Ini Fic pertama saya di di FanFiction. Jadi mohon maaf kalau ada kesalahan."kepala nunduk". Don't like, don't read
Pandora Hearts © Jun Mochizuki
A Pandora Hearts Fiction
Warning: Gaje, mungkin OOC juga
My Dreams
Chapter 1: First Meeting
"Plak"
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Echo, membuat gadis bermata biru gelap itu terjengkang. Beruntung dia mendarat di karpet yang lembut, sehingga tidak terluka.
"Kalau kau masih tidak menjalankan perintahku dengan baik, aku akan menghukummu lagi!", ancam Vincent sambil berlalu meninggalkan ruangan, mengabaikan gadis berambut biru pucat yang tergeletak tak berdaya itu.
Echo bangkit berdiri setelah Vincent meninggalkan ruangan. Wajahnya datar seperti biasa. Tak ada ekspresi di wajahnya setelah hukuman itu. Maklumlah, dia menerima hukuman hamper setiap hari. Dia sudah terbiasa. Bagaimanapun juga, Echo memang tak pernah menampakkan ekspresinya.
"Andai saja...andai saja...", pikir Echo.
Andai Andai saja orangtuanya tidak meninggal dalam kebakaran. Andai saja orangtuanya tidak meninggalkan utang yang cukup besar kepada keluarga Nightray. Mungkin dia tidak akan menjadi seperti ini, menjadi pelayan pribadi Vincent Nightray.
Echo mendesah. Lima tahun. Lima tahun sejak kebakaran itu. Lima tahun setelah dia menjadi pelayan tuannya yang tidak berbelaskasihan itu. Lima tahun sejak semuanya direngut darinya. Lima tahun yang lama.
Flash back mode on...
"Echo, mulai sekarang tuan Vincent akan menjadi majikanmu."
Echo mendongakkan wajahnya menatap orang yang akan menjadi majikannya itu. Majikannya memiliki rambut pirang panjang yang diikat dengan menggunakan pita hitam. Dan, entah kenapa, kedua bola matanya memiliki warna yang berbeda. Merah dan emas.
Vincent menundukkan kepalanya, menatap wajah Echo,"Jadi kau yang Echo, pelayan baruku? Kalau begitu, selamat datang Echo.". Vincent tersenyum, tapi tak ada kehangatan dalam senyum itu.
"Terima kasih, tuan Vincent.", Echo berkata datar. Hatinya merana. Belum hilang dukanya akibat kepergian kedua orangtuanya, kini dia harus menjadi pelayan keluarga Nightray untuk membayar utang keluarganya.
"Jadilah pelayan yang baik,Echo. Kau tahu, aku tidak menoleransi kesalahan"
"Baik, tuan Vincent."
Flash back mode off
Menjadi pelayan Vincent bukanlah perkara mudah. Segala yang diperintahkannya harus dituruti oleh Echo. Termasuk untuk membunuh. Selain itu, Vincent juga suka merusak boneka, padahal Echo sangat menyukai boneka. Echo sedih sekali melihat boneka-boneka itu rusak. Tapi Echo tak bisa mencegah, karena Echo hanyalah seorang pelayan.
Echo berjalan meninggalkan ruangan. Tidak ada gunanya menyesali yang telah berlalu. Lagipula, dia harus menyiapkan diri untuk jamuan teh nanti.
Echo pun membuka pintu di hadapannya. Tanpa mengetahui bahwa sebentar lagi dia akan bertemu seseorang yang akan mengubah hidupnya.
Akhirnya selesai juga. Maaf, fic ini sudah gaje, pendek pula. Maklumlah, saya penulis baru di sini.
Thanks buat yang sudah bersedia membaca cerita tak bermutu ini. Bila ada yang mau untuk mereview, tolong ya. Awas kalo engga. ( maksa) :D.
Akhir kata, kuucapkan lagi terimakasih. Tunggu update selanjutnya ya! (kepedean, kayak ada yang mau baca aja).
