Seseorang yang berharap akan adanya sebuah keajaiban cinta.
Tapi nyatanya keajaiban cinta itu tidak ada untukku.
Aku, seseorang yang sering disebut sampah tak berguna. Pelacur, jelek, bajingan, lemah. Semua sudah sering aku dapatkan.
Aku mengerti kenapa mereka membenciku. Karna aku merusak segalanya. yang mereka pikir milik mereka.
Aku Kyungsoo. seseorang yang mencoba untuk bertahan dan berhasil bertahan.
Untuk 'nya' dan untuk mereka.
Dengan sebuah kata yang selalu kupegang.
Hunkaihan atau tidak sama sekali, aku bertahan tanpa mengharapkan apapun lagi.
.
You're not Mine, but Us
Kyungsoo pov.
Buagh...
Mataku refleks tertutup saat mendengar suara hantaman keras. Sebuah pukulan dari Kai yang aku yakini sangat keras menghantam Sehun.
"SEHUN!" aku membuka mataku saat mendengat pekikan Luhan yang nyaring dan pasti keluar dari ruang rias kami. Dengan lembut, Luhan membantu Sehun berdiri setelah tersungkur kelantai. Tak ada seorangpun dari hyungdeul yang membantu Sehun. Mungkin mereka berfikir ini belum saatnya untuk membantu. Begitu pula denganku.
Kutatap Kai yang mencoba mengatur deru nafasnya yang memburu. Terlihat sekali aura kemarahan dari wajahnya. Aku tidak menyalahkan dia yang memukul Sehun kali ini. 'mereka' memang pantas untuk mendapatkannya. Setelah 2 tahun mereka menyakiti batin Kai, ini sudah cukup impas bukan?
"Apa yang kalian pikirkan huh?!" nada Kai yang dingin cukup membuat bulu romanku berdiri. Dingin sekali. tatapannya juga, sangat menyakitkan.
Luhan hyung serta Sehun hanya terdiam sambil balas menatap Kai.
"Ini hanya fanservice Kai, dewasalah sedikit." Ucap Luhan hyung. Fanservice? Berarti aku belum sepenuhnya lepas dari mereka ya?
"Tapi kau keterlaluan hyung! Harusnya kau pikirkan juga bagaimana aku!" akh... jangan lagi.
Grep..
Aku menggenggam tangan Kai yang berkeringat. Dia menoleh padaku dengan sebuah tatapan tajam. Tapi aku yakin tatapan tajam itu bukan untukku. Terbukti dengan tatapannya yang mulai melembut.
"Hyungdeul mungkin kita harus pulang sekarang. Kasihan Manager yang menunggu kita di van dari tadi." Aku menatap Tao yang ada dibelakangku. Aku tersenyum padany. Walaupun dia polos, tapi dia cukup peka terhadap suasana rupanya.
Dengan lembut, aku menarik tangan Kai keluar dari ruangan. Meninggalkan member lain yang sudah pasti akan menyusul kami. Mungkin Kris hyung sedikit memberikan nasihat-nasihatnya pada Luhan dan Sehun sekarang.
Aku tidak perduli. Yang penting sekarang hanya Kai. karna dia yang tersakiti sekarang. Lalu bagaimana denganku? Bukankah aku juga tersakiti? Jawabannya adalah karna aku mati rasa.
"Duduklah dulu. Akan aku belikan kopi sebentar." Aku berjalan menuju mesin kopi terdekat setelah mendapat anggukan dari Kai. udara malam memang dingin, tapi itu sangat baik untuk menyetabilkan emosi. Jadi kami memutuskan menunggu member lain di depan pintu masuk dome.
"Ini minumlah dulu." Kai menerima kopi dariku. Hanya menerima, tidak meminumnya. Kududukkan diriku disampingnya.
"Kenapa tidak bicara?" tanyaku sambil menatap matanya. Mata yang tadinya sempat berkaca-kaca. Mungkin karna kelilipan serbuk hatinya yang sudah hancur.
"A."
"Kenapa kau hanya bilang A?"
"Karna kau menyuruhku untuk bicara." Jawabnya sambil terus menatap lurus kedepan. Aku tidak tahu apa yang dia lihat karna, kosong. Tatapan lurus yang kosong.
"Aku tidak menyuruhmu bicara." Hey itu memang benar. Aku tidak menyuruhnya bicara tadi. Kuhirup aroma kopi murahan yang tadi kubeli lalu menyesapnya perlahan. Hah.. rasanya lumayan enak.
Dan dia diam lagi. Baiklah, mungkin aku salah cara untuk menghiburnya.
"Minumlah dulu. Sebentar lagi member lainnya pasti sampai disini." dia tidak menjawab. dan sedetik kemudian kopi miliknya sudah berakhir di tempat sampah.
"Kenapa kau membuangnya?" jujur, aku tidak rela dia membuang kopinya. Hey, uang itu sulit untuk didapatkan kenapa dia membuang-buangnya?
"Aku tidak suka kopi dari mesin kopi. Rasanya terlalu pahit." Tidak biasanya dia mengeluh soal kopi. yang aku tahu, dia selalu minum kopi apapun yang aku berikan padanya.
"Kau aneh biasanya kau selalu suka kopi." ucapku lalu meneguk kopi yang mulai dingin. Entah mengapa, aku ingin memainkan kopiku didalam mulut jadi belum kutelan. Cara menikmati kopi yang aneh bukan?
"Menjijikkan." Aku menoleh ke arah Kai yang memandangku dengan senyuman anehnya. Kami saling menatap hingga akhirnya senyuman aneh itu menghilang dari wajah Kai. menjadi wajah yang tanpa ekspresi. Aku tidak tahu siapa yang memulai lebih dulu, tetapi bibir kami sudah bertemu sekarang. Lumatan lumatan halus kuterima darinya. Memabukkan.
"ini baru manis." Kai mengusap sudut bibirnya yang ternoda dengan kopi. sial! Dia menyesap kopi didalam mulutku rupanya.
"Kau lebih menjijikkan dariku Kai."
"Yang penting ini manis." Dan akhirnya tersenyum lagi. Bukan senyuman manis, tapi itu sudah cukup daripada wajah tanpa ekspresi.
"Mau sampai kapan kalian disana?" kami menoleh kearah member lain yang rupanya sudah menunggu di van. Ah.. aku harus menumpang van EXO-M lagi kali ini. Sudah pasti kalian tahu kenapa bukan? karna Luhan hyung pindah ke Van EXO-K bersama Sehun dan Kai. Aku sudah terbiasa.
"Aku mau satu van dengan Kyungsoo hyung." Heh? Kenapa Kai bilang begitu? Aku yakin member lainnya juga sangat terkejut dengan apa yang Kai katakan. Bukankah ia lebih senang bersama Luhan dan Sehun?
"K-Kenapa begitu?" Kutatap Luhan ge yang baru saja berucap. Entah aku yang salah lihat atau bagaimana, aku melihat jejak air mata di pipinya. Menangiskah?
"Gege kau kenapa?" tanyaku pada Luhan yang hanya membalas dengan senyuman kecil. Dia kenapa? Kutatap Suho hyung untuk meminta penjelasan. Tapi lagi-lagi hanya senyuman manis yang kuterima.
"Baiklah mungkin Yixing pindah ke Van EXO-K untuk kali ini." Putus manager yang sepertinya sudah sangat lama menunggu. Dan aku yakin dalam hati, Yixing ge dan Suho hyung tengah bersorak kegirangan. Pasangan LDR memang begitu jadi maklum saja.
"Ayo Kai." Aku menarik tangan Kai ke van saat sadar hanya tinggal kami yang masih diluar. Didalam Van, hanya tinggal kursi tengah yang kosong. Jadi sudah bisa dipastikan kami duduk disana.
Dengan Kai yang duduk dekat jendela, menurutku itu sangat baik untuknya yang sedang bad mood.
"Tidurlah ini sudah malam, Kai." ia menoleh kearahku dengan senyumannya. Lalu menyamankan duduknya pada kursi.
"Jaljayo."
.
"Apa yang sudah kau lakukan pada Kai tadi?" kubuka lagi mataku yang sempat tertutup. Menatap Xiumin hyung yang duduk tepat didepanku.
"Tidak ada yang aku lakukan. Hanya segelas kopi untuk menenangkannya." Xiumin hyung mengangguk mengerti.
"Tindakanmu tadi saat di stage. Sangat mengagumkan. Walaupun ambigu, tapi aku yakin setiap orang yang melihatnya akan sadar bahwa itu Kai." sungguh, aku berharap Kai dan member lainnya sudah tidur sekarang. Dengan begitu, dia tidak perlu mendengar percakapanku dan Xiumin hyung yang kupikir akan panjang.
"Benarkah? Aku hanya sepontan mengatakannya. Aku tidak pernah merencanakannya sama sekali." itu benar. Aku memang tidak merencanakannya. Hanya sebuah dorongan dari dalam diriku yang memintaku untuk melakukannya.
"Aku tidak yakin kau akan menyerah Kyung." Senyumannya itu. manis tapi mematikan. Aku bahkan tidak tahu apa yang ada dipikiran hyung tertua itu sekarang.
Kualihkan pandanganku pada Kai yang masih tertidur dengan kepala yang bersandar pada kaca. Dengan perlahan, kugeser kepalanya untuk bersandar pada bahuku. Aku yakin bahuku tidak senyaman bahu Luhan ge, tapi aku hanya mencoba untuk membuatnya lebih baik.
"jangan tatap mataku lagi hyung." Ucapku pada Xiumin hyung yang pasti masih menatapku.
"Wae?"
"Aku tahu kau ingin membaca pikiranku." Kekehan kecil terdengar dari bibir Xiumin hyung.
"Tanpa aku melihat matamu, aku sudah bisa tahu apa yang kau pikirkan."
"Hyung~" kupotkan bibirku padanya agar dia tidak memulai lagi.
Hening diantara kami berdua tercipta setelah itu.
"Walaupun aku tidak yakin dengan ucapanmu tadi, tapi aku kenal siapa Kyungsoo." dia menatap mataku. Tapi tidak membaca pikiranku. Dia hanya, berusaha meyakinkan hatiku akan sesuatu.
"Kyungsoo tidak pernah main-main dengan ucapan yang berasal dari hatinya." Senyuman manis tanpa cela disana. Sudah kuduga, dia 'membaca'ku saat di stage tadi. Kubalas senyumannya dengan senyumanku. Aku tahu apa yang kau pikirkan hyung.
Kyungsoo pov end.
.
Kai Pov.
"eung.." sinar matahari yang menerobos jendela membuatku terbangun dari tidurku.
Um.. aku baru sadar kenapa aku sudah ada di kamar? Apa Sehun menggendongku masuk saat aku tertidur di van tadi? Ah.. tapi rasanya tidak mungkin. Mengingat hanya Luhan yang menjadi couplenya sekarang.
Saat menatap jendela kamar yang telah menampakkan bias cahaya matahari, tak sengaja tatapanku mengarah pada sosok malaikat yang terbaring disampingku. Niat awalku yang ingin bangun dan membersihkan diri akhirnya kutunda demi menatapnya.
Sekarang aku hanya ingin berbaring disampingnya sambil menatap wajahnya yang damai. Mata bulatnya yang tertutup, bibir yang kissable, dan juga kulit putih lembut yang tertutupi oleh baju tidurnya. Aku suka semuanya darinya. Sebagai dongsaeng.
Entah sejak kapan aku tersenyum padanya yang bahkan belum membuka mata.
"Hyung.. irona." Sedikit kuguncang tubuhnya. Ini sudah jam 7 pagi dan itu artinya sudah dekat waktu sarapan. Membuat sarapan adalah tugas seorang umma bukan?
"Aku masih mengantuk kai." sedetik kemudian dia menarik selimut kami hingga menutupi seluruh tubuhnya.
Haish.. sejak kapan umma jadi malas bangun seperti ini?
Kumasukkan seluruh tubuhku ke dalam selimut. Bergabung dengan umma yang masih tidur didalam sana.
"Hyung apa tidak sesak?" tanyaku padanya yang masih saja memejamkan mata.
Dia menggeleng tanpa membuka matanya.
"Tapi panas kan hyung?" lagi-lagi Kyungsoo hyung menggeleng.
"Apa hyung suka disini?" tanyaku.
Tek..
Yeah! Dia membuka mata. Dia mengangguk lucu yang mau tak mau membuatku sedikit terkekeh.
"Apa enaknya menutup diri dibalik selimut?" entah mengapa, aku malah ingin berlama-lama disini.
"Karna aku bisa bersembunyi." Bahkan kedipan matanya saja sangat lucu.
"Kita tidak sedang main petak umpet hyung."
"Tapi aku lebih suka bersembunyi. Itu lebih aman." Dia tertawa. Aku tidak tahu apa yang membuatnya tertawa, tapi aku suka melihat pancaran kebahagian dari matanya.
"Kai kenapa ikut bersembunyi?" tanyanya dengan polos. Ini pagi hari, dan itu artinya kami akan bertingkah OOC. Seperti saat ini.
"Aku hanya ingin membangunkan hyung saja tadi." Kuusap surai hitamnya. Lembut. Satu kata yang aku deskripsikan untuk rambutnya. Dan dirinya.
"Aku sudah bangun, kenapa kau masih disini? pergi sana!" tangan mungilnya mendorong-dorong tubuhku. Hanya dorongan-dorongan kecil yang membuatku merasa kegelian.
"Hyung kan masih disini." kupotkan bibirku. Aku tahu ini tidak akan berhasil, tapi sesekali aku ingin bersikap layaknya maknae. Dan hal itu hanya aku tunjukkan pada Kyungsoo hyung.
"Aku suka disini." lagi-lagi dia membuat raut wajah wajah lucu sambil memeluk gulingku. Ya gulingku.
"Tempatmu sekarang didapur hyung."
"Kalau aku kedapur sekarang, apa kau juga akan kedapur?" aku mengangguk kecil sambil terus menatapnya.
"Nanti kau melihat mereka. nanti kau sakit hati lagi."
"Jika ada Kyungsoo hyung aku tidak apa-apa."
Deg..
Kenapa.. kenapa aku berkata seperti itu?
"Apa aku penting untuk Kai?" suaranya yang lembut membuatku tersadar dari lamunan.
Tanpa menjawab, aku langsung menarik tubuh kecilnya dalam dekapanku. Kau sangat penting. Lebih penting dari siapapun setelah eommaku didunia ini. Maka dari itu, jangan masuk kembali kedalam penderitaan yang kau buat sendiri, Kyungsoo hyung.
"kau juga penting bagiku. Aku sayang kai." Kau membacaku lagi hyung.
Kai pov end.
.
Author pov.
Kyungsoo keluar dari kamarnya terlebih dahulu dari pada Kai. ia berjalan perlahan ke dapur yang terlihat sudah ramai dengan member EXO yang kelaparan.
"Aigo... Ada apa dengan hyungdeulku ini?" goda Kyungsoo saat melihat member EXO lainnya tengah duduk lemas di meja makan.
"Kau pikir kami sedang apa huh? Cepat buatkan makanan!" Kyungsoo menatap Kris yang juga menyandarkan kepalanya di sandaran kursi.
"Kenapa tidak Yixing ge saja? dia kan juga pintar memasak."
"Aku sedang malas. Ayolah kyungsoo. kami kelaparan!"
Tanpa menunggu lama, Kyungsoo langsung berjalan meninggalkan meja makan dan mulai membuat sarapan.
Tak lama kemudian, Kai datang dengan senyum cerahnya, ia duduk diantara Luhan dan Sehun sambil terus menatap Kyungsoo yang tengah memasak.
Luhan dan Sehun yang menyadari hal itu hanya bisa saling berpandangan dengan tatapan aneh mereka. s
"Kai kami.."
"Jangan sekarang." Jongin memotong pembicaraan Luhan tanpa memutuskan pandangannya dari Kyungsoo.
"Kai tidak biasanya kau menyela pembicaraan Luhan hyung." Kai menoleh pada Sehun yang menatapnya tajam. Namja putih itu tidak suka ada yang tidak menghargai Luhan. Dan Kai melakukannya sekarang.
"Tolong jangan rusak moodku hari ini." Sehun dan Luhan kini hanya diam saat mendengar ucapan Kai yang dingin tetapi dengan senyuman di wajahnya.
Kai kembali menatap Kyungsoo yang kini tengah meletakkan semangkuk ramyeon besar di tengah meja.
"Kenapa hanya ramyeon? Lagi pula ini tidak cukup untuk kita ber-12." Ucap Chen sambil menatap ramyeon itu.
"Hanya tinggal itu yang kita punya. Cukup-cukupkan saja. lagi pula aku juga tidak makan." Ucap Kyungsoo sambil menatap para hyung dan dongsaengnya.
"Kenapa tidak makan hyung?" tanya Kai.
"Aku harus segera belanja. Ada yang mau ikut?"
Hening..
Kini mereka sibuk berebut ramyeon yang mungkin akan segera dingin.
"Aku saja. ayo pergi Kyungsoo hyung." Kyungsoo menatap Kai yang beranjak dari duduknya lalu menariknya keluar dari ruang makan.
Kyungsoo bahkan tidak sadar bahwa mereka sudah diluar dorm. bahkan tubuhnya sudah terbalut mantel dan syal hangat miliknya. Siapa yang memakaikan ini padanya?
"Kita jalan saja hyung. Aku sudang tidak mood naik mobil." Kyungsoo hanya mengangguk lugu dengan ucapan Kai. "Kajja."
.
Kyungsoo pov.
Saat-saat comeback adalah saat yang paling melelahkan sekaligus menyenangkan bagi seorang entertainer seperti kami. Latihan ekstra, kurangnya istirahat. Semuanya terbayar lunas dengan senyuman-senyuman para fans yang tulus. Walaupun mungkin dari mereka memang sedikit menyebalkan, tapi tetap saja mereka berharga bukan?
Perjalan pulang kami dari salah satu acara TV terasa sangat menyenangkan. Dengan sedikit keributan tentunya. Aku dan Kai, lagi-lagi harus, ya sebenarnya hanya aku. Mengungsi di van EXO-M karena Luhan dan Yixing ge yang pindah ke Van EXO-K.
"Woa lihat, aku dapat boneka lagi!" kuarahkan pandanganku pada Kris gege yang tengah memeluk boneka rilakumanya. Boneka dari fans.
"Gege, kenapa kau membuka hadiahnya sekarang?!" member EXO-M (minus Luhan n Lay) terkekeh pelan melihat Tao yang kerepotan dengan kertas dan kotak-kotak kado milik Kris yang ada dipangkuannya.
"YA! panda lihat, aku dapat boneka panda!"
Cling..
Mata panda Tao kini berbinar melihat boneka panda di tangan Kris.
"Gege aku mau itu~" rengak Tao sambil berusaha menggapai boneka panda milik Kris.
"Tidak sebelum kau menciumku." Iuh.. menjijikkan sekali pout milik Kris ge. Haish... wajahnya dingin dan angkuh tapi didalamnya..
"Gege..." dan Kini Tao mulai mempoutkan bibirnya. Baiklah sepertinya aku harus mengalihkan pandangan dari mereka sebelum mataku terkontaminasi bakteri yadong.
Kutatap pemandangan langit hitam diluar sana. Hanya hitam. Tidak ada bintang atau sejenisnya.
Jelek. Aku tidak suka. Mungkin akan lebih baik jika turun hujan lebat malam ini, tapi esok pagi bisa kembali merasakan hangatnya sinar matahari. Atau mungkin dia masih ingin memendamnya lebih lama lagi? Lalu menciptakan sebuah badai yang kuat hingga membunuh semua orang disekitarnya?
Apakah aku seperti itu dahulu? Mencoba untuk terus memendam, terus, dan terus. Hingga saat aku mengungkapkannya, orang-orang disekitarku menangis karna diriku yang terlalu lemah untuk tetap mencintainya.
YA! aku ini berpikir apa? Tidak ada yang menangis karna aku berusaha untuk tidak mencintai Kai lagi. Mereka tertawa bahagia karna akhirnya Kai yang sempurna bisa bersanding dengan orang-orang yang sama sempurnanya dengan dia.
"Hyung kau tidak tidur?" pandanganku mengarah pada Kai yang tengah memposisikan diri untuk tidur. perjalanan kami masih cukup jauh, jadi mungkin member lainnya juga berniat untuk tidur.
Aku menggeleng pelan pada Kai. aku tidak mengantuk sama sekali. mungkin karena pengaruh minum kopi tadi.
"Ya sudah. Boleh aku bersandar di bahumu hyung?" Aku mengangguk sebagai jawaban. Dan kini Kai telah menyamankan dirinya yang bersandar padaku. Tidak ada lagi degup jantung yang tidak beraturan dariku. Aku pikir, aku sudah tidak menyukai Kai lagi.
Hening..
Sudah tidak ada lagi suara gaduh didalam van. Semuanya seudah tertidur kecuali aku. Huft.. sendirian itu menyebalkan.
Kuputuskan untuk membuka tablet yang sudah lama sekali tidak kupakai. Berselancar didunia maya mungkin salah satu pilihan yang tepat disaat seperti ini.
Kubuka beberapa situs yang sering kubuka beberapa waktu yang lalu. Mencari berita tentang bagaimana antusias fans atas comeback kami.
Kyungsoo pov end.
.
Author pov.
Kyungsoo menatap layar tabletnya dengan serius. Sesekali terdengar kikikan ringan dari bibirnya. Mungkin sedikit geli dengan beberapa komentar fans tentang comaback mereka yang terkesan aneh.
Tiba-tiba sebuah ide konyol terlintas dipikirannya. Dengan cepat ia membuka situs tumblr. Situs dimana Kris pernah mendapatkan Syok ringan setelah melihat beberapa foto-fotonya bersama Jessica SNSD. Haha.. naga itu bahkan sampai trauma sampai sekarang karena dipasangkan oleh yeoja yang lebih tua darinya.
Namja bermata bulat itu membuat akun tumblr dengan sedikit tergesa karena ingin segera mencari tahu tentang EXO didalam situs itu.
Yang pertama dia search adalah 'EXO' tentu saja. beberapa saat kemudian terlihat beberapa foto teaser dan foto-foto stage mereka beberapa waktu yang lalu. Terkadang tawa pelan terdengar saat Kyungsoo menemukan foto derp member-member EXO saat melakukan stage.
"Mereka benar-benar pintar mengambil gambar." Gumam Kyungsoo saat melihat hasil jepretan mereka yang terlihat jelas.
Tak terasa 30 menit ia mengobrak abrik isi tumblr hingga keakar-akarnya (?). tiba-tiba tanpa pikir panjang, Kyungsoo mengetikkan kata 'kaisoo'.
Entahlah, dia hanya iseng melihat bagaimana shipper Kaisoo sekarang. Kaisoo Shipper, Shipper yang membuatnya bertahan selama ini. Dari beberapa orang, kini telah berkembang dan terus berkembang. Tidak perduli dengan apa yang orang lain pikirkan tentang Kaisoo yang mereka tahu, kaisoo itu satu. Dua orang yang saling membutuhkan, saling melengkapi, dan saling berbagi 'cinta' dalah arti apapun.
"Eoh.. banyak sekali." Mata Kyungsoo membulat saat melihat foto, fanart atau bahkan fanvid disana. Senyuman manis terlukis dibibirnya. Senang. Tentu saja.
Ia larut dalam dunianya sendiri. Dengan kemampuan bahasa inggris yang cukup baik, Kyungsoo tidak perlu kerepotan untuk mengerti arti dari setiap tulisan disana.
Deg..
Mata Kyungsoo membulat sempurna, bibirnya bergetar, jantungnya berpacu tak beraturan.
'Kyungsoo is VERY ugly without makeup ! Kai deserves someone more beautiful as Luhan, Sehun, Chanyeol, Baekhyun or Kris.'
'Kyungsoo is ugly! He is one of the members of EXO more ugly. D.O it's in group only because is a good singer. No makeup his skin is horrible, full of acne and facial hair… totally different from Luhan. So, yes, Kai deserve someone as perfect as he himself. Kai is gorgeous. Kai is sexy, Kai is the dance machine and visual of the group (with the Luhan) and kyungsoo is nothing near it. Kaisoo is a horrible.'
'1. Kai is the V-I-S-U-A-L of EXO. 2. The visual is always the highlight of the group. 3. Kai is the best dancer. 4. Kai is the member with the most fans. 5. Kai is the most perfect human. 6. That photo Luhan not have photoshop. Luhan is naturally beautiful. 7. Not forgetting: Luhan is also the visual of EXO. 8. Kyungsoo is in tenth place in ranking of beauty. Fact: Kyungsoo is ugly for Kai. Kyungsoo not deserve be in the same couple with kai. 9. Kyungsoo should stay with Suho, Xiumin or Chen. 10. Kyungsoo is ugly compared to most other members of EXO.'
'HunHan = cute couple. Chanbaek = cute couple… why kai have to stick with the ugliest? This is injustice. My kai deserves someone more beautifu that the Kyungsoo!'
Tes..
Air mata Kyungsoo mengalir satu persatu dari tempatnya. Melewati pipinya lalu berakhir di layar tablet yang menunjukkan beberapa artikel tentang Kyungsoo.
Benar, Dia memang jelek. Tanpa make up, Kyungsoo bukanlah Kyungsoo yang imut apa lagi cantik seperti Luhan yang memiliki inner beaty. Pikirannya melayang jauh kebeberapa bulan yang lalu. Saat seorang fans mendorong Kai hingga namja itu jatuh menabrak pilar bandara. Dan Sehun yang menolongnya.
Dalam hal itu, ada seorang fans yang mengolok dirinya lemah, tidak berguna. Tidak pantas untuk Kai. Kai membutuhkan seorang namja yang kuat. Bukan Kyungsoo yang lemah dan hanya bisa memandang dari kejauhan.
Memang benar begitu adanya. Kyungsoo sadar akan itu semua. Maka dari itu ia berusaha untuk berhenti. Tapi saat dia sudah benar-benar berhenti, kenapa ia malah membaca artikel yang membuatnya kembali mencintai Kai. ia tidak tahu mengapa kata-kata kasar itu malah membuatnya semakin mencintai Kai lebih dari sebelumnya.
"Hiks.." dan kini, isakan kecil itu tidak bisa ditahannya lagi. Mungkin bagi langit, ini seperti hujan gerimis yang membuat orang-orang mulai berlarian menyelamatkan tubuh mereka dari hujan.
'kau bodoh karna pernah berharap'
.
Kai Pov.
"hiks.." isakan itu keluar begitu saja dari bibirnya. Air mata semakin mengalir deras dari mata yang selalu bisa menenangkanku. Bibirnya bergetar walaupun udara didalam van tidak sedingin yang kalian pikirkan.
Aku tidak tahu kenapa dengan polosnya kau tetap membacanya. Kau bahkan sudah tahu itu akan melukai dirimu sendiri. Dan kau tetap melakukannya. Berhenti atau kau akan terus berjalan di tempat yang sama. Kau tersakiti hyung!
Ingin sekali aku berteriak keras di hadapannya. Tapi apakah aku bisa? Saat menyadari itu semua kesalahanku?
Kau terlalu rapuh untuk ini. Dan aku membuatmu semakin rapuh dengan selalu ada disampingmu. Hebat! Bunuh aku sekarang juga!
Kuangkat kepalaku dari pundaknya. Dia terkejut akan hal itu. mungkinkah dia tidak menyadari bahwa aku terjaga selama ini?
Dengan lembut, kuusap air matanya yang masih menggenang. Mengambil tablet itu lalu mematikannya.
Kutatap mata itu. kini waktunya aku yang menenangkanmu.
"Jangan dipikirkan. Mereka hanya tidak tahu apa yang terjadi." Kutarik dia dalam dekapanku. Apa ini cukup hangat? Aku tidak tahu. Aku hanya mencoba untuk membuatnya lebih baik.
"Hiks... mianhae. Aku mengganggu kalian selama ini rupanya." Kurasakan tangan kecilnya meremas bajuku yang mulai basah.
"Kami yang mengganggumu. Maafkan kami." Kuusap rambutnya yang entah sudah berapa kali aku bilang ini sangat lembut.
"Jika kau tidak kuat dengan semuanya, kau tinggal katakan padaku. Dan aku akan menyelesaikannya." Dia menggeleng elan dalam dekapanku. Sepertinya dia tahu apa arti dari 'menyelesaikan' yang kuucapkan. Aku akan meninggalkannya.
"Aku akan disisimu apapun yang terjadi. Aku tidak perduli. Karna ini janjiku, pada mereka."
Kai pov end.
.
Author pov.
Ruangan itu terlihat sepi. hanya ada beberapa member yang terlihat menonton TV atau sekedar duduk disana. Dengan suara detak jam dan suara-suara aneh dari TV, mereka terdiam tanpa ada yang memulai pembicaraan sama sekali. kaku.
Seorang namja diantaranya kini beranjak dari duduknya lalu melangkah pergi.
"Kau mau kemana hyung?" namja itu menoleh dan tersenyum pada Kai. orang yang tengah menahan tangannya untuk tidak pergi.
"Ke balkon." Jawabnya singkat, lalu melepaskan tangan Kai dari tangannya.
Di balkon, Kyungsoo menatap langit sekali lagi. Hujan mulai turun sedikit demi sedikit. Sudah genap satu minggu setelah ia membaca artikel menyakitkan itu. dan sudah satu minggu pula langit tidak menurunkan kegelisahannya.
Dijulurkannya tangannya untuk merasakan dinginnya air hujan. Senyumannya mengembang kala melihat air hujan yang semakin deras jatuh dari langit. Banyak orang tidak suka hujan. Begitupula Kyungsoo. tapi untuk kali ini, ia merasa langit telah kelebihan beban hingga benar-benar harus menjatuhkan semuanya. tapi Kyungsoo tidak. Dia masih bisa bertahan dengan beban-beban hidupnya.
"GEGE!" tubuh Kyungsoo sedikit terdorong kedepan saat merasakan dorongan dari belakang.
"Tao kau ingin aku mati jatuh dari lantai 12 hah?" namja panda itu hanya tersenyum jahil sambil menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal.
"Sedang apa disini ge? Sudah malam, hujan lagi." Tao mensejajarkan tubuhnya disamping Kyungsoo lalu memandang langit hitam diatas sana.
"Cari bintang."
"Tapi ini mendung. Tidak ada bintang ge."
"Sebentar lagi pasti ada." Tao menatap hyungnya itu sekilas sebelum pandangannya beralih pada perkotaan.
"Satu bulan yang lalu. Tepat saat konser kita." Kyungsoo menatap Tao dengan tatapan herannya. Ada apa memang saat itu?
"Kris gege memarahi Luhan ge dan Sehun habis-habisan. Luhan ge sampai menangis saat itu." Kyungsoo membulatkan matanya saat mendengar perkataan Tao.
"Jahat sekali namjachingumu! Biar aku beri pelajaran karena telah melukai namjachinguku!" tapi sebelum Kyungsoo beranjak dari balkon, Tao menarik tangannya.
"Luhan bukan namjachingumu lagi." Kyungsoo berfikir sejenak. mereka belum pernah bilang bahwa mereka sudah putus bukan?
"Kenapa?"
"Namjachingu Luhan ge hanya Sehun." Kyungsoo diam. bagaimana dengan Kai?
"Sejak awal yang saling mencintai itu hanya Sehun dan Luhan ge. Mereka tidak sepenuhnya mencintai Kai atau kau Kyungsoo."
"Lalu kenapa?"
"Mereka baru menyadarinya saat melihat kalian berdua. Maksudku Kau dan Kai sering 'bermain' berdua, tanpa Luhan ge atau Sehun. Mereka tidak merasakan cemburu pada kalian. Mereka malah merasa lega dengan itu."
Tao menatap Kyungsoo sejenak sebelum akhirnya menalnjutkan perkataannya.
"Sebaliknya, saat Luhan atau Sehun menyentuhmu mereka merasakan cemburu satu sama lain. Jadi... mereka memutuskan untuk mengakhiri semuanya. antara kau, Kai dan juga mereka. mereka akan memulai yang baru dengan Hunhan. Tidak ada Kau ataupun Kai."
Deg..
Kyungsoo merasakan tubuhnya membeku. Bukan dia yang sakit hati karena dipermainkan, tapi ia berfikir bagaimana dengan Kai? apa dia sudah tahu? Apa dia akan baik-baik saja setelah ini?
"Baru kau yang kuberi tahu. Kai belum tahu hal ini. Sehun dan Luhan ge yang akan memberi tahunya sendiri."
Grep..
Tao memeluk Kyungsoo lembut.
"Ambil sisi baiknya. Bukankah mereka jadi tahu apa arti cinta sebenarnya? Tidak akan ada lagi sakit berkepanjangan dari kalian berempat bukan?"
"Mungkin..."
.
Cafe itu terlihat lengang. Tentu saja karna ini sudah tengah malam. Hanya ada beberapa pelanggan dan pelayan yang masih bertahan disana. Termasuk keempat namja itu. mereka tengah berdiam diri dengan pikiran mereka masing-masing.
"Ayolah.. siapa yang mau mulai bicara disini? ini sudah jam 1 malam." Kai yang sudah jengah dengan suasana hening mencoba memecahkannya.
"Jjika tidak ada yang mau bicara, aku pulang saja." Kyungsoo beranjak dari duduknya. Bermaksud untuk meninggalkan tempat itu, sebelum Sehun menahan tangannya untuk tetap tinggal.
"Tinggallah sedikit lebih lama hyungie." Kyungsoo menghela nafas saat mendengar perkataan Sehun. Namja bermata bulat itu tahu apa yang akan mereka berdua (Sehun, Luhan) katakan setelah ini. Dia mendudukkan dirinya kembali di samping Kai yang kini malah asik bermain ponsel.
"Kai letakkan ponselmu!" kai menatap Luhan malas tepi tetap menuruti perkataan namja yang lebih tua 4 tahun darinya itu.
Suasana kembali hening. Membuat kedua dari empat namja itu kembali menghela nafas.
"Kali ini aku akan benar-benar pergi jika kalian tidak juga bicara." Kyungsoo hendak meninggalkan tempat duduknya sampai akhirnya Sehun angkat bicara.
"Let's break up." Kai diam dalam duduknya. Sama sekali tak terlihat raut terkejut di wajahnya. Sedangkan Kyungsoo, namja bermata bulat itu kembali duduk di kursinya.
"Ku pikir kita memang sudah berpisah sejak lama." ucap Kai sambil meminum americano didepannya.
"Wae?" tanya Kyungsoo. di tahu, tapi Kai belum tahu alasannya bukan?
"Apa kau tidak merasa tersakiti selama ini Kyungsoo?" Kyungsoo terdian dengan pertanyaan Luhan. "Dari awal hubungan ini sudah salahbukan? Ini bukan cinta. ini hanya sekedar hasrat. Mungkin?"
"Jadi semua ini benar-benar berakhir? kita berempat?" tanya Kai.
Luhan mengangguk pelan. Dia menunduk karena tidak berani menatap mata Kai yang mengintimidasinya.
"Tapi Kai, Kyungsoo. bolehkah aku tetap mempunyai hubungan dengan Luhan hyung?"
"terserah." Namja berkulit tan itu langsung berdiri dari duduknya lalu pergi dari tempat itu.
Kini tinggal Sehun, Luhan, dan juga Kyungsoo yang masih duduk.
"Mianhae Kyungsoo." Kyungsoo tersenyum mendengar perkataan Luhan.
"Kalian membuat keputusan yang tepat. Aku pergi ya?" Kyungsoo mengikuti jejak Kai. meninggalkan tempat itu.
.
Kyungsoo pov.
Ku ikuti langkah kakinya yang pendek-pendek. Terkesan mengulur waktu menurutku. Sudah sekitar satu jam dia berjalan pelan tanpa aku mengerti jalan pikirannya. 'Dia mau kemana? Dia mau apa?' itu yang aku pikirkan.
Kakiku sudah pegal untuk terus mengikutinya. Tapi jika aku melepaskan pandanganku sedetik saja kali ini, aku bisa kehilangan dia. Dan aku tidak mau itu terjadi.
Pikirannya pasti sedang kacau sekarang. Bisa saja dia bertindak konyol dengan melompat ke sungai Han bukan?
Kulirik arloji usang di pergelangan tanganku. Jam 2 pagi. Harusnya kami sudah ada di Dorm dan tidur nyenyak disana. Huft.. besok jadwalnya sangat padat. Apa Kai tidak memikirkan kesehatannya?
Bruk..
Tubuhku terjatuh dengan posisi duduk setelah menabrak sesuatu yang tinggi. Tiang kah?
"Kita sampai." Kudongakkan kepalaku untuk menatap sang sumber suara. Kai tengah menatap sebuah bangku panjang di bawah pohon maple besar. Bukankah ini taman belakang gedung SM? Kenapa kami sampai disini?
Dia duduk di bangku itu. mendongakkan kepalanya untuk menatap langit hitam tanpa hiasan apapun.
Kududukkan tubuhku disebelahnya. Lalu menatap kearah dimana Kai menatap dengan kosong. Aku hanya sedang berfikir, apakah sejak tadi Kai menyadari keberadaanku? Jika iya kenapa dia tidak perduli padaku dan terus berjalan?
"Apa kau sudah sadar aku mengikutimu tadi?" tanyaku.
"Tentu saja. bagaimana bisa aku tidak sadar sementara suara gesekan sepatumu terdengar sangat jelas?" aku menggangguk pelan.
"Ini sudah jam 2 malam." Ucapku. Aku tahu, sebentar lagi dia pasti akan bilang 'kalau mau pulang, pulang saja.' pasti begitu.
"Kau berniat pulang? aku tidak akan membiarkannya. Aku masih membutuhkanmu sekarang." Tuh kan benar.
Aku berdiri dari tempat dudukku. Berniat untuk pulang ke dorm. yah.. itu sebelum tangan Kai menahanku.
"Kau mau kemana?" tanyanya.
"Pulang."
"Kenapa?"
"Kau menyuruhku untuk pulang."
"Aku tidak menyuruhmu untuk pulang." benarkah? Jelas-jelas aku mendengarnya berkata 'Pulanglah.' "duduklah. Aku masih ingin disini bersamamu."
Dan aku kembali duduk disebelahnya.
"Ini tempat dimana aku menyatakan perasaanku pada Luhan hyung." Aku menatapnya dalam. Apakah dia akan menceritakan kisahnya kali ini?
"Hanya Luhan hyung?" Dia mengagguk.
"Awalnya aku hanya menyukai Luhan hyung."
"Kenapa hanya Luhan hyung?" aku bertanya lagi. Entahlah, aku kurang suka dengan itu.
"Dia cantik, imut, manis, pintar bernyanyi, punya skill dance yang hebat dan juga mata yang indah. Aku suka semuanya." cantik, imut, manis, pintar bernyanyi, dan jago dance. Baiklah, aku tahu kenapa dia tidak pernah memandangku sekarang. Aku sama sekali bukan tipenya.
"Saat itu, aku membuat janji dengan Luhan hyung untuk bertemu disini. tapi saat aku sampai, yang ada hanya Sehun. Dia menatapku aneh karena aku membawa setangkai bunga, sedangkan dia juga begitu. Beberapa saat kemudian Luhan hyung datang. Lalu kami berdua menyatakan perasaan pada Luhan Hyung." Kenapa kejadiannya hampir sama denganku?
"Dia menerima kami menjadi kekasihnya. Tapi dengan syarat melakukan hubungan treesome. Hebatnya aku menerima hal itu. walau pada awalnya aku sering cemburu pada Sehun yang lebih dekat dengan Luhan, tapi lama-kelamaan aku malah jadi menyukainya."
"Tapi pada akhirnya kau juga yang tersakiti, Kai." kuusap keningnya yang berkeringat. Aku tidak tahu kenapa dia bisa sampai berkeringat seperti ini. Lagi pula sekarang musim gugur yang dingin.
Dia mengenggam tanganku yang mengusap dahinya. Lalu menurunkan tanganku ke dadanya. YA TUHAN!
"Semuanya hyung. Semuanya sakit hati." Lalu tangannya mengarahkan tanganku kedadaku sendiri. "Begitu pula kau."
Aku lebih sakit saat kau sakit Kai.
"Aku menyesal sudah masuk kedalam masalah ini. Semua benar-benar membuatku sesak hyung. Sakit sekali." kutatap matanya yang berair. Ya, sakit sekali.
Kutarik tubuhnya dalam dekapanku. Semoga cukup hangat untukmu, Kai.
"Aku tidak menyesal karena aku masuk kesana. Tapi aku menyesal hubungan ini menyakitimu." Kuusap surai hitamnya dengan lembut. Bajuku terasa basah sekarang. Dia menangis. Walau tanpa isakan sama sekali, tangisan ini benar-benar menyakitkan.
.
.
TBC
.
A/N: Ini dia sequel dari I Hope you can look me someday. Aneh ya? aku juga mikir ini aneh
Dan kata-kata bahasa inggris yang diatas itu, bukan aku yang bikin. Aku Cuma copas dati Tumblr.
Last,
Mind to Review? ^^
