Halo Minna-san, salam kenal! Saya newbie disini, dan ini cerita pertama saya. Mohon maaf kalau banyak salahnya. Cukup sekian & terima kasih.
Happy reading!
OUR STORY
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Genre : Hurt/Comfort & Romance
Rated : T
Pairing : SasuSaku
Chapter 1
-Sakura POV-
"Kau menyebalkan."
Aku membuka mataku perlahan, mimpi itu lagi. Selalu kata-kata yang sama.
Tidak bisakah kata-kata itu lenyap dari mimpi-mimpiku, malam-malamku, sekali saja? Apa cuma itu satu-satunya pengingatku padamu, Sasuke-kun? Benarkah begitu? Kurasa walaupun ingin, aku tidak akan pernah bisa melepaskan kata-kata itu. Karena hanya dengan kata-kata itu sajalah aku bisa percaya, bahwa kita pernah berada dalam kehidupan yang sama. Bahwa kau pernah ada, walau hanya sesaat.
Kau tahu? Otakku selalu berpikir bahwa aku bodoh, bodoh karena mengharapkanmu, bodoh karena menunggumu. Tapi apakah kau tahu? Hatiku selalu menentang otakku, dan yang lebih bodoh lagi, aku mengikuti kata hatiku. Melakukan perbuatan bodoh seperti menunggu dan mengharapkanmu.
Menunggumu. Selalu tentang hal itu. Tidak ada kah hal lain yang kau tinggalkan, selain hal itu? Aku tahu ini memang pilihanku, aku tahu aku masih punya kehidupan. Aku masih bisa hidup tanpamu, tapi aku memilih hal yang membuatku tersiksa. Aku memilih menunggumu, memilih mengharapkanmu masuk ke dalam kehidupanku, mengharapkan aku masuk ke dalam kehidupanmu. Sekali lagi, selalu tentang hal yang sama.
Apakah aku salah mengikuti hatiku? Apakah aku tidak boleh mengharapakan kebahagiaan dengan caraku sendiri? Tidak bolehkah aku sedikit egois, bukan, bukan sedikit egois, tapi sangat egois, untuk mendapatkanmu? Walaupun aku mengorbankan orang lain, mengorbankan orang sekitarku, mengorbankan Naruto, untuk mendapatkanmu?
Lalu aku teringat dua hal. Senyummu dan kata itu
"Terima kasih."
Bagaimana mungkin aku bisa berpaling, kalau senyummu selalu membayangiku? Bagaimana mungkin aku bisa berhenti berharap, kalau kata itu lah yang ku dapat darimu?
Pada akhirnya aku selalu tahu, bahwa aku tidak akan bisa, dan tidak akan pernah mau melepaskanmu, walau otakku memaki hatiku, walau pada akhirnya hatiku hanya membawaku pada kehancuran, kehampaan, kesendirian, dan penantian panjang, aku tidak akan pernah menyesal. Jauh di lubuk hatiku, aku tahu, bahwa masih ada harapan, walaupun hanya sedikit, bahwa kau akan berpaling padaku.
Lebih baik merasakan sakit, daripada memilih melupakanmu, daripada memilih meninggalkanmu, daripada memilih tidak mengenalmu.
"Aku masih menunggumu, Sasuke-kun. Dimanapun kau berada, kau harus mengetahuinya."
-End of Sakura POV-
*Our Story*
-Normal POV-
DOK... DOK... DOK...
"Sakura-chaaan, ini aku Naruto. Ayo buka pintumu!" Teriak Naruto di depan pintu Apartemen Sakura keesokan paginya.
CKLEK
"Ada apa Naruto? Kau ini pagi-pagi ribut di depan pintu orang lain. Mengganggu tetangga tahu." Seru sakura setelah membukakan pintu untuk Naruto sambil mengucek matanya.
"Kau baru pulang misi kan? Kenapa langsung kesini? Kau tidak pulang ke rumahmu dulu tadi? Ayo masuk dulu."
"Itu... Teme Sakura-chan, Teme..." Kata Naruto dengan wajah panik.
DEG... Hati Sakura langsung mencelos mendengar nama itu.
"Kenapa dengan Sasuke-kun, Naruto? Ada apa dengannya? Cepat beritahu aku!" Serunya sambil mencengkram erat lengan Naruto.
"Tadi, saat perjalanan pulang dari misi, aku bertemu Teme! Dia... Dia pulang Sakura-chan, Dia pulang ke sini, ke Konoha!"
Sakura merasakan air mata menggenang di pelupuk matanya. "Benarkah itu, Naruto? Sasuke-kun... Benar-benar pulang?"
"Tentu saja! Mana mungkin aku bohong kepadamu tentang hal ini. Ayo kita menemuinya, Sakura-chan, sekarang dia ada di kantor hokage, dia sedang diinterogasi Tsunade-Baachan!" Seru Naruto sambil menarik tangan Sakura dan membawanya ke kantor Hokage.
"Benarkah kau pulang Sasuke-kun? Apakah itu berarti aku tidak perlu menunggumu lagi? Apakah penantianku telah berakhir? Benarkah itu, Sasuke-kun?"
-Di Kantor Hokage-
BRAK!
"Temeee! Kau Pulang! Ayo masuk Sakura-chan." Seru Naruto sambil menarik tangan Sakura masuk ke dalam kantor Hokage.
"Naruto! Jangan teriak-teriak di kantorku!" Terdengar suara Tsunade menyahut dari dalam kantornya.
"Kau masih tetap berisik, Dobe."
"Suara itu... Suara Sasuke-kun..."
Hal pertama yang ada di pikiran Sakura saat akhirnya melihat Sasuke-kun nya di kantor shisou nya adalah berlari menerjangnya, dan memeluknya. Tapi pikiran itu seketika lenyap, saat matanya melihat ke arah lengan Sasuke. Lengannya... Sedang digandeng tangan seorang wanita.
Air mata mengalir di pipinya saat melihat pemandangan itu. Langkahnya seketika terhenti di depan pintu kantor sang shisou. Hal pertama yang melintas di pikirannya adalah...
"Kami-sama... Apakah aku masih harus menunggu?"
To Be Continued
Huhuhu, maaf kalau banyak salah ya Minna-san! *bungkuk-bungkuk*
Ini fict pertama saya, mohon kritik & sarannya, itu pun kalau masih ada yang mau & berkenan untuk melakukannya.
Arigatou..
