Naruto©Mr Masashi Kishimoto
The Reason
SASUHINA, NARUSAKU
Rate M
Romance/ frienship
Typos, OOC, dan semua kekurangan dalam fict ini pasti ada.
Songfict pertama dariku, fict ini terinspirasi dari sebuah lagu dengan judul yang sama, mungkin diantara para reader merasa familiar dengan judul fict ini?..yup...The Reason song by Hoobastank, kalau mau kalian boleh denger dulu lagunya versi acoustic dan menghayati isinya, ini cuma kebetulan aku lagi dengerin lagunya eh..tiba-tiba kepikiran buat fictnya versi SH.
Happy reading.
Seorang wanita 30 tahunan itu tergolek lemah di atas ranjangnya, pergulatan dengan lawan jenisnya membuatnya kewalahan.
"Kau hebat sekali, aku sangat puas, ini terimalah hadiah untukmu anggap saja itu bonus karena kau membuatku senang hari ini." wanita cantik bersurai coklat itu menyerahkan amplop berisi lembaran uang yang cukup banyak pada orang yang berada di dekat ranjangnya, orang itu sedang memakai pakaianya kembali, orang itu menerima uang hasil ' kerjanya' dari wanita tersebut.
"Aku akan menghubungimu lagi nanti, oke?" ucap wanita itu lagi .
"Hn..." jawab orang itu kemudian dia pergi setelah 'pekerjaanya' selesai.
The Reason.
Suasana pagi di Konoha Highschool benar-benar ramai, para murid baru saja berdatangan, ada yang membawa mobil atau sepeda motor, dan ada juga yang berjalan kaki menuju sekolah atau ada juga yang memakai sepeda.
Seorang gadis bersurai indigo baru saja tiba, gadis itu turun dari mobil Mercedes c-class silver keluaran terbaru, dia tidak menyetir sendiri, gadis itu di antar ibunya tercinta.
"Selamat belajar sayang, nikmati hari pertamamu di sekolah." ucap sang ibu kemudian mengecup pipi putri kesayanganya itu.
"Ok mom, apa mama langsung ke kantor?" tanya si gadis pada ibunya.
"Ya, nanti mama akan menjemput Hanabi dulu, setelah itu mama akan menjemputmu saat pulang sekolah nanti." gadis itu mengangguk, mobil itu pun berlalu meninggalkan KHS, gadis itu tersenyum dan berbalik menghadap gedung sekolah yang berdiri kokoh di hadapanya.
"Hinataaaa..." empat orang gadis berteriak memanggil nama si gadis, mereka berlari menghampiri dan membuat kehebohan dengan suara mereka.
"Hai..." sapa Hinata pada keempat temannya, mereka berpelukan sambil meloncat-loncat seperti anak TK.
"Kapan kau tiba? kenapa tidak memberi tahu kami, dasar payah." ucap teman Hinata yang bernama Karin, Hinata hanya terkikik melihat temanya cemberut.
"Hey, mata empat kau ini bukanya menyambut malah merajuk yang penting Hinata kan sudah ada di Jepang." ucap teman satunya lagi yang bersurai pink." Ino pig kau berpikir sama denganku kan?" ucapnya lagi.
"Kau benar, Sakura jidat." jawab Ino pada Sakura
"Haha...kalian bertiga sama saja, sama-sama bodoh." Tenten tertawa lepas melihat temanya saling mengejek.
"DIAM KAU KEPALA KERBAU!" teriak Karin, Sakura, dan Ino bersamaan, Hinata mengernyit kemudian tertawa.
"Kepala kerbau?" tanya Hinata pada temanya.
"Ya, kau tidak lihat dua cepol di kepalanya itu, semua orang menyebutnya seperti kerbau." jawab Sakura, Hinata tertawa lepas, Tenten tidak terima dan sedikit marah.
"Hey, Hinata kenapa tertawa seperti itu? kau mau kubalas ya?" ucap Tenten sangar, Hinata diam seketika dan mengusap air matanya yang keluar karena tertawa.
"Guys, apa kalian ingat julukan Hinata waktu di SMP?" tanya Tenten, ketiga temanya langsung menatap Hinata dan menyeringai, Hinata terkejut.
"Ja..." Hinata berusaha menghentikan temanya.
"HANTUUUUU..." teriak keempat teman Hinata, mereka semua tertawa.
"Guy's, ayolah itu tidak seru." ucap Hinata
"Hahaha...kau ingat, Sasori barbie menyebutmu hantu karena matamu." ucap Sakura, gadis itu masih terpingkal.
"Ck...si barbie itu memang menyebalkan, dia tidak melihat kecantikanku." jawab Hinata dengan penuh percaya diri.
"Tentu saja, yang cantik menurut Sasori itu adalah boneka-bonekanya, hah, anak itu memang payah." mereka bernostalgia dengan mengingat salah satu temanya waktu SMP.
"Sudahlah, bagaimana kalau sekarang kalian menunjukan di mana kelas kita?" ajak Hinata semua temanya setuju, mereka berjalan berangkulan sambil bercanda tawa.
Sesampainya di kelas baru, Hinata di sambut teman-teman barunya, ada yang menatap kagum terutama murid laki-laki, dan yang perempuan hanya sedikit iri pada Hinata.
"Ho...ho...Sakura, jadi ini murid baru pindahan dari Amerika yang kau sebutkan?" tanya seorang pemuda bernama Toneri.
"Ya kau benar Toneri, dan dia adalah sahabatku." jawab Sakura.
"Dan namanya adalah Hinata." lanjut Sakura.
"Ouh...Hallo Hinata salam kenal, aku Otsutsuki Toneri." ucap Toneri dengan tatapan memuakkan bagi Hinata, pemuda itu melihat dari bawah sampai atas tubuh Hinata.
"Salam kenal juga, Toneri-san!" balas Hinata dengan malas.
Semua murid yang ada di kelas menghampiri Hinata untuk berkenalan, jam pelajaran memang belum di mulai jadi mereka masih ada waktu untuk mengobrol.
"Sakura kau masih ingat dengan tradisi sekolah kita?" tanya gadis bernama Saara, seketika wajah Sakura menjadi cerah, ya sekolah mereka ini memang punya tradisi yang di buat para siswa seniornya.
"Dengar semuanya." teriak Sakura di depan kelas, semua murid memfokuskan perhatian pada Sakura, kecuali murid bernama Shikamaru yang tertidur di bangkunya.
"Apa kalian masih ingat tentang tradisi sekolah kita?" semua murid di dalam kelas bersorak dan menatap ke arah Hinata.
'Ada apa ini? aku merasakan firasat buruk.' batin Hinata menggumam, Sakura menatap Hinata dengan menaik turunkan alisnya, Hinata mengernyit melihat tingkah Sakura.
"Hey Hinata, apa kau tahu? di sekolah ini ada sebuah tradisi yang harus di lakukan oleh para murid baru, mereka harus bisa menghadapi tantangan dari para murid lain, dan kau tidak bisa menolak, karena kau akan di anggap pecundang oleh kami semua kalau tidak mau melakukanya, jadi sebagai murid baru kau harus menerima tantangan dari kami." ucap Sakura panjang lebar, Karin, Ino, dan Tenten tersenyum penuh arti.
Hinata menelan saliva, tantangan mereka bilang? kenapa apa Hinata takut? tidak, Hinata tidak akan takut dengan tantangan apapun, paling mereka cuma mau menyuruh Hinata menggoda cowo populer, sebagai seorang Hyuuga, Hinata di ajarkan untuk menjadi pribadi yang kuat dan tegas, jadi tantangan kecil seperti itu Hinata akan melakukanya dengan mudah.
"Bagaimana Hinata? apa kau setuju? aku yakin seorang Hyuuga tidak mungkin mundur." ucap Sakura.
"Apa tantanganya?" tanya Hinata, semua temanya tampak antusias.
"Hm..tantanganya adalah...challenges kissing." jawab Sakura enteng.
'What the...'
"Apa...? kau sudah gila Sakura? kenapa seperti itu? a-aku.." Hinata mencoba menawar pada Sakura.
"Ayolah, itu kan cuma sebuah ciuman, hanya satu ciuman saja, kurasa itu tak berarti apa-apa." jawab Sakura sedikit merayu.
Apa dia bilang? cuma? hanya?, Sakura jidat dan permainan bodohnya, bukan apa-apa Hinata belum pernah berciuman bahkan kalau dia berhasil melakukanya itu berarti ciuman pertamanya akan hilang, Hinata harus melupakan sensasi ciuman pertamanya jauh-jauh.
"Kalau Hinata mau, aku bisa menjadi partnermu?" ucap Toneri yang dari tadi ikut nimbrung, Hinata memberikan deathglare pada Toneri dengan gratis.
"Dasar konyol, tapi baiklah bagaimana cara bermainya?" tanya Hinata, terus terang saja Hinata tidak mau moment first kissnya dia berikan pada sembarang orang, salahkan sekolah ini dan tradisi konyol dan bodohnya.
Semua murid yang menyimak sedari tadi bersorak dan memberikan jempol mereka kepada Hinata, simbol penyemangat atas keberanian Hinata, sebagai seorang Hyuga , Hinata tidak boleh kalah.
"Cara bermainya, kau pejamkan matamu, saat bel berbunyi sebagian murid yang ada di luar akan masuk, kau berbalik dengan tetap memejamkan matamu, setelah itu kau cium salah satu dari mereka baik itu perempuan maupun laki-laki, ..nah..mudah kan Hinata?" jelas Sakura, Hinata mengangguk walaupun sebenarnya tubuhnya gemetaran dan telapak tanganya terasa dingin.
"Kalau kau beruntung kau akan mencium salah satu siswa yang tampan atau siswi yang culun, atau guru killer kita, Orochimaru sensei."ucap Ino bergidik, Sakura tertawa.
"Ino benar , aku ingat, waktu itu Ino juga mendapat tantangan yang sama, Ino hampir saja mencium lee si mata bulat itu." ucap Sakura dan menunjuk temanya bernama lee, Hinata terkejut dilihatnya lee si mata bulat rambutnya seperti mangkok, Hinata tak bisa menahan tawanya.
"Tertawalah Hinata di luar sana masih ada Chouji, si tubuh gempal, dan pipinya 10 kali lebih chubby dari pipimu." ucap Ino.
"Tapi untung saja Shikamaru menghalanginya dan Ino tidak jadi mencium lee, Ino malah berciuman dengan si pemalas yang lagi tidur itu." sekarang Karin yang bersuara.
"Tenang Hinata di luar sana masih ada beberapa siswa yang tampan, Gaara, Sai, Naruto, Utakata, Sora, yah walaupun ada juga beberapa siswi dan guru kita." ucap Sakura.
"Tunggu Sakura, Uchiha Sasuke juga belum datang, jangan sampai Hinata menciumnya." itu suara Tenten.
"Eh? ..memangnya siapa dia?" tanya Hinata heran.
"A-aaa, ..i-itu, sudahlah jangan di pikirkan ." jawab Sakura gugup.
"Baiklah Hinata kau harus berciuman selama satu menit, kalau waktunya habis aku akan membunyikan peluit ini..hihi." Sakura tertawa cekikikan dan menunjukan peluitnya.
"Dasar gila, kenapa kalian mengerjaiku seperti ini." gerutu Hinata.
"Maaf ini peraturan, sayang." jawab Sakura berpura-pura sedih.
Bel berbunyi nyaring, jantung Hinata berdegup kencang karena gugup, gadis itu mulai menutup matanya.
'Hwaaa..ciuman pertamaku, akan hilang' Hinata menangis dalam batinya.
Suara langkah kaki terdengar, beberapa orang di antaranya terdengar mengobrol, bagaikan gerakan slow motion semua orang melihat dengan mulut menganga, Hinata tidak bisa melihat siapa saja yang datang, dari arah pintu beberapa siswi melewati Hinata begitu saja, setelah itu muncul seorang pemuda dengan rambut hitam dan juga mata yang hitam, kulitnya sangat pucat, setelah itu di susul beberapa pemuda lainya, rambut blonde, merah, abu dan hitam, mereka juga melewati Hinata begitu saja.
'Hinata kenapa diam saja, lakukan sekarang' batin semua teman Hinata.
Helaian rambut Hinata terbang, karena angin dari luar pintu.
'Ya ampun Orochimaru sensei ada di depan pintu, Hinata kau akan tamat'
Hinata menggerakan tanganya, semua murid menutup mata, Orochimaru berada dua langkah dari Hinata, sampai pada akhirnya Hinata merasakan seseorang mendekatinya, tanpa ragu dan sangat terpaksa Hinata menarik kerah kemeja orang yang ada di depanya kemudian menempelkan bibirnya pada orang itu.
Semua murid semakin menganga, mata mereka terbuka lebar, tapi ada juga yang mimisan dan mulut yang penuh air liur.
Kedua mata Hinata masih tetpejam, tapi gadis itu bisa mencium wangi tubuh dari orang yang sedang di ciumnya, wangi maskulin yang entah kenapa Hinata menyukainya, namun Hinata terkejut saat orang itu tiba-tiba merangkul pinggangnya dan membalas ciumanya, bahkan bibir Hinata di lumat habis orang itu.
Semua murid sibuk mengeluarkan ponsel mereka dan mengabadikan moment tersebut.
Sementara Hinata tengah dongkol orang di depanya sudah berani kurang ajar pada dirinya, kenapa waktu satu menit terasa satu tahun bagi Hinata.
'Sakura cepat tiup peluitnya dasar bodoh.' umpatan Hinata dalam batinya, akhirnya Hinata mencoba membuka mata, hal pertama yang dilihatnya adalah wajah khas seorang pemuda, rambut raven, matanya terpejam Hinata tidak bisa melihat iris matanya.
Ino melihat catatan waktu di ponselnya, dan cepat menyikut ke arah Sakura yang masih terpaku.
Sakura membulatkan matanya
'Apa tiga menit, gawaatt, Hinata bisa mengamuk'
Dengan segera Sakura meniup peluitnya, Hinata yang mendengar segera melepas ciuman dan segera menjauhkan dirinya.
"Wow, ciuman yang manis, apa kau mau melakukanya lagi?" pemuda itu mendekat Hinata mundur karena takut, sekarang Hinata melihat iris mata pemuda itu, sewarna jelaga malam, sangat gelap namun mempesona Hinata tidak memungkiri hal itu, bahkan pemuda itu adalah lelaki tertampan yang pernah Hinata lihat, terdengar berlebihan tapj itu kenyataanya.
"UCHIHA? apa yang kau lakukan? cepat duduk di bangkumu.!" teriak guru killer yang baru saja selesai mengambil buku-bukunya yang terjantuh.
Pemuda itu mengalihkan pandangan pada sang guru, mengedikan bahu kemudian melewati Hinata begitu saja.
"Dan kau murid baru perkenalkan dirimu!" perintah sang guru, Hinata segera berdiri di depan kelas dan memperkenalkan diri.
"Hallo,...namaku Hinata, pindahan dari Amerika, mohon bantuanya, terima kasih." ucap Hinata dengan membungkukan tubuhnya.
Hinata kembali duduk bersama Karin, tapi sebelum duduk tanpa sengaja matanya bertatapan dengan pemuda tadi, Hinata sebal melihat seringaiannya dan Hinata mendapat kedipan genit dari mata pemuda itu, 'menyebalkan'.
The Reason
"So, apa kalian mau menjelaskan tentang kejadian tadi?" tanya Hinata pada keempat temanya, mereka tengah duduk di kantin, sekarang adalah jam istirahat, keempat temanya tanpak gugup.
"Kenapa kalian bertingkah seperti itu, katakan padaku siapa itu Uchiha Sasuke? sebelumnya aku mendengar Tenten berharap aku tidak mencium pemuda itu, apa penjelasan kalian sekarang." tanya Hinata dengan tatapan serius.
"Jangan ada yang berani berbohong padaku." lanjut Hinata.
"Kalian tahu dia menyebalkan, dia sudah berani menyentuhku." ucap Hinata akhirnya dengan suara merajuk.
"Dasar manja, tingkahmu membuatku mual, Hinata, sudah jangan dipikirkan, aku cuma keceplosan saat berbicara." jawab Tenten.
"Bohong, aku tidak percaya padamu" jawab Hinata dengan menjulurkan lidahnya.
"Ish kau ini..." balas Tenten.
"Uchiha Sasuke, dia punya reputasi yang buruk di sekolah ini." Hinata terdiam mendengar Karin bersuara.
"Semua orang enggan berteman denganya" lanjut Karin.
"Eh?..kenapa?" tanya Hinata heran, wajah Karin terlihat serius.
"Karena Sasuke bersikap dingin pada semua orang, dia juga berandalan di sekolah ini." jawab Karin, Hinata melongo, bersikap dingin katanya?.
"Kau juga bohong ya? sikap dingin dari mana? dia begitu genit, dia mengedipkan mata sambil menyeringai, apa itu di sebut sikap yang dingin?" protes Hinata, pada Karin.
"Justru itu, kami juga merasa aneh, tidak biasanya dia bersikap seperti itu." kali ini Ino yang berbicara.
"Ini pertama kalinya Sasuke bersikap nakal, apalagi pada seorang gadis, bahkan biasanya dia tidak pernah menjawab sapaan dari teman-temannya." Ino tampak berpikir.
"Dia bersikap baik pada rekan kerjanya saja." tambah Sakura yang dari tadi terdiam.
"Heuh..? rekan kerja? memang apa pekerjaanya?" tanya Hinata penasaran.
"Dia itu seorang..."
"Wedding singer!" ucapan Tenten terhenti karena Karin menyelanya, Karin menatap Tenten serius.
"Wedding singer?" beo Hinata pada Karin.
"Ya, bersama Naruto, Gaara dan juga Sai, Sasuke membuat grup band, mereka juga kadang tampil di pesta-pesta pernikahan." tambah Sakura lagi, sedsngkan Hinata hanya membulatkan bibirnya berbentuk huruf o.
"Sudahlah kenapa jadi membicarakan dia, bukahkah kau bilang dia menyebalkan." ucap Karin malas, semua temanya hanya tesenyum kikuk.
Bel pulang sudah berbunyi Hinata sudah keluar bersama keempat temannya, satu persatu dari mereka pergi, tinggal Hinata yang berdiri di depan gerbang menunggu jemputan ibunya, sudah lima belas menit berlalu tapi belum ada tanda-tanda ibunya muncul.
Drrrttt...Drrrrtt
Ponsel Hinata bergetar, nama sang ibu tertera di layar ponselnya.
"Hallo, mom, kenapa lama?"
'Maaf sayang mama tak bisa menjemputmu, ada pekerjaan yang belum selesai, Hanabi sudah di jemput supir, bagaimana kalau kau naik taxi saja, jangan naik bis.' ucap sang ibu di sebrang sana.
"Hm...baiklah." Hinata menutup saluran telponnya.
'Mau cari taxi di mana? padahal tadi Sakura mengajak pulang bersama.' Hinata kebingungan semua temannya sudah pulang.
"Butuh tumpangan?, aku bisa mengantarmu?" Hinata mendongak, ekspresi terkejut sangat terlihat di wajahnya.
Di depan Hinata seorang pemuda dengan suara bariton tengah memberhentikan sepeda motor Ducati hitamnya, helmnya belum dia pakai, pemuda itu juga memakai jaket hitam, Hinata terpana melihatnya.
'Aah..ya ampun tampan sekali, damt it'
'Kereeeeennn'
"Tidak..!" Hinata menggeleng cepat, yang dia ingat adalah bibir pemuda itu, Hinata memukul kepalanya sendiri.
'Ingat Hinata dia itu menyebalkan'
"Kau akan menyesal." ucap pemuda itu lagi, Sasuke, tak lupa seringaian di bibirnya.
'Benarkan? dia memang menyebalkan'
"Aku sedang menunggu taxy." ucap Hinata berusaha terlihat sombong.
"Baiklah.." Sasuke memakai helmnya dan melajukan motornya, pergi begitu saja dan membuat Hinata semakin dongkol.
Hinata berjalan dengan menghentakkan kakinya, sebuah taxy muncul dari arah Sasuke menghilang tadi, Hinata senang karena ada taxy yang lewat, setelah memutar arah taxy itu pun berhenti di depan Hinata.
"Syukurlah, pak ke jalan perumahan Lavender." ucap Hinata pada supir taxy saat sudah masuk ke dalam taxy.
"Baik nona." jawab supir taxy tersebut.
"Untung saja bapak lewat, jalan ini sepi sekali." ucap Hinata setengah bergumam.
"Oh ..daerah sekolah nona memang jarang taxy yang lewat, itu kan sekolah elit, rata-rata siswanya membawa kendaraan pribadi, kalau bukan karena teman nona menyuruhku, saya juga tidak akan lewat ke sana." ucap supir itu lagi.
"Teman?.."Hinata mengernyit, teman mana yang di maksud supir itu.
"Tadi teman laki-laki anda yang naik sepeda motor, dia bilang anda sedang menunggu taxy." jawab supir itu lagi.
"Oh..begitu ya?" jawab Hinata dengan senyum masam.
Sore hari setelah pulang sekolah Hinata segera membersihkan dirinya, sang adik Hanabi sudah menunggunya di ruang keluarga, mereka punya kebiasaan menonton bersama, saat tengah asyik menonton dorama favorit, ibunya pulang dan disambut kedua putri kesayanganya.
"Kalian bersiaplah mama akan mengajak kalian berdua jalan-jalan, dan kita juga akan makan malam di luar." Hinata dan Hanabi terlihat begitu senang.
Sesuai rencana mereka bertiga, ibu dan kedua putrinya itu berjalan-jalan walaupun hanya di sebuah mall, mereka juga makan malam di salah satu restoran yang berada di dalam mall.
Menghabiskan waktu yang berharga bersama keluarga sangat menyenangkan, ibu Hinata seorang wanita karir menggantikan suaminya yang berada di luar negri, Hikari tidak tinggal bersama Hiashi suaminya di Amerika, Hikari lebih memilih bersama anaknya, karena mereka membutuhkan pengawasan dari sang ibu dari segala macam pergaulan yang buruk.
Sebisa mungkin Hikari mengontrol kegiatan kedua putrinya, terutama Hinata, usia Hinata yang baru 17 tahun membuat Hikari sedikit cemas, apalagi melihat gaya hidup dan pergaulan anak muda jaman sekarang begitu tidak terkendali, sex bebas, narkoba, dan kriminal, semua hal negatif itu membuat Hikari merinding.
Setiap saat Hikari memberi wejangan pada kedua putrinya supaya tidak terjerumus dengan segala bentuk perilaku yang buruk, dan beruntung kedua putrinya itu begitu penurut walaupun Hanabi sedikit tomboy, tapi gadis 14 tahun itu bisa memegang teguh nilai-nilai yang di ajarkan dalam keluarganya.
Hinata bersama ibu dan juga adiknya tengah melewati toko pakaian wanita, mereka bertiga berniat masuk tapi tiba-tiba seorang wanita memanggil ibunya.
"Hikariiii..." ketiga perempuan itu mengalihkan pandangan pada wanita cantik seusia Hikari, wanita cantik dengan warna merah di bibir, hidung mancung, bulu mata yang indah dan lentik, cantik.
"Meiiiii..." ibu Hinata juga berteriak dan memanggil nama temannya, mereka berdua berpelukan.
"Kapan kau datang dari Amerika?" tanya teman Hikari yang bernama Mei.
"2 hari yang lalu, kau sedang apa di sini?,oh kenalkan kedua gadis cantik ini adalah putriku, Hinata dan Hanabi."Hikari memperkenalkan kedua putrinya pada Mei.
"Hallo..aku Mei Terumi teman kuliah ibu kalian,..Wah mereka manis sekali, aku sedang berkencan, teman kencanku sedang ke toilet." Hinata dan Hanabi membungkukan badanya sebagai tanda hormat.
'Berkencan?' batin Hinata dan Hanabi.
"Sejak bercerai dengan suamiku, aku kesepian jadi aku berkencan saja." Hinata membulatkan bibirnya membentuk huruf 'O, Hinata mengeluarkan ponsel yang berada di tas kecilnya karena ada notifikasi dari akun media sosialnya.
"Nah itu dia teman kencanku." ucap Mei dengan kegirangan, Hanabi menyikut ke arah Hinata, tapi kakaknya itu malah asyik memainkan ponselnya, Hanabi dan ibunya membulatkan mata sedangkan Hinata tidak peduli, karena asyik bermain ponsel.
"Kenalkan mereka adalah temanku dan kedua putrinya." orang itu membungkukan badannya.
Hanabi masih menarik-narik baju Hinata.
"Dan namanya adalah...Uchiha Sasuke." gerakan tangan Hinata di ponselnya berhenti, dengan perlahan Hinata melihat ke arah pemuda yang sedang mengangkat tubuhnya kembali.
Tubuh Hinata membatu, tatapan mereka bertemu, ekpresi terkejut terlihat dari masing-masing wajah mereka.
Hinata dan Sasuke.
'Uchiha Sasuke...?'
'Hyuuga Hinata...?'
To be continue.
Hai ketemu lagi di fict baru, semoga readers suka...
Review, favs and foll nya di tunggu lho...
Ga banyak ngomong
Selamat membaca
Salam aisyaeva...
