~DeAth~

A/N: Saya lagi kepentok ide di Relive jadi berpindah kesini. Nggak tahu, deh. Gimana jadinya, sedikit terinspirasi dari Stronghold. Milik siapa itu? Kak Are-Key! dan sedikit bermain imajinasi dengan elemen dunia juga dengan negara Eropa Timur. Oh, ya… Selamat berbahagia Pangeran William dan juga Kate.

Disclaimer: Hidekazu Himaruya

Warning: Many typos and OOC

Oke, akhir kata. Selamat membaca.


Lihatlah dia! Wahai malaikat, penyelamat jiwaku, bangunlah, lihat dunia. Dunia yang baru ini, penuh dengan penyiksaan, tolong… Bangunlah! Hapus semua airmata ini! Kami membutuhkanmu!


Bulan menatap penuh amarah pada muka bumi, sinar merah darahnya menyebar keseluruh pandangan mata manusia yang melihat dan menatapnya. Hipnotis seakan terjadi, dunia kini dalam genggaman sang iblis, tongkat diarahkan. Mantra dibacakan.

Manusia mengeluh, menggerutu dan marah dengan perlakuan sang iblis. Tak hanya manusia. Para hewan, menunjukkan amarahnya pada muka dunia, tumbuhan hijau nan lembut, semuanya tidak ada, semua berubah menjadi gersang dan kering.

Tanah merah gembur berubah menjadi bara api, lebur menjadi abu. Sungai yang terisi dari air nan jernih, berubah menjadi merah darah dan berbau amis, dan kelamaan menyusut hingga menjadi kering tanpa apapun. Tak ada lagi kehidupan, tak ada lagi gembira. Tak ada lagi senyum, tak ada lagi keceriaan. Semuanya beku dan lebur, terbakar hingga menjadi abu.

Tak ada lagi manusia yang saling bersaing, memapangkan senyum ambisius, tidak ada lagi acara makan malam dengan santai.

Yang ada hanya penyesalan.

Secepat itukah dunia berubah? Secepat larinya cheetah? Semudah itulah dunia berubah? Semudah membalikkan telapak tangan, semudah meminum air?

Dunia marah, mahluk hidup yang ada didalammnya bermuram durja, mereka menyangkal kesalahan mereka, memfitnah dunia, mengutuk Yang Kuasa, mengeluh akan apa yang terjadi didunia sekarang.

Melayang-layang diudara, sang lembut wahai awan, kenapa begini jadinya? Wajahmu dulu tersenyum lembut, seakan terasa membalas senyuman lembut mahluk dibawahnya.

Kenapa kau jadi begini? Wajah hitammu tersenyum. Ya, tersenyum… Tapi tak seindah dulu. Mengerikan.

Senyum sinis nan sadis begitu jelas kau pampangkan, seakan mengejek dunia yang begitu kejam. Manusia dibawahmu menangis, memang mereka menangis, tapi, bukan lagi air yang jatuh dari pelupuk mata mereka. Melainkan darah.

Begitu kental, berbau amis, semua dulu begitu takut akan itu, tapi, tidak kini. Mahluk yang ada, semua merasa begitu rendah dan ternodai, darah mereka jatuh ke tanah dan berubah menjadi abu.

Abu itu terbang melayang, pengganti angin, bertiup kesana-kemari, menggambarkan suasana horror yang mendalam. Bara api menyala begitu besar, abu bertebaran disana-sini, langit merah menyala melatarbelakangi suasana dunia baru, bulan sabit merah darah nampak menambah suasana yang ada.

Dunia telah mati, panorama yang ada hilang satu-persatu, pengaggum keindahan musnah satu-persatu, lantas apa yang dimiliki dunia kini?

Biarlah kini sang lucifer begitu ambisius memiliki dunia, biarlah dia yang memegang andil kini, biarlah kini dia yang memutar semua roda kehidupan yang ada, biarlah kini dia yang mengatur kematian mahluk yang hidup, biarlah kini dia yang menghancurkan dunia, biarlah kini dia merendahkan sang angel, biarlah kini dia menghancurkan apa yang diciprakan sang angel.

Tapi, semua mahluk yang ada dan hidup didalamnya hanua bisa berharap pada sang angel, jiwa sang angel yang masih terkunci dalam penjara sang lucifer, jiwanya yang tertidur dan tersiksa karena lucifer, hanya kepada dialah semua orang bisa mengadu, hanya kepada dialah semua orang bisa berharap, dan hanya kepada dialah semua orang busa menggantungkan nasib mereka.

Karena roda akan berputar, dan kehidupan terus berjalan seiring waktu, biarlah Yang Maha Kuasa mengatur semua yang ada didunia ini. Roda itu akan berputar dan keadilan akan kembali lagi.


Seorang pemuda mengenakan pakaian khusus menatap datar keadaan daratan yang ada dihadapannya, abu-abu bertebangan berputar mengelilinginya seakan mengejeknya. Rambut dirty blonde-nya bertebaran berantakan dibelakang kepalanya, tangannya mengenggam sebilah pedang panjang dengan erat dan dari kepalan tangannya ia terlihat begitu yakin akan mangsa yang akan diserangnya.

Sorot matanya berubah, matanya menjadi dingin dan tajam menatap sosok yang semakin mendekatinya. Dipandangnya penuh keyakinan sosok yang semakin mendekatinya.

Kakinya menerjang dengan kecepatan penuh kepadanya. Diabaikannya bara api yang terletak dibawah kakinya yang sungguh membakarnya tanpa ampun, diabaikannya udara panas yang sangat menyengat kulitnya.

Tujuannya hanya satu.

Menghabisi mahluk hijau pencari otak yang ada didepannya. Bila perlu dia serang tanpa ampun sampai ke akar-akarnya dan ia kejar mahluk itu sampai ke tempat awal mereka. Ini semua akibat ketuanya, karena kepentingan peribadinya, dia harus merelakan kekasih yang begitu sangat disayangi olehnya yang kini terbaring tak berdaya dan hanya bisa bergantung pada suplaian udara khusus untuknya.

Kakinya bertumpu pada sebuah batu hitam besar dihadapannya, ditolaknya kakinya dan meloncat sejauh mungkin. Dari udara diserangnya mahluk itu tanpa ampun.

"MATI KAU!"

Nafasnya memburu, dalam sekali tebas, ia sudah bisa membunuh banyak dari mahluk keparat itu. Namun sayang, nampaknya ia lengah…

"Ahh… Sial,"

Ia kini dikepung oleh mahluk keparat yang jumlahnya tidak bisa dihitung itu, ia sungguh benar-benar lengah. Kenapa dia bisa melupakan strateginya sendiri.

Nampaknya mahluk itu semakin mendekatinya, siap untuk menyantap organ-organ yang ada didalam tubuhnya, berikut dengan daging segarnya dan akan menyisakannya hanya sebatas tulang-tulang berwarna putih pekat yang melekat didalam tubuhnya.

Sekilas, nampaknya mahluk-mahluk itu terasa seperti ikan piranha darat. Sekali lagi pemuda berkacamata itu menghela nafas, otaknya berfikir keras. Bagaimana caranya dia bisa keluar dari kerumunan mahluk terkutuk ini.

Lagi-lagi, dia hanya bisa bertumpu pada batu hitam yang ada dibelakangnya. Sekali lagi dia terdiam. Oh, sungguh hari ini benar-benar hari kesialannya. Kenapa ia tadi tidak membawa sepatu khusus agar kakinya tidak melepuh parah seperti ini.

Kalau begini caranya, bagaimana dia bisa bertumpu seperti awal dan pergi meninggalkan mereka semua dengan menyusuri udara dengan…

Oh tidak. Karena separuh kekuatannya hilang, kini sayap putihnya terbakar sebelah. Lagi-lagi, ia hanya bisa menggeram sebal. Kenapa kesialan harus menyerangnya turut menurut, sih?

Mahluk itu hanya bisa berdoa agar ada yang menolongnya saat ini. Semoga saja ada keajaiban yang terjadi dan dia bisa selamat dari mahluk keparat ini.

OH!

Nampaknya mahluk keparat itu sudah mendekatinya, dia bahkan bisa merasakan kalau dia sudah akan disantap dengan mudahnya dengan mahluk yang terletak dibelakangnya.

Dengan mudahnya, mahluk itu mencungkil keluar daging segar yang ada didalam kulit mulusnya. Dengan deretan gigi yang tergolong tidak normal, ia menusuk masuk dan keluar daging tersebut. Kuku tangannya menancap dipunggungnya. Pemuda itu hanya bisa meringis kesakitan, tangannya hanya bisa meninju mahluk yang ada didepannya.

Itu justru membuat dirinya tambah berada didalam puncak pengakhiran hidupnya. Tangan mahluk yang ada didepannya menarik tangannya dan menancapkan giginya disana.

Lagi dan lagi, kejadian itu berulang. Entah kenapa, dia masih bisa bertahan. Ia masih bisa membuka matanya, walaupun darah kini bahkan sudah bisa merambah wajahnya.

Setelah rasa sakit itu menyebar sampai kakinya, ia mulai kehilangan keseimbangan sehingga terjatuh dan berbaring dalam bara api. Dia sedikit berjengit, panas bara api itu menjalar masuk kedalam kulit wajahnya.

Ia bisa merasakan dengan detail rasa sakit yang mulai merambah kakinya kini. Rasanya tubuh belakangnya sudah habis terkoyak disana. Belum rasa sakit yang ditimbulkan akibat bara api yang merambah wajahnya sekarang. Lepuh panas dan gigi tajam menyerang seluruh kulitnya.

Sampai akhirnya mahluk itu merambah bagian kepalanya, mencengkramnya dan terlihat akan menghancurkan kepalanya dan akhirnya…

Sebuah serangan petir sanggup membuat mereka semua tergolek tak berdaya. Pemuda berambut dirty blonde itu mencoba untuk menoleh dan melihat sosok yang sudah membantunya dan sekaligus menyelamatkan hidupnya itu.

"… F… Fra-… Francis?"

Suara bergetar itu memanggil sebuah nama seorang pemuda berkebangsaan Prancis yang berdiri kokoh diatas sebuah pohon yang kini sudah terbakar berikut dengan petir yang setia menemaninya ditangan kanannya, dan jangan lupakan mawar merah yang ia gigit sendiri.

Pemuda itu langsung loncat kebawah dan dengan kecepatan penuh diangkatnya pemuda yang ada dihadapannya dari bara api yang ada dibawahnya.

"Alfred! Kau ini… Mau bunuh diri, ya? Oh, mon cher sungguh, ini sangat tidak lucu tahu! Aku harus mencarimu berkeliling dan ternyata kau ada disini, kau tidak terluka, kan? Hanya wajahmu ini bukan yang melepuh?"

"…-uhuk- Fr… Francis… Bo-Boleh aku min… Minta tolong?"

Laki-laki berkebangsaan Perancis itu mengernyitkan dahinya, perlahan dia menganggukkan kepalanya.

"Apa yang kau minta, mon cher?"

"To… Tolong gendong a… Aku sam… -uhuk- sampai mar… Markas kita…" Alfred berkata lemah. Bibirnya sudah gemetaran, untuk sekedar mengambil nafas saja dia masih sulit.

"Baiklah mon cher! Untuk lebih lengkapnya aku tanya setelah dimarkas, ya!"

Francis pun mengangkat tubuh Alfred dan dipanggulnya dibelakang punggungnya sendiri. Ia pun kembali menyusuri udara dengan sepasang sayap emasnya.


"Master Ivan. Nampaknya dark creature yang kita kirim untuk menghabisi anggota Saint Angel gagal!"

Ivan langsung tersentak, dibantingnya botol vodka yang sendari tadi dipegang oleh tangannya. Isinya pun merembes keluar dan membasahi lantai putih yang ada didekatnya.

"Bagaimana ini bisa terjadi, da? Bukankah dark creature yang kita kirim bukanlah kualitas yang buruk, da?"

Pertanyaan dari sang pemuda Russia itu membuat pemuda bermata ruby didepannya ketakutan. Dia jadi salah tingkah, bahkan dia tidak tahu akan menjawab apa pertanyaan dari Ivan tadi.

"Gilbert. Apa kau tahu apa yang terjadi, da?"

Pemuda yang ada didepannya hanya tertunduk dan menggelengkan kepalanya, matanya menyiratkan rasa khawatir yang membuncah.

"Aku juga mendapatkan informasi ini dari Antonio. Aku sendiri juga bingung akan kejadian langka seperti ini, master Ivan! Seharusnya ada satu atau mungkin 2 yang akan termakan habis oleh mereka. Saat saya tanyakan ini pada Lovino, dia bahkan hanya menggelengkan kepalanya. Aku tidak mengetahui informasi yang jelas untuk hal ini, master,"

Ivan mengangguk perlahan. Senyum sinis nampak ia pampangkan dalam wajahnya, Ia pun membuka mulutnya dan kemudia berbicara,

"Kalau begitu, tolong kau perdengarkan padaku sejauh mana informasi yang kau dapatkan tentang keanehan dark creature ini?"

Pemuda bermata ruby merah itu melayangkan tatapan bingung pada Ivan.

"Maksudnya, master? Saya tidak mengerti…"

"Ah, begini. Aku ingin tahu, sejauh mana kau mendengar tentang keanehan dark creature ini, da,"

Pemuda didepannya nampak berfikir keras,"Saya kurang tahu pasti, master. Tapi,saya akan coba tafsirkan apa yang saya mengerti,"

"Setahu saya, salah satu anggota Saint Angel sudah berada dihadapan mereka. Sayapnya kalau tidak salah, putih. Kalau berkisar tentang namanya, saya kurang tahu, tapi kalau saya tidak salah dengar. Dia adalah kekasih dari White Prince,"

"Maksudmu Alfred, da?"

"Saya tidak tahu kalau namanya Alfred, master,"

"Kalau begitu tolong lanjutkan, da…"

"Bagaimana kalau saya panggilkan Lovino, master? Saya tidak tahu kepastiannya…"

"Hum? Lovino? Ah, Mr Vargas maksudmu? Biar aku panggilkan. Nah, lebih baik kau keluar sekarang."

Tok!Tok!

"Master Ivan? Bisa kami masuk?"

Ivan berikut dengan Gilbert langsung menoleh.

"Ah, Mr Carriedo, Mr Vargas. Baru saja saya mau memanggil anda. Sesuai dengan perkataan saya, keluar dari ruanganku, Prussia-kun,"

Gilbert langsung ambil langkah seribu ketika melihat Lovino dan Antonio berjalan memasuki ruangan Ivan.

"Baiklah, langsung menuju inti masalahnya. AKu ingin mendengar sejauh mana kalian mengetahui tentang keanehan dark creature ini. Bagaimana menurutmu, Mr Carriedo?"

"Ah, master Ivan. Apa anda sudah mendapatkan informasi dari Gilbert tadi?"

"Baru sebatas kalau Alfred yang menemukan dark creature kita, da,"

"Oh! Baru sampai sana? Jadi begini, Alfred itu terpisah dari Francis dan juga George. Ketika itu dia menemukan dark creature kita. Anda tahu bukan? Dia sangat benci karena kekasihnya "White Prince" itu tidak sadarkan diri karena kita? Setelah itu, Alfred memutuskan untuk menghabisi mereka sendirian. Baru satu kali serang, dia sudah lengah, sehingga dark creature kita bisa mengerumuninya. Setelah itu, baru saja mereka hendak menyerang otak Alfred sebelum akhirnya… Saya tidak tahu lagi, master," ucap Antonio panjang lebar.

"Hum, penjelasan bagus, da. Bagaimana denganmu Mr Vargas?"

"Ya. Tepat seperti yang dikatakan Antonio tadi. Setelah itu, seseorang dengan rambut pirang bergelombang nampak mengeluarkan petir dari tangannya. Dia menghabisi semua mahluk dark creature yang ada disana. Dengan sigap, dia lalu membopong Alfred pergi darisana,"

"Begitu, ya? Apakah kau melihat warna sayapnya?"

"Tidak begitu jelas, master. Tapi, samar-samar saya tahu kalau itu adalah warna emas. Gold."

"Musuh kita bertambah satu lagi rupanya. Antonio! Apakah kau mengetahui siapa nama pemuda itu?"

"Hum? Saya tidak tahu pasti. Tapi, kalau saya tidak salah dengar, dia adalah kekasih dari Arthur Kirkland, The Capten From Gold-Silver Wing. Itu pun kalau saya tidak salah dengar,"

"Kekasih Arthur Kirkland, da? Siapa, ya? Rambut pirang bergelombang? Ah… Apakah ia membawa sebatang mawar, Lovino?"

"Iya, master. Ia menggigitnya dimulutnya,"

"Oh! Dia adalah Francis Bonnefoy. Pemuda berkebangsaan Perancis. Catat itu, Antonio, Lovino. Kalian harus mengetahui siapa musuh kita yang ke-5 ini. Dia ini cukup tangguh. Aku tidak terlalu yakin kalau kekuatanku bisa menyainginya, da," ucap Ivan pada Antonio dan Lovino.

"Dia sangat kuat, master. Bahkan, saya sudah mengetesnya. Dark creature yang ada disana adalah ukuran S. Dia bisa menghancurkan semuanya yang ada dengan sekali serang," ucap Lovino.

"Iya, memang. Tapi, kekuatan utama Saint Angel tetap hanya ada pada Arthur Kirkland dan juga Ralph Connesainth." Ucap Ivan lagi.

"Setahu saya tidak hanya itu, master. Kita pun masih mempunyai kekuatan yang tidak terduga dari seorang Roderich Edelstein dan juga Vash Zwilingi. Mereka berdua itu adalah duo senjata terhebat yang pernah saya dengar dari Saint Angel. Mereka menghabisi seluruh dark creature yang kita kirim dengan ukuran Expert, dan mereka menyelesaikannya dalam 3 kali serang,"

"Tak hanya itu nampaknya. Begitu juga dengan Wang Yao dan juga Kiku Honda. Mereka adalah kekuatan pisau terhebat dari Saint Angel,"

"Sehebat apapun mereka memainkan pisau tetap tidak sehebat Natalya, kan?" ucap Ivan.

"Pokoknya. Aku tidak mau ada lagi kejadian yang tidak terduga seperti ini. Catat semua kekuatan pokok Saint Angel. Jangan sampai mereka lolos lagi. Mengerti?"

"Baik, master,"


"Git! Bukannya aku sudah bilang kau untuk menjaga Alfred, bloddy frog!" bentak Arthur begitu Francis sampai di markas.

Francis hanya mengangkat bahunya dan pergi dari hadapan Arthur sambil menggendong Alfred yang ada dibelakangnya. Langkahnya pun diikuti oleh George dari belakang. George nampak tenang-tenang saja, mulutnya masih penuh dengan kepulan asap rokok yang dihisapnya.

Arthur menatap kepergian Francis sebal, dia pun membersihkan lantai putih yang ternodai oleh darah Alfred yang mencuar keluar dari tubuhnya.

"Arthur? Ada apa dengan Francis? Tidak biasanya dia bisa mengacuhkanmu seperti itu?" tanya Ralph yang duduk disofa sambil membaca buku.

"Entah, Ralph. Aku juga tidak tahu. Mungkin ia sedang mengkhawatirkan Alfred. Kau juga lihat, kan? Keadaan Alfred sangat memprihatinkan. Dibandingkan dengan kejadian yang menimpa Vash beberapa bulan yang lalu, itu masih lebih ringan dibandingkan dengan Alfred," ucap Arthur dan mengikuti Ralph dan duduk disofa terdekat.

"Iya, sih… Mana mungkin tidak menyakitkan kalau tubuh kita sendiri dimakan oleh mahluk dark creature seperti itu, Arthur. Tapi, Vash sendiri pun tidak kalah parahnya, kan? Dia bahkan terkena beberapa kali peluru untuk melindungi tubuh Roderich. Bahkan kau sendiri, setengah tubuhmu terbakar karena bom yang dipasang Ludwig, kan?"

"Ya, Ralph. Dasar, si Ludwig itu. Berani-beraninya dia membakarku! Untung saja sihirku mempan terhadap dia, kalau tidak habis aku…" keluh Arthur dan menghempaskan kepalanya disofa tersebut.

"Ngomong-ngomong. Bagaimana keadaan'White Prince'?" tanya Ralph sambil menolehkan kepalanya untuk melihat Arthur.

"White Prince? Aku belum dapat beritanya. Lagipula kau tahu, kan? Kekasihmu itu sampai membentakku dan melarangku untuk masuk kesana," ucap Arthur lagi.

"Heh? Si anko uzai bego itu melarangmu masuk kesana? Lalu, bagaimana dengan Matthew? Apa dia juga melarangmu untuk masuk kesana?"

"Matthew belum giliran jaga, kan? Kalau sudah gilirannya, aku bisa memberitahukan berita Prince itu kepadamu,"

Sebuah ledakan yang terdengar mampu membuyarkan semua konsentrasi mereka.

Bum!

Suara ledakan terdengar begitu jelas di telinga Arthur juga dengan Ralph, dengan berani, ditengokkan kepalanya dan menatap Ralph.

"Suara apa itu, Ralph?"

"Itu…"Ralph nampak berkeringat dingin, firasatnya memang tidak pernah salah. Wajar saja dia kan penyihir, persis sama seperti Arthur.

"Kenapa, Ralph?" Arthur nampak memperhatikan tingkah laku Ralph yang agak berbeda. Wajahnya berkeringat dingin dan ia nampak sangat ketakutan. Ini sebenarnya kejadian langka. Dulu, sewaktu kejadian yang menimpa Vash, ia masih bersikap seperti biasanya.

"Kurasa, kekasihmu… Dalam bahaya sekarang…"

"Hah?"

"Mereka…"

Ralph segera membanting bukunya dan berdiri, kemudian dia mencengkram kerah baju Arthur. Mengguncang-guncangkan pundak Arthur.

"… Mengincar dia… Dan juga…"

"Siapa, Ralph? Jangan membuatku semakin khawatir,"

"Kau…"

~To Be Continue~

A/N: Gimana? Bingung? Atau bahasanya terlalu ringan? Terlalu berat?

Padahal baru chapter pertama, tapi udah ngebingungin readers semua, maafkan saya… Oh, ya… Disini ada beberapa nama human name:

-Scotland: George Kirkland
-Norway : Ralph Connesainth

Tolong beritahu lewat review, fic ini lebih baik dilanjutkan atau dihentikan saja. Fic ini akan saya lanjutkan bila yang review lebih dari 3, terimakasih.