Disclaimer: Masashi Kishimoto
.
.
Rated: T
.
Pair: Ino, Shikamaru,Sai
.
Bunyi jarum jam dinding yang dapat terdengar jelas dalam keadaan begitu hening di dalam sebuah ruangan yang cukup luas. Terdapat dua orang gadis berambut pirang pucat dengan model rambut yang berbeda sedang berbicara dengan seriusnya. Salah satu dari mereka ada gadis yang bermodel rambut panjang yang sengaja ia ikat tinggi sehingga menyerupai ekor kuda yang terlihat sedikit gugup atau gelisah duduk di atas kursi. Sementara di depannya tampak seorang gadis lain dengan model rambut di ikat dua dengan rendah yang tampak lebih tua dari gadis sebelumnya.
"Baiklah, Ino.. ini adalah tugas terakhir yang akan ku berikan padamu," kata gadis yang lebih tua.
"..." Tak ada sahutan sedikit pun dari gadis yang bernama Ino, melainkan tatapan kaget yang ia lontarkan kepada gadis yang sedang berada di depannya.
Satu menit.
Dua menit.
Diam hening tanpa suara.
"Ke.. ke.. KENAPA?" teriak Ino yang memecah keheningan yang ada.
"Yah.. kau harus terima ini Ino, karena menurut catatan yang kuterima dari Shizune, kau tidak pernah berhasil dalam meliput berita dan itu sangat merugikan pihak dariku. Kau tau itu," jelas Tsunade kepadanya.
"..."
"Kurasa kau pasti mengetahui itu bukan?" tanya Tsunade
Dan hanya medapat jawaban anggukan kecil dari Ino. Tsunade pun menghela napas.
"Maka dari itu aku akan memberimu satu kesempatan lagi. Dan ini adalah tugas terakhirmu apabila kau gagal melakukannya.."
Ino yang mendengar pun hanya menunduk menerima kenyataan yang ada. Ia sadar bahwa semua yang dikatakan oleh Tsunade itu sebagian adalah kenyataan yang ada atau bisa dibilang semua yang dikatakannya adalah benar.
"Tetapi.."
Tiba-tiba Ino merasakan sentuhan di atas pundaknya. Dan secara reflek pun Ino mendongakkan kepalanya menatap orang yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri yang merupakan pemilik dari Stasiun Televisi Konoha (STK) tempat ia berkerja sekarang.
"Apabila kau berhasil, kau akan tetap berkerja disini, Ino. Dan aku pun berharap semoga kau berhasil dalam tugas ini," kata Tsunade menatap Ino dengan lembut. Ino yang mendengar pun pasti akan tersenyum.
"Baiklah.. aku akan berusaha," kata Ino tampak percaya diri. Tsunade yang melihat pun tak tahan untuk mengeluarkan senyum ke ibuannya(?).
"Jadi apa tugasku kali ini, Tsunade-sama?" kata Ino dengan nada yang di bilang lebih baik dari pada tadi saat ia gelisah.
"Baiklah jadi tugasmu selanjutnya adalah..."
Cklek.
Ino menutup pintu setelah keluar dari ruangan Tsunade. Ia menghela napas.
"Sepertinya ini akan menjadi lebih berat" ujarnya mengingat tugas yang di berikan Tsunade kepadanya,
-Flashback-
"Baiklah jadi tugasmu selanjutnya adalah.."
Ino pun dengan tidak sabar menunggu kalimat selanjutnya yang akan di lontarkan dari mulut Tsunade. Sungguh kali ini dia tak ingin mengecewakan Tsunade lagi seperti tugas-tugasnya yang terdahulu.
"Adalah..," secara tidak sadar Ino pun mengikuti perkataan Tsunade karna ai sudah tak sabar.
"Kau harus meliput aktor muda yang sekarang lagi naik daun yaitu Nara Shikamaru," kata Tsunade, sesaat Ino diam membeku.
" Karena aku dengar sekarang ia sudah putus dengan pacarnya seminggu yang lalu," lanjut Tsunade dan membuat Ino tampak sedikit pucat.
"Dan cari informasi siapa mantannya itu dan mengapa mereka putus. Kau harus mendapatkan hasilnya dalam waktu seminggu. Kau mengerti, Ino?" tanya Tsunade, Ino yang mendengar namanya disebutkan oleh gadis itu pun langsung menjawab. "Me..mengerti."
Ino menjawab dengan gugup yang membuatnya berbicara terbatah-batah. Tsunade yang melihat perubahan dari sifat Ino pun mengenyitkan dahi nya.
"Kau tak papa Ino?"
"I..iya aku tak papa Tsunade-sama," sambil menunjukan senyum paling lebarnya(?).
"Kau yakin? Tapi kalau kau merasa ini terlalu susah atau keberatan dalam tugas ini kau dapat di carikan tugas yang lain," Kata Tsunade menyadari kegalauan Ino semenjak ia mengatakan tugas Ino. Ino yang mendengar pun membuat senyum yang tadi ia pasang menghilang sesaat tetapi hanya sesaat setelah mengelengkan kepalanya lalu tersenyum kembali.
"Tidak Tsunade-sama... saya tidak merasa keberatan atau pun susah. Semua ini adalah tugas terakhir saya, biarkanlah saya melaksanakannya. Dan saya akan berusaha untuk menyelesaikannya," Tsunade yang mendengarpun hanya tersenyum lalu membelai rambut Ino yamg indah.
-End Flashback-
"Kenapa aku menerimanya? Seharusnya aku menolaknya. Huft.. dasar kau bodoh Ino" ujarnya memajukan bibirnya.
Bukannya ia merasa keberatan atau pun susah seperti yang tadi ia katakan kepada Tsunade diruangannya tadi. Hanya saja, ia merasa aneh akan meliput dirinya sendiri dengan Shikamaru tetang hubungan mereka. Padahal dengan susah payah Ino menyembunyikan ini semua. Dan nyatanya ia harus membuka hubungannya sendiri dan bertemu kembali dengan Shikamaru.
"Ini akan menjadi sangat merepotkan," entah kenapa gara-gara sudah 2 tahun ia selalu bersama Shikamaru atau karena apa banyak sifat dari bocah pemalas itu yang sedikit menular kepada Ino. Mau tak mau Ino pun tersenyum teringat saat ia bersama Shikamaru pacaran dulu sebelum ia menjadi aktor dan terkenal seperti sekarang. Dan senyum itu pun pudar saat ia mengingat kembali alasan mengapa ia memutuskan hubungannya dengan Shikamaru. Padahal, ia tau bahwa Shikamaru tak salah. Dan mereka sama-sama masih memiliki perasaan yang besar satu sama lain, tetapi Ino yang mengetahui itu masih mengikuti egonya untuk memutuskannya. Alhasil pun Ino tak dapat melupakannya.
"Aku tau ini akan menjadi sesuatu yang sangat berat bagiku," lalu ia berbalik badan bersiap-siap untuk meninggalkan pintu ruangan itu.
.tuk
Terdengar suara sepatu yang melangkah mendekatinya. Ino pun menoleh melihat siapa yang datang. Ia melihat seorang laki-laki berambut hitam, berkulit pucat yang selalu memasang senyum datang menghampirinya. Dia adalah Sai rekan kerja Ino.
"Wah.. Ino kau tampak sedang murung ya?" tanya Sai lalu berjalan mendekatinya.
"Menurutmu?" tanya Ino balik, sungguh ia lagi tak mood berbicara dengan siapa pun. Walaupun itu Sai yang merupakan salah satu orang yang tau hubungannya dengan Shikamaru setelah Sakura.
"Iya," kata Sai tersenyum. Ino pun hanya diam lalu meninggalkan Sai dengan segudang pertanyaan di kepalanya.
.Besoknya.
Ino keluar dari kamar mandi dengan handuk yang hanya ia gunakan sekarang. Ino pun berjalan menuju lemarinya dan membuka lemari pakaiannya mengambil dress biru selutut tanpa lengan beserta rompinya dan memakainya. Ino menggulung rambut panjangnya dan menimpanya dengan wig berwarna coklat serta memoles wajahnya sedikit dengan make up tipis, menggunakan lipgross kesukaannya di depan cermin dan menggunakan softlenss untuk menyembunyikan warna matanya. (Loh ngapain Ino pake softless? Udah bagus punya mata indah bak lautan(?) malah pake softlenss.)
Yup, Ino sudah memutuskan akan memulai pekerjaannya hari ini juga. Tetapi ia tak mau kalau Shikamaru mengenalinnya dan ia pun melakukan penyamarannya agar saat bertemu nanti Shikamaru tidak tau bahwa itu adalah dia.
"Hmm..,"Ino melihat penampilannya yang terpantul di depan cermin. Simple. Tapi lumayan (?). Ino pun mengambil tasnya lalu bersiap untuk memulai pekerjaannya bersama Sai tentunya.
.
Bunyi bel rumah. Ino pun bergegas turun dari kamarnya untuk membuka pintu.
Krekk.
Pintu terbuka tampak wajah seorang lelaki tersenyum kepadanya dan tampak sedikit kaget.
"Sai,"
"Hmm... sepertinya kau sudah siap? Kau jadi ingin menyamar? Dan yakin tak mau Shikamaru tau? " tanya Sai melihat penampilan Ino yang tampak rapi.
"Well, kau bisa lihat sendiri. Ayo berangkat," kata Ino tersenyum lalu menarik tangan Sai. Sai yang di tarik pun hanya dapat pasrah tangannya di tarik Ino. Lalu mereka pun melesat pergi mencari Shikamaru menggunakan motor yang Sai bawa.
Beberapa jam kemudian... tepatnya di taman Konoha
"SHIKA-KUUUUUUUN~" teriak gerombolan para gadis dan wartawan mengejar Shikamaru. Ino dan Sai pun masuk dalam gerombolan itu.
"Pergi kalian, kalian ini mengangguku tau, merepotkan..," teriak Shikamaru sambil berlari dengan nada marah. Walaupun begiru tetap saja mereka tak berhenti mengejarnya karna letak mereka yang jauh disana(?).
"Sial," gerutunya. Lalu ia bersembunyi di balik salah satu pohon yang ada. Dan gerombolan itu pun mendekat,
"Loh kemana Shikamaru-kun?"
"Iya cepet banget larinya" kata salah satu dari mereka yang berambut merah.
"Kira-kira kemana ya? Kau liat tidak, Karin?" tanya seorang lelaki kepada gadis berambut merah itu.
"Tidak,"ujar Karin. Lalu ia melirik ke seorang bocah yang sedang asik memakan es krimnya.
"Adik kecil kau lihat orang lewat sini hmm?" Shikamaru yang mendengar pun menahan napas. Semoga saja bocah itu tidak tau batinnya.
"Ya"
Wajah Shikamaru menjadi pucat. Gerombolan yang lain yang mendengar pun ikut bertanya.
"DIMANA?" teriak mereka kompak. Bocah yang mendengar teriakan mereka pun menutup telinganya yang membuat es krimnya mengenai rambutnya,
"Ehm.. bisa kau tunjukkan kepada kami anak manis?" kata Sai tersenyum. Bocah itu mengangguk dan menunjuk arah yang berlawanan dari tempat Shikamaru berada. Gerombolan itu pun pergi ke arah yang di tunjuk oleh bocah itu. Begitu pula Sai ikut berlari mencari Shikamaru, ia tak sadar bahwa Ino masih jauh di yang melihat pun menghela napas dan keluar ketika merasa sudah aman.
"Huh, gadis dan wartawan yang merepotkan," gerutunya kesal lalu mengelap keringatnya. Lalu Shikamaru berjalan menuju mobilnya berada.
"SAIIII.. TUNGGU AKU..," terdengar suara yang berteriak Ino. Sepertinya aku mengenal suara itu batin Shikamaru
Buagh.
Shikamaru menabrak seseorang gadis atau tepatnya seorang gadis menabraknya yang nyatanya gadis itu adalah Ino yang lagi menyamar.
"Aaa..," teriak Ino ketika ingin jatuh setelah menabrak Shikamaru. Reflek tangan Shikamaru menangkap tubuh ramping gadis itu. Dan sehingga tidak sengaja mata onxy Shikamaru bertemu dengan mata aquarieum Ino yang tertutup softlenss.
Hening.
Keduanya saling terdiam. Ino tak percaya dapat melihat wajah yang ia cintai dan ia rindukan selama ini ada di depannya memeluknya. Shikamaru yang heran melihat gadis di depannya pun hanya heran dan entah mengapa ia merasa pernah bertemu dengan gadis itu.
"Shikamaru..," ujar Ino tanpa sadar.
"Maaf apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanyanya heran.
.
.
. TO BE COUNTINOE.
Bagaimana minna? Apa fic ini lebih baik dari pada sebelumnya? Kuharap
Soalnya saya begadang membuat ini,, *g ada yang nanya*
Terima kasih sekali lagi kepada Sokie 'Suu' Foxie yang telah banyak meberi masukan kepada saya.. *peluk2* =w=
Kelanjutan Fic ini pun tergantung pada reader yang berbahagia,,, ^^
Maka dari itu dimohon untuk,, memberi saran dan kritik..
Salam manies.. SAGITA
R
E
V
I
E
W
