Title : Can't Leave
Pairing : Onkey
Rating : PG 17
Genre : angst, hurt/comfort, Mpreg
Desclaimer : this pair is not mine. But this fict actually just mine. I never remake or copycat from another author, so please don't negative thinking or I will delete this fict completely.
Warning : miss typho, not based on EYD, may be out of character, BL, Mpreg etc.
Notes : mianhe, ff ini keluarnya lama. Feelnya kemarin2 lbh ke ff yg "life" sih. Mianhe juga sya nistain Key bgt dsini. Apa daya? Bias sya Key, drpd sya nistain yg lain ya mending bias sndiri. Keep support with many coment J and hope many tears will flow.
Tolong…..
Tolong….
Key baru saja pulang dari minimarket ketika tidak sengaja ia mendengar teriakan minta tolong dari arah lorong sempit di seberang jalan yang ia lewati sekarang. Sebenarnya Keypun tak cukup punya keberanian untuk mendekat, bagaimana kalau itu hanya jebakan atau hayalannya saja pikir Key, namun tak urung ia mendekati arah suara itu, hati nuraninya tetap saja tidak bisa tinggal diam di saat seperti ini.
Key mengintip dari arah belakang tembok yang menghadap ke arah suara tadi, dan begitu terkejutnya Key melihat Krystal sekarang ini sedang diapit banyak pemuda berpenampilan seperti preman sambil membawa botol-botol minuman keras. Ia tahu ini berarti buruk. Pemuda-pemuda itu tampaknya akan berlaku tidak senonoh kepada Krystal. Dengan keberanian yang mungkin tidak seberapa Key maju, bersikap sok berani.
"apa yang kalian lakukan pada adikku ?" Key sudah siap-siap membawa sepotong kayu yang tergeletak di dekat tempat ia bersembunyi tadi.
"oppa !" Krystal terkejut mendapati Key ada dihadapannya sekarang.
"haha… kau mau apa manis? Kau panggil apa tadi cantik, oppa? Kau yakin? Kenapa ada namja secantik ini, kalau yang seperti ini sih aku juga mau." Salah satu pemuda yang memegangi tangan Krystal itu tertawa mencemooh.
"lepaskan adikku !" Key tidak mempedulikan omongan pemuda tadi, dipikirannya hanya ada menyelamatkan Krystal untuk saat ini.
"oke, oke. Kita buat kesepakatan beruntung aku lagi ingin bersenang-senang. Kau tetap disini namja cantik, haha… dan aku lepaskan adikmu ini. Aku penasaran juga bagaimana rasanya bermain dengan namja." Ganti seorang pemuda lain yang tampaknya seperti ketua genk para preman tadi berbicara diiringi tawa menyeramkan.
"ani. Aku tidak akan pergi. Oppa pergilah, cepat cari bantuan lain, kau tidak akan sanggup menandingi mereka sendiri." Krystal memohon pada Key sambil meronta di dalam dekapan preman-preman tadi.
Namun Key tidak mungkin meninggalkan Krystal sendiri dalam keadaan begini, lagipula preman-preman itu sepertinya juga tidak akan melepaskannya. Mereka tanpa Key sadari sudah mengepung Key dari berbagai arah.
"apa yang kau katakan? Si cantik ini harus pergi? Haha… tunggu sampai kita bermain-main dengannya dulu. Kalian segera bawa dia masuk."
Key dengan tidak berdayanya ditarik masuk ke dalam satu ruangan gelap yang tersembunyi di balik lorong, ia mencoba meloloskan diri tapi kekuatannya sama sekali tidak sebanding. Di balik tubuhnya, Krystal hanya bisa berteriak pada preman tadi untuk melepaskan Key, namun hanya tamparan yang Krystal dapat.
"diam kau. Awalnya aku sudah berniat melepaskanmu karena kita sudah mendapatkan mainan baru. Tapi sepertinya ini akan lebih menarik. Kau disini akan melihat oppamu tercinta itu bermain-main dengan kami."
"ANDWAE… OPPA… KEY OPPA…jebal lepaskan dia. Biarkan aku saja di sini, jangan oppaku."
"terlanjur cantik. Kami sudah tidak tertarik dengan anak ingusan seperti kau lagi. Haha…"
Key sudah berada dalam ruangan pengap yang entah ia tidak yakin itu sebenarnya tempat apa. Tampaknya sebuah gudang tak terawat. Ketua preman tadi mendekatinya. Ia beingsut-ingsut mundur ketakutan.
"kau mau apa ?"
"jangan pura-pura tidak tahu. Aku sudah bilang kan kalau aku mau bermain-main denganmu. Tapi sebelum itu, kalian bawa adik si cantik ini masuk. Biar dia melihat langsung bagaimana kita bermain dengan oppanya."
Krystal ikut dibawa masuk setelah perintah ketua preman tadi, ia diikat di ujung ruangan tepat menghadap Key yang tak berdaya.
Preman-preman tadi memulai aksinya. Ketua tadi yang pertama merobek baju Key. Key sudah tidak bisa melawan, sesekali ia hanya bisa menjauhkan tangan-tangan yang mulai menggerayangi tubuhnya dan sebagai balasan ia hanya akan mendapat tamparan bahkan pukulan di beberapa tempat. Key dengan tidak manusiawi digilir oleh beberapa preman tadi.
"ANI. ANI… hiks… hiks… OPPAAAAA…" Krystal yang melihatnya saja begitu tersiksa, ingin mati saja rasanya melihat Key diperlakukan seperti itu. namun ikatan di tangannya sama sekali tidak memberi peluang untuknya menolong Key.
"oppa… mianhae" Krystal terus meneteskan air mata.
####
Onew begitu gelisah sekarang di rumahnya, Krystal sama sekali tidak bisa dihubungi dan ini sudah begitu larut. Sudah berapa kali ia mencoba, belum lagi menelepon teman-teman Krystal menanyakan keberadaan adiknya itu namun nihil, tidak ada kabar sama sekali.
Bodohnya di detik-detik terakhir ia baru ingat kalau GPS adiknya itu menyala. Ia membawa mobilnya menyusuri jalan. sampai di sebuah lorong, ia tidak yakin sebenarnya, tapi GPS adiknya itu menunjukkan bahwa ia berada di sana sekarang. Perasaan Onew tiba-tiba menjadi tidak enak. Sedang apa Krystal di tempat seperti ini pikirnya.
Pelan-pelan Onew menyusuri lorong gelap itu. lirih ia mendengar tangisan Krystal dari suatu ruangan di balik lorong yang ia susuri. Begitu masuk, pandangannya mengabur. Terlambat sudah, sangat terlambat.
"AAAAAAAA…. Hiks…hiks… miane oppa, miane, ini semua salahku." Krystal memeluk erat Key yang kini sudah dalam keadaan tidak sadar, bajunya terkoyak di beberapa tempat, terlihat banyak luka memar dan darah menghiasi tubuh mulus itu.
Onew terburu-buru mendekati Krystal dan Key. Ia shock melihat keadaan keduanya. Hampir tidak bisa berkata-kata. Sakit sekali melihat Key, kekasihnya itu dalam keadaan mengenaskan. Ia tahu pasti apa yang terjadi dengan Key melihat bagaimana kondisi namja itu sekarang. Frustasi, ia memeluk Key dan Krystal erat, ikut menangis dalam diam.
Namun Onew sadar ia tidak bisa terlalu larut dalam keadaan seperti ini. Ia harus segera membawa Key ke rumah sakit. Ia mengeluarkan handphonenya meminta bantuan.
"Minho ya, palli tolong aku. Cepatlah ke sini."
####
Key terbaring lemah di suatu ruangan dengan dekorasi putih dimana-mana. Di sampingnya Onew memegang erat tangan Key. Tampak tegar namun tidak, hatinya benar-benar hancur menyadari ia sama sekali tidak bisa menyelematkan kekasihnya dari keadaan seperti ini. Ia menatap wajah Key dalam, terlihat begitu damai, tapi begitu ia melihat ke sekujur tubuh Key ia tidak bisa mendeskripsikan apa yang sebenarnya Key rasakan. Sekarang Onew takut begitu Key membuka mata kondisi psikisnya akan jauh lebih buruk.
"ergh…"
"Key ? Key, kau sudah sadar"
Bukannya langsung menjawab, Key justru menangis lirih.
"miane Onew, aku tidak bisa menolong Krystal dan justru membuat diriku seperti ini."
Oh Tuhan, terbuat dari apa hati namja cantiknya itu pikir Onew, sempat-sempatnya ia minta maaf dalam keadaan seperti ini. Onew tidak membalas ucapan Key, ia memeluk Key erat, menemani tangisan Key sekarang. Dua orang kekasih itu larut dalam kesedihan.
"miane, aku tidak bisa menolong adikku sendiri dan telah membuat kau seperti ini sekarang, jeongmal mianhe Key."
Onew melepaskan pelukannya begitu ia menyampaikan rasa bersalahnya.
"Krystal, gwenchana ?"
Onew tidak bisa menjawab. Begitu Minho datang membantunya tadi, ia buru-buru membawa Key dan Krystal ke rumah sakit. Key langsung dilarikan ke UGD dan Krystal, ia memang tidak luka, hanya sedikit memar di pipinya akibat tamparan, tapi kondisi psikisnya sangat buruk. Ia terus berteriak dan berulang kali memohon maaf pada Key. Tidak menyadari sama sekali keberadaan Onew dan Minho. Dan sekarang Onew baru saja mendapatkan kabar dari Minho yang menemani Krystal bahwa adiknya itu mengalami trauma hebat. Bahkan ada kemungkinan adiknya itu Tapi mendengar pertanyaan Key dalam keadaan seperti ini, ia tampaknya harus berbohong.
"kau tenang saja, ia bersama Minho sekarang." Senyum Onew dengan hati perih.
"syukurlah. Onew ah, peluk aku lagi. Rasanya sangat dingin di sini."
Onew kembali memeluk erat Key. Key yang merasa nyaman lama-lama menjadi terlelap, kondisinya masih belum baik sekarang. Mengetahui kekasihnya telah terlelap, Onew kembali menangis sendiri. Menangisi permainan nasib pada hidupnya sambil tetap memeluk Key.
####
Beberapa minggu kemudian kondisi Key berangsur membaik. Namja cantik itu sudah bisa mendudukkan diri sekarang. Ia cepat pulih karena Onew selalu berada di sisinya. Namun kesembuhan itu semata-mata hanyalah pada fisiknya. Psikisnya? Jangan tanyakan, kalau saja Onew tidak berada di dekatnya ia akan menangis sendiri pilu menyadari kondisinya sekarang tidak pantas untuk menjadi kekasih Onew.
Kini Onew sedang menyuapi Key. Sedikit lega karena kondisi Key membaik dengan cepat sementara Krystal adiknya tetap sama. Krystal trauma berat dan harus dikarantina sekarang. Namun tidak sedikitpun Onew menunjukkan kesedihannya, sudah cukup ia melihat Key sekarang. Ia tidak mau membebani namja itu lebih banyak.
"aku tidak mau makan ini. Aku mual Onew." Key berbicara sambil menutup mulutnya.
"ayolah Key, kau harus makan. Kau mungkin hanya bosan dengan makanan rumah sakit. Kalau begitu kau mau makan apa? Aku akan membelikannya utukmu."
"ani, entah aku sekarang mual melihat makanan apa saja. Hoek…hoek…" Key kembali menunjukkan tanda-tanda ia akan muntah. Onew segera membawa Key ke kamar mandi.
"Key, gwenchana ?"
Key hanya menganggukkan kepalanya sembari menegluarkan sedikit cairan bening dari mulutnya. Ia berusaha keras tapi tidak ada yang bisa ia muntahkan padahal perutnya tetap merasa mual. Onew di belakangnya membantu memijit belakang leher Key. Sedikit demi sedikit Key kehilangan kesadarannya dan jatuh pingsan.
####
"ada apa dengan Key uiasanim? Apa kesehatannya memburuk lagi ?" tanya Onew.
Dokter baru saja kembali dari memeriksa Key. Kini ia menghadap Onew di ruang rawat Key sementara Key masih terlelap setelah adegan pingsan di kamar mandi tadi.
"maaf Onew shi, saya harus memberitahukan ini. Key shi tengah hamil sekarang, makanya ia mual-mual dan jatuh pingsan tadi. itu sering dialami oleh orang yang hamil, apalagi Key shi masih belum sembuh total."
Shock, adakah kata-kata yang dapat lebih mengammbarkan perasaan Onew sekarang ? ia masih bingung dengan kenyataan ini. Key, hamil? Tentu saja akibat pemerkosaan itu karena Onew tidak sedikitpun berani menyetuh kekasihnya itu. tapi bukan itu yang ia bingungkan. Onew bingung harus mengatakan apa pada Key nanti tentang kenyataan ini.
"ada berita buruk lain" kata dokter itu menambahkan.
"mwo ?" oh Tuhan, tidak cukupkah penderitaan Key pikir Onew.
"miane, tapi saya harus memberitahukan hal ini, key shi tidak hanya hamil, dia juga terkena HIV akibat pemerkosaan itu."
Hancur sudah pertahanan Onew, ia menangis lagi untuk kesekian kalinya tidak perduli bahwa dokter yang menangani Key masih di sana.
"Onew shi, saya harap Anda sabar. Anda juga harus bisa menguatkan Key shi, ia lebih membutuhkan Anda sekarang." Setelah berusaha menguatkan Onew, dokter itu keluar meninggalkan Onew yang masih terpuruk. Onew jatuh merosot ke lantai dekat pintu, pikirannya menerawang entah apa.
Sementara itu, Key yang berada di atas ranjangnya mendengar semuanya. Mendengar berita buruk lagi yang menimpa dirinya. Ia memang tampak terlelap dengan mata yang masih terpejam. Tapi buliran air mata terus mengalir dari dua mata tertutup itu.
TBC...
