From Zero to Hero


Summary:

Ia lebih lemah dari Hakuei, dan larinya lebih lambat dari Kougyoku. Alibaba baru tahu kalau Judal sama sekali tak berguna tanpa sihirnya yang oh-sangat-mengagumkan itu.


Tidak pernah sekalipun terpintas dalam pikiran Magi hitam itu kalau ia akan terjebak bersama orang yang tidak ia sukai di planet antah berantah dimana ia tak dapat menggunakan sihirnya.

"Judal, kau mau ke mana? Itu bukan arah yang benar."

"Berisik!" seru Judal kesal. "Aku tidak mau bersama dengan orang sepertimu, Alibaba!"

Judal menghentakkan kakinya kesal, kemudian berjalan menjauhi Alibaba—pangeran ke tiga Balbadd yang selalu mengganggu rencananya. Ia adalah orang ke dua yang Judal benci setelah Sinbad.

Ia tidak percaya harus terjebak di antah berantah dengan Alibaba. Lelaki yang selalu bertindak bodoh, tidak terduga, naif sekali dan lemah—oke, sebenarnya Judal tahu Alibaba tidak lemah, hanya saja Alibaba itu pesimis dan jarang menggunakan kekuatannya sampai maksimum karena ia selalu ragu-ragu. Dan Judal tidak suka orang-orang yang setengah-setengah seperti itu. Ia lebih suka orang seperti Hakuryuu.

Bagi Judal, jika ia harus menilai dari 1 sampai 10 untuk Alibaba, ia akan memberikan nilai 0. Nol—tidak ada. Tidak bernilai.

.

.

.

.

.

Krssk. Srrrt.

"Huh?"

Judal menghentikan langkahnya ketika melihat tanah didepannya menggunduk dan berubah dengan sendirinya. Alis kirinya meninggi, bingung. Hingga akhirnya keluar makhluk aneh—dan besar, juga berbahaya, barulah mata sang Magi itu membulat horror.

"HUAAAA!"

Tanpa disuruh, insting lelaki itu pun langsung menyuruhnya untuk berlari secepat mungkin. Berkali-kali Judal merapalkan mantra sihir dan mengayunkan tongkatnya, tapi hasilnya nihil. Sihirnya lemah sekali di dunia antah berantah ini.

Sial, pikir Judal. Aku lebih lemah dari Hakuei tanpa sihir, dan lariku lebih lamban daripada si cengeng Kougyoku!

Judal berpikir kalau ini adalah akhir dari hidupnya ketika makhluk aneh itu menangkapnya dengan tentakelnya dan hendak memakannya—sampai akhirnya sekelebat bayangan muncul dan memotong monster itu menjadi beberapa bagian dengan pedang kecil.

"Alibaba!?"

Lagi-lagi, ia diselamatkan oleh Alibaba.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Alibaba sambil memasukkan pedang kecilnya ke dalam sarungnya. Padahal masih ada beberapa makhluk aneh itu di belakangnya.

Urgh.

Judal tidak habis pikir. Rasanya ia kesal sekali harus ditolong manusia satu ini—ditambah dengan kondisi Alibaba sendiri yang hanya berupa roh. Tidak memiliki raga, tapi, ia lebih kuat dari Judal di sini!

"Kau ini benar-benar tidak berguna tanpa sihir, ya?"

"Berisik! Cepat selamatkan aku dan bunuh monster-monster yang masih ada!" seru Judal kesal.

Ia tidak mau mengakui kalau Alibaba yang tanpa raga itu mengejeknya dengan datar—nada datar dan wajah datar—itu terlihat keren.

Sial.

Alibaba si pangeran ke tiga Balbadd dan penakluk Dungeon, memang bukan hanya isapan jempol semata saja. Judal sebenarnya tidak mau mengakui kalau Alibaba itu kuat, dan terpaksa ia harus bergantung padanya.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Sial. Kenapa kau jadi seperti pahlawan, sekarang?"

"Huh? Apa?"

"Tidak. Lupakan."


Finish


A/n:

Entah kenapa waktu baca chapter (lupa) wkt si judal ketemu alibaba di planet antah berantah itu gue berasa terhantam batu bata gitu.

Mereka cute gitu bareng-bareng :"""")

Apalagi si Judal gak bergunanya kebangetan anjir. Ampe lari aja lebih lambat dari Kougyoku :"3 dan Alibaba yang nolongin dia itu, di mata gue keliatannya cool banget XD