Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujumaki

Story By Yumi Murakami

Warning: AU, Typo(s), OOC, Abal, Gajje dsb

.

.

.

'Hydrangea'

.

Kadang sikap Sakurai Ryo selalu membuat Momoi Satsuki gemas sendiri, setiap menit setiap detik selalu berseru 'Summimasen' sambil membungkuk padahal dia sama sekali tidak salah. Tapi entah Momoi sendiri tidak bisa menolak sifat Sakurai itu.

"Su-summimasen!"

Momoi berdecak ketika sedang menulis lembar tugas tiba-tiba suara Sakurai mengganggunya, bukan suara Sakurai sebenarnya tapi permintaan maaf yang berulang kali ia katakan pada lelaki bertubuh besar—yang Momoi ketahui bernama Kagami Taiga—karena lelaki berambut coklat itu tak sengaja menabrak Kagami.

"Summimasen! Aku benar-benar tak sengaja!"

Kagami sendiri hanya bisa bingung dibuatnya. Padahal ia sudah bilang tak apa.

Dan Momoi tahu, Sakurai tidak akan berhenti meminta maaf seperti itu dalam waktu yang dekat. Membuat perhatian tertuju padanya.

"Sakurai-kun, hentikan." Ujar Momoi menarik lengan Sakurai menjauh dari Kagami, tapi Sakurai terus-terusan menolak dengan alasan ia sedang meminta maaf pada lelaki itu karena kesalahannya.

"Momoi-san, aku salah. Aku menabrak Kagami-san tadi, aku ha—"

"Hentikan Sakurai-kun! Kau tidak tahu kalau kau sudah menarik perhatian orang lain?" Seru Momoi menunjuk ke sekitarnya, barulah Sakurai sadari sudah banyak orang yang sedang memperhatikan mereka. "Sudahlah ayo!" Dengan sedikit paksaan Momoi menarik lengan Sakurai setelah meminta maaf pada Kagami dan orang-orang sekitar.

Mendudukkan Sakurai di bangku taman yang tadi Momoi duduki, sekarang tibalah saatnya untuk menerima ceramahan Momoi. Didahului helaan nafas dari gadis berambut merah mudah itu dan tegukkan paksa saliva Sakurai yang rasanya susah sekali.

"Oke Sakurai-kun, sudah kukatakan berapa kali? Jangan suka meminta maaf tanpa sebab!" Menghela nafas, lagi. Setelah mengeluarkan suara yang sanggup membuat Sakurai menutup mata erat-erat.

Momoi jadi ingat, senpainya yang berkacamata itu suka mengatai Sakurai menyebalkan dan pantas saja senpai yang satu fakultas dengan mereka suka mengatai Sakurai 'si jamur peminta maaf'.

"Summimasen, summimasen!" Lagi-lagi Sakurai berteriak meminta maaf membuat Momoi hanya bisa berdecak sembari memutar bosan matanya. "Tapi Momoi-san, aku kan salah. Jadi sudah wajar kan kalau aku meminta maaf?" Sakurai masih ingin membela dirinya.

Mendengarnya Momoi sudah tidak bisa berbicara lagi, Sakurai memang sangat rendah hati hingga orang menilainya seperti malaikat karena terlalu baiknya tapi pemuda bermata coklat besar ini cukup keras kepala jika diberi tahu. Sebenarnya tidak satu kali ini, sudah sering.

Menghela nafas untuk kesekian Momoi memilih merapikan barang-barang yang masih berserakan di meja taman. Lalu pergi meninggalkan Sakurai sendirian.

"Momoi-san? Mau kemana?"

"Aku mau kembali ke kelas, sebentar lagi jadwalku." Sahutnya tanpa menghentikan langkah.

Merasa sepertinya Momoi marah padanya, Ryo segera menyusulnya. "Ne, maafkan aku Momoi-san kalau sikapku membuatmu marah. Summimasen, Momoi-san! Summiasen, aku selalu menyusahkanmu!" Sakurai membungkuk beberapa kali.

"Tidak kok, aku tidak marah padamu. Aku mengerti bagaimana dirimu—" Helai rambut Momoi nampak ditiup angin hingga membuat helaian merah muda itu berterbangan mengikuti. Dan Sakurai melihat, ada senyuman di wajah cantik itu. "Dan aku tahu, mengapa kau selalu meminta maaf sekalipun bukan kau yang salah. Memang beginilah dirimu. Ya kan, Sakurai-kun? Kalau aku tidak mengerti bagaimana kelakuanmu, sama saja bohong aku mengenalmu lama."

Entah mengapa deretan kalimat itu membuat dada Sakurai rasanya menghangat dan seperti banyak bunga bertebaran disana. Sudut bibirnya pun seolah ingin terus tertarik. Karena kalimat Momoi sudah menenangkan dan membuat Sakurai bahagia tanpa alasan.

Ngomong-ngomong soal bunga, ada sesuatu yang ingin dicarinya.

"Tunggu sebentar Momoi-san." Pinta Sakurai menghentikan langkah Momoi yang langsung diikuti. Lalu berlari entah kemana, tentu yang ditinggal dibuat bingung melihatnya. Tapi tetap saja Momoi menunggu.

Beberapa menit kemudian akhirnya pemuda itu kembali membawa setangkai bunga berwarna ungu, entah darimana ia mendapatkannya.

"Ini untukmu Momoi-san." Kedua tangannya terulur menyerahkan bunga tersebut pada Satsuki dan diterima masih dengan ekspresi bingung.

"Apa ini Sakurai-kun?"

"Bunga, namanya bunga Hydrangea. Dan artinya adalah 'terima kasih sudah memahamiku'. Maaf jika bunganya sangat jelek, aku mencarinya di sekitar sini." Ungkap Sakurai menggaruk belakang kepalanya menahan malu.

Mengetahui tersebut, tak tahan Momoi untuk tersenyum.

"Terima kasih, Sakurai-kun."

Seperti apapun Sakurai, Momoi tak pernah menolak untuk menjadi sahabatnya. Dan sampai kapanpun ia akan selalu mengerti semua tentang Sakurai Ryo. Karena hanya ialah yang akan selalu bisa memahaminya. Semuanya sesuai dengan bunga pemberian Sakurai, Hydrangea yang akan selalu mengungkapkan.

.

.

.

A/N:

Apa sih ini? Hahahaha... Mau bikin MomoiCent buat Touou gakuen, karena KisedaixMomoi sudah maenstream. Oke besok entah siapa yang mau aku buat.