis tadi meminta maaf terus-menerus kepada. Yah, walaupun tadi Chanyeol sudah membentaknya. Tapi tetap saja, ia tak tega saat melihat gadis bertubuh mungil menatapnya dengan takut.

Tak sadarkah kau, Park Chanyeol? Kau telah membuatnya takut saat kau membentaknya? Kejadian itu juga terjadi karena kau tak lihat arah jalanmu. Kau juga ikut serta menyebabkan dirimu tertabrak.

Chanyeol tersenyum mengingat kejadian 10 menit sebelum bel masuk berbunyi tadi. Ia menabrak seorang gadis bermata puppy dan berbibir tipis. Tubuhnya kecil, seperti perbandingan Jongin dengan Kyungsoo, si incaran Jongin. Bahkan, kalau diperhatikan lagi, perbandingan Chanyeol dengan gadis itu cukup jauh mengingat Chanyeol lebih tinggi dari Jongin dan gadis itu hampir memiliki tubuh yang sama dengan Kyungsoo.

Chanyeol mengingat bagaimana ekspresi ketakutan gadis itu. Gadis yang memakai sepatu converse berwarna hitam dengan sedikit corak biru tua. Gadis yang mengikat rambutnya dengan satu kunciran berwarna pink. Jangan lupakan matanya yang dipoles dengan sedikit eyeliner. Mengingatnya saja, lak-laki itu mengembangkan senyumnya semakin lebar.

Jongin yang berada di samping Chanyeol dibuat bingung. Sahabat tiangnya senyum-senyum sendiri. Ia jadi takut sendiri akan sama dengan Chanyeol jika terus berada di samping pemuda itu. Jongin sampai dibuat bergidik ngeri. Dengan suara pelan, Jongin membisikkan sesuatu ke arah telinga besar Chanyeol.

"Psst, Chanyeol. Ada apa denganmu?" tanya Jongin yang hanya dianggap angin lalu oleh si pendengar. Memang suara Jongin sudah pelan, "Chanyeol! Yak, tiang listrik berjalan!" Tapi pergerakan tubuhnya dan arah tubuhnya yang menghadap sisinya membuat Jongin tak menyadari ada bahaya di depan kelas yang siap menerjangnya.

"Kim Jongin! Park Chanyeol! Apa yang sedang kalian diskusikan? Apa kalian sudah merasa bisa pada materi ini? Kalau sudah, coba terangkan pada angin di luar kelas!" perintah guru yang sedang mengajar di kelas mereka. Jongin mematung sesaat dan mengeluarkan cengirannya. Mulutnya akan terbuka. Ia ingin menjelaskan sesuatu kepada gurunya sebelum suara mengintrupsinya lagi. "Keluar!"

"Ba-baik, saem," Jongin menarik tangan Chanyeol dan segera keluar kelas. Jongin mendengus kesal dan kembali mendapati Chanyeol masih hanyut dalam lamunannya. Entahlah, Jongin tak tahu lamunan Chanyeol. Suara seisi kelas yang menertawakan mereka pun masih tak kunjung menyadarkan si tiang.

"Apa kau tahu, Jongin?"

"Belum, bahkan kau belum berbicara," jawab Jongin seperti Chanyeol menjawabnya tadi. Hey, gantian.

"Hah, aku baru bertemu seorang gadis cantik," ucap Chanyeol dengan menghadap ke atas.

"Terus apa peduliku?"

"Yak! Jongin, aku serius."

Chanyeol mendorong lengan Jongin cukup keras. Berharap Jongin akan bertanya mengenai kejadian yang dialaminya tadi. Ternyata, Jongin malah asyik dengan kentang goreng di piringnya. Mereka berada di kantin. Tempat yang mereka tuju selain kantin jika sudah diusir dari kelas. Kini giliran Jongin yang acuh terhadap obrolan Chanyeol. Salah sendiri. Tadi Chanyeol sudah membuat mereka diusir dari kelas.

"Apa? Kau tadi sudah mengacuhkanku hingga dikeluarkan dari kelas," ketus Jongin. Chanyeol menatap Jongin dari samping. Sahabatnya ini ternyata seram saat kesal. Kekeke. Bibirnya menggerutu sambil memakan sepotong demi sepotong kentang. Matanya mengalihkan pandangan ke penjuru kantin. Kini, muka tidur Jongin menghadap ke satu titik. Mata Jongin tiba-tiba melebar dan bibirnya tersenyum, tak menggerutu lagi dan mengabaikan potongan kentang yang tersisa di piring.

Setelah Chanyeol lihat ke arah pandangan sahabatnya, ia baru mengerti dengan perubahan tingkah Jongin. Itu semua karena Jongin melihat Kyungsoo. Kyungsoo sedang berjalan dengan berbincang dengan seorang gadis berbadan seperti Kyungsoo. Ramping, mungil, imut, dan pas dalam pelukan Chanyeol, eh.

Terlalu asyik, Kyungsoo sampai tak melihat keberadaan Jongin yang berada beberapa meja lagi dari tempat mereka berjalan. Jongin membayangkan Kyungsoo berjalan ke arahnya dan mau bergabung dengannya dan Chanyeol. Tapi, saat kedua gadis itu berada tepat di smping meja kedua laki-laki itu, mereka tampak biasa saja sambil melanjutkan obrolannya. "Kyungsoo!" Jongin berteriak tepat di hadapan telinga Chanyeol. Membiarkan Chanyeol mengusap telinganya.

"Hehe, maaf."

Kyungsoo menoleh dan memberikan ekspresi terkejutnya sebelum memundurkan langkahnya, "Ada apa? Apa yang kalian lakukan di kantin? Bukannya kalian ada kelas?"

"Ah, itu," Jongin menggaruk kepalanya. "A-aku dikeluarkan dari kelas. Tapi itu salah Chanyeol." Jongin sempat membalik pertanyaan kepada Kyungsoo, "Lalu, apa yang kau lakukan di sini? Siapa itu?"

Kyungsoo melihat arah tatapan Jongin yang bingung dan menjawab, "Ini Baekhyun. Ia murid baru di kelasku. Aku ditugaskan oleh Junmyeon untuk mengantarnya berkeliling karena Moon saem sedang ada keperluan." Gadis bermata bulat itu meminta gadis di sampingnya untuk berkenalan dengan temannya.

Gadis yang dikenalkan Kyungsoo dengan nama Baekhyun diam sejenak meneliti was-was ke dalam mata laki-laki di samping Jongin. Matanya terpaku pada mata besarnya. Mencari amarah yang mungkin saja masih tersembunyi karena kejadian tadi saat istirahat. Mengabaikan kedua orang lain yang tidak mengetahui kejadian yang telah terjadi. Menimbulkan tanda tanya besar pada Kyungsoo dan Jongin. Untung saja, Kyungsoo menyenggol lengannya, menyadarkan kegiatan meneliti mata laki-laki yang belum diketahui namanya oleh Baekhyun.

"Umm, aku Byun Baekhyun," kenal Baekhyun sembari menempatkan tangannya di depan Jongin. Dengan cepat, Jongin membalas ucapan Baekhyun, "Kim Jongin, kau bisa memanggilku Kai. Tapi, Kyungsoo biasa memanggil nama asliku." Semburat merah tampil di pipi gembil Kyungsoo setelah matanya bertemu pandang dengan mata Jongin yang berkedip sebelah, menggoda.

"Chan, perkenalkan dirimu!" perintah Jongin melihat Chanyeol hanya diam tanpa mengalihkan perhatiannya dari Baekhyun. Dengan sengaja, laki-laki tan itu berteriak di samping telinga Chanyeol, lagi, "CHANYEOL!"

Entah dimenit keberapa baru Chanyeol menyadari teriakan Jongin di samping telinganya. Laki-laki itu kemudian meletakan tangannya di depan tubuh mungil Baekhyun, "Chanyeol, Park Chanyeol."

"Ah, Byun Baekhyun," jawab Baekhyun tersenyum kikuk dan membalas jabatan tangan besar Chanyeol. Chanyeol menaik-turunkan genggamannya berkali-kali, hingga mungkin semenit lebih Chanyeol mengenggam tangan mulus Baekhyun. Si gadis yang digenggam bingung. Bagaimana bisa laki-laki yang tadi membentaknya kini malah menggengam erat tangannya. Melupakan kedua pasang mata yang menatapnya bingung, pemuda tiang itu masih menggenggam tangan kenalan barunya.

"Sepertinya ada yang aneh dengan Chanyeol, Jongin," kata Kyungsoo mengalihkan pandangannya.

"Ku rasa juga begitu, Kyung," balas Jongin. Tapi, tak lama seringaian muncul di bibir tebalnya, "Sepertinya ada yang jatuh cinta."

.

.

.

TBC

Makasih yang udah mau baca ff abal dan absurd ini. Ini adalah ff ChanBaek pertamaku. Terima kasih yang udah mau meluangkan waktu untuk membaca ff ini.

Sampai ketemu di chapter selanjutnya…