Author : jingle bubble
Cast : YunJae and others
Disclaimer : the story is mine, yang lainnya pinjam
WARNING : FF YUNJAE, YAOI, DELUSI, GORE, AUTHOR BARU DAN KURANG PENGALAMAN, DON'T LIKE YOU READ? I don't give a shit! :D
.
.
.
.
Bunny and Bear
.
.
.
.
Di dunia ini….
Tanpa sepengetahuan kita, ada sisi lain yang tidak kita ketahui dan mungkin tidak pernah kita bayangkan.
Sesungguhnya...
Semua manusia yang ada di dunia ini berasal dari sosok hewan yang telah berevolusi menjadi makhluk hidup yang lebih sempurna. Seperti manusia, nenek moyang kita adalah seekor monyet. Karena proses perkawinan dan pembuahan yang terjadi dengan cepat, serta daya tahan terhadap perubahan lingkungan yang kuat, membuat bangsa kita menjadi mayoritas penduduk yang ada di bumi.
Lalu bagaimana dengan para leluhur yang lain?
Banyak dari mereka tidak mampu bertahan dalam menghadapi perubahan lingkungan yang keras. Pada akhirnya banyak dari mereka yang tidak mampu berevolusi dan akhirnya punah. Hingga pada zaman modern ini hanya sedikit dari keturunan mereka yang mampu bertahan hidup. Demikian pun mereka tidak mampu menjadi sempurna seperti manusia. Sifat leluhur mereka masih melekat pada diri mereka masing-masing. Tampilan luar mereka memang berwujud seperti manusia namun ketika mereka marah, sedih atau terlalu senang maka beberapa bagian dari tubuh mereka akan berubah sesuai sifat leluhur mereka masing-masing.
Telinga, ekor, ataupun taring? Ya. Mereka masih memilikinya.
Cerita ini akan sedikit banyak berhubungan dengan mereka. Dua jenis keluarga yang berbeda kelas. Antara yang dimakan dan memakan. Dan hubungan aneh antara kedua makhluk hidup yang berbeda latar belakang.
Akankah berakhir bahagia?
This bunny and bear...
.
.
.
Di sebuah rumah megah yang ada di tengah kota...
Yunjae 8 tahun
.
"Yunnie… sini sayang, ayo kenalkan...namanya Joongie. Dia akan menjadi teman barumu mulai sekarang. Keluarganya baru saja pindah ke kompleks dua hari yang lalu" Mrs Jung tersenyum pada putra kecilnya.
Mata musang itu memandang malas pada seorang bocah kecil yang terlihat malu-malu bersembunyi di belakang kaki ibunya. Tubuhnya mungil, kulitnya terlihat sangat pucat dengan gigi kelinci yang imut tengah tersenyum canggung padanya.
Ck...
Yunho mendecih kesal ketika kegiatanya bermain game harus terganggu hanya karena suatu hal yang tidak penting. Lagipula mereka adalah keluarga bangsawan yang duduk di tempat tertinggi pada rantai makanan. Kenapa mereka harus susah-payah mengakrabkan diri dengan sekawanan kelinci rendahan yang sesungguhnya adalah makanan mereka sehari-hari.
"A-Anyeon..."
Suara lembut namja cilik itu menyadarkan Yunho dari lamunanya. Di depanya...bocah putih itu tengah mengulurkan tangan mungilnya dengan gugup dan tersenyum malu.
Deg
Jantung Yunho berdetak aneh ketika menyadari begitu cantiknya mata kelinci bocah mungil itu. Berbinar lembut...bulat dan besar, memandangnya penuh dengan keteduhan. Tanpa sadar Yunho mulai sedikit tertarik padanya. Tangan kecilnya bergerak sendiri membalas uluran tangan bocah cantik itu. Ketika...
Sniff
Sniff
Deg
Mr dan Mrs Jung yang semula tengah sibuk berbicara dengan keluarga Kim langsung menghentikan kegiatanya ketika merasakan aura membunuh menguar kuat dari beruang kecil mereka.
"YUNHO!"
Bruakk!
Kyaaaaaaa!
.
Beruang Jung kecil itu menabrak lemari es yang ada di pinggir ruangan ketika dirinya berniat untuk menerkam Jaejoong. Kelinci mungil itu tentu saja jauh lebih gesit darinya. Jaejoong yang ketakutan langsung bersembunyi di balik orang tuanya.
"Ommo! Yunho-ah…"
Beruang kecil itu terlihat meringkuk di lantai dengan kepala benjol dan hidung yang mulai meneteskan cairan merah. Yunho memandang kelinci putih yang bersembunyi di belakang orang tuanya itu dengan nyalang.
'Kim. Jae. Joong….'
Brukk
Bocah tampan itu pingsan.
.
.
.
.
Yunjae 17 tahun
.
"Jae...aku pulang dulu ya?"
"Eung~"
Namja cantik itu bergumam pelan tanpa mengalihkan pandanganya dari kanvas penuh lukisan yang ada di depanya. Baru beberapa menit kemudian Jaejoong menyelesaikan pekerjaanya dan berniat untuk langsung pulang.
tap tap tap
Kaki jenjangnya berjalan pelan menyelusuri koridor sekolah yang mulai sepi.
duk duk duk
Jaejoong menghentikan langkahnya ketika mendengar suara bola yang terpantul keras di atas lantai ruang olah raga. Namja cantik itu melongokan kepalanya dan mengintip ke dalam.
Deg
Wajah putih itu sontak merona merah ketika melihat sosok seorang namja berwajah tampan tengah bermain sendirian di tengah lapangan. Namja itu hanya memakai celana basket di bawah pinggang dengan keringat basah yang menyelimuti tubuh tegapnya. Mempertontonkan dadanya yang bidang dengan perut kotak-kotak yang terlihat sangat menggiurkan.
klik
Jaejoong mengeluarkan handphone miliknya kemudian langsung mengambil foto namja tampan itu secara diam-diam. Bibir mungilnya tersenyum senang ketika berhasil mengumpulkan banyak foto dari namja pujaanya. Dia akan menyimpanya dengan baik sehingga dia dapat melukisnya nanti.
"Apa yang kau lakukan?"
Deg
Jaejoong membujur kaku di tempatnya ketika tindakan nekatnya itu ketahuan. Namja beruang itu kini tengah memandangnya dengan tajam. Lagi-lagi Jaejoong dapat merasakanya. Aura membunuh yang terasa begitu kuat.
Srekk
Namja bermata bulat itu memundurkan tubuhnya dengan pelan.
"Yah!"
Drap drap drap
"Yah Kim Jaejoong!"
Namja cantik itu lari tunggang langgang ketika Yunho telah bersiap untuk menghampirinya. Tubuh rampingnya bergerak dengan ringan melintasi koridor sekolah dan terus berlari menuju taman depan.
Yunho di lain pihak langsung berlari mengejarnya. Sepuluh tahun sejak kejadian memalukan di masa kecilnya tapi hingga sekarang dia tidak pernah berhasil menangkap Kim Jaejoong. Mereka hidup berdampingan, menempuh pendidikan di sekolah yang sama, namun Jaejoong selalu berhasil menghindarinya. Yunho mengertakan giginya ketika Jaejoong melesat semakin jauh darinya. Mata musangnya melirik kolam ikan besar yang ada di samping taman sekolah.
Yes!
Dia akan menangkap namja itu sekarang!
Yunho menambah kecepatanya dan memotong jalan dengan cara melompati kolam itu. Hiaaaaattt!
.
.
Eh?
.
.
BYUUURRR!
.
.
Beruang tampan itu terpeleset oleh kakinya sendiri dan terjatuh ke dalam kolam. Bwahahahahahahahahahaha~
.
.
.
Rumah Keluarga Kim…
.
Drap drap drap
"Jaejoongie sayang, jangan berlarian di dalam rumah" gerutu Mrs Kim ketika melihat putra terakhirnya itu berlari dengan cepat menuju kamarnya.
"Eung!" seru Jaejoong imut menanggapi gerutuan ummanya.
Kaki jenjangnya menaiki tangga yang ada di tengah ruangan itu dengan tergesa. Setelah sampai di dalam kamarnya Jaejoong langsung merebahkan tubuhnya ke atas kasurnya yang empuk. Remaja cantik itu mencoba menetralkan detak jantungnya yang bertalu-talu keras.
Jung Yunho.
"Hiks..."
Kenapa Jaejoong harus jatuh cinta padanya?
.
.
.
.
Jaejoong POV
.
Aku hanya bisa melihatnya dari jauh...
Namja itu terlihat berkilau dan mengagumkan. Dia terlihat paling bersinar diantara teman-temanya yang lain. Tubuhnya tinggi dan tegap, kulitnya cokelat keemasan, wajahnya kecil untuk ukuran seorang namja namun rahangnya yang tegas membuatnya terlihat sangat maskulin. Aku iri padanya...
Dia begitu populer di kalangan yeoja dan sangat dikagumi oleh para namja. Dia begitu baik pada semua orang. Tapi tidak padaku...
Kenapa dia begitu membenciku?
Setiap kami bertemu dia selalu saja memandangku dengan tajam. Auranya sebagai beruang menguar dengan kuat. Dia seolah-olah ingin menerkamku hidup-hidup. Hiks...kenapa aku?
Di zaman modern ini kami sudah tidak lagi memakan sesama kami. Hanya ada beberapa orang yang melakukanya, itupun bagi orang-orang sadis yang tidak berperi-kehewanan(?). Masalahnya adalah ketika seorang bangsawan di rantai atas seperti keluarga Yunho menginginkan kawanan biasa seperti keluarga kami sebagai makanan, maka kami tidak sanggup menolak. Jika mereka berhasil menangkap kami maka habislah sudah. Kami hanya tinggal nama.
Untuk itulah selama 10 tahun ini aku menghindarinya. Setiap dia mendekatiku aku selalu berlari menjauh.
Aku tahu aku tidak boleh lengah sedikitpun.
.
.
.
.
Yunjae 21 tahun...
The Royale Hotel, Seoul
.
"Ohh jadi nak Yunho mengambil jurusan hukum saat ini?" senyum seorang pria tua dengan tampilan rapi di depanya.
Yunho mencoba tersenyum dan menjawab pertanyaan namja tua itu dengan sopan. "Ne paman"
"Waahh bagus kalau begitu. Uri Sena juga mengambil jurusan yang sama sejak dua tahun yang lalu. Bukankah ini awal yang baik untuk keluarga kita? Mungkin kalian memang ditakdirkan berjodoh. Bagaimana Mr Jung?" goda namja tua itu pada rekan kerjanya.
Mr Jung tersenyum pada namja tua itu kemudian melirik putranya yang terlihat sibuk dengan makananya sendiri.
"Semuanya kuserahkan pada mereka" ucapnya pada akhirnya.
Pernyataan Mr Jung itu sontak membuat kedua keluarga yang hadir menjadi bahagia. Tujuan utama pertemuan keluarga ini memang untuk menjodohkan kedua anak mereka. Yunho melirik seorang yeoja cantik yang tengah duduk manis di sampingnya. Mata musangnya berkilat tajam. Yeoja itu masih tersenyum malu padanya layaknya gadis perawan yang belum pernah tersentuh.
"Yunho-ssi..." panggilnya pelan.
"Ne Sena-ssi" suara bass Yunho membuat gadis itu semakin salah tingkah.
"Senang bertemu denganmu"
Yunho menyeringai mendengarnya.
.
.
.
.
Keesokan harinya...
Rumah keluarga Kim.
"Jaejoongie ayo sarapan!" teriak Mrs Kim dari lantai bawah.
"Ne eomma"
Jaejoong langsung membereskan peralatan lukisnya dengan serabutan kemudian menyisir rambutnya dengan cepat. Namja cantik itu berjalan pelan ke lantai bawah dan langsung menuju meja makan. Dia berjalan ke arah ayah dan ibunya kemudian mencium kedua pipi mereka bergantian.
"Selamat pagi..."
Mr dan Mrs Kim tersenyum melihat tingkah laku putra keduanya yang manis. Jaejoong memang selalu menjadi anak kesayangan mereka. Putra bungsu mereka itu sangat sopan dalam berperilaku, penurut, dan tidak banyak tingkah seperti putra mereka yang lainya.
"Eoh...hyung dimana eomma?" tanya namja cantik itu ketika tidak menemukan keberadaan kakak-kakaknya yang lain.
"Mereka masih tidur mungkin" jawab Mrs Kim cuek. Dia tahu apa yang tengah mereka lakukan.
"Eoh Joongie akan membangunkan mereka kalau begitu" sahut Jaejoong lembut. Mrs Kim baru saja akan melarangnya tapi putra terakhirnya itu sudah melesat menuju kamar kakak-kakaknya di lantai atas. Jaejoong tiba di kamar kakak pertamanya Kim Heechul. Namja cantik itu tersenyum melihat kebiasaan 'lupa menutup pintu kakaknya' yang tak pernah sembuh. Jaejoong berjalan mendekat dan mengetuk pintunya perlahan.
Tok tok tok
"Hyung ayo sarapan" serunya pada kakaknya. Namja cantik itu membuka pintu kamar itu tanpa ragu.
Krieett
"Ah ah ah! Hannie!"
Suara desahan Heechul mengalun dengan keras.
Jaejoong melotot horor.
Tubuhnya bergetar karena shock. Namja cantik itu bahkan lupa bernafas hingga beberapa detik.
Deg deg deg
1...2...3...
Gyaaaaaaaaaaaaaaa!
Mr dan Mrs Kim menutup telinga kelinci mereka ketika lengkingan putra bungsu mereka menggaung keras di seluruh penjuru rumah.
.
.
.
.
XIA Cafe, Seoul
.
"Joongie..."
"..."
"Joongie..."
"..."
"Yah Kim Jaejoong!"
"N-Ne!"
Namja cantik berwajah boneka itu tersentak kaget ketika kakak ketiganya memanggilnya dengan keras. Junsu terlihat bersungut-sungut saat adik kecilnya itu tidak memperhatikan ucapanya dengan baik.
"Apa yang kau pikirkan eoh? Kau tidak mendengarkan ceritaku" cebil Junsu.
"Mi-Mian hyung..." ucap Jaejoong dengan wajah tertunduk.
"Eh? Kenapa wajahmu memerah? Jangan bilang kau masih memikirkan kejadian tadi pagi"
Blush~
Bukanya reda, wajah Jaejoong sontak menjadi semakin merah ketika mendengar celotehan kakaknya. Junsu tertawa melengking melihatnya. Jaejoong semakin menundukan kepalanya malu.
"Hahaha. Lain kali meskipun kau ingin, kau tidak perlu membangunkan kami lagi. Kau tahu kami sudah menikah sekarang. Semuanya sudah berubah sayang" Junsu membelai surai hitam Jaejoong dengan lembut.
"Tapi hyung...apakah kalian tidak keterlaluan? Mak-maksudku...tadi masih pagi..." cicit Jaejoong lucu.
"Hahaha. Aigoo...kenapa kau polos sekali Jaejoongie~" Junsu mencubit pipi Jaejoong gemas.
"Kau lupa jika kita ini adalah keturunan kelinci? Seperti yang kita tahu bahwa setiap hewan memiliki saat-saat dimana terjadi musim kawin. Namun khusus untuk keluarga kelinci, kita mempunyai jenjang waktu sepanjang tahun. Tidak ada yang bisa kita lakukan tentang itu. Kau juga akan merasakanya jika kau sudah menikah nanti. We do it everytime!"
HA HA HA HA
Jaejoong menutup wajahnya dengan kedua telapak tanganya. Kakak-kakaknya memang sudah menikah. Heechul, Kibum dan Junsu merupakan kakak kandungnya yang terpaut umur 5 tahun. Sebenarnya Junsu adalah anak terakhir karena Mrs Kim sudah tidak ingin lagi menambah momongan. Namun karena sifat dasar mereka yang susah dihentikan, akhirnya keluarga Kim kebobolan satu kali lagi dan lahirlah Jaejoong. Umurnya yang terpaut jauh dengan kakak-kakaknya menjadikan Jaejoong menjadi anak kesayangan. Kakak-kakaknya sangaaaat menyayanginya. Mereka juga sangat protective pada adik kecilnya itu. Jadi jangan salahkan siapapun jika sifat Jaejoong sangat polos dan manis layaknya cotton candy.
"Ah Joongie bisakah kau gantikan hyung sebentar? Ada beberapa hal yang perlu hyung selesaikan di kantor"
Junsu berjalan menuju adiknya yang tengah membantu beberapa koki yang tengah menghias kue di dapur. Jaejoong mengangguk pelan kemudian mengambil kunci yang dibawa kakaknya lantas menuju meja kasir.
Cafe milik kakaknya ini sudah berjalan sekitar 7 tahun. Sejak remaja Jaejoong sudah sering membantu kakaknya di sini sepulang sekolah atau jika dia libur dan tidak ada kegiatan. Jaejoong sangat menyukai suasana cafe yang tenang dan bau kue-kue yang manis. Maka dari itu dia sangat betah menghabiskan waktunya disini.
"Permisi..."
"N-Ne"
Seorang yeoja cantik tiba-tiba saja sudah berdiri di depanya dan tersenyum manis padanya. Yeoja itu mengenakan pakaian ketat berwarna hitam yang sexy memperlihatkan lekuk tubuhnya yang memukau. Mengundang decak kagum dari semua orang.
"Aku ingin memesan dua buah ice Americano dan sepotong strawberry cheese cake untuk meja nomor lima"
"Ah ne, akan segera saya antarkan" Jaejoong tersenyum pada yeoja itu setelah mencatat pesananya.
Yeoja cantik itu balas tersenyum pada Jaejoong kemudian berjalan dengan anggun menuju meja tepat di sebelah dinding kaca. Yeoja itu tampak menunggu seseorang. Jaejoong menyerahkan pesanan yeoja itu pada seorang pegawai yang tengah bekerja kemudian kembali ke meja kasir. Pandangan matanya kembali mengamati yeoja cantik itu tanpa sadar. Benar-benar sempurna...
Tubuhnya terlalu tinggi untuk ukuran wanita Korea namun itulah yang menjadi daya tariknya. Rambutnya yang panjang dibiarkan terurai indah hingga ke pinggang. Auranya terlihat berbeda dari orang kebanyakan. Eh? Mungkinkah...
Klining~
Bel pintu cafe itu berbunyi saat seseorang melangkah masuk.
Sniff
Sniff
Hidung kelinci Jaejoong mulai bekerja menciumnya. Sniff. Bau yeoja itu sama dengan seseorang...
Set
Seorang namja dengan tubuh tinggi besar berhenti tepat di depanya dan menghalangi pandanganya ke arah yeoja itu.
Deg
Bulu kuduk Jaejoong meremang.
"Yunho oppa!"
Deg
Sepasang mata tajam itu tidak berhenti mengulitinya hidup-hidup. Yeoja cantik itu berjalan ke arah sosok bertubuh besar itu dan tersenyum manis padanya. Jaejoong melihatnya...
Namja bertubuh besar, berbibir hati dan bersurai cokelat itu menyeringai padanya.
Keduanya adalah beruang...
.
.
.
.
"Jaejoongie sayang tolong ambilkan kimchi yang ada di kulkas"
"Ne..."
Jaejoong berjalan pelan ke arah kulkas yang ada di dapur. Tubuh rampingnya terlihat sedikit lunglai. Entah mengapa kejadian di cafe kakaknya tadi tidak mau hilang dari kepalanya.
'Siapakah yeoja itu?'
'Kenapa mereka terlihat sangat akrab?'
'Apa hubungan mereka...?'
Sigh~
Namja cantik itu tidak tenang. Hatinya terasa sakit ketika melihat yeoja itu begitu akrab dengan namja beruang pujaanya. Dia takut...
"Oh ya tadi appa mendapat undangan dari keluarga Jung"
Jaejoong berjalan menuju meja makan dengan sepiring kimchi di tanganya.
"Besok malam luangkan waktu kalian sehingga kita bisa datang bersama-sama"
"Memang ada acara apa di rumah keluarga Jung appa?" tanya Kibum penasaran.
"Itu..."
"Nak Yunho sudah menemukan mate-nya. Mereka akan bertunangan besok malam"
PRAAANGGG!
Keluarga besar itu sontak menoleh ke arah suara yang tiba-tiba mengagetkan mereka. Di sana...tepatnya di ujung ruangan, sosok mungil itu terlihat pucat pasi dengan ekspresi kaget yang tidak biasa mereka lihat. Jaejoong berdiri kaku dengan tangan bergetar. Jantungnya seolah-olah dihantam oleh palu besar hingga membuatnya susah bernafas. Keringat dingin tidak berhenti mengalir dari pelipisnya yang mulai basah.
Mata bulatnya terasa panas.
Tes...
"Jaejoongie..?" Junsu langsung bangkit dari kursinya.
"Ya Tuhan apa yang terjadi padamu?" Heechul juga bangkit dari kursinya dan menghampiri namja cantik itu.
"Hiks..."
"Hey kenapa kau menangis?" Kibum yang panik ikut bergabung.
"Jaejoongie katakan padaku apa yang salah?" Heechul mencoba untuk membujuk adiknya.
Tapi Jaejoong tidak mampu bicara. Namja cantik itu jatuh di pelukan kakak-kakaknya ketika hatinya terasa sakit tak tertahankan. Ketiga kakaknya semakin bingung melihat tingkah laku adiknya namun mereka tetap membalas pelukan Jaejoong dengan lembut.
"Hik...huhuhu"
Disisi lain tempat itu...Mr dan Mrs Kim memandang sedih putra bungsu mereka dalam diam. Keduanya hanya bisa saling pandang tanpa kata. Mereka tahu apa yang putra mungilnya rasakan. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa...
.
.
.
.
Pagi harinya...
Tok tok tok
"Jaejoongie~ bangun sayang" ucap Mrs Kim pelan dari balik pintu kamar putranya.
"..."
"Jaejoongie?" seru Mrs Kim sekali lagi saat tidak mendengar jawaban. Yeoja cantik itu baru akan membuka pintu kamar itu ketika suara putranya terdengar dari dalam.
"Ne eomma. Joongie akan turun sebentar lagi" jawab Jaejoong serak.
Mrs Kim sempat termenung sejenak ketika mendengar suara putra cantiknya terdengar tidak baik. Yeoja paruh baya itu berpikir, haruskah ia masuk ke dalam untuk menghibur Jaejoong? atau membiarkan putranya itu menghadapi masalahnya sendiri? Karena dia tahu Jaejoong lebih suka menyendiri jika sedang dalam masalah.
"Baiklah eomma tunggu di bawah nee?" Mrs Kim akhirnya memutuskan untuk memberikan waktu bagi putranya untuk menyelesaikan masalahnya.
Di dalam kamar, Jaejoong terlihat duduk termenung dengan puluhan gumpalan tissue yang berserakan mengelilinginya. Tangan mungilnya mengucek kedua matanya yang terasa perih. Namja cantik itu tidak berhenti menangis semalaman.
Jung Yunho...
Jaejoong menangisi namja itu.
Namja yang tidak pernah tahu jika dia sangat menyukainya. Namja yang selalu bersikap dingin padanya. Namja yang hanya memandangnya sebagai makanan.
"Ughh..."
Jaejoong menghapus lelehan bening di pipinya ketika perasaan sakit itu kembali merayap di hatinya. Dia harus berhenti memikirkan namja itu. Sejak pertama kasta mereka sudah berbeda. Tidak seharusnya dia mengharapkanya.
Namja itu bukan untuknya...
.
.
.
.
Hangook University...
.
Bisik bisik bisik
"Aigooo jeongmal~"
"Ah waeyoo? Mereka memang terlihat serasi bukan? Dan mereka sama-sama beruang. Meskipun yeoja itu bukan dari kalangan bangsawan juga sih. Dia hanyalah beruang madu biasa..."
"Ck. Tetap saja. Tidak bisakah kau diam? Atau kusumpal mulutmu itu dengan obat nyamuk bakar! Kau tidak lihat uri Joongie jadi sedih karenanya! Eoh?!"
Jeonghan mencubit mulut temanya yang tidak berhenti bergossip ria di depanya. Berita tentang pertunangan Yunho sudah mulai tersebar di penjuru kampus. Semua orang tengah membicarakan mereka. Dan hal ini menjadi hal yang tidak menguntungkan bagi Jaejoong.
"Sudahlah Jae...lupakan namja itu" ucap Jeonghan lembut.
"..."
Jaejoong menundukan wajahnya semakin dalam. Wajah cantiknya yang biasanya selalu berbinar ceria kini terlihat muram dan sedih. Hal ini pun mengundang tatapan sedih sedih dari teman-teman satu clubnya. Seharian ini namja cantik itu berubah menjadi semakin pendiam. Dia juga tidak berhenti melukis pemandangan-pemandangan yang suram dan menyedihkan, membuat teman-teman satu clubnya semakin prihatin.
"Aigooo uri Joongie ohttokae~" seru salah satu temanya dan langsung memeluknya.
"Yah geumanhae. Bisakah kita melupakan masalah ini sejenak? Kulihat kau sedikit pucat Jae...ayo ke kantin. Aku yakin kau belum makan dari tadi pagi"
Jaejoong pasrah saja ketika salah satu temanya menyeretnya menuju kantin. Sejak kejadian tadi malam entah mengapa otaknya jadi tidak bisa berpikir jernih. Dia bahkan tidak merasa lapar meski dari tadi malam dia belum makan. Semuanya terasa hampa baginya...
.
.
.
.
Kantin Universitas...
.
"Anyeonghaseyo Hong Sena imnida~"
Wuooooo.
Teman-teman Yunho tidak berhenti berdecak kagum saat melihat yeoja cantik yang berstatus calon tunanganya itu. Keduanya tengah makan siang bersama teman-temanya yang lain.
"Yaahh Yunho-aaahh~"
Seorang namja dengan tubuh tegap berjalan menghampirinya dan merangkul pundaknya erat.
"Kau benar-benar mendapatkan jackpot kali ini eoh? Waw! Kau lihat badanya" bisik namja tampan itu mesum.
"Ck. Diamlah Lee Donghae. Kau benar-benar berisik" ucap Yunho cuek. Sahabat kentalnya itu memang sedikit mesum dan tidak waras.
"Jadi kau akan benar-benar menikah denganya? Hoho...apa ini tidak terlalu cepat dude?"
Yunho terdiam. Namja tampan itu terlihat tengah mencerna kata-kata temanya. Benarkah dia akan menikah?
Jujur ...Yunho tidak tahu jawabanya.
"Hey...kenapa kau tidak mampu menjawabnya? Jangan bilang kau hanya menuruti kemauan orang tuamu" Donghae sedikit menurunkan suaranya.
"..."
Yunho kembali terdiam dan hal ini mengundang decak prihatin dari sahabatnya. "Oh my God dude. Are you really-"
"I dont know man" potong Yunho saat kesabaranya mulai terusik.
"Oh okay..." cicit Donghae mengkerut. Beruang besar itu mulai terlihat menyeramkan.
Ehem~ Donghae si namja ikan itu berusaha memperbaiki keadaan. "Setidaknya kau mendapatkan pasangan yang baik Yunho-ah. Lihatlah... dia begitu serasi denganmu. Kupikir orang tuamu pasti telah bekerja keras untuk mendapatkan gadis ini."
Yunho memandang yeoja cantik yang tengah bersenda gurau bersama teman-temanya itu dengan teliti. Yeoja itu memang terlihat sempurna. Wajahnya...kulitnya...tubuhnya yang proposional...semuanya perfect. Tapi...
Ya sudah...
Tidak ada hal lain yang membuat Yunho tertarik. Entah ini hukum alam atau memang selera Yunho yang aneh,
Dibandingkan dengan sosok yeoja sexy sepertinya, Yunho lebih menyukai sosok mungil yang innocent. Tubuh ramping yang tidak jauh lebih tinggi darinya yang membuatnya ingin memeluknya sepanjang hari, kulit seputih salju yang lembut, surai hitam yang berhamburan tertiup angin...bibir semerah cherry yang selalu tersenyum ceria...hidung mungil yang selalu membuatnya gemas...dan dua bola mata yang besar seperti mata kelin-
"Yunho oppa!"
Deg
Yunho langsung tersadar dari lamunanya ketika suara tunanganya memanggilnya.
"Hm?" sahutnya pendek.
Apa yang baru saja dia pikirkan? Dan...sosok itu...
Yunho mengusap pelipisnya dengan pelan. Kepalanya kembali berdenyut sakit. Kenapa dia sering sekali merasa sakit kepala akhir-akhir ini?
"Oppa ingin makan apa? Aku akan memesan makanan" ucap Sena datang membawa nampan makanan.
"Terserah padamu Sena-ah. Pesanlah makanan yang kau sukai" jawab Yunho pada yeoja cantik itu.
"Oh...baiklah. Aku pergi dulu" Sena kembali tersenyum manis padanya.
Yunho memperhatikan yeoja cantik itu berjalan dengan ceria menuju meja panjang dimana tersaji beraneka makanan di depanya.
"Hah...selain cantik dan sexy, calon istrimu itu pun sangat perhatian. Tuhan sepertinya benar-benar menyayangimu Yunho-ah. Aigooo...aku jadi ingin punya calon istri juga..." celetuk Donghae yang ternyata masih ada di sampingnya.
"Oh! Itu dia orangnya~"
Yunho sontak menoleh ke arah yang ditunjuk oleh temanya. Sekelompok namja dari club melukis terlihat berjalan memasuki kantin dan duduk di salah satu meja yang tidak jauh darinya. Donghae bersorak gembira ketika melihat seseorang yang telah menjadi incaranya juga ada disana. Namja ikan itu tidak berhenti berceloteh ria.
"Oh my gad! Tidak ada makhluk yang seimut dirinya. Lihatlah caranya makanya pun berbeda. Ah...bibirnya terlalu mungil untuk mengunyah makanan sebesar itu. Hehehe...aigooo kiyeopta~" racau Donghae tanpa henti.
"Eh... ini hanya perasaanku saja atau dia terlihat sedikit pucat hari ini? Aigoo...my baby Joongie~"
Deg
Yunho yang sedari tadi terlihat cuek sontak mengarahkan pandanganya ke arah namja putih itu.
Deg deg
Namja cantik itu memang terlihat pucat...
'Apa yang terjadi padanya?' perasaan Yunho tiba-tiba menjadi tidak enak.
"Eh sudah ya. Aku akan menghampiri baby Joongie ku sebentar. Dia terlihat sedang sakit. Mungkin dengan kedatanganku dia akan langsung sembuh hehehe" Donghae beranjak dari tempat duduknya.
Yunho memandang aksi sahabatnya itu dengan pandangan tajam. Ada sedikit rasa tidak suka yang berdesir laknat di hatinya.
"Kenapa kau suka sekali dengan ikan sotong sepertinya?" ucap namja beruang itu dingin.
"Mwo?!" Donghae berbalik ke arah Yunho. "Oh come on dude! Kenapa kau selalu mengatainya ikan sotong eoh?! I've told you before, he is definitely a bunny. My cute baby bunny~ Berhentilah mengatakan bahwa dia ikan sotong. Ah...kau menyakiti hatiku..." balas Donghae dengan muka bodoh. Namja tampan itu akhirnya berjalan menjauh untuk menghampiri Jaejoong.
Yunho mengepalkan tanganya dengan erat. Mata tajamnya memandang sosok mungil berkulit putih itu dengan geram.
Deg
Merasa diperhatikan, sosok kelinci mungil itu akhirnya mengangkat wajahnya. Pandangan mereka bertemu.
Jantung keduanya berdetak dengan keras. Hingga beberapa saat kemudian rasa sakit itu lebih mendominasi di pihak Jaejoong. Namja cantik itu akhirnya memutuskan untuk menjauh.
Nyutt
Yunho meremat dada kirinya yang berdenyut sakit. Perasaan apa ini?
Tatapan namja cantik itu berbeda dari biasanya. Jika mereka bertemu, namja cantik itu selalu memandangnya dengan ketakutan. Namun ketika Yunho memandangnya lebih dalam...Yunho menemukan hal lain...
Mata bulat bak kelereng itu selalu berbinar cerah ketika melihatnya.
Penuh dengan rasa sukacita dan kebahagiaan. Dan Yunho menyukainya...
Deg
"Eh...?"
.
.
.
.
Srakk
Namja cantik itu meletakkan pantat mungilnya di atas tumpukan salju yang empuk. Tangan mungilnya kemudian mengeluarkan buku sketsa bersampul biru yang ada di dalam tasnya. Jaejoong membuka buku itu dengan hati-hati.
Sosok tampan berbibir hati itu tersenyum padanya.
"Hik..."
Namun pemandangan indah itu hanya ada di bukunya. Dia sendiri yang menggambarnya dengan berbekal foto-foto yang dicurinya secara diam-diam dan juga dari ingatanya tentang namja tampan itu...
"Hikss..."
Dia tidak tahu jika menyukai seseorang bisa membuatnya sesakit ini.
Srakk
Sosok ramping itu berjalan menuju pagar pembatas yang ada di atap gedung. Tubuh mungilnya sedikit bergetar karena salju yang mulai turun dari langit membuat suhu semakin dingin.
Jaejoong mengangkat sketsa wajah namja beruang itu tinggi-tinggi.
"Hikss...a-aku memang penakut..."
Namja cantik itu mulai mengeluarkan semua isi hatinya. Dia sudah memutuskan untuk mengakhirinya disini. Dia akan melepaskan semuanya.
"A-Aku menyukaimu sejak kita masih kecil..."
"Tapi aku tidak mampu mengatakanya"
"Karena aku tahu kau sangat membenciku...huhuhu..."
"Hikss...maafkan aku..."
"Aku..."
.
"Saranghaeyo Jung Yunho"
Jaejoong menggenggam erat buku sketsa miliknya kemudian mengeluarkan sebuah korek api dari dalam saku jaketnya. Namja cantik itu menyalakan korek api itu dan membawanya menuju pinggiran buku miliknya. Saat ujung buku itu mulai terbakar...
"YAH!"
Seseorang tiba-tiba muncul di belakangnya dan berteriak padanya dengan suara menggelegar. Namja cantik itu kaget. Tubuh mungilnya oleng ke depan.
'Tidak'
"YAH! KIM JAEJOONG!"
Jaejoong terpeleset dari tempatnya berdiri dan posisi namja cantik itu ada di atap sekolah yang berjarak 20 meter dari tanah. Jaejoong berusaha menggapai apapun yang bisa menyelamatkanya namun usahanya nihil...
Drap drap drap
'Aku akan mati' namja cantik itu memejamkan matanya.
Grepp
Sebuah lengan kekar berhasil menangkap pinggangnya dari belakang tepat ketika tubuhnya akan meluncur bebas ke tanah.
Srakk
Sosok pemilik lengan itu menyeretnya menuju tempat yang aman. Jaejoong akhirnya bisa memandang sosok penyelamatnya itu. Seorang beruang jantan yang tengah memandangnya penuh amarah.
Deg
Jaejoong sontak memundurkan tubuhnya ketakutan. Namja cantik itu berkelit ke kiri ketika tangan besar beruang itu berusaha untuk menggapainya.
"Yah! Mau lari kemana kau?!"
Srett
"Tidaaak!"
Jeritan Jaejoong melengking tinggi ketika namja beruang itu berhasil menggapai ujung jaketnya. Isakan pilu kembali keluar dari bibir mungilnya ketika memikirkan bahwa beruang besar itu akan memakannya. Dia sudah tertangkap!
"Hiks..huhuhu...lepaskan aku"
Jaejoong mengerahkan seluruh tenaganya untuk melepaskan diri tapi namja beruang itu beralih menggenggam kerah bajunya bagian belakang. Usaha Jaejoong seakan sia-sia. Namja cantik itu akhirnya mendorong dada namja tampan itu dengan sangat keras hingga namja tampan itu akhirnya tumbang ke belakang.
Namun sepertinya dia lupa jika namja tampan itu masih menggenggam erat kerah bajunya.
BRUKK!
Keduanya jatuh bersamaan.
Cup
Keduanya membulatkan mata mereka masing-masing.
Deg deg deg
Wajah keduanya sontak menjadi hangat.
Deg deg deg
Jantung Yunho bertalu-talu keras.
Dan...
Daaaannnnn
.
.
DUAARRRR!
.
.
Namja tampan itu meledak!
.
"Uhuk uhuk!"
Jaejoong terbatuk-batuk keras ketika kabut asap mulai menyelimutinya dari segala arah. Apa yang terjadi? Namja cantik itu mengibaskan tanganya kesana kemari untuk mengusir kabut pekat itu.
"Yun-Yunho!"
Dia berusaha mencari-cari sosok namja tampan yang telah menyelamatkanya. Demi Tuhan dia benar-benar mendengar suara ledakan itu dengan jelas. Apakah Yunho benar-benar meledak?
"A-Ania..."
Jaejoong kembali terisak saat membayangkan bahwa namja tampan itu mati karenanya. Tapi dia tidak melakukan apapun! Dia hanya terjatuh di atas namja itu dan bibir mereka tidak sengaja bersentuhan. Dia tidak tahu kalau-
Deg
Jaejoong merasakan tekstur yang aneh di tanganya. Namja cantik itu berhasil menangkap sesuatu yang lembut namun terasa kasar. Saat dia menggenggamnya dia memperoleh ketebalan dan perasaan hangat yang membuatnya nyaman. Ini...
Bulu...?
"Grrrr"
Perlahan-lahan kabut asap itu mulai menghilang. Mata bulat Jaejoong mulai menyesuaikan keadaan dan akhirnya memperoleh gambaran jelas sosok aneh yang ada di bawahnya.
"Ommo!"
Jaejoong menutup mulutnya tak percaya.
.
.
.
.
Mansion Jung
.
Srakk
Mrs Jung tersenyum centil pada suaminya yang sejak tadi pagi selalu menempel padanya. Yeoja cantik berlesung pipi itu mengambil dasi yang ada di lemari pakaian dan memasangkanya dengan sensual di leher kekar suaminya. Keduanya terlihat saling menggoda seperti biasanya saat tiba-tiba saja tubuh Mrs Jung terlihat oleng ke depan.
"Yeobo!" Mr Jung dengan sigap menangkap tubuh isterinya.
"Apa yang terjadi?" serunya panik ketika istrinya itu mulai mengeluarkan keringat dingin.
"Aisshhh..." Mrs Jung memijat pelipisnya geram.
"Waeyo?" Mr Jung semakin penasaran.
"Anakmu..."
.
.
"Segelnya terlepas."
.
.
.
To be continued
.
Bubble's Note
Anyeong anyeoooooong hohoho. Misssu meeeee? Kekeke~
FF ini bubble persembahkan untuk eonnie Lovely Win yang kemaren berulang tahun. Bubble bikinya ngebut nih eon, jadi mianhae kalo kurang memuaskan (masih tbc lagi hahaha TT). Semoga semua berkah diberikan pada eonnie yang tengah berulang tahun. Chukaeeee!
Dan...
Untuk reader yang lain bubble ucapkan SELAMAT ULANG TAHUN jugaaaaa. Untuk bulan depan dan bulan-bulan yang lain. Sudah ya...sudah bubble rapel jadi satu disini. Jadi tidak ada yang boleh nodong minta kado dibuatin ff lagi neeee. Awas nanti bubble gembosin~ buuhh!
Hahaha
Just kiddo!
Hmm...ff ini two shot, chapter depan penyelesaian masalah, sweet sweet, ehem ehem, terus end. Kekekeke~ doain bubble gak sibuk ne ;) Kata kunci untuk chapter depan adalah...
Ikan sotong~ :v :v :v
Waaakssss!
Bubbye~
Muh muh muahhh #civok
PS : FF bubble sudah bisa dicetaaak horeee! Ayo yang mau pesan bisa langsung PM bubble ya. Close PO tanggal 5 tiap bulan neeee. Gamsahamnida~ hoho
