Title : Life
Pairing : 2min
Rating : T
Genre : drama, romance, fluff, hurt/comfort, Mpreg
Desclaimer : this pair is not mine. But this fict actually just mine. This story inspired by film "Jenny & Juno" but I never remake or copycat from another author, so please don't negative thinking or I will delete this fict completely.
Warning : miss typho, not based on EYD, may be out of character, BL, Mpreg etc. Specially article about pregnancy and other, I just search some info in Internet, talk to me when it's wrong, ok? I am not a doctor.
Namja cantik itu mengamati lekat benda yang ada di tangannya. Menelan ludah berusaha menenangkan dirinya sendiri tentang kenyataan yang sebentar lagi akan terungkap. Tidak lupa bibir ranumnya yang terus bergerak lirih mengucapkan doa. Namun, Tuhan tampaknya berkehendak lain. Positif. Kepalanya langsung tertunduk lemas. Kembali menegaskan penglihatannya dengan mengarahkan benda yang ia pegang menuju tempat yang lebih terang. Sama saja. Hasilnya tidak berubah.
Entah semangat yang muncul dari mana namja cantik itu melangkah keluar dari tempat pengap dirinya berada sekarang. Membuang benda yang baru saja membuat nasibnya berubah dengan hati-hati. Untuk saat ini ia masih belum ingin orang lain tahu. Ia belum siap. Sungguh, ia baru berusia 15 tahun sekarang dan itu? aish… lupakan. Ia harus berangkat sekolah dan menemui satu orang lain yang harus bertanggung jawab atas masalah yang menimpa dirinya saat ini.
####
"ikut denganku" seorang namja cantik memasuki kelas dan mengajak namja lainnya yang berwajah sangat tampan dalam kelas itu keluar.
Mereka sedang berada di atap sekolah sekarang,
"jika kakiku patah apakah kau akan tetap mencintaiku ?"
"kenapa dengan kakimu?"
"hanya saja.. perumpamaan kau tahu. Jika aku mengalami kecelakaan mobil atau semacamnya"
"ah… maka aku akan siap menggendongmu."
"begaimana kalau aku tidak mempunyai tangan ?"
"kalau begitu aku yang akan mengerjakan pekerjaan rumahmu, menyuapimu tapi … kau tetap harus memiliki tangan kan ?" wajah tampan itu menunjukkan keheranan akan pertanyaan yang dilontarkan sang namja cantik.
"lalu kalau aku hamil ?"
"MWO ?"
"sejujurnya, aku pikir aku sedang hamil sekarang."
"bagaimana bisa kau hamil?"
"kita melakukannya waktu itu, kau ingat ?"
"matta, tapi kau namja kan Taemin ?" sang namja tampan meraba-raba dada namja cantik yang diketahui bernama Taemin itu.
PLAK
Sebuah tanda sayang membekas di pipi si namja tampan dengan indahnya, mencetak warna merah dengan bentuk khas telapak tangan.
"kau mau mati eoh? Tentu saja aku namja, kau melihat sendiri waktu itu" wajah Taemin memerah antara marah dan blushing mengingat kejadian beberapa minggu lalu bersama namja di hadapannya sekarang ini.
"tapi bagaimana bisa? Bagaimana bisa seorang namja hamil ? dan kau baru berusia 15 tahun sekarang."
"pabboya? kau tidak pernah membaca fanfic? Tentu saja namja bisa hamil. Aku sering membaca cerita seperti itu di fanfic."
"fanfic? kau terlalu berkhayal Taemin, jelas-jelas itu hanya fiksi."
"tapi aku sekarang benar-benar hamil MINHO. Apa kau masih mencintaiku ?"
"ne" jawab sang namja tampan yang tidak lain tidak bukan adalah Minho dengan lemas.
"kalau begitu, kenapa dengan ekspresi wajahmu ?"
"memangnya bagaimana ?"
"seberapa besar cintamu untukku ?"
"sebesar langit dan bumi" meski tampaknya kalimat ini seperti menggombal tapi ini adalah jujur, Minho memang mencintai Taemin sebanyak itu.
"kau jujur ?" Taemin masih ragu, ia tahu Minho mencintainya tapi keadaannya sekarang sudah jauh berbeda bukan ?
"tapi apa yang harus kita lakukan sekarang ?" bukannya menjawab pertanyaan Taemin, Minho justru terlalu kalut dengan pernyataan tiba-tiba Taemin soal kehamilannya.
"pabboya. Tentu saja kita harus membuat keputusan. Kalau kita mempertahankannya, kau akan jadi appa. Kalau tidak, aegi akan … " Taemin sedih hanya dengan membayangkan kalau Minho akan menyuruh dirinya untuk tidak mempertahankan bayinya.
"tapi apakah kau yakin benar kalau kau hamil ?"
"MWO ? apakah hanya itu yang bisa kau katakan ?" Taemin kesal dan mendorong tubuh Minho, setelah itu ia berlari turun dari atap sekolah dengan wajah penuh air mata.
####
Minho berdiam lama di dalam toilet. Ia merenung. Ia baru berusia 15 tahun sekarang dan menjadi appa sama sekali tidak masuk ke dalam rencananya saat ini. Ia bingung harus bersikap bagaimana.
Sementara itu Taemin hanya bisa menunggu. Ia tidak mau terlalu memaksa Minho saat ini. Ia kalut dan begitupun ia yakin dengan Minho. Sedikit berharap dengan menunggu Minho di depan gerbang sekolah mereka ketika pulang seperti kebiasaan mereka namun hasilnya nihil. Minho sama sekali tidak terlihat.
Malam hari sama buruknya. Berulang kali Taemin mencoba menghubungi nomor telepon Minho dan tak sekalipun panggilan itu terjawab. Taemin hanya bisa menangis.
Hari-hari berlalu dan keadaan bukan menjadi semakin baik. Minho tampak sekali menghindari Taemin. Dia akan mengendap-endap keluar ketika jam istirahat begitupun ketika pulang sekolah.
Namun, Taemin tidak menyerah. Pada akhirnya ia bisa menemui Minho dengan menunggu selama berjam-jam setelah jam pulang sekolah. Jadi selama ini Minho akan bersembunyi di toilet sekolah ketika jam pulang hingga keadaan sepi. Kali ini, ia tidak beruntung, ketika ia berpikir kalau semuanya sudah pulang ia menemukan Taemin berdiri tepat di depan pintu toilet. Taemin menariknya menuju ruang kelas yang kosong.
"ada apa denganmu ? mengapa kau menjadi pengecut? Tidakkah kau punya sesuatu yang ingin kau katakan?" Taemin memberondong Minho dengan semua pertanyaan yang berkelebat di otaknya selama ini.
"itu …"
"wae ?" Taemin sudah tidak tahan. Ia memukuli Minho dengan air mata yang berurai.
"sebenernya, aku tidak berusaha menghindarimu. Aku hanya mencoba untuk memikirkan keputusan apa yang akan aku ambil."
"oke. Sekarang putuskan. Kita akan melakukan adu panco. Jika kamu menang, kita akan melakukan apa yang kamu inginkan. Jika aku yang menang, aku yang akan memutuskan."
Meski awalnya Minho ragu, bagaimana bisa ia memutuskan hal dengan adu panco yang ditilik dari segi manapun akan ketahuan kalau Minho yang akan memenangkan pertandingan, namun ia tetap melakukannya melihat keseriusan di mata Taemin.
"bisakah kau hidup tanpaku ?" Taemin dengan mata yang masih basah mengenggam tangan Minho erat mencoba menjatuhkan kepalan tangan namja di hadapannya.
Minho terdiam mendengar pertanyaan Taemin.
"kau bisa hidup tanpa melihatku ?" Taemin terus saja mencoba mengalahkan Minho namun tidak sedikitpun tangan Minho bergerak.
"Minho, aku tidak bisa hidup tanpamu. Jika aku tidak bisa melihatmu, aku tidak akan makan, tidak akan tidur, aku hanya akan menangis sepanjang hari dan kemudian aku akan bunuh diri. Arra? Ini masalah kita, kau tidak bisa menghindarinya. Aku tidak ingin egois. Kita berdua akan bertanggung jawab dengan ini. Kita akan membuat keputusan bersama. Hanya itu yang aku inginkan darimu. Karena… karena kamu adalah orang yang kucintai"
Mata Minho berkaca-kaca. Ia tahu seberapa tersiksanya Taemin selama ini menunggu jawaban darinya. Ia mengendorkan pertahanannya dan dengan sengaja membuat Taemin menang atas adu panco yang mereka lakukan.
Taemin menghapus air matanya. Ia mengambil tasnya yang tergeletak di meja. Hampir pulang sebelum kemudian berbalik untuk berkata pada Minho
"mulai sekarang, kau harus ada di sampingku kemanapun kau pergi. Arrasso ?"
Minho hanya bisa menghembuskan nafas berat kemudian ikut menyusul Taemin pulang.
####
"Taemin ….Taemin … lihatlah" teman-teman Taemin memanggil dirinya untuk menengok ke jendela menuju arah lapangan sekolah.
Taemin beranjak dengan malas namun kemudian tersenyum melihat siapa yang ada di sana.
"aku iri sekali."
"aku juga"
Kalimat di atas terlontar dari mulut teman-teman sekelas Taemin.
Sekarang mari kita lihat apa yang terjadi di lapangan sekolah Taemin. Di sana tampak seorang Minho yang sedang mengecat lapangan sekolah mereka dengan tulisan yang sangat besar membentuk kalimat "Taemin, SARANGHAE !".
Dan seluruh teman sekelas Taemin hanya bisa bersorak melihat pemandangan itu. diam-diam Taemin merasa bangga memilih Minho menjadi kekasihnya. Ia tau dengan pasti Minho adalah namja bertanggung jawab.
Jangan tanyakan kenapa teman-teman Taemin tidak bermasalah dengan hubungan antara Taemin dan Minho yang sama-sama namja. Tentu saja karena ini hanya fanfic seperti kata Taemin, hehe…
