Hai, hai!

Noel is back!!! (so?)

Noel kembali dengan Akatsuki! Padahal fic-fic yang laen belum selesei yang ini udah buat lagi...

Berani juga ya Noel?

Seperti biasa humor~

Warning : Tobi tidak berwajah Madara! Demi tuhan! Tidak! Tobi, di fic ini, berwajah Obito, berkekuatan Madara dan berkelakuan seperti... TOBI!!!!

Disclaimer : Naruto punya Kishimoto-sensei!!!!! Noel punya Tobi!!! (Di smack down Kishimoto-sensei) Iya, iya, Noel ngga' memiliki apapun~~~ Puas????


Di sebuah hutan nan tenang......

Hiduplah sebuah kelompok bengis yang ditakuti semua orang. Dengan pemimpin yang bertampang preman pasar yang mangkal di perempatan jalan dan anggota-anggota bermuka eksotis dengan kelakuan nan eksotos juga.

Kelompok bengis ini dinamai Akatsuki!!!!

Jeng---Jeng----Jeng----

Akatsuki berarti bulan merah, kenapa dinamai begitu? Menurut sumber kami yang terpercaya, Orochimura (a.k.a nama disamarkan), yang dulunya adalah salah satu anggota Akatsuki, kelompok ini dinamai seperti ini karna ketua Akatsuki itu katarak! Dia percaya bahwa bulan itu warnanya merah. Karena perdebatan inilah Orochimura keluar dari Akatsuki (kaga' elit amat yah alasannya).

"Dengan ini rapat dibuka!!!!".

Tiba-tiba sebuah suara yang kurang merdu, oke, sama sekali ngga' merdu memecah keheningan hutan. Suara ini berasal dari goa tempat persembunyian Akatsuki.

"Assalamualaikum wr wb, pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNya lah kita dapat berkumpul disini dalam keadaan sehat walafiat dan tidak lupa pula shalawat beriring salam kita".

"Woy! Langsung aja deh Pein! Cape' gue denger lo ngomong". Tiba-tiba pidato Pein dipotong sama cowok cakep berambut merah. "Iya nih un! Gue juga cape' dengernya un!". Tambah cowok eh, cewek, eh, pokoknya diantara itulah! Yang berambut pirang.

"Durhaka lu pade! Gue rinnegan juge deh lo!". Kata Pein. "Pein, sudahlah". Sergah Konan. "Baiklah kalo Konan yang bilang begitu".

"Nah... Para budakku yang setia".

"AHHEM!". Semua anggota Akatsuki, minus Tobi, berdehem sambil melihat ketua edannya itu. Sedangkan Tobi senyum-senyum aja, tapi Pein bisa merasakan aura ngga' enak keluar dari Tobi. "E... Maksud gue, semua anggota Akatsuki yang gue pimpin! Seneng lo? Dalam rapat kita kali ini kita akan membahas tentang ancaman kepunahan kelompok kita ini".

JENG, JENG, JENG!!!!!

Semua anggota akatsuki tercengang. Kakuzu yang lagi ngitung duit berenti, Hidan yang lagi bertasbih kepada dewa Jasin terdiam, Zetsu yang lagi bertengkar sama dirinya sendiri juga ikutan diam, Kisame yang lagi nina bobo'in ikan masnya ketiduran, Itachi yang dari cuma diem ya masih diem, Sasori dan Deidara yang lagi ngegosip terdiam tanpa kata sedangkan Tobi tetep senyam-senyum.

"Loh? Kita lagi rapat, ya?". Tanya Zetsu tiba-tiba. Semuanya pada sweat drop.

"Yaelah~ Kemana aja sih lo!". Sahut Deidara mencibir, "disini, gua kaga' kemana-mana". "Iya, gue juga kaga' kemana-mana". Zetsu dan Zetsu lainnya menjawab dengan polosnya. Ngomong-ngomong, sejak kapan Zetsu polos?

"Ehem, gue telah memikirkan ini sepanjang malem. Nah, kita liat aja ye, kemaren Hidan ma Kakuzu hampir mati gara-gara Shikamaru dari Konoha (ceritanya mereka kaga' mati), belum lagi Sasori yang hapir mati karena duo cewek Konoha dan nenek-nenek".

Deidara cekikikan denger si Pein sambil ngelirik Sasori, "danna geblek ya, un! Masa' kalah sama cewek dan nenek-nenek". Yah, kalo dia nyadar sebenernya sih Deidara yang bego' ngomong kaya' gitu, kenapa? Karena Sasori udah murka dan ngeliet Deidara dengan penuh napsu (warning! Napsu membunuh! Bukan napsu birahi!).

"Diem lu! Elu ajah hampir mati gara-gara adeknya Itachi!". Deidara berenti cekikikan, sekarang giliran Itachi yang menaikkan sudut bibirnya dikit keatas (die ngga' cekikikan, mana ada uchiha yang cekikikan).

"Iyah! Waktu itu Tobi kira senpai udah ko'it!". Tiba-tiba Tobi menimpali. "Anjrit lu! Bukannya nolongin gue kemaren! Eh, malah do'ain gue mati!". Deidara menatap Tobi beringas. "Ih, Tobikan anak baek, mana mau Tobi melukai Sasuke-san~ Dia kan adeknya Itachi". Tobi cuma senyum-senyum. "Ya, dan ngebiarin gue mati, gitu???". Kata Deidara penuh kelebayan. "Udahlah Dei, elu matikan bukan hal gede! Ngga' usah dibesar-besarin lah!". Ujar Konan.

"Enak aja lu bilang bukan hal yang besar! Untung aje lu pacarnya leader-sama! Kalo ngga' udah gue cium dah lo!". Konan berjengit ngebayangin dirinya dicium makhluk setengah bencong, cukuplah preman perempatan pasar, ngga' usah bencong perempatan juga ikut-ikutan.

"Eh! Diem! Gue ketuanya, kalian jangan banyak bacot yah! Nah, maka dari itu, gue pengen kita cepet-cepet buat penerus kita!". Tambah Pein lagi. Ruangan sepi, sunyi, ngga' bersuara dan ngga' bergeming....

"Tunggu, buat?". Deidara yang dari tadi aktip banget dalam rapat tiba-tiba memecah keheningan. "He-eh, buat!". Sahut Pein enteng. "Haaah??!! Dasar ketua mesum lo! Jinah itu dosa tau' !!!". Hidan berdiri sambil mengacung-ngacungkan tangannya.

"Hidan, tenanglah dulu". Konan mencoba menenangkan Hidan yang mulai panas. "Iye, lu tuh yang mesum! Maksud gue kite nikah dulu baru buat anak!". Jawab Pein mencoba menenangkan kegilaan Hidan. "Oh! Lo bilang kek dari tadi!". Hidan mulai tenang. "Mana bisa gue bilang kalo elonya ngomong terus!". Pein mencibir.

"Nah, begitulah! Untuk itu gue menunjuk Deidara sebagai penanggung jawab misi kita kali ini". Pein menunjuk Deidara. "Haah? Gue, un? Ogah ah! Males!". Elak Deidara. "Lo cuma ketua panitianya aja! Nah, ntar yang turun ke lapangannya lo bisa suruh anak-anak laen".

"Wah, kalo gitu gue mau dah un! Gampang!". Deidara berkata seneng, lumayan sekali-sekali merintah anak orang.

"Dengan itu rapat selesei! Kalo ada pertanyaan, tanyain aja ke Deidara!".


"Nah, un! Lo inget pesen gue kaga'?". Tanya Deidara ke Tobi. "Iyah! Tobi inget! Jangan ngejer kupu-kupu di jalan, jangan mau diajak pergi ama om-om ngga' dikenal, ngga' boleh keluyuran, kalo udah selesei langsung pulang!!!". Jawab Tobi dengan riang gembira. "Nah, pinter lo, un!".

"Iya dong! Tobi kan anak baek!". Tobi menepuk dadanya bangga. "Nah ini permennya, un. Sekarang lo pergi dah un! Hush! Hush!". Deidara mengantarkan (mengusir) Tobi pergi.

Dan Tobi pun pergi untuk melaksanakan misi pertamanya sendirian....

Deidara khawatir! Gimana kaga' khawatir? Anak autis kaya' gitu disuruh pergi sendirian! Pasalnya tadi Deidara mau nyuruh Sasori sama Zetsu, tapi mereka ngga' mau. Secara mereka lebih senior ya, ngga' ada yang mau disuruh-suruh ma Deidara. Satu-satunya junior Dei cuma' anak idiot bertopeng oranye itu. Jadilah Tobi satu-satunya harapan bangsa, eh, harapan Deidara.

Tapi tetep aja makhluk najis ngga' berkelamin ini khawatir dan mundar-mandir (Dei : Enak aja un gue dibilang najis dan ngga' berkelamin! Gue cowok un! Mau bukti!!?? Author : MAU!!!!! Dei : Ngga' jadi ah un! Tampang lu nakutin. Author : Bagian mana yang nakutin? *Bertampang penuh minat a.k.a napsu*).

"Udahlah Dei, kalo elo khawatir kenapa ngga' ikut aja ma Tobi?". Kisame risih ngeliat Deidara. "Iih! Enak ajah! Inikan ajang gue nyuruh orang, jarang-jarang! Masa' gue ikutan un!". Deidara menatap Kisame. Tiba-tiba Pein masuk dengan tampang murka, "Dei! Kok gue ngga' masuk daptar??!!!". Tanya Pein beringas. "Daptar? Daptar apaan?". Tanya Kisame yang terkejut akan kemunculan Pein, entah karena tiba-tiba ato karena mukanya.

"Ini nih! Daptar yang bakal kawin! Eh, nikah maksud gue!". Pein melemparkan daptar itu ke arah Kisame, "kok, gue juga ngga' ada?". Tanya Kisame yang membaca daptar itu.

"Nah, leader-sama kan udah punya Konan, kalo Kisame itu ada penjelasannya". Jelas Deidara tenang. "Tapi kan gue, gue juga mau kawin, eh, nikah!". Pein menangkis penjelasan Deidara. "Ya, udah un! Nikah aja ma Konan!". Jawab Deidara anteng. "Tapi..".

"Tapi apa, sayang?". Tiba-tiba terdengar suara manis nan menusuk dari belakang Pein. "Eh, Konan baby! Ngga' itu, Dei! Jelasin dong!". Kata Pein nyoba ngeles. "Ih, kok bawa-bawa gue un!". Deidara ngga' mau ikut-ikutan. "Pein, kamar lo... SEKARANG!". Konan menunjuk kamar Pein dengan tatapan mengintimidasi. Pein cuma bisa ngangguk sambil jalan lemes ke kamarnya.

"Nah, terus kenapa gue ngga' masuk daptar?". Tanya Kisame lagi setelah Pein dan Konan pergi. "Nah, gini un! Pein pesan ke gue, kita mau penerus akatsuki ituh nyang pinter, kuat, rajin, suka menolong, suka menabung dan....".

"Dan?". Tanya Kisame gatel.

"Dan cakep un!". Kata Deidara dengan muka ngga' berdosa. "Jadi lo bilang gue jelek?!". Kisame ngga' terima. "Eh, ngga' un! Siapa yang bilang? Lo kan bego'! Jadi ngga' masuk daptar, yang ngga' masuk daptar karena jelek ntuh Kakuzu!". Deidara mencoba menyelamatkan nyawanya. "Oooh! Gue kira elu bilang gue jelek!".

"Ngga' un! Masa' gue berani!". Deidara menggeleng-gelengkan kepalanya, "Nah, Zetsu kenapa ngga' masuk?". Tanya Kisame lagi. "Ih, Kisame banyak tanya un! Ya udah, karena gue baek gue jelasin deh un!". Kisame ngangguk-ngangguk. "Itu karena kata leader-sama Zetsu bisa di stalk ama di cangkok! Kata leader-sama, selain lebih menguntungkan karena bisa mengambil sifat-sifat induknya, cara ini lebih menghemat waktu un!". Jelas Deidara. "Oh iya ya!". Kata Zetsu dengan bego'nya.

"Nah, gue sibuk un! Lo ada misikan? Enak lo pergi deh un sebelum leader-sama marah ama lo". Deidara mendorong Kisame pergi. "Iya deh". Kisame pun pergi.

Tiba-tiba terdengar suara teriakan yang memilukan. Mengiris hati Deidara yang mendengarnya. Deidara termenung dan menundukkan kepalanya....

'May leader-sama rest in peace...'


"Hm... Tobi bingung mau nyulik yang mana dulu". Cowok bertopeng oranye itu sekarang ada di depan pintu masuk Konohagakure, "Tobi liat daptar dulu ah, Sakura Haruno, Ino Yamanaka, Tenten, Hyuuga Hanabi dan Temari dari Suna". Tobi memasang pose berpikir. "Ih! Tobi ngga' ada yang kenal! (yaiyalah) Mending Tobi tanya ama orang-orang desa dulu ah!". Dan dengan mudahnya Tobi masuk ke dalam Konoha TANPA dicurigai sedikitpun....

Kenapa?

Karena Konoha people YAKIN dan PERCAYA, penjahat kelas-S kaya' akatsuki ngga' bakal datang ke Konoha dengan santainya sambil menyanyikan lagu 'balonku ada 5' dan dengan cerobohnya memakai jubah akatsuki di tengah-tengah pasar, seperti sekarang ini....

"Mbak! Mbak! Kenal Sakura Haruno ngga'?". Tanya Tobi kepada salah seorang mbak-mbak nyang lewat. "Oh, Haruno-san? Saya kenal itu! Rumahnya dikit sini kok! Belok kiri ajah sedikit". Kata mbak itu dengan santainya, "oh, makasih mbak!". Kata Tobi riang. "Ngomong-ngomong dek, kok pake baju kaya' gitu sih?". Tanya mbak itu sambil nunjuk jubah akatsuki yang dipake Tobi, "oh ini! Kata Deidara-senpai mah biar keren! keren ngga' mbak?". Tobi bergaya-gaya di depan si mbak. Si mbak yang ngeliatnya cuma ngangguk-ngangguk kasian, 'keren darimana? Norak sih iya'.

Lalu Tobi pun pergi ke arah yang ditunjuk si mbak. Tapi Tobi bingung, belok kiri dari situ ada berpuluh-puluh rumah, rumah yang mana? Jadi Tobi memutuskan untuk bertanya, tapi Tobi bingung lagi, banyak orang, mau nanya ke siapa?

Tiba-tiba mata Tobi menatap seorang cewek berambut pink yang mencolok. "Mbak! Mbak rambut pink!". Kata Tobi memanggil si cewek. Alhasil si cewek menoleh, "iya? Tadi kamu manggil saya kan?". Tanya si cewek pink. "Iya! Gini, Tobi mau nanya, rumahnya Sakura Haruno yang mana, ya?". Tanya Tobi polos. "Sakura Haruno itu saya, emank ada apa ya nanya-nanya rumah saya?". Kata Sakura.

"Oh! Mbak ini Sakura Haruno!". Tobi menepuk kepalan tangan kirinya ke atas tangan kanannya. Sakura cuma ngangguk. "Wah, disini banyak orang mbak! Ayoh kita ke rumah mbak ajah!". Sakura tanpa curiga sedikit pun, jangan kan curiga, yang ada Sakura nganggap si Tobi ini suruhannya Tsunade, mengantarkan si makhluk bertopeng oranye itu ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, Sakura mempersilahkan Tobi duduk. "Oh, ngga' usah repot-repot mbak! Tobi cuma mau nyulik mbak Sakura kok". Kata Tobi ringan, Sakura cengo'. 'Nyulik gue?'. Dan dalam hitungan detik Sakura udah pingsan karena dibungkem ama Tobi.

"Yak! Sakura Haruno selesei! Berikutnya Ino Yamanaka, Tenten dan Hyuuga lalu pergi ke Suna!"


Ino dan Tenten pun berhasil Tobi culik dengan cara yang kurang lebih sama dengan Sakura. Sekarang dia ada di hutan diluar Konoha sedang menaruh Tenten yang pingsan di sebelah Sakura dan Ino.

"Wah, Hanabi Hyuuga ini yang susah! Gimana cara nyuliknya ya?". Tobi manggaruk-garuk kepalanya. "Aduh, Tobi laper... Tobi makan dulu ah~~~". Tobi pun masuk lagi ke Konoha dan mencari warung makanan, "ah, Konoha payah! Ngga' ada rumah makan padangnya!". Tobi mengeluh karena ngga' menemukan rumah makan satupun.

Dalam keadaan seperti Tobi, akal sehat Tobi tidak lagi bekerja (emank pernah kerja?), Tobi hanya mengandalkan instingnya... Lalu Tobi mencium bau makanan dari dalam arena latian Shinobi Konoha. Wait, darimana Tobi tau?

Mudah, ada bacaannya kok, 'Konoha Gakure Training Center'. Kaya' nama gym ya?

Dan Tobi melihat seorang gadis berambut panjang, bermata lavender lembut dan bertubuh mungil yang sedang memakan bekal yang keliatannya enak. Bukan cuma keliatannya, baunya pun enak! Tobi berlari ke arah cewek itu dan duduk di sampingnya lalu memasang puppy eyes terbaiknya.

Cewek itu terkejut karena tiba-tiba ada makhluk oranye ngga' dikenal dateng, duduk di samping trus berbinar-binar kaya' anjing kehujanan. Cewek itu memandang Tobi lalu beralih ke bekalnya.

"Ka-kamu mau?". Tanyanya lembut. Mendengar hal itu Tobi dengan semangatnya ngangguk-ngangguk ngga' jelas.

Melihat itu cewek itu tersenyum dan memberi makanannya kepada Tobi. Tanpa segan, malu, ato pun tata krama Tobi melahap semua makanan yang ada di dalam kotak bekal cewek itu. Si cewek hanya tertegun menatap Tobi.

"Wah! Enak banget! Ini buatan kamu ya?". Tanya Tobi semangat. "I-iya".

"Hebat banget! Nama kamu siapa?".

"Hi-hinata Hyuuga". Jawab cewek yang ternyata Hinata itu. Tobi memasang pose berpikir sebentar, "kamu kenal Hanabi Hyuuga?". Tanyanya lagi. "I-iya, di-dia adikku".

"Wah! Bagus banget! Aku lebih suka kamu deh kaya'nya!". Hinata bingung namun burat-burat merah timbul dipipinya ketika Tobi mengatakan 'suka'.

"Mau jadi istriku ngga' ?".

TO BE CONTINUE


Yay!!!!

Silahkan Review plizz!!!

Kalo ngga' di review noel kehilangan arah dan motivasi buat ngelanjutin fic ini!