"Terima kasih, ayah,"

"Sama-sama, nak. Ayah ingin yang terbaik untukmu,"

XoXo

All bout Eyeshield 21 is Riichiro Inagaki & Yuusuke Murata's.

Warning: Pendek! Typo (pasti ada), OOC (maybe), very slight TakaKarin.

XoXo

Siang itu diadakan pertandingan persahabatan antara Teikoku Alexanders dan Misaki Wolves. Hasil sudah dapat ditebak tentunya, ya, Teikoku menang telak dengan skor 56-6. Teikoku bermain hebat seperti biasanya.

Tak lama setelah pertandingan usai, Yamato menghampiri Taka yang sedang duduk di bench sambil membaca buku. "Taka, tadi kau hebat sekali!" kata Yamato memuji Taka.

Taka yang tengah sibuk membaca bukunya hanya menjawab, "Kau juga, Yamato," tanpa menoleh.

"Aku heran denganmu. Padahal 'kan ayahmu mantan atlet baseball pro, tapi kenapa kau memilih american football?" tanya Yamato dengan tampang heran.

Taka nampak agak kaget mendengar pertanyaan sahabatnya yang tidak biasanya itu, tapi ia berusaha untuk tetap tenang. Taka menutup bukunya lalu mengela napas sebelum dapat menjawab, "Bukannya aku sudah pernah bilang? Aku pindah dari baseball ke american football karena di baseball tidak ada yang dapat mengalahkanku,"

"Hanya karena itu? Tetapi kenapa kamu memlilih american football? Bukankah banyak olahraga yang kamu kuasai?" tanya Yamato sekali lagi.

Ia memejamkan matanya sebentar—seperti sedang mengingat sesuatu, lalu berkata, "Itu semua karena... ayahku," kata Taka. Taka pun mulai menceritakan sesuatu...

FLASH BACK

Taka kecil—berumur sekitar delapan tahun—diajak ayahnya untuk menonton pertandingan american football. Karena ayah Taka yang notabene adalah seorang atlet baseball pro, jadi mereka mendapat kesempatan untuk menonton di tempat VIP.

Taka yang biasanya pendiam dan agak cuek nampak amat sangat serius memperhatikan pertandingan itu, "Ayah, satu touch down itu bernilai enam point ya?" tanya Taka. Hebat, anak seusia Taka sudah dapat menyimpulkan hal itu sendiri dengan hanya melihat pertandingan selama beberapa menit.

Masaru Honjo—ayah Taka—tersenyum, "Iya, nak. Anak ayah memang pintar!" kata Masaru semangat *?* sambil mengacak rambut Taka pelan. Sementara yang dipuji tidak mengatakan apa-apa, hanya tersenyum tipis.

Tak lama setelah itu first half selesai. Melihat Taka yang sudah tidak sabar menunggu dimulainya second half, ayahnya membuka pembicaraan, "Kamu tertarik ya dengan american football ya?" tanya ayah Taka.

"Tentu, ayah," jawab Taka singkat.

Masaru tersenyum, lalu berkata, "Nak, ketika kamu besar nanti, kamu juga bisa main american football seperti mereka," katanya sambil menerawang ke lapangan tempat para pemain american football itu bermain.

Taka nampak kaget. Ayahnya seakan dapat membaca pikirannya—yah, mungkin ini yang dinamakan ikatan batin. Ya, Taka memang ingin bermain american football setelah melihat first half tadi. Lamunan taka buyar setelah ayahnya bicara lagi, "Ayah yakin, kamu bisa mengalahkan mereka semua nanti, bahkan mematahkan strategi-strategi mereka," katanya sambil menunjuk para pemain yang sedang istirahat di bench.

Sial! Aku semakin ingin mecoba american football! Batin Taka. Dieramkannya kedua telapak tangannya di atas pahanya. "Ayah ingin kau tumbuh menjadi seorang Taka Honjo dengan prestasimu sendiri, bukan karena kau seorang anak Honjo," kata ayahnya sekali lagi.

Taka tersenyum. Setelah bungkam, akhirnya ia bicara, "Terima kasih, ayah,"

Masaru tersenyum juga, lalu mengacak rambut panjang Taka pelan, "Sama-sama, nak. Ayah ingin yang terbaik untukmu,"

END OF FLASHBACK

"Jadi begitulah," kata Taka seusai bercerita panjang, "Sebenarnya ayahku sudah mengijinkanku untuk bermain american football sejak kecil, tapi untuk menghargai ayahku, aku tetap mencoba baseball terlebih dahulu," sambungnya lagi.

'Prok... Prok... Prok...' Yamato bertepuk tangan. Taka bingung dengan apa yang dilakukan Yamato, "Kenapa kau bertepuk tangan, Yamato?"

"Aku kagum padamu, juga ayahmu tentunya. Kau mengambil keputusan yang sangat dewasa, dan ayahmu, sangat baik," puji Yamato pada Taka dan ayahnya.

Taka tersenyum, "Tentu saja, aku sangat sayang padanya," kata Taka bangga.

"Setelah Karin, ya?" canda Yamato dan berakhir dengan death glare dari Taka.

"Hey, maaf, jangan melihatku seperti itu! Aku hanya bercanda kok!" kata Yamato memninta maaf.

"Ya, tidak apa," kata Taka memaafkan.

OWARI

Author's Notes:

Bagaimana? Pendek? Abal? Oh, iya, cerita ini saya buat terinspirasi dari lagu Welcome to The Black Parade-nya MCR. Kalo ada lebih dari dua orang yang nggak suka fic ini, saya akan menghapusnya. Entah kenapa saya nggak pd sama fic ini. Jadi kalau nggak suka, silahkan bilang di review atau PM. Terima kasih;) maaf malah curcol. xD