Hitsuzen
Author: Sakura Hime TRC
Disclaimer: I don't own CLAMP, only this story and some characters made by me
Karena selama ini aku buat pake bahasa Inggris, kadang suka bingung sendiri sama jalan ceritanya =w="
Maklum, aku lemuoooooottttt dalam nulis ceritanya, banyak tugas sih *nunjuk tumpukan pe-er*
Jadi, daripada aku buka-buka kamus yang akhirnya salah juga =w="
Mending kubuat pake aja ya! ^^
Ngomong-ngomong, fanfic ini kubuat untuk membalas *?* fanfic dari Sakura Hanazumi yang berjudul "This Is What I Feel"
Summary: Ying Fa merupakan pacar dari Xiao Long, adik Syaoran. Syaoran memendam perasaannya demi kebahagiaan adiknya. Dapatkan Sakura, gadis yang menyukai Syaoran, membuat Syaoran berpaling padanya?
Pairing: Syao x Saku, Xiao Long x Ying Fa, Eriol x Tomoyo.
Thanks to: All my friends, especially those who were in this story.
Chapter 1: Meet Each Other
Seorang siswi kelas 2 SMP bernama Ying Fa sedang memeluk boneka teddy bearnya berwarna pink dengan pita putih pemberian pacarnya sambil terus memandangi layar handphone nya yang berwarna hitam gelap.
"Huuuhhhh! Kok nggak telpon-telpon sih?" bisik Ying Fa sambil makin memeluk teddy bearnya dengan erat.
~trang… trang… trang…~ *?*
Ying Fa langsung beranjak dari tempat nya dan segera meraih handphonenya sambil membuka sms yang masuk. Ia sudah berharap-harap cemas bahwa sms tersebut dari pacarnya. Tapi…
'Ying Fa, bawain laptop yang ada di kamar beserta isinya gih ke kampus! Buruan, gak pake lama!'
"Huuh! Ternyata kakak!"
Ying Fa pun segera turun dari ranjangnya dan pergi ke kamar kakaknya untuk mengambil tas laptop berwarna hitam. Ia mengganti baju nya menjadi T-shirt putih dan rok lipit berwarna pink pucat dan mengenakan sandal pinknya. Ia berjalan keluar dan membuka gerbang rumahnya. Kampus kakaknya tak begitu jauh, jadi Ying Fa memutuskan untuk berjalankaki saja.
Sesampainya di kampus, ia melihat seorang laki-laki berwajah kesal. Ying Fa pun segera mempercepat jalannya dan menghampiri laki-laki itu.
"Nih, kak, laptopnya!" sahut Ying Fa sambil memberikan tas laptop tersebut kepada kakaknya.
"Duh, lama banget sih!" keluh kakaknya yang bernama Touya.
"Ih! Udah bagus-bagus dibawain juga!" Ujar Ying Fa sambil menjulurkan lidahnya dan bergegas pergi.
"Huh! Dasar kakak! JELEEEEKKKK!" Ying Fa mengomel sambil berjalan pulang, tapi tiba-tiba sebuah ide terlintas di pikirannya.
"Eh, ini kan hari Sabtu yah? Main-main ke sekolah ah! Siapa tau, Xiao Long masih ada di sekolah," pikir Ying Fa dengan senang.
-Di Sekolah-
"Oper! Oper sini!"
~dack dack dack~
~jgleng~
"An****! Lo kok bisa menang terus sih?"
"Mana gua tau? Lo nya aja yang kalah terus! Haha!"
"Pake pelet tuh! Cewek-cewek mao aja pada lengket matanya sama lo yang bau + dekil kaya lo!"
"Dekil-dekil gini gua tetep keren kale! Gak kayak lo tuh!"
"Syaoooran!" terdengar suara anak perempuan yang memanggil Syaoran, anak kelas 3 SMP dengan kulit sawo matang yang mengenakan T-shirt hitam dan celana basket Nike.
"A-" ucapan nya terhenti oleh sebuah kaos yang sangat basah yang bersarang di wajahnya.
Syaoran menggenggam kaos itu dengan kesal, "Apa-apaan ini?"
"Yay! Tepat sasaran!" Ying Fa melompat-lompat dengan gembira sambil tertawa melihat wajah Syaoran yang basah kuyup.
"Dendam lo ma gua, Fa?"
Ying Fa menjulurkan lidahnya sambil berkata, "Aku kan cuma berlatih melempar tepat sasaran biar bisa jago main basket kayak koko Syaoran!"
Syaoran menarik kaos hitam yang dikenakannya untuk mengelap wajahnya.
"Ih! Please deh, kak Syao, gak usah pamer perut deh! Diliatin cewek-cewek tuh! Gak tau malu ya!" Ying Fa menunjukkan wajah risih yang dibuat-buat.
"Yee, perut gua kan six pack gini, bagus diliat, gak kayak lu, udah one pack, buncit lagi!" ejek Syaoran sambil tertawa terbahak-bahak.
"Beeee! Masa bodo ah! Ngomong-ngomong, Xiao Long mana?"
"Mana gua tau? Emang gua 'baby sitter' nya apa? Carilah sono, paling kalo gak lagi science club ya latihan biola lagi!"
"Ih! Dasar engko gak becus!" Ying Fa pun bergegas pergi mencari Xiao Long.
Eriol datang, bertukar pandang antara Syaoran dan Ying Fa. Ia melambaikan tangannya di depan mata Syaoran.
"Woi! Suka lu sama dia?" ejek Eriol.
Syaoran langsung seakan menjadi bad mood dan mengambil bola basketnya, "Gak usah ngomong yang macem-macem lah lu!"
"Yah, habisnya lu ngeliatin dia sampe segitunya," Eriol mengangkat kedua bahunya dengan nada tak mau tau.
"Mana mungkin gua ngambil dia? Pacarnya aja adek gua sendiri. Bercanda lah lu!" Syaoran memasukkan bola basketnya ke dalam tas birunya beserta dengan handuk kecilnya.
"Iya dah, iya. Kalo gitu napa gak ambil aja tu fans-fans lu! Eh, ada yang imut-imut tu!" Eriol memanggil Syaoran yang tampaknya masa bodo dan tidak mau mendengarkan ocehan Eriol.
"Hoy! Sini dah lu! Liat tu, liat! Yang paling kanan, pake baju ungu sama rok putih. Imut-imut kan?" Eriol menarik pundak Syaoran dan memaksanya untuk melihat seorang gadis berambut panjang yang langsung menunduk saat dilihat oleh Syaoran.
"Fine, dah liat! Udah kan?"
"Dasar lo, gak ada satupun cewek yang lo lirik. Jangan-jangan lo maho ya?"
Syaoran mengambil tasnya dan bergegas pergi.
"Lo mau kemana?"
"Ke Amerika!" ketus Syaoran sambil berjalan.
"Serius lo? Nebeng dong!"
"Ya pulang lah, Erioolll… Kalaupun gua ke Amrik, ogah gua ngajak lo!" Syaoran pun bergegas pergi keluar dari gerbang sekolah.
"Gua tau lu udah ngerasain sakitnya cewek yang lo suka pacaran sama saudara lo sendiri… tapi apa wajar kalo gak ada cewek laen di mata lo…" Eriol bergumam sendiri sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sikap Syaoran.
xXxXxXx
Gesekan biola yang mengalir dari sebuah biola kayu berwarna coklat yang sedang dimainkan oleh seorang anak laki-laki kelas 2 SMP berkulit putih dengan shirt biru muda dan celana panjang. Tanpa disadarinya, seorang gadis berambut panjang dengan T-shirt putih dan rok lipit pink pucat, sedang memandanginya dengan senyum terukir di wajahnya. Seusai permainannya berakhir, gadis itu bertepuk tangan dan membuat anak laki-laki itu langsung menengok ke arah suara tepukan tangan itu.
"Ying Fa?"
Ying Fa tersenyum kecil dan berkata, "Lagu nya bagus banget… Aku jadi ingin bisa main biola kayak Xiao Long…"
Xiao Long tersenyum dan menyuruh Ying Fa duduk di sebelahnya, "Mau coba?"
Ying Fa mengangguk dengan gembira, "Mau! Ajarkan ya?"
Xiao Long memberikan biolanya kepada Ying Fa dan mengarahkannya untuk memegang dengan benar, "Tanganmu jangan menyangga fret biolanya. Usahakan semua beban biola ditanggung oleh cepitan dagumu."
"Uh… susah sekali…" Ying Fa berusaha untuk memegang biola dengan benar dan hati-hati.
"Bow biolanya harus digesek di senar-senar yang ada di sebelum bridge, jangan sampai kena bridgenya," jelas Xiao Long sambil memegang lengan Ying Fa dan membantunya mengarahkan bow dengan benar.
"Usahakan lengan atas tidak bergerak, jadi yang bergerak maju mundur hanya lengan bawah dan siku.
"Umm… kucoba gesek ya…"
"Ying Fa… bow nya jangan digenggam… tapi ditanggung beratnya oleh jempol dan kekuatannya diatur oleh telunjuk," Xiao Long tertawa kecil sambil membetulkan tangan Ying Fa.
"Main biola itu susah ya… anu, gimana kalau kamu contohin dulu geseknya, yah?" Ying Fa memberikan biola tersebut kembali ke Xiao Long.
Xiao Long tertawa kecil dan mulai menggesek senar satu, "Lihat ya…"
Ying Fa, tidak memperhatikan tangan dan postur tubuh Xiao Long yang sedang memberikan contoh, tetapi malah memperhatikan wajah Xiao Long dengan senyum di wajahnya. Tanpa sadar, Ying Fa mengangkat tangannya ke atas kepala Xiao Long dan berniat untuk mengelus rambutnya, tetapi begitu Xiao Long menengok, ia langsung menarik tangannya dengan cepat dan secara tak sengaja membentur dinding.
"Aduh!" Ying Fa menutup sebelah matanya sambil menggoyang-goyangkan tangannya yang kesakitan.
Xiao Long langsung meletakkan biola dan bownya di lantai dan menggenggam tangan Ying Fa, "Ada apa? Apa yang terjadi?"
Ying Fa dengan malu-malu menjawab sambil menarik tangannya kembali, "Ng-Nggak! Aku nggak apa-apa kok!"
"Jangan bohong! Sini, kulihat tanganmu," Xiao Long menarik kembali tangan Ying Fa dan memandanginya dengan seksama.
"Agak merah. Sakit?" Xiao Long meraba tangan Ying Fa yang memerah sambil agak ditekan, dan membuat Ying Fa merintih kesakitan.
"Terbentur ya?" Ying Fa mengangguk dengan malu.
Xiao Long mengelus rambut Ying Fa dengan lembut, "Kok bisa?"
"Umm… tadi… aku mau ngelus rambutmu, tapi… aku… Ma-Maaf!" Ying Fa menutup kedua matanya dengan malu.
Tiba-tiba, ia merasa tangannya menyentuh sesuatu yang agak kasar. Ia membuka matanya dan mendapati Xiao Long mengangkat tangan Ying Fa untuk meraba rambutnya.
"Kau mau merasakan kan? Nggak apa-apa kok," ujar Xiao Long sambil tersenyum.
"B-Bener? Nggak apa-apa?" Tanya Ying Fa sambil malu-malu.
Xiao Long mengangguk dan Ying Fa langsung mengelus rambut Xiao Long dengan lembut, "Rambutmu berdiri-berdiri. Jadi geli. Hehehe…"
Xiao Long ikut tertawa kecil, sampai tiba-tiba…
"Suit! Suit! Ada kupu-kupu yang lagi kasmaran nih!"
"Eh, kak Eriol…" Ying Fa dengan malu-malu menarik kembali tangannya.
"Lho, kak Eriol, kak Syaoran mana?" Tanya Xiao Long.
"Oh, tadi dia pulang duluan. Kayaknya lagi bad mood. Tau deh napa," jawab Eriol dengan nada tak mau tau.
Xiao Long langsung memasukkan biolanya ke dalam softcase miliknya dan berdiri, "Maaf ya, Ying Fa, tapi aku harus pulang sekarang."
Ying Fa pun ikut berdiri dan meletakkan kedua tangannya di belakang, "Nggak apa-apa kok! Lagian kan bukan salahnya Xiao Long."
"Makasih ya. Aku pulang dulu, Ying Fa. Permisi, kak Eriol," Xiao Long tersenyum dan bergegas pergi menyusul kakaknya yang sudah lebih dulu pulang.
"Umm… Kak Eriol, Ying Fa juga pamit ya! Nggak ada orang di rumah sih! Hehe…" Ying Fa melambaikan tangannya dan hendak pergi.
"Tunggu, Ying Fa!" Eriol menarik lengan Ying Fa.
"Ya?"
"Lo… bener-bener nggak ada perasaan apa-apa sama Syaoran?" Eriol memberanikan diri untuk bertanya.
"Hee? Maksudnya?"
Eriol tersenyum dan berkata, "Nggak. Nggak apa-apa. Sono, pulang gih! Ntar rumahnya kemalingan lho!"
Ying Fa menjulurkan lidahnya dan berlari sambil melambaikan tangannya, "Aku pergi dulu ya!"
"Ying Fa… bener-bener deh… polos banget. Nggak heran Syaoran sampe jatuh cinta sama dia," Eriol tersenyum lalu pergi.
xXxXxXx
*tok tok tok*
"Masuk!" ujar seorang anak yang sedang nongkrong di depan TV nya sambil memegang stick ps di tangannya.
"Kak, sudah pulang dari tadi?" Tanya Xiao Long sambil duduk di ranjang yang terletak di belakang kursi tempat Syaoran duduk.
"Yap! Kalo nggak mana mungkin gua dah maen ps?" jawab Syaoran tanpa memalingkan matanya dari layar TV.
"Jalan kaki?"
"Ya iyalah, Xiao! Nggak mungkin kan kakakmu ini terbang?"
"Yah, kupikir tadi kakak pulang dengan mobil. Kan jarak rumah kita sama sekolah cukup jauh."
"Yak! Mati lo! Mati!" Syaoran tidak memerdulikan perkataan adiknya dan malah asik sendiri dengan gamenya.
"Main apa sih, kak?" Xiao Long duduk di samping kakaknya sambil mengamati gambar di TV.
Syaoran tidak menjawab dan meneruskan permainan sampai selesai, "Yak! Akhirnya!"
Syaoran meletakkan stick ps nya di sofa dan duduk menyandar dengan santai, "Sori, tadi kamu nanya apa?"
Xiao Long tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Nggak. Tadi kakak kenapa pulang dulu? Kata kak Eriol…"
"Pret! Ngapain lo dengerin omongan tukang bohong kayak dia!"
Syaoran duduk dengan tegak dan mengacak-acak rambut adiknya, "Lo kepolosan sih! Hahaha!"
Tiba-tiba, pintu kamar Syaoran terbuka dan seorang anak kecil masuk, "Kakak!"
Anak perempuan berkuncir dua dengan rok terusan polkadot pink putih itu segera berlari ke arah Xiao Long yang langsung menaikkannya ke pangkuannya, "Hei, Fei Mei."
"Fei Mei nggak sapa kakak?" tanya Syaoran dengan nada yang dibuat kecewa.
"Hehe. Halo, kak Syaoran."
"Sini donk. Masa maunya sama Xiao Long terus?" Fei Mei pun lompat ke pangkuan Syaoran.
"Huff! Kamu berat banget!"
"Ih! Kalo Fei Mei berat, nggak mungkin kak Xiao Long kuat gendong Fei Mei! Kak Syaoran aja yang cupu!"
"Eh! Eh! Siapa yang cupu tadi?" Syaoran mulai mengelitiki Fei Mei.
Fei Mei berusaha untuk pindah ke pangkuan Xiao Long dan mengambil sebuah bungkusan coklat dari sakunya, "Kak Xiao Long baek deh! Nih, Fei Mei kasih coklat satu!"
"Kakak nggak dapet?" tanya Syaoran dengan histeris.
"Habisnya! Kak Syaoran tadi ngelitikin Fei Mei sih! Lagian coklatnya cuma satu, jadi kak Syaoran gak dapet deh!" Fei Mei menjulurkan lidahnya sambil cemberut.
"Oh, gitu…" Syaoran merogoh saku celana nya dan mengambil sebungkus permen kesukaan Fei Mei.
Ia membuka bungkusannya dan mengambil permen seakan ingin memberikannya kepada Fei Mei, "Mau?
"Mauuuu!"
Tapi saat Fei Mei hendak melahapnya, Syaoran melempar permennya ke dalam mulutnya sendiri dan memakannya, "Hmm… Enak sekali!"
Fei Mei memeluk Syaoran dengan erat dan memberikannya mata yang memelas, "Kakakk… bagi Fei Mei yah? Kak Syaoran baik deh!"
"Tadi yang bilang kakak cupu siapa hayo? Bukannya yang baik cuma Xiao Long?"
Fei Mei bertukar pandang antar dengan Syaoran dan Xiao Long, "Kak Syaoran dan kak Xiao Long sama-sama baik! Fei Mei sayang sama kakak Fei Mei! Dua-duanya!"
Syaoran dan Xiao Long saling bertatapan dan tertawa, "Iya, iya, nih, kakak beri satu!"
Syaoran merogoh kantongnya dan memberikan Fei Mei sebuah permen yang sama seperti yang dia makan. Ia membantu Fei Mei untuk membuka bungkusannya dan memasukkannya ke dalam mulut Fei Mei.
"Hmm! Enak!"
Fei Mei, Syaoran, Xiao Long pun tertawa bersama.
xXxXxXx
Aku terus memandanginya.
Seorang anak laki-laki berbaju hitam dan bercelana basket Nike yang sedang bermain basket. Wajahnya yang tersenyum begitu bola yang dilemparkannya masuk ke dalam ring. Walaupun keringat membasahi wajah dan tubuhnya. Ia… Ia terlihat begitu mempesona.
Aku melihat ke sekelilingku, menemukan banyak sekali gadis lain yang berteriak histeris sambil melihat anak yang sedang bermain basket itu. Beberapa anak bahkan berusaha menyapa sambil melambaikan tangan mereka. Saat suara-suara mereka bergabung menjadi suara yang bahkan jauh lebih berisik dari stadiun sepak bola, anak laki-laki itu menengok dengan raut wajah yang merasa sangat terganggu.
Ia terlihat sangat bahagia bisa memenangkan permainan basketnya. Tiba-tiba, seorang gadis memanggilnya dan melempar sebuah kain basah ke wajah anak laki-laki itu. Mereka berbincang-bincang, dan sepertinya dia sangat senang bisa berbicara dengan gadis itu.
Jujur… aku iri…
Tapi, dia kan tidak tahu aku, apalagi mengenalku, jadi apa aku punya harapan? Tidak.
Dan lagipula, gadis itu jauh lebih cantik daripada ku, jauh lebih imut, dan tak heran jika ia menyukai gadis itu.
Tak lama setelah gadis itu pergi, temannya memanggilnya. Temannya menariknya dan tiba-tiba, hal yang sangat mengejutkan terjadi. Mereka berdua melihat ke arahku!
Yah, mungkin hanya feelingku, tapi aku merasa bahwa tadi aku sempat bertukar pandang dengan anak laki-laki itu. Aku langsung merasa seluruh darah naik ke wajahku, wajahku panas. Aku refleks menundukkan wajahku, tak berani melihat ke arah mereka.
. . .
Tak lama, aku pun mengangkat wajahku, tapi aku sudah tidak bisa menemukan anak laki-laki itu lagi…
Kemana dia?
xXxXxXx
"Hum-hum… Kira-kira Xiao Long lagi apa ya?" Ying Fa bergumam sambil berjalan ke kulkas.
Ia membuka kulkas dan tidak menemukan apa-apa, lantas alisnya mengerut, "Yah, kalau gini, mau masak apa?"
Ia pun mengambil dompetnya dan bergegas keluar, "Beli bahan dulu ah!"
Ying Fa pergi ke mini market terdekat dan membeli beberapa telur, sosis dan kecap manis. Ia membayar dan berjalan keluar mini market. Karena sejuknya udara, Ying Fa berjalan tanpa melihat ke depan sambil mengamati langit, dan tiba-tiba…
*Bruk*
"Aduhh!" Ying Fa terjatuh dan juga menjatuhkan barang bawaannya.
"Hei! Kalau jalan liat-liat dong!"
"Ma-Maaf!" Ying Fa menengok ke atas dan menemukan seorang anak laki-laki yang lebih tua daripadanya.
Anak laki-laki itu tiba-tiba wajahnya memerah dan mengulurkan tangannya, "L-Lo gak apa-apa?"
Ying Fa tersenyum dan menerima tangan anak laki-laki itu, "Iya! Aku nggak apa-apa kok!"
Sekali lagi, anak laki-laki itu memerah wajahnya dan terus menggenggam tangan Ying Fa, "Sori ya, tadi… gua nabrak lo. Cewek secantik lo nggak seharusnya jatoh gara-gara keteledoran gua."
Ying Fa memerah wajahnya saat anak laki-laki itu mengelus rambut Ying Fa, "A-Aku nggak…"
Anak laki-laki itu melihat barang bawaan Ying Fa yang tergeletak berantakan di jalanan dan memungutnya, "Ah, gara-gara gua, barang belanjaan lo jadi jatoh."
"E-Eh! Nggak apa-apa kok! Nggak usah diambilin gitu!" Ying Fa hendak memungut barangnya saat anak laki-laki itu berdiri.
"Belanjaan lo kan agak berat, biar gua bawain! Rumah lo di mana?"
"Nggak usah! Bisa kubawa sendiri kok! Nanti ngerepotin!" Ying Fa hendak mengambil barangnya dari tangan anak laki-laki itu, tapi ditangkis.
"Cewek secantik dan seimut lo nggak boleh kerja keras kayak gini. Udah, biar gua bawain. Yuk, jalan!" Anak laki-laki itu menarik tangan Ying Fa dan mulai berjalan sesuai petunjuk Ying Fa.
"Ngomong-ngomong, gua boleh tau nama lo?"
"Umm… namaku Ying Fa," jawab Ying Fa malu-malu.
"Ying Fa ya… Namanya sesuai sama orangnya, cantik dan imut sekali," Ying Fa memerah wajahnya saat mendengar pujian dari anak laki-laki itu.
"Nama gua Hikari. Kayaknya, gua pernah liat lo deh di sekolah. Lo kelas berapa sih?"
"Umm… 7 B, kalo kamu?"
"Oh, pantes, baru kelas 7. Gua 10 A, gua punya ade cewek kelas 7 B, kenal gak?"
"Siapa nama adiknya Kak Hikari?"
"Sakura. Kenal gak?"
Ying Fa bergumam sambil berpikir, "Kayaknya nggak deh. Habisnya kan semester 1 baru mau dimulai."
"Hoo, gitu… Ngomong-ngomong, kenal gak sama yang namanya Xiao Long? Kata adek kelas gua, dia terkenal banget di SMP! Banyak cewek yang suka sama dia, sayang katanya dia udah punya cewek. Kira-kira ceweknya kayak apa ya? Yang pasti gak secantik dan seimut lo sih," sahut Hikari sambil tertawa.
Ying Fa tidak merespon dan hal tersebut membuat Hikari bertanya-tanya, "Lo napa?"
"Ah! Nggak! Nggak apa-apa kok! Humm… rumahku udah deket, jadi aku sendiri aja dari sini bisa kok! Daah!" Ying Fa langsung mengambil barang belanjaannya dan berlari ke rumahnya.
"Aku kenapa…" Tanya Ying Fa dalam hati.
"Tu cewek kenapa sih?" Tanya Hikari dengan kesal.
"Tapi, dia cakep, imut-imut lagi. Bakal gua deketin ah, siapa tau bisa jadi cowoknya," sambil tersenyum, Hikari berjalan pulang.
Ahahaha!
Baru chappie satu~ Menurut kalian gimana?
Bingung yah? Ntar deh, semoga seiring dengan berjalannya waktu *?* kalian bisa lebih mengerti dengan tokoh-tokoh nya.
Btw, di chappie selanjutnya, bakal dikasih umurnya kok ^^
