Hello ini fanfic ke-4

Pairing ShikaIno 3

Fanfic yang ditulis karena ide yang sedang muncul wkawka :D Semoga bisa mengatasi kerinduan atas fanfic karya Author gaje==" ini

Kalau gak dapet feel ShikaIno-nya sorry dory strawberry smoothie smoothie yee!

DISCLAIMER : NARUTO © MASASHI KISHIMOTO

Happy Reading!

.

.

.

.

.

Seorang perempuan berambut blonde pirang panjang duduk di atas kursi café favoritnya. Gadis itu duduk sambil bermain handphone dan menunggu pesanannya. Setelah beberapa menit pesanan orange juice miliknya sudah berada di atas mejanya. Pelayan yang mengantarkan pesanan itu lalu pergi kembali untuk melanjutkan pekerjaannya. Gadis pirang ini masih dengan aktivitas lamanya, bermain handphone. Sudah 15 menit gadis itu duduk dalam posisi yang sama, tiba-tiba seorang gadis berambut pink duduk di hadapannya

"Gomen! Aku harus mengantar Sukara ke sekolah dan perjalanan ke sini macet!" kata gadis berambut pink pendek itu sambil duduk berhadapan dengan gadis pirang itu.

"Ya sudah tak apa!" kata gadis berambut pirang

"Bagaimana dengan kondisi rumah tanggamu, Ino-chan?" tanya gadis berambut pink

Si gadis berambut pirang—Ino hanya tersenyum paksaan. Setelah tersenyum, Ino meminum orange juice miliknya. Setelah meminumnya, Ino baru menjawab pertanyaan yang dilemparkan oleh lawan bicaranya

"Entahlah Sakura, aku tidak ingin membahas masalah ini dulu! Aku lelah!"

"Belum ada tanda-tanda?" tanya gadis berambut pink bernama Sakura ini.

"Kau bisa lihat sendiri!" jawab Ino yang mulai membasahi pipinya dengan cairan bening yang berasal dari mata aquamarine biru langitnya.

"Sabarlah ya Ino! Mungkin sekarang bukan saat yang tepat!" jawab Sakura menghibur sahabat dari kecilnya ini.

"Sudahlah aku mengajakmu karena ingin melupakan masalahku, bagaimana dengan Uchiha gadis kecilmu?" tanya Ino yang sudah mulai bersemangat lagi

"Sukara?"

"Ya siapa lagi! Kau memangnya punya anak berapa sih?"

"Mau dua" jawab Sakura sambil mengelus perut yang sudah mulai membesar miliknya sambil tersenyum.

"Perempuan lagi?"

"Sasuke dan aku inginnya laki-laki, tapi Sukara dia ingin adiknya perempuan"

Ino tidak merespon kata-kata sahabatnya, Ino hanya menunduk dan mulai meneteskan setetes demi setetes cairan bening. Sakura yang melihat sahabatnya menangis langsung berpindah posisi ke samping Ino dan mulai menempuk punggung Ino secara perlahan

"Aku tidak bermaksud un—"

"Sudah tidak usah dipikirkan aku memang istri yang tidak dapat membahagiakan suamiku sendiri"

"Ino kau tidak boleh berkata seperti itu, Shikamaru sangat mencintaimu"

"….."

"Buktinya Ia rela menunggumu dari kita masih duduk di Konoha Junior High School"

"Shikamaru pria yang cerdas dan juga baik. Tapi aku tidak bisa membahagiakannya!"

"Sudah. Kalau aku di sini malah membuatmu menangis lebih baik aku pulang saja!" ancam Sakura pada Ino. Sebenarnya Sakura tidak ingin mengancam sahabat baiknya sendiri, tapi Sakura terpaksa melakukannya. Ino yang mendengar ancaman dari sahabatnya itu langsung mengusap matanya yang tadinya dipenuhi air mata dan mulai memasang wajah seceria mungkin

"Gomen~! Ayo kita pergi ke toko baju! Tadi aku di sana lihat baju-baju yang bagus-bagus dan tentunya ada DISKON!" kata Ino. Sakura langsung tersenyum dan mulai menarik tangan sahabatnya untuk berdiri dan meninggalkan kursi café tadi, tentunya setelah menaruh uang untuk harga orange juice tadi.

.

.

.

.

.

Malam yang dingin dan gelap, Ino duduk di atas lantai halaman belakang rumahnya. Rumah yang sudah ditempatinya selama 3 tahun terakhir ini. Ino hanya melihat bulan dan bintang di atas langit sana. Ino melihat benda-benda langit itu tanpa bosan. Ketika Ino sedang melihat benda langit tersebut, tiba-tiba Ino melihat sebuah bintang jatuh. Ino langsung memejamkan matanya untuk meminta permohonan. Selesai mengucapkan permohonan, Ino membuka matanya dan dilihatnya sosok pria yang sudah sangat ia kenal bahkan ia cintai sekarang dan selamanya sudah duduk di samping kanannya.

"Kau minta apa?" tanya pemuda yang duduk di samping Ino tadi

"Aku tidak usah memberi tahumu, tentu dengan IQ lebih dari 200 mu itu kau dapat mengetahui segalanya" jawab Ino. Setelah Ino menjawab pertanyaan yang ditujukan kepadanya Ino lalu melihat benda langit itu lagi.

"Itu semua sudah Tuhan rencanakan, Nara Ino" jawab pemuda itu sambil membaringkan tubuhnya

"Ya aku tahu!"

"…."

"Oh ya Shika, Sakura hamil anak ke-2nya alias adik Sukara"

"Ck mendokusai~!" jawab pemuda di samping Ino yang bernama Shikamaru

"Merepotkan?"

"Bukankah di dunia ini banyak sekali hal-hal merepotkan?"

"Hah jangan bahas merepotkan, mendokusai, atau troublesome itu terlalu merepotkan!" jawab Ino

"Hei itu kata-kataku Nara Ino!"

"Kau kan sudah jadi milikku jadi apapun milikmu itu milikku juga! Blee" kata Ino sambil mengeluarkan lidahnya.

"mendokusai~!"

"Shikamaru kau kok tiba-tiba sudah duduk di sampingku?"

"Aku sudah mengetuk pintu, tapi kau tidak mendengarnya. Kebetulan pintunya gak dikunci jadi aku langsung masuk saja!" jawab Shikamaru.

"Hah.. tumben kamu berbicara panjang lebar?"

"Hah mendoku—" sebelum Shikamaru melanjutkan berbicara kata keramatnya, Ino sudah mengecup bibir Shikamaru dan berhasil membuat pipi Shikamaru menjadi merah. Ino yang melihat pipi suaminya memerah hanya tertawa

"Pipimu merah Shika!" kata Ino

"mendokusai~!"

"Haha.. bagaimana tugasmu di Nara Corp?"

"Biasa saja. Besok aku akan mengundang beberapa tamu untuk makan malam di rumah. Kau bisa siapkan makanan?"

"Hah itu gampang, kebetulan besok aku sedang libur di Konoha Hospital" jawab Ino.

"Ayo tidur!"ajak Shikamaru

"Tidur? Kau saja tidur duluan!" kata Ino. Tanpa meminta persetujuan dari istrinya—Ino , Shikamaru langsung mengangkat Ino ala bridal style . Shikamaru yang menggendong Ino menaiki anak tangga untuk menuju kamar peristirahatannya. Sesampainya di kamar Shikamaru langsung meletakkan Ino di atas kasur seperti barang berharga yang tidak boleh lecet sedikit pun.

"Shika lebih baik kau mandi dulu!" kata Ino mencari alasan

"Aku sudah mandi sebelum rapat tadi"

"Tapi badanmu bau Shikamaru!"

"Aku bisa gunakan parfum"

"Hmm.. ganti baju saja dulu!" kata Ino yang sudah mulai mengeluarkan keringat dingin

"Perlu baju ya?" kata Shikamaru sambil membaringkan tubuhnya di kasur. Ino yang sudah mulai panik hanya pasrah, Shikamaru lalu membaringkan tubuhnya di samping Ino.

"Sekarang pipimu yang merah!" kata Shikamaru.

Ino yang merasa dibohongi langsung memukul lengan Shikamaru pelan, "Ngga lucu, Nara Shikamaru!"

"Sudahlah aku lelah, tapi kalau kau ingin aku bisa" kata Shikamaru sambil menunjukkan senyum yang sudah membuat Ino ketakutan. Meskipun Ino sudah pernah melakukan hubungan suami-istri itu dengan Shikamaru, tapi Ino masih sedikit ketakutan. Malam itu Ino dan Shikamaru melakukan hubungan suami-istri untuk yang kesekian kalinya.

.

.

.

.

.

Seperti yang sudah rencanakan Shikamaru, Shikamaru mengajak beberapa teman kerjanya untuk makan malam di rumah. Ino yang akan menyambut tamu undangannya mengenakan gaun berwarna ungu tua selutut yang di balut dengan sebuah pita ungu muda yang mengikat bagian perut milik Ino. Shikamaru yang sudah mengenakan kemeja putih dan jas hitam berdiri tegap di samping Ino yang sedang menyambut beberapa tamu.

Selesai menyambut beberapa rekan kerja Shikamaru, Ino dan Shikamaru lalu menuju meja makan. Ino duduk di sebelah kanan Shikamaru. Beberapa rekan kerja Shikamaru, sudah Ino kenal. Perwakilan dari Hyuuga Corp. Hyuuga Neji yang tidak lain tidak bukan adalah saudara dari Uzumaki Hinata—istri Uzumaki Naruto didampingi dengan istrinya Tenten. Perwakilan dari Akimichi Chouji dengan istrinya Ayame. Perwakilan dari Inuzuka Corp. Adalah Inuzuka Kiba, pemuda yang pernah menyayangi Ino sewaktu masih duduk di Konoha Junior High School. Dan...

"Senang bertemu denganmu kembali Ino" kata seorang gadis pirang sama seperti Ino dengan ketus.

Ino melemparkan senyum manisnya kepada gadis itu, "Haha.. iya sudah lama ya Temari-chan, perwakilan dari Sabaku Corp. ?" tanya Ino

"Ya" jawab Temari. Pemilik perusahaan-perusahaan besar se-Konoha itu lalu makan malam, di tengah acara makan malam mereka semua membahas berbagai permasalahan terutama permasalahan kantor tentunya.

"Ah iya, besok ada perayaan ulang tahun keponakkanku Sabaku no Matsuga" kata Temari menyela

"Ah anak Gaara dan Matsuri ya? Yang ke berapa tahun Temari-chan?" tanya Tenten

"Iya, yang ke dua tahun. Datang ya kalian semua!" ajak Temari

"Ya pasti!" kata Chouji melirik istrinya Ayame. Ayame hanya membalas perlakuan suaminya dengan senyum manis.

"Ah iya bagaimana kabar Kankuro?" tanya Ino pada Temari

"Sangat baik. Dia sedang menunggu kelahiran anaknya yang pertama" jawab Temari sombong.

"APA? Kapan Kankuro menikah?" tanya Ino kaget.

"Setahun yang lalu, Kankuro sangat bahagia karena istrinya bisa memberikan keturunan kepadanya" kata Temari. Kata-kata Temari membuat ekspresi dari wajah Ino berubah, yang tadinya tersenyum sekarang berubah menjadi datar. Shikamaru dapat melihat kesedihan yang tergambar dari wajah Ino.

"Kau sendiri kapan menikah?" tanya Shikamaru. Temari dan orang yang berada di ruangan itu terkejut termasuk Ino. Ekspresi muka Temari yang tadinya menggambarkan kesombongan berubah menjadi datar sama seperti Ino. Tidak lama, Temari lalu tersenyum dan menjawab pertanyaan Shikamaru

"Seharusnya tiga tahun lalu aku sudah menikah" jawab Temari

"..." Semua orang di dalam ruangan itu diam dan menunggu jawaban Temari selanjutnya

"Namaku mungkin sekarang seharusnya sudah berubah" kata Temari menggantung kalimatnya

"..."

"Menjadi Nara Temari. Bukan hanya nama mungkin aku dan kau sekarang sudah memiliki buah hati yang cantik dan tampan" sambung Temari. Semua orang yang berada di ruangan itu kaget, Ino hanya diam.

"APA MAKSUDMU BERBICARA SEPERTI ITU?" bentak Shikamaru sambil berdiri

"Aku hanya menceritakan apa yang akan terjadi bila kamu memilih aku tiga tahun lalu" kata Temari sambil berdiri mengikuti Shikamaru

"Sudah aku bilang aku tidak pernah mencintaimu Temari. Aku hanya menganggapmu sebagai sahabat. Cintaku hanya untuk Ino. Sekali lagi aku pertegas hanya untuk INO!" kata Shikamaru yang sudah mulai emosi.

"Sudah, Temari-chan benar! Aku memang bukan istri yang sempurna" kata Ino sambil menyuruh Shikamaru untuk duduk kembali ke posisinya.

"Aku menyesal sudah mengundangmu dalam acara makan malam kali ini Sabaku no Temari!" kata Shikamaru yang sudah duduk di samping Ino kembali. Semua tamu undangan yang berada dalam ruangan itu kecuali Temari lalu berdiri.

"Shikamaru, daripada ada keributan di sini, kami pulang saja! Lain kali kita bicara lagi!" kata Neji yang langsung melangkahkan kakinya keluar dari kediaman Nara. Setelah yang lain keluar, di dalam ruangan itu hanya ada Ino, Shikamaru, dan Temari.

"Kau masih di sini?" tanya Shikamaru ketus

"Aku hanya ingin memperingatkan kau, besok jangan lupa datang ke rumah Gaara dan Matsuri" kata Temari sambil melangkahkan kakinya keluar dari kediaman Nara.

"Untuk apa? Setelah kejadian ini kau masih ingin mengundang kami?" tanya Shikamaru. Temari lalu berbalik menghadap Shikamaru dan Ino yang berada di belakangnya.

"Aku mengundang kau! Hanya kau! Jangan ajak gadis tak berguna itu!" kata Temari lalu menutup pintu kediaman Nara.

"Jangan dengarkan perkataan gadis kucir empat itu ya Ino" kata Shikamaru mencoba menghibur Ino.

"Seharusnya 3 tahun lalu kau memilihnya, bukan aku. Ini hanya karena wasiat dari Touchan , seandainya Touchan tidak memberikan—" sebelum Ino melanjutkan kata-katanya jari telunjuk Shikamaru sudah menutup mulutnya.

"Jangan salahkan Touchan! Aku menikahimu bukan karena Touchan,tapi karena cinta" kata Shikamaru. Ino yang mendengar kata-kata Shikamaru langsung memeluk Shikamaru dan menangis dalam pelukan Shikamaru.

"Arigatou~ Shika-kun! Sudah mau menerimaku apa adanya dan mencintaiku" kata Ino

"Kochira koso!" kata Shikamaru.

.

.

.

.

.

Siang itu, Ino masih memeriksa beberapa anak kecil di Konoha Hospital. Ino memang seorang dokter yang cerdas, walaupun Sakura lebih hebat dibanding Ino. Tapi Ino termasuk dokter yang cerdas. Maka dari itu Tsunade mempercayai Ino untuk menjadi dokter anak di Konoha Hospital. Jam makan siang sudah lewat tapi Ino belum menyantap makan siangnya. Ketika Ino sedang memberikan imunisasi pada seorang anak perempuan berusia 3 tahun, Shikamaru masuk ke ruangan Ino.

"Shika? Ada perlu apa kau kemari?"

"Aku ingin menjemputmu untuk makan siang"

"Sebentar aku harus menjaga anak ini dulu" kata Ino

"Menjaga? Kau dokterkan? Bukan babysister?" tanya Shikamaru.

"Aku dokter. Kaachan-nya lagi pergi ke toilet dulu" kata Ino

"mendokusai~!" kata Shikamaru. Shikamaru lalu menuju tempat tidur yang biasanya di gunakan Ino untuk memeriksa anak-anak yang sakit. Di atas tempat tidur itu terdapat seorang gadis kecil berusia 3 tahun. Rambutnya hitam, matanya hitam, dan kulitnya putih. Shikamaru lalu bermain dengan gadis mungil ini, gadis mungil ini pun tampak senang bermain dengan Shikamaru.

"Kau sayang dengan anak ini Shika?" tanya Ino sambil menuju Shikamaru dan gadis mungil itu berada.

"Tidak"

"Lalu? Kenapa kau selalu mengajaknya bermain?" tanya Ino yang sambil mengikuti Shikamaru bermain dengan gadis mungil ini.

"Aku suka gadis mungil ini. Tapi aku tidak sayang dengannya"

"Kenapa?"

"Karena aku akan lebih menyayangi anak kita nanti" kata Shikamaru. Ino yang mendengar kata-kata Shikamaru hanya memberikan senyum terbaiknya. Ino lalu mengangkat gadis kecil ini dan menidurkannya dalam gendongannya.

"Kau pantas menjadi ibu!" kata seseorang dari belakang Shikamaru dan Ino. Rupanya ibu dari gadis mungil ini sudah kembali dari toilet.

"Kurenai-sensei?" tanya Shikamaru

"Haha.. rupanya kau masih ingat denganku Shikamaru"

"Mana mungkin aku melupakan Kurenai-sensei, maafkan aku selama beberapa tahun ini aku tidak bisa menjaga anakmu"

"Tak usah dipikirkan. Asuma memang merepotkan kan Shikamaru? Sampai menyuruhmu menjaga Asuna di pesan terakhirnya" kata Kurenai yang berjalan menuju Ino. Ino menyerahkan gadis mungil itu—Asuna.

"Tapi itu perintah dari Asuma-sensei!" kata Shikamaru

"Kau kan sekarang sudah bukan siswa dari Konoha High School lagi!" kata Kurenai

"Tetap saja Asuna merupakan tanggung jawabku" kata Shikamaru

"Hah sudahlah Shikamaru jangan membuatku bersedih dengan meningat Asuma lagi. Oh iya ada perlu apa kau datang kemari?" tanya Kurenai pada Shikamaru. Shikamaru dan Ino hanya tersenyum kepada Kurenai.

"Gomen~ Kurenai-sensei aku lupa memberitahukanmu" kata Ino

"Kurenai-sensei waktu itu sedang dalam proses persalinan bukan?" kata Shikamaru

"Kalian membuatku penasaran!" ucap Kurenai

"Shikamaru dan aku sudah menikah" kata Ino . Kurenai yang mendengar kata-kata Ino langsung kaget tapi ia memberikan senyum khasnya.

"Wah sayang sekali. Harusnya aku tidak melahirkan di Tokyo ya!" kata Kurenai

"mendokusai~!" kata Shikamaru

"Bukankah dulu kau sayang dengan Sai? Dan kau Shikamaru, bukankah dulu kau dikabarkan dekat dengan Sabaku no Temari itu ya?" tanya Kurenai pada Ino dan Shikamaru.

"Masa lalu" jawab Shikamaru singkat.

"Kalian menikah sudah lama, lalu mana anak kalian?" tanya Kurenai. Ino lalu merubah ekspresi mukanya menjadi datar.

"Belum waktunya, kami masih muda haha.." kata Shikamaru tertawa garing

"Ahh ya sudah, aku harus pergi lagi ke KHS. Ja mata ne!"kata Kurenai

"Kurenai-sensei! " panggil Ino

"Ya ada apa Ino?"

"Jika Kurenai-sensei mengajar di KHS, lalu yang menjaga Asuna siapa?"

"Aku biasa menitipkannya ke Hinata lagipula dia ibu rumah tanggakan?"

"Haha.. iya, bagaimana kalau hari ini Asuna biarkan aku yang mengurusnya. Aku akan mengurusnya dengan baik jam 3 nanti akan aku antarkan Asuna ke KHS, bagaimana?"

"Baiklah, berhubung kau dulu murid yang paling berbakat dalam eskul balet dan murid kesayanganku haha " kata Kurenai sambil memberikan Asuna kepada Ino.

"Titip Asuna ya, Ino-chan ?" kata Kurenai setelah mencium kening milik Asuna. Setelah itu Kurenai keluar dari ruangan Ino dan pergi menuju KHS.

.

.

.

.

.

Siang itu setelah selesai makan siang, Ino, Shikamaru, dan Asuna pergi jalan-jalan berkeliling Plaza Konoha. Ino tampak senang dengan hadirnya Asuna di tengah Shikamaru dan Ino. Di Plaza Konoha, Ino membeli beberapa baju untuk dipakai Asuna. Shikamaru yang melihat kegembiraan istrinya sangat senang. Ketika Ino sedang memilih beberapa baju untuk Asuna, ada yang memanggil Ino dan Shikamaru

"Ino! Shikamaru!" panggil suara itu

"Chouji?" kata Ino heran. Asuna yang berada dalam pangkuan Ino hanya memakan lolipop yang sengaja dibelikan untuknya.

"Siapa gadis mungil ini? Sepertinya aku kenal dengan wajahnya!" kata Chouji

"Dia ini Asuna" jelas Shikamaru

"Ah iyaa.. anak Asuma-sensei ya? Matanya mirip sekali dengan Asuma-sensei" kata Chouji

"Ada apa tadi memanggil kami?" tanya Ino

"Kalian tidak bersiap pergi ke ulang tahun Matsuga?" tanya Chouji

"Ah iya aku lupa! Ayo Shikamaru kita antar Asuna ke Kurenai, sekarang sudah jam 3 dan aku harus membeli sesuatu untuk Matsuga!" kata Ino kepada Shikamaru

"Kita tidak perlu datang ke rumah Gaara"

"Loh kenapa? Gaara teman kita kan? Chouji kau datangkan?"

"Ya tentu saja. Ino, Shikamaru aku pergi dulu Ayame kasihan harus membawa belanjaan. Kau tahu kan? Dia hamil anak pertama kami. Ja mata ne!" kata Chouji meninggalkan Shikamaru, Ino, dan Asuna.

"Aku tidak ingin Temari menyakitimu" kata Shikamaru

"Ayolah Shikamaru, dia sudah mengundang kita! Eh aku lupa maksudnya mengundangmu!" kata Ino

"Aku tidak akan datang!"

"Kau harus datang Shikamaru, aku akan membeli kado untuk Matsuga dan nanti kau yang akan membawanya"

"Tidak akan"

"Ayolah Shikamaru, dia telah mengundangmu"

"Aku akan pergi asal " kata Shikamaru menggantung kalimatnya

"Kau ikut"

"Tapi aku tidak diundang"

"Aku akan tetap mengajakmu, sekarang kau cari kado untuk Matsuga dan aku akan mengantar Asuna ke KHS. Nanti jam 4 kita bertemu di tempat ini lagi" kata Shikamaru sambil mengambil Asuna dari Ino dan meninggalkan Ino.

"Aku beruntung memilikimu Shikamaru, Aishiteru!" kata Ino sambil menuju toko baju khusus anak laki-laki.

.

.

.

TO BE CONTINUE

.

.

.

Yeesss... fanfic baru lagi hahaha... padahal masih utang chapter sama MwY wkawka.. :D Romancenya kayaknya kurang banget yaa.. huh sorry.. Kalau Hurtnya gi mana? malah kayaknya gk ada sorry sorry .. Semoga suka sama sama fanfic ini hehe :D Wait for the next chapter ya!

I NEED REVIEW

DON'T FORGET REVIEW *puppy eyes*