Annyeong ^^ . Hallo Minna-san. Salam kenal. Saya author yang baru. Masih fresh, newbie nya :D. Saya Sifa kepanjangan dari Siti Fatimah \ ._.)

Bleach itu punyanya ahjussi © Tite Kubo. Saya Cuma meminjam tokohnya saja #Semoga ga ditabok :3

Pairing : IchiRuki

(entar tolong bayangin Ichigonya berambut agak panjang, bukan yamg pas rambut cepak ya :D)

Genre : Romance

Rate : T (saya engga bisa nge-Rate lho ya XD)

Warning : Typo, OOC (banget -_-") cerita kacau, abal (yakin deh), alur –ga jelas

Cerita ini fiksi asli dari hasil imajinatif saya sendiri.

Maaf kalo ada kata-kata kasar ya :D #Ditimpuk wajan

Genuine Vampire © _SheWonGirl_

Maaf lho ya ntar banyak penggunaan kata si dan sang X3


* Chapter One

Jam 09.00 waktu Jepang, Kurosaki Corp. Building.

" Aku harap nanti kau bisa bekerja dengan direktur Kurosaki dengan baik, Kuchiki-san," ucap salah satu karyawan Human Resources Department Kurosaki Corp itu. Ia dan gadis yang dipanggil Kuchiki itu berjalan di lorong koridor kantor yang menuju ruangan sang Direktur. Sedang gadis yang Kuchiki itu hanya tersenyum simpul.

" Ya, walau pada dasarnya karakternya agak susah, aku ingin kau bisa memaklumi dan terbiasa," ucap laki-laki berambut merah berkucir nanas itu lagi.

" Semoga aku bisa bekerja dengan baik dibawah bimbingannya, Abarai-san," ujar sang Kuchiki.

Setelah perjalanan yang tak memakan waktu lama itu, mereka berdua sampai didepan pintu ruangan sang Direktur. Pria berambut merah itu mengetuk pintu, " Permisi pak, saya kemari untuk mengantarkan sekretaris baru anda," ucapnya. Walau belum dipersilahkan masuk ia sudah membuka pintu itu. Dan sesuatu yang terlihat adalah …

Sang direktur sedang mencoba mencium wanita – yang terduduk dimeja kerjanya – tangan wanita itu bergelanyut di leher sang Direktur dan sedikit mendongakkan wajahnya.

" Ma .. afkan saya direktur," ucap si Abarai itu. Menyesal, tentu saja. Bisa-bisa dia dipecat karena perlakuan tak sopannya itu.

Sang direktur berambut cerah seperti jeruk - sejak si nanas itu masuk - sedikitpun tak memandang wanitanya apalagi seseorang yang baru saja menyampaikan kata maaf, yang ia perhatikan adalah gadis mungil berambut raven yang bercepol dan bermata empat itu, si Kuchiki.

Sang Direktur segera berdiri tegak kemudian menyibakkan rambut bagian kirinya. Si wanita yang bersamanya – karena tak diperhatikan – segera mengarahkan wajah si Direktur itu untuk menghadapnya " Harusnya kau menurutiku untuk mengunci pintunya," ucap wanita itu manja.

" Sepertinya kau harus pulang," ucap si Direktur datar.

Si wanita hanya mengangkat bahu, kecewa " Sepertinya kau harus bekerja dulu. Baiklah, kita lanjutkan kapan-kapan." Wanita itu mendekatkan bibirnya ke bibir si Direktur, mengecupnya singkat kemudian melenggang pergi dari ruangan itu.

Si direktur itu berjalan santai menuju tempat duduknya yang empuk. Dia duduk manis disitu dan meletakkan kedua tangannya di atas meja. Membaca sebuah berkas yang tidak begitu tebal. Sebuah data diri tentang Kuchiki Rukia.

Si kepala nanas itu menguapkan suara lagi. " Sungguh, maafkan aku Direktur Kurosaki," ucap Renji melas.

Yang dipanggil Kurosaki itu menjawab, " Tak apa." Kurosaki member jeda. Jadi?" tanyanya. Ia menatap Kuchiki.

" Saya Kuchiki Rukia dari divisi sekretaris, mulai hari ini saya akan menjadi sekretaris anda, Direktur," ucapnya sopan.

" Kau akan bekerja sebagai sekretarisku mulai hari ini? Kuchiki Rukia kan? Aku banyak mendengar berita tentangmu. Kau bekerja hampir 2 tahun disini dan kau menunjukkan kualitas yang sangat bagus." Si Direktur tersenyum simpul.

" Semoga saja benar, direktur," ucap Rukia ' Dan aku juga telah banyak mendengar berita tentangmu Direktur.'

Kurosaki Ichigo, berumur 27 tahun. Masih single. Direktur dari Kurosaki Corp. Bidang Property dan juga anak kedua dari keluarga Kurosaki. Menjabat tanpa campur tangan dari ayahnya, sang Presdir. Bertindak sangat disiplin kepada bawahannya - tapi terhadap dirinya sendiri merupakan sekarung tanda tanya. Dia tidak akan mebiarkan sebuah kesalahan, sekecil apapun itu - entah sudah berapa kali dia bergonta-ganti sekretaris. Big note, dia seorang playboy dan aku tambah yakin akan hal ini.

Ichigo memandang Rukia dari kepala sampai kakinya, " Kualitas yang sangat bagus? Benarkah? Keluarkan dia dari ruangan ini, kepala merah! Dan bawakan aku sekretaris yang lebih sexy."

DONG …

Kedua manusia itu melongo tak percaya. Si kepala orange itu melanjutkan, " Kualifikasinya memang bagus tapi apa kau tahu perasaanku, mempunyai sekretaris yang bahkan tidak bisa aku ajak makan siang itu benar-benar menyebalkan."

' Urggh …. Dasar jeruk busuk, kalau kau bukan atasanku, sudah aku cabik-cabik mulutmu.'

" Ta… pi…." ucapan Abarai Renji yang ini terpotong oleh Rukia. " Maaf direktur, dadaku memang rata, tubuhku pendek dan tidak sexy," cela Rukia kepada dirinya sendiri. " Tapi jika anda tidak memberiku kesempatan, anda tidak akan tahu bagaimana cara kerjaku kan?" tanya Rukia.

" Aku tidak butuh sekretaris yang melawan perintah atasanya," ucap Ichigo, ia menatap tajam mata amethyst Rukia.

Rukia membetulkan letak kaca matanya dengan kedua tangan mungilnya. " Oh, itu bukan perlawanan direktur, tapi sebuah saran," ucap Rukia, ia merasa menang.

Kurosaki Ichigo, dia segera bangkit dari tempat duduknya. Menuju sebuah filling cabinet besi yang tak jauh dari tempat duduknya. Mengeluarkan map-map besar yang ada didalamnya. Ditaruhnya mereka diatas meja. Bahkan tumpukan itu bagai gunung kecil yang menelan separuh dari tubuh sang Direktur.

" Pelajari dan persiapkan data meeting untuk besok berdasarkan berkas-berkas ini, setelah itu proses surat yang masuk! Masukkan data dan jadwal kerja serta janji temu kedalam komputer. Jangan bertanya tentang hal yang tidak penting. Jika memang kau butuh, cari saja data lawas yang membantu."

" Mengerti, direktur," ucap Rukia senang. Si rambut merah itu hanya sweat droop melihat tumpukan berkas yang harus digarap Rukia.

" Dan juga,… persiapkan hadiah yang cocok dan kata maaf untuk wanita tadi atas namaku. Dia putri dari Zaraki Kenpachi,"

" Satu hal lagi, jangan menerima telepon dari wanita yang tidak ada di address book, hati-hati terhadap yang satu ini,"

" Baik, direktur," jawab Rukia. ' Hn… mengatur perselingkuhannya juga tugasku, begitu?'

Si kepala merah itu memberanikan diri untuk pamit dari ruangan. Hanya selang beberapa menit dari hilangnya rambut nanas, telepon diatas meja kerja direktur segera bordering. Dengan santai Ichigo mengangkatnya dan menjawab " Biarkan dia masuk,"

' Dia … menjawabnya? Bukankah tadi dia bilang jangan sembarangan menerima telepon?' . Bibir Rukia mengerucut.

Dari arah pintu, seorang wanita cantik masuk kedalam ruangan Ichigo. " Kurusaki-san, maaf tiba-tiba aku datang," ucap seorang wanita -yang sepertinya Ichigo bicarakan ditelepon- tadi.

" Kau tidak perlu meminta maaf, lagipula ini hampir waktu istirahat." ucap Ichigo, ia mengisyaratkan Rukia keluar – dan masuk ke ruang kerjanya sendiri yang berada disamping ruang kerja sang direktur – dengan menggunakan tangan kanannya, sedang tangan kirinya merangkul pinggang wanita itu. Ichigo mengajak wanita itu memasuki ruang pribadi yang ada di ruangannya.

' Hn…. Aku lupa untuk berterima kasih kepada Abarai-san,' pikirnya.

Belum sempat Rukia keluar dari ruangan bosnya itu, dari privat roomnya itu terdengar desahan-desahan.

Rukia berbalik arah. ' Dasar brengsek, benar-benar jeruk brengsek'. Dan dengan cepat ia keluar dari ruangan itu.

TBC


Maaf, bagaimana part 1 nya, alurnya ngebingungin ya, #Q sendiri yang ngetik juga bingung :/

Pokoknya selamat membaca, saya tunggu reviewnya :3