Hey, Hyuuga, tidak tahukah kau, aku menyukaimu sejak dulu?

Apa byakuganmu itu tidak bisa melihat menembus hatiku?

Dan tahukah kau,

kalau senyumanmu itu lebih efekif dari jyuuken kebangganmu itu

untuk membuat tubuhku tak bisa bergerak.

Apa? Kau mau bilang aku gombal?

Tidak.

Aku hanya...

menyukaimu.

.

.

.

Dear Neji...

Hyuuga Neji and all characters © Masashi Kishimoto

This story is belongs to me

Specially dedicated for my first-anime-crush

^-^ Hope you love it ^-^

.

.

.

Sejak dulu aku hanya bisa mengaguminya dari jauh.

Cowok Hyuuga itu. Cowok berambut hitam kecokelatan yang ujungnya selalu diikat. Cowok yang memiliki kemampuan byakugan. Cowok pemilik jurus jyuuken yang legendaris itu. Cowok yang berada di tim 9, tim yang sama dengan si batok kelapa dan si rambut cepol.

Si jenius klan Hyuuga yang telah mencuri perhatianku.

Neji Hyuuga. Menyebut namanya saja sudah membuat pipiku bersemu merah. Tidak, aku tidak seperti Hinata yang bisa pingsan hanya karena melihat Naruto. Aku bisa bersikap cukup normal di depan orang yang kusukai. Terlalu normal malah, sampai kadang dia tak melihatku ada di dekatnya.

Aku tidak pernah berharap Neji akan menyapaku. Sama sekali tidak. Kau tau kan, bagaimana sikapnya? Dingin sekali. Kurasa hanya manusia-manusia klan Uchiha yang bisa mengalahkan ke-cool-an-nya itu. Hanya anak-anak rookie 9 yang kulihat cukup dekat dengannya, terutama tiga shinobi tim 9—yang sering terlihat menjalankan misi bersamanya. Dengan Hinata yang masih sepupunya pun dia jarang terlihat. Entahlah kalau di rumah klan Hyuuga, mungkin mereka sering bertemu.

Kalau boleh, aku ingin sekali terlahir sebagai Hinata.

Atau kalau tidak, sebagai Tenten, atau malah Hanabi. Mereka wanita-wanita yang beruntung bisa sering bersama jeniusku itu. Mereka bisa sering bicara dengannya, menyentuhnya, dan memandanginya sampai puas. Kalau aku, melihatnya sekilas saja sudah bersyukur bukan main.

Aku tidak terobsesi dengannya. Aku hanya menyukainya. Menyukai, menyayangi, mencintai... terserah kau mau bilang apa. Yang jelas wajahku sering mendadak bersemu bila ada seseorang di dekatku yang membicarakannya, jadi bersemangat hanya dengan membayangkannya, jarang sekali tidur tanpa memikirkannya, dan tak bisa melewatkan satu hari tanpa tersenyum karena mengingatnya.

Aku selalu mengagumi si jenius itu. Persetan dengan Sasuke Uchiha. Iya sih, dia memang ganteng, cool, pintar, dan layak dikagumi bahkan dipuja, tapi siapa yang mau menyukai bocah yang pikirannya hanya tentang balas dendam sepertinya? Untuk move on dari kakaknya pun di tidak bisa. Aku benar-benar salut pada duo Sakura-Naruto yang rela mengejarnya sampai dunia nyaris hancur.

Kembali ke Neji, apa sih yang membuatku sangat menyukainya? Banyak hal, saking banyaknya aku tak bisa menyebutkannya satu per satu. Sebetulnya, aku menyukainya begitu saja. Aku melihatnya, dan boom! Aku jatuh cinta padanya. Soal jenius, keren, dan lain-lain itu aku baru menyadarinya setelah beberapa waktu. Dan itu semakin menambah rasa sukaku padanya.

Saat ujian Chunnin, kau ingat kan bagaimana buasnya Neji menghajar Hinata? Di bangku penonton aku juga menyaksikan itu. Aku bangga sekali, sekaligus takut. Aku takut Neji melukai Hinata. Dan rasa takut itu semakin besar saat Naruto memukulnya di Ujian Tahap Kedua. Untunglah dia tidak apa-apa, hanya memar sedikit. Perawat jaga memberitahuku kalau Neji hanya perlu sedikit istirahat. Aku ingin sekali menjenguknya, bilang padanya kalau dia harus berusaha lebih keras di ujian Chunnin yang akan datang, tapi saat aku tiba di kamarnya, dia sedang termenung menatap jendela. Dia mengatakan sesuatu tentang takdir, tentang Naruto, lalu tersenyum.

Dia tersenyum, dengan sinar matahari sore menimpa wajahnya.

Di ambang pintu tanpa sadar aku ikut tersenyum. Sepertinya, dia tak perlu motivasi dariku untuk bangkit.

A/N :

Salam sayang dari Shane :)

Shane kangen berat sama mr Hyuuga yang satu ini, dan berhubung dia adalah cinta pertama Shane maka fic ini lebih ke *coret*harapan*coret* khayalan Shane seandainya Shane tinggal di Konoha. Genrenya drama, karena yah... ini bukan romance. Maybe a lil' comedy and friendship, but no romance. Shane muak dengan cinta *mendadakbaper*

Budayakan review setelah membaca ^-^)/