"Hm aku tak yakin ini permainan yang bagus, Hinata." Lelaki bersurai kuning mengatakan keraguan pada ide gila sang sahabat.

"Kau sangat penakut, Naru. Apa kau sungguh yakin permainan ini akan berhasil? Hahahaha! Kau sangat lucu." tawa gadis yang dipanggil Hinata menggema di ruangan.

Permainan yang di panggil 'Portal' yang ingin Hinata mainkan.

Penjelasan singkatnya permainan ini bisa membuatmu muncul di tempat lain. Hinata mengetahui permainan ini dari salah satu situs internet dan yah hanya iseng-iseng saja untuk mencobanya.

Peraturan pertama untuk memainkan game Portal ini adalah diperlukan ruangan yang berisi tak lebih dari tiga orang.

Salah satu membakar selembar map dan jikalau sudah tersisa salah satu gambar negara, mereka harus mengenggamnya dengan cepat dan boom

Semoga berhasil.

"Aku tahu itu tapi ayolah kau bukan anak kecil lagi yang mau memainkan hal seperti ini dan satu hal lagi apa kau tahu betapa berharga map di tangan itu?" Naruto memberi jeda. "Itu punya nenekku, dia akan membakarku hidup-hidup kalau dia tahu kau dengan sengaja membak."

"Aaaa aku masih 10tahun Naru, aku harus melakukan ini karena diriku terus saja memaksa..." sela Hinata membujuk.

"Terserahlah, kau'pun takkan menurut kalau ku larang." Naruto mengalah, tak berniat berdebat.

"Nah gitu dong baru Narutoku."

Plaak

Pukulan kuat mendarat di lengan Naruto hingga membuatnya mendesis.

"Aw! Sakit bego!" kadang temannya ini sungguh menyebalkan. Bagaimana ia bisa bertahan berteman dengannya selama 10 tahun ini?!

"Bodo! Nah sekarang bakar ini." Hinata menyerahkan selembar map di tangannya dan kemudian mendudukan dirinya di lantai.

"Kita benar-benar kurang kerjaan." ucap Naruto sebelum melakukan apa yang Hinata pinta.

Permainan ini cukup membuat Hinata berdebar karena sangking bersemangat.

"Bawa aku... Bawa aku..." bibir munggil Hinata terus mengulang kata-kata "Bawa aku..." di saat kertas map itu mulai terbakar di hadapannya hingga semakin kecil dan semakin kecil dan Naruto melepas peganggannya pada map tadi.

Grap!

Genggaman tangan Hinata membuat api di kertas yang hampir terbakar habis itu padam.

"Su..."

"Saya menolak, saya tak mau menikah dengan yang mulia!"

.

.

.

"Na... Hm Ke Sun-

DEG!

-Na-Na-Naruto!" mata Hinata terbuka sempurna saat ia mengangkat kepalanya dan bukan Naruto yang ia lihat melainkan seorang lelaki tak jauh di depan.

"Naruto!" ia terpekik tanpa sadar berharap siapa yang ia panggil segera menyaut tapi tak ada.

.

.

.

Disclaimer : Demi apapun, Naruto bukan punya saya, punya Masashi sensei, saya hanya pinjam saja.

Portal : Different

(Hati hati typo, tulisan mendadak hilang, OOC, AU dan lain-lain. Udh usahain sebagus mungkin)

Portal : Different by Authors03

Romance/Fantasy

Please.. Dont like dont read thanks.

Chapter 1

.

.

.

Mulut Naruto terbuka dan semakin terbuka lebar.

Apakah seorang gadis baru saja muncul di hadapannya menggantikan Hinata?

Lihat pakaiannya.

Sekali lihat saja Naruto tahu kain itu bukan kain murahan dan tak bisa dipakai sembarangan orang. Ya itu yang ia tahu karena pakaian gadis ini begitu mirip dengan beberapa cerita sejarah yang ia baca.

Keluarga kerajaan.

"Saya menolak, saya tak mau menikah dengan yang mulia!"

"Tidak tidak!" Naruto menggeleng cepat membuat gadis tadi mengangkat kepalanya yang tertunduk.

DEG!

"Hi-Hi-Hinata?!" Naruto merasa hampir memuncratkan rasa terkejutnya pada apa yang BARU SAJA IA LIHAT.

"Siapa kamu?!" gadis itu memundurkan dirinya dengan memasang kuda-kuda siang.

"Tidak tidak" nafas Naruto tak teratur karena sangking terkejutnya, seolah ia lupa bagaimana caranya bernafas.

"Ka-kau bukan Hinata!" tapi mereka begitu mirip.

Meski yang ini terlihat sedikit lebih cantik dari Hinata.

.

.

.

"Lancang sekali sang Hime berteriak di hadapanku!" lelaki yang awalnya terduduk itu, berdiri sontak membuat Hinata terkejut dan langsung menutup rapat mulutnya.

"Oh tidak." Hinata mencoba mencerna apa yang tengah terjadi. "Tidak tidak! Tidak mungkin..." ia menghela kasar nafasnya berkali-kali. Ia mencoba menenangkan diri tapi ia tetap saja panik!

Tidak tidak! ini tak mungkin. Kau takkan bilang permainannya berhasil'kan?

"Haaaaaaa! Narutooooo tolong!" Hinata berdiri dan berlari pergi tapi dengan sialnya ia malah terpleset di langkah ke dua.

"NA-RU-TO!"

"Pengawal, tangkap dia!" seru lelaki yang terlihat sangat menyebalkan dan sombong-menurut Hinata.

"Tidak ini salah! Tolong aku!" Hinata memberontak ketika dua orang berpakaian prajurit menangkap kedua lengan kecilnya dan menyeretnya ke tempatnya tadi.

"Bawa Hime ke kamarnya dan pastikan dia tak kemana-mana."

.

.

.

"Siapa kau?!" karena syok, membuat Naruto bertanya dengan nada tinggi.

"Saya yang seharusnya bertanya." Naruto baru saja menyadari meski mereka menggunakan bahasa yang sama, terdapat perbedaan di nada. Gadis ini berbicara dengan nada yang dalam.

"HINATA MEMAINKAN PERMAINAN BERNAMA PORTAL YANG IA LIHAT DI INTERNET DAN TAK BISA KUPERCAYA AKU MENGATAKAN KALAU ITULAH YANG MEMBUAT KAU DI SINI DAN HINATA." Naruto terdiam. Nafas beratnya membuat beberapa kata tadi terasa sangat melelahkan.

"Astaga." Naruto berpikir keras. Bagimana dengan Hinata? Di mana dia dan apa yang terjadi dengannya? Panik dan takut memenuhi setiap inci tubuh Naruto hingga membuatnya tak bisa tenang sama sekali.

Tok

Tok

Tok

"Hinata sayang."

Pemikiran Naruto buyar saat ia mendengar suara ketukan pintu dan suara itu?

"Oh tidak." Suara ibu Hinata membuatnya semakin panik. Bagaimana cara menjelaskan hal ini?

"Jangan berani menye"

"Kau harus bantu aku. Hana-san tak boleh tahu ini." Sangat beruntung ini adalah kamar Hinata, jadi apa yang Naruto pikirkan adalah mengubah gadis ini menjadi Hinata.

Ya, itu ide yang sangat bagus.

.

.

.

"Hikssss bagaimana ini!" Hinata tak bisa lagi menahan air matanya. Mereka terus mendesak ingin keluar.

"Huaaaaa setidaknya kau bisa hp!" marahnya frustasi saat hp ditangannya tak menyala karena kehabisan baterai. Meski tak ada jaminan hp ini bisa digunakan tapi setidaknya hanya inilah harapannya untuk bisa menghubungi Naruto.

"Huaaaa bagaimana ini?!"

.

.

.

To be continue

.

.

.

Setelah banyak nya hal hm udh selesai akhirnya mungkin bisa aktif lagi disini

Tapu sebelumnya mohon maaf mungkin cerita sebelumnya masih ga tahu kapan dilanjut tapi ya semoga fic ini bisa menggantikan.

Hmmm semoga suka

Silahkan tinggalkan komentar dan terima kasih

Bye bye