Moshi-moshi minna-chan.. Jumpa lagi bersama Yoe-chan di 'fanfic abal nan geje' XD *ssarapp ni bocah*

ES21 dengan rasa bangga sayo katakan milik kedua abang saya tercinta yang ganteng-ganteng, RIICHIRO INAGAKI en YUSUKE MURATA.

Saya sebagai adik mereka hanya bisa membuat fic ini :3 tak lebih xD

WARNING : OOC (mungkin), geje, abal, sampah, bikin pembaca muntah (?) tapi sayo berharap kalian tetap membacanya. Ihir~

Yasuuudddd...

HAPPY READING minna-chan ^^9

Mamori Ngidam, Hiruma Tepar :3

Kalau istri lagi hamil tentunya mereka akan ngidam, bukan? Tak beda dengan Mamori yang telah menyandang status sebagai istri dari Hiruma sejak 5 bulan lalu ini, dia sekarang tengah hamil 2 minggu. Apa yang akan dilakukan sang suami setan - Hiruma yang mengetahuinya? Dan apa yang akan dilakukan sang suami ketika Mamori ngidam sesuatu?

"Hooeekk, hoeek", suara seorang perempuan yang tak lain adalah Mamori sedang muntah-muntah di dalam kamar mandi.

Dok Dok Dok

Hiruma sang suami khawatir ketika mendengar istrinya muntah-muntah.

"Hei, istri sialan, apa kau baik-baik saja?", tanya Hiruma pada sang istri yang tak lama kemudian keluar dari kamar mandi.

"Hem, aku baik-baik saja. Hanya mual.", kata Mamori sedikit lemas. Wajahnya terlihat sangat pucat.

"Apa perlu ke rumah sakit?", tanya Hiruma.

"Aah~, tidak perlu. Bukan penyakit membahayakan. Tapi, penyakit yang akan membawa kebahagiaan.", kata Mamori senang sambil melempar senyumannya.

Manis sekali. Bahkan ini adalah senyumnya yang paling manis dari sebelum-sebelumnya. Batin Hiruma.

"Mana ada hal seperti itu? Lebih baik kau istirahat sana. Pekerjaan rumah biar ku panggilkan pembantu saja kalau perlu.", kata Hiruma perhatian *namanya juga istri o.O ahaha*. Dan kemudian hendak pergi.

"Aku hamil 2 minggu, Yo.", kata Mamori dan itu membuat Hiruma cukup terkejut hingga ia berbalik.

"Kau tidak sedang berbohong kan? Atau, kau bercanda?", tanya Hiruma meyakinkan bahwa Mamori tidak sedang bercanda.

"Mana mungkin aku bercanda untuk hal satu ini!", jawab Mamori tegas dan itu cukup untuk membuat Hiruma tersenyum bahagia. Senyum tulus yang baru kali ini ia perlihatkan. Bahagia. Ya, itulah yang sedang ia rasakan. Segera menjadi ayah dari sebuah janin yang sedang ada dalam kandungan istrinya - Mamori.

"Apa kau senang, Yo?", tanya Mamori pada Hiruma. Tapi yang dipanggil hanya diam saja. Dan menjawab pertanyaan Mamori dengan sebuah pelukan disertai kecupan mesra dari Hiruma.

"Mana mungkin aku tidak senang mendengar hal yang sangat menggembirakan ini?", kata Hiruma singkat. Mamori hanya tersenyum.

Hari-hari mereka dipenuhi dengan rasa ketidaksabaran untuk menanti akan kehadiran sang buah hati mereka.

=====OOO=====

"Sudah sebulan, ya? Rasanya ingin cepat-cepat menggendongmu.", kata Mamori pada calon buah hatinya sambil mengelus perutnya yang belum menunjukan ke-buncitan tanda ia hamil.

"Delapan bulan lagi juga keluar, tunggu saja! Dan sebaiknya, kau itu cepat tidur istri sialan!", perintah Hiruma.

Yupz, mereka sedang di tempat tidur. Mamori merasa tidak bisa tidur. Sedangkan Hiruma sudah bikin pulau dimana-mana *Yoe dibazooka*. Terang saja, sekarang ini sudah jam 01.45 waktu jepang. Tapi Mamori masih saja belum tidur. Tidak baik buat janinnya juga, kan?

"Kasihan calon anak sialan kita kalau kau tidak cepat tidur, istri sialan.", kata Hiruma - lagi. Kini ia memandang ke arah istrinya dan...memeluknya.

"Aku tidak bisa tidur. Ada yang kupikirkan sejak tadi.", kata Mamori memandang balik suaminya.

"Yo?", panggil Mamori pada Hiruma.

"Hn? Apa?", jawab Hiruma singkat.

"Aku ingin makan...", kata mamori.

"Tinggal mengambil di kulkas. Ambil sendiri sana. Aku lelah. Kau itu masih hamil muda, jangan dibiasakan manja, istri sialan. Itu akan membuatmu kesulitan saat melahirkan nanti...", kata Hiruma sebelum akhirnya terlelap. Mamori manyun.

'Wajar, bukan? Kalau istri menjadi manja saat hamil? Aku juga tidak pernah bersikap manja selama bersamamu.', batin Mamori. Ia manyun terus melihat suaminya.

"Tapi aku ingin makan mangga muda, Yo.", gumamnya lirih.

"Ini kali pertama aku ngidam.", tambahnya.

"Tapi aku tahu kau sedang lelah, maaf ya, kalau nanti aku bakal merepotkanmu lebih sering lagi?", gumam lirih Mamori sembari tersenyum melihat suaminya - Hiruma. Ia mengelus pipi Hiruma. Pelan. Agar tak membangunkannya yang sedang berapa lama Mamori pun ikut terlelap.

'Aku paling tidak suka melihat wajahmu yang seperti itu. Tch. Sepertinya aku harus menuruti keinginanmu. Demi calon bayi sialan yang ada dalam kandunganmu.', batin Hiruma. Ternyata Hiruma belum tidur. Dan ia mendengar semua apa yang dikatakan istrinya - Mamori. Hiruma turun dari tempat tidurnya dengan hati-hati agar tak membangunkan Mamori. Dia mengganti piyamanya dengan baju biasa.

"Jam 02.15. Bukan musimnya pohon mangga sialan untuk berbuah. Sepertinya akan sangat merepotkan. Ke ke ke.", kata Hiruma sambil mengeluarkan seringainya. Dia mengecup kening Mamori sebelum akhirnya meninggalkan rumah untuk mencari harta karun berharganya saat ini (baca : mangga muda).

=====OOO=====

"Sudah setengah jam berkeliaran, tetap saja tak menemukan mangga muda super sialan itu.", keluh Hiruma.

"Ke ke ke. Sepertinya aku melupakan sesuatu.", kata Hiruma. Sepertinya ia tengah mendapatkan ide bagus. Tapi author merasa itu bukan ide bagus. Author merasakan hawa negatif dalam kata-kata Hiruma.

"Cebol sialan, siap-siaplah untuk mati berdiri karena kedatanganku. Kekeke.", kata Hiruma sambil menyetir menuju rumah si cebol yang tak lain dan tak bukan adalah Sena Kobayakawa.

Set

Hiruma sampai di depan rumah Sena. Ia keluar dan...

DUAR DUAR DUAR

Hiruma menembaki pintu rumah Sena. Alhasil, pengantin baru penghuni rumah itu pun hampir mati karena jantungan mendengar suara tembakan di rumah mereka.

Drap Drap Drap

Sena dan Suzuna lari terbirit-birit seperti di kejar Cerberus menuju arah suara tembakan tadi.

"Keluarlah pengantin baru sialan! Kalau tidak, akan ku bakar rumah kalian ini! Ya-ha!", teriak Hiruma sambil terus menembaki pintu rumah pengantin baru itu.

DUAR DUAR DUAR

"KAK YOOOOO? O.o?", teriak keduanya (baca : Sena en Suzuna) bersamaan.

"Ke ke ke. Apa kabar bocah-bocah sialan? Apa malam pengantin kalian menyenangkan? Ke ke ke.", tanya Hiruma sambil mengeluarkan seringainya.

"TENTU SAJA IA KALAU KAK YO TIDAK DATANG KESINI!", teriak keduanya bersamaan - lagi.

"Ke ke ke. Aku kesini karena ada urusan yang lebih penting daripada malam pengantin kalian, cebol-cebol sialan. Ke ke ke." kata Hiruma.

"Memangnya ada apa kak? Se...sepertinya sangat penting sekali?", tanya Sena pada Hiruma setengah gugup en setengah lemas plus setengah kesal.

"Cepat bilang saja kak Yo! Dan cepat pergi dari sini. Kakak benar-benar sangat amat mengganggu kami tahu!", kesal Suzuna. Ya, siapa sih yang gak kesal kalau malam pengantinya diganggu? Gak ada kan? Itulah yang sedang dirasakan Suzuna. Ia sangat kesal dengan insiden ini.

"Su...sudahlah Suzuna. Jangan marah-marah begitu!", kata Sena menenangkan Suzuna. Dalam hati sih sebenarnya Sena juga amat sangat kesal dengan Hiruma. Tapi apa boleh buat? Tak ada yang bisa ia perbuat pada setan itu... Takut...

"Berani sekali kau mantan cheers sialan. Ke ke ke.", kata Hiruma. Sebenarnya ia tak begitu peduli dikatain apa pun oleh mereka.

"Ka...kak Yo su...sudahlah. Tadi kakak mau apa kemari?", tanya Sena.

"Baiklah, langsung saja. Petikan aku mangga muda sialan di halaman rumahmu.", kata Hiruma.

"HUAPAAAAAA?", teriak kedua pemilik rumah.

"Jadi Kak Yo kemari hanya untuk mangga muda? Kakak menghancurkan malam pengantin kami hanya untuk mangga muda?", kata Suzuna sweatdroped karena sulit percaya dengan apa yang Hiruma katakan barusan.

"Kalian mau mati, ya?", kata Hiruma mulai kesal. Ia arahkan senjatanya ke pemilik rumah (baca : Sena en Suzuna - lagi)

"Mangga muda sialan ini sangat penting. Kalau tidak cepat kalian petikkan, jangan harap rumah kalian masih berdiri tegak seperti sekarang! Kekeke.", ancam Hiruma. Sang pemilik rumah cuma bisa ngibrit menuju pohon mangga mereka yang ada di halaman rumah.

"I...ini Kak Yo, mangganya.", kata Sena sambil menyerahkan sekantong plastik mangga muda pada Hiruma.

"ke ke ke. Akan ku kirimkan orang untuk memperbaiki pintu itu.", kata Hiruma sambil berjalan menuju mobilnya dengan satu tangan membawa kantong plastik dan satu tangan menenteng senjatanya.

"Tu...tunggu, memangnya itu mangga untuk apa? Kalau boleh tau.", tanya Sena.

"Mantan menejer amefuto sialan itu sedang hamil muda sekarang. Ke ke ke.", kata Hiruma sambil menyeringai lebar.

"HAPPPPAAAAA? Kak Mamori hamill?", teriak Sena dan Suzuna barengan - lagi.

====OOO====

Cklek

Hiruma memasuki kamarnya. Ia memandang istrinya yang sedang tidur. Dia letakkan sekantong plastik mangga muda itu di meja dekat tempat tidur mereka.

"Sudah setengah lima, ya? Aku rasa, aku sangat lelah. Ke ke ke.", gumamnya. Lalu ia mengganti pakaianya dengan piyama. Dan menuju ranjang untuk mengistirahatkan tubuhnya yang sudah kelelahan.

"Maaf membuatmu menunggu lama, sayang.", kata Hiruma lirih. Kembali memeluk istrinya dan terlelap.

=====OOO=====

Matahari pagi sudah mulai menampakan kekuasaanya. Menyinari ruangan dimana seorang malaikat dan seorang setan di bumi mengistirahatkan tubuh mereka. Menyinari melewati celah-celah kecil gorden jendela mereka.

"Umm, sudah pagi, ya?", tanya Mamori pada dirinya sendiri. Dia memandang wajah suaminya yang masih terlelap sambil memeluknya. Tampan sekali. Batin Mamori.

"Ohayou.", sapa Mamori lirih. Karena ia tak butuh jawaban yang bersangkutan. Ia tak ingin membangunkan suaminya yang sedang tidur pulas.

'Kau tampak sangat lelah, Yo?', batin Mamori dan mengelus wajah tampan pria dihadapannya.

Kemudian Mamori mencoba turun dari ranjangnya. Pelan-pelan agar tak membangunkan suaminya. Dia menyibakkan gorden jendelanya. Dan mengamati kamarnya...

"Apa ini?", ia melihat kantong plastik di atas meja kecilnya. Dan mencoba membukanya. Tiba-tiba raut wajahnya terlihat senang-senang sedih. Akh, author bingung menggambarkanya. Readers paham kan maksud author? Ya itu maksudnya (holoh? O.o).

"I...ini kan? Mangga muda! Jadi, tadi ia mencarikanku ini? Suami bodoh! Kau mendengar semuanya ya, tadi?", kata Mamori sambil memandang suaminya yang sedang tidur. Ia terharu...

Kemudian ia membawa kantong plastik itu ke dapur. Ia mau memasak untuk sarapan mereka. Tak berapa lama setelah ia berada di dapur. Hiruma muncul. Menandakan bahwa ia baru saja bangun tidur. Mamori yang menyadari kedatangan Hiruma langsung menyambutnya dengan senyuman dan sapaan yang hangat.

"Selamat pagi suamiku dan calon ayah tersayang?", sapa Mamori sambil mengangkat satu buah mangga muda. Ia melempar senyuman yang sangat manis pada Hiruma. Author sampai klepek-klepek melihat senyuman Mamori. Aiihhh~

Tch

Hanya itu yang keluar dari mulut Hiruma. Ia tersenyum tulus yang sangat tipis. Dan Mamori menyadari itu...

T.B.C

Brrrrr... *lemes* uda dapet ide. Tapi bingung nulisnya gimana. Alhasil? Hancur dah o.O gimana menurut anda sekalian? Muntah gak waktu baca fic Yoe? *tripleplakk*. ficnya juga pendek kah? gomen yak? habisnya bakal dibuat multichap, makanya agak di pendekin ficnya T.T go...gomen sangat minna ToT ini emang ficku paling pendek diantara yang lainnya... ^^ *nyengir kebo

Sena : Malam pengantinku. Gatot! Hwaaaa. *nangis bombe* PLAK

Yoe
: Gomeeenn sayangggg o.O

Suzuna : GRAAAAA *lempar sepatu roda ke Yoe*

Yoe : *tepar nyium tanah*

Hiruma : Ke ke ke *menyeringai sambil tetap menenteng senjata kesayanganya*

Mamori : Huyuh, ampuni suamiku ya Tuhan! *geleng-geleng*. Dan untuk pembaca sekalian, mind to ripiu? *lempar senyum maut ke readers*

^_^9 c.U