The King's Incarnation

.

.

Disclaimer : Masashi Kishimoto dan Ichiei Ishibumi

Presented By : The Red Saber-Mordred

Rating : M (For Safe)

Pair : (Misteri)

Genre : Action, Fantasy, Supernatural, Romance.

Warning : Typo, OOC, HumanNaru!, Bahasa tidak Baku, Alternative Reality, and Etc.

.

.

.

Summary

.

.

Apa yang akan kau lakukan ketika melihat orang tuamu terbunuh di depan mata-mu sendiri, belum lagi yang menyebabkan hal itu adalah makhluk yang belum pernah kau lihat. Namikaze Naruto, setelah mengalami trauma masa lalu dan mengetahui sisi lain dari dunia ini. Berbekal sebuah kekuatan misterius yang bangkit sebagai titisan raja masa lalu, dia bersumpah akan menjaga satu-satunya orang yang dia cintai walaupun harus melawan seluruh makhluk itu.

.

.

Opening Theme : supercell - My Dearest

Chapter 1

[ Bagian I ]

Manusia bersayap gagak hitam.

Hanya itu yang dapat kulihat ketika ayah dan ibuku melawan kedua makhluk itu dengan sekuat tenaga bermodalkan kursi dan sapu tepat di hadapanku. Aku hanya bisa berteriak dan menangis seraya memanggil nama mereka berdua.

"Na-naruto.. Lari dan cari bantuan, cepat!"

Tou-san berteriak kepadaku dengan keras, tetapi aku yang masih berusia 9 tahun saat itu hanya bisa menangis dengan menutup kedua telingaku, aku terlalu takut untuk keluar, belum lagi di rumah yang sudah terlihat berantakan ini terdapat dua makhluk lainya yang sama-sama memiliki sayap gagak hitam.

"Khakhakha... Bunuh anak itu!"

Aku terkejut mendengar nya, tubuhku menggigil dengan keras, pernapasanku tidak teratur dan sesak. Aku melihat, salah satu makhluk itu menyerangku dengan menghunuskan sebuah pedang cahaya, aku yang tidak bisa apa-apa hanya berteriak dan menangis. Rumah kami berada di jalanan sepi bahkan sepi sekali, maka teriakan ku itu tentu tidak dapat di dengar oleh siapapun.

Jleb..

Aku terkejut, mataku membola, hatiku membeku ketika sebelum pedang cahaya itu mengenai ku, Tou-san dan kaa-san sudah berada di depanku dengan sebuah tusukan di perut mereka.

"T..tou-san... Ka..kaa-san." Lirih ku ketika melihat keadaan mereka yang tengah mengerang sakit akibat tusukan itu. Tou-san lalu menoleh perlahan-lahan ke arahku dengan darah yang sudah mengalir dari bibirnya. "Na-naruto... La-larilah.." Ucapnya lalu kelopak matanya tertutup di ikuti oleh kaa-san.

Dingin.

Sakit.

Benci.

Aku.. Aku.. Aku tidak dapat berkata apa-apa, hanya termenung melihat kematian orang tuaku di depan mataku sendiri, aku masih bisa mendengar ketiga makhluk itu tertawa puas seakan habis berburu rusa di tengah hutan. Hingga tiba-tiba aku merasakan sesuatu mengalir dalam tubuhku, begitu hangat dan juga dingin. Perasaan itu mengalir bagaikan air sungai yang mengalir hingga ke muara air laut. Begitu pula dengan perasaan itu. Hingga mataku terasa panas, sangat panas sehingga terasa terbakar bara api dan aku mulai kehilangan kesadaran. Namun, sayup-sayup aku masih bisa mendengar suara takut dan terkejut serta jeritan sakit dari makhluk yang ada di depan ku.

"Arghh.. A-apa-apaan ini?!"

.

.

.

.

Dunia itu tidak berisi sekedar laki-laki dan perempuan, ada juga makhluk super misteri yang dinamakan banci. Sama seperti langit, tidak hanya berisi Matahari dan Bulan, tetapi ada juga bintang, asteroid, meteoroid serta planet-planet dan Galaksi. Dunia ini masih misteri, tidak hanya berisi baik dan jahat, Hitam dan Putih, tetapi ada juga warna abu-abu yang menjadi pembatas bagi kedua warna itu. Begitu juga dengan kehidupan makhluk, tidak hanya berisi Manusia dan binatang, tetapi ada juga makhluk yang supranatural yang lebih memilih menyembunyikan eksitensinya.

Namaku Namikaze Naruto, atau yang sebelumnya begitu. Usiaku saat ini adalah 16 tahun. Semenjak kematian kedua orang tua ku, aku menjadi lebih sering memimpikan saat-saat kematian mereka sampai sekarang, bahkan aku masih mengingat dengan jelas bagaimana keadaan mereka ketika terbunuh.

Dendam... Tentu saja!

Marah... Apalagi ini, tentu saja!

Tapi...

Kami-sama nampaknya masih menyayangiku, bahkan ketika aku jatuh dalam lubang keputusasaan dengan terdampar di luasnya gurun sahara tanpa di temani setetes air. Kami-sama mengirimkan sesosok malaikat penyelamat. Dia hadir ketika aku dirundung kepedihan jiwa, dia hadir ketika aku hampir berputus asa dalam hidup dalam usia muda ku.

Dan..

Dia hadir dengan sosok yang lembut, penyayang, perhatian bahkan sampai hal terkecil sekalipun. Senyumnya begitu cerah dan hangat membuat diriku berusaha agar senyuman hangatnya tidak pernah luntur.

Dan...

Sosok itulah yang sekarang akan aku lindungi dari berbagai makhluk di dunia kotor dan fana ini. Makhluk-makhluk 'supernatural' yang hanya bisa bersembunyi di balik kekuatannya, begitu menjijikan dan pengecut. Hanya karena kami sebatas manusia, dengan seenak jidatnya kalian membunuh ayah dan ibuku.

Heii... Dengarlah wahai makhluk supernatural!

Jika saja kau berani menyentuh sosok malaikat pelindungku, sosok yang akan aku jaga dan kucintai saat ini. Akan kujanjikan pada kalian, kehancuran yang sebenarnya serta memburu kalian hingga ke ujung dunia sekalipun!. Camkan itu!. Aku tidak akan perduli jika kaum kalian sekalipun yang akan mengincarku. Aku akan membunuh dan memusnahkan kalian jika berani menyentuh sosok yang saat ini kupanggil dengan sebutan...

Onee-chan...

Normal POV

Kicauan burung-burung terdengar sangat indah, daun-daun berjatuhan saat angin berhembus kencang melewati tempat itu. Bersamaan dengan itu, seorang remaja bersurai kuning jabrik tengah berjalan melintasi jalanan sepi tersebut.

Dengan menggunakan setelan pakaian seragam akademi dibalut oleh blazer hitam, menggunakan sepatu hitam khas pelajar serta celana hitam panjang. Seraya memejamkan kedua matanya, dia berjalan santai dengan memasukan kedua telapak tangan di sakunya celananya yang menimbulkan semburat merah tipis bagi setiap wanita yang dilewati olehnya, namun dia nampak biasa-biasa saja seolah menganggap hal itu sudah biasa. Dengan membuka kedua kelopak matanya terlihatlah iris biru langit yang seakan mengajakmu berdansa dengan kecerahan bola mata tersebut; Dia kini berada di depan sebuah gerbang sekolah, disana terlihat juga dua orang gadis berkaca mata dengan surai hitam namun memiliki panjang yang berbeda.

"Ohayou gozaimasu, Kaichou, Shinra-san.." Naruto memberi sapaan sebagai tanda formalitas kepada dua gadis tersebut.

"Ohayou, Namikaze-san.." balas kedua gadis tersebut dengan wajah datarnya namun secara bersamaan.

Naruto tersenyum tipis dengan hal itu, lalu kembali berjalan melewati gerbang tersebut tanpa menoleh ataupun melirik ke arah kedua gadis tersebut. Setelah berjalan cukup jauh memasuki halaman akademi, tatapan-nya berubah menjadi tajam seraya mengeluarkan suara decihan yang tidak terdengar begitu nyaring.

Bukannya apa, tapi Naruto sebenarnya sudah tau mengenai identitas dari beberapa orang yang menempati Akademi ini, yang ternyata bukan manusia biasa. Terutama para petinggi OSIS beserta para anggotanya dan juga OCCULT RESEARCH CLUB, sering Naruto temui bahwa mereka memiliki sesuatu yang berbeda dengan murid lainnya. Sesuatu yang bisa di bilang begitu gelap dan hitam, bahkan dia juga merasa pernah melihat beberapa Barrier yang melindungi akademi ini.

Terkadang Naruto bertanya dalam hatinya..

Siapa itu Sona Sitri dan Rias Gremory?

Karena dari sekian orang yang Naruto rasa memiliki aura yang kelam, kedua gadis ini bahkan bisa menyaingi kelamnya masa lalu author...

Ehh..

Lupakan!

Apakah mereka termasuk bagian makhluk supernatural?!

Intinya, Naruto sudah mengetahui sebagian besar dari dunia ini. Dia memiliki kekuatan misterius yang bangkit saat kematian orang tuanya, hingga saat ini, dia secara diam-diam melatih kekuatannya tersebut. Disamping itu, setelah kebangkitan kekuatannya ini, dia selalu saja bermimpi dengan berfokus pada orang yang sama, namun memiliki perbedaan alur di setiap mimpinya.

Mimpi mengenai seorang Raja yang begitu kaya namun juga egois. Raja yang mengaku memiliki seluruh harta di dunia, raja yang bahkan berani menentang para dewa. Bahkan raja yang begitu kesepian dengan kematian orang yang dianggapnya sebagai satu-satunya teman dan juga sebagai sahabat.

Dia bahkan sudah mengetahui identitas dari tokoh yang sering berada dalam mimpinya tersebut. Bahkan Naruto sudah mencari informasi mengenai tokoh tersebut, namun dia tak begitu mengerti.

Terkadang Naruto berfikir..

Untuk apa semua mimpi ini di berikan padanya?

Apakah kebangkitan kekuatan misteriusnya dan juga mimpi tersebut saling keterkaitan?

Tidak, dia tidak begitu mengerti dengan ini...

.

.

Kuoh Akademi; Siapa yang tidak mengenal akademi ini, akademi terbesar sekaligus terpopuler di kota kuoh yang hanya menampung murid berbakat, pintar dan berprestasi tinggi. Tidak hanya itu, akademi ini mengambil struktur bangunan bergaya Eropa Klasik, dimana dengan gedung bertingkat dengan fasilitas terlengkap bagi siapa yang menimba ilmu di sana. Awalnya sekolah ini dikhususkan bagi perempuan, namun dua tahun lalu sekolah tersebut berubah menjadi sekolah campuran. Yah meskipun sudah berubah menjadi sekolah campuran, rasio perbandingan antara jumlah murid laki-laki dan perempuan terbilang cukup jauh yaitu 8 : 3 dengan jumlah perempuan yang jauh lebih unggul dari laki-laki.

Dengan begitu, secara otoritas perempuan jauh lebih unggul di banding laki-laki, bahkan hampir seluruh yang ada di akademi ini di kuasai oleh perempuan. Termasuk juga di bagian dewan siswa seperti Ketua OSIS yang di pimpin oleh Souna Shitori dan Wakilnya yang bernama Tsubaki Shinra.

Secara sederhana bisa dibilang kalau di Akademi ini, siswa laki-laki akan kalah jauh dari para perempuan baik itu di bidang prestasi ataupun olahraga, aneh bukan tapi itulah kenyataanya. Namun itu sedikit pengecualian pada Namikaze Naruto, masuk ke akademi melalui jalur beasiswa membuatnya masuk kedalam jajaran tiga besar dalam hal ranking sekolah. Walaupun tidak luput dari beberapa hal merepotkan, contohnya adalah peraturan yang teramat ketat yang mengikat murid-nya agar belajar secara aktif.

Naruto merupakan seorang yatim piatu yang saat ini tinggal dengan seorang dokter wanita yang mengadopsi-nya. Kedua orang tua-nya di temukan meninggal dengan luka yang diperkirakan sebagai luka tusukan benda tajam dengan Naruto yang sedang pingsan kala itu. Dokter muda yang saat itu sedang merawat Naruto tertarik dengan Naruto yang lalu mengadopsi anak itu karena dia juga tinggal sendiri di apartemen-nya. Saat ini Naruto juga kerja part-time di sebuah cafe di pusat kota, memang saat itu dia sempat di larang oleh Kakak perempuan-nya, tetapi melihat kesungguhan Naruto, mau tidak mau akhirnya di izinkan.

Beberapa menit kemudian, dia akhirnya sampai ke ruang kelasnya yang berada di lantai dua. Dia berada di kelas 2-B, kelas yang juga di isi oleh tiga orang terkenal dengan sifat mesum-nya, siapa lagi kalau bukan trio pervert yang membuat Naruto kesal dengan sikap mesum ketiga cecunguk itu.

"Ohayou.. Namikaze-kun."

"Naruto-kun.. Ohayou."

"Ohayou.. Darling."

Baru saja berjalan beberapa langkah masuk ke kelasnya, Naruto mendapat beberapa sapaan dari para gadis yang hanya di balas anggukan senyum dari-nya. Sekilas info; dia memang termasuk dari dua The Prince yang ada di akademi ini, dia juga di juluki sebagai [ The Yellow Prince ] karena rambut kuning-nya. Cukup merepotkan bukan?.

"Cih.. Terkutuklah kau orang-orang tampan!"

Sekilas Naruto melirik ke arah rutukan kesal itu, dia hanya tersenyum tipis melihat tiga orang pemuda tengah menangis anime di pojokan ruang. Berjalan sebentar, ia lalu duduk di kursinya yang berada di paling belakang di pojok kiri dekat jendela dan menempatkan tasnya lalu menyangga dagu dengan lengan kiri-nya, ia mengalihkan pandangan ke arah jendela.

Hidup berjalan dengan normal seperti biasanya...

[ Bagian II ]

Hari sudah malam dengan warna langit yang sudah menggelap, tidak lupa dengan bintang-bintang serta bulan yang menemaninya. Jalanan kota Kuoh juga terlihat lebih sepi dari biasanya, hanya sedikit yang berlalu lalang melewati sepinya jalan ditemani lampu jalan yang agak tinggi dengan cahaya lampu pijar yang terang.

Tap.. Tap.. Tap..

Seorang remaja laki-laki dengan surai pirang jabrik tengah berlari di jalanan kota kuoh. Nafasnya terengah-engah dengan keringat yang mengucur dari pelipisnya. Di tangan kanannya terdapat sebuah plastik hitam berisi yang dia genggam dengan kuat. Mata birunya menatap paparan jalan dengan tajam sesekali menatap arloji yang terpasang di tangan kirinya.

"Ugaaah.. Gawat!, aku pulang terlalu larut, semoga Onee-chan tidak marah!" Ujar pemuda yang diketahui bernama Naruto itu dengan was-was.

Naruto berlari dengan terburu-buru mengingat Onee-channya yang pasti akan marah jika dia pulang telat. Dia tadi bekerja terlalu bersemangat sehingga lupa akan waktu pulang. Beberapa kali dia melirik ke arah arlojinya dan memeriksa waktu saat ini.

19.34..

Angka-angka tersebut tertera dengan rapi dan jelas di arloji hitam yang dikenakan oleh Naruto. Sebenarnya, jadwal shift kerja Naruto adalah sampai pukul 19.00, tapi mengingat cafe tempatnya berkerja menjadi lebih ramai dari biasanya membuat dia kerja begitu ekstra, sampai-sampai lupa kalau waktunya pulang.

Dia berpikir bahwa, Onee-channya pasti sudah menunggunya pulang begitu lama. Apalagi mengingat onee-channya begitu posesif terhadap dirinya. Gahh.. Entah keberuntungan atau apa bagi Naruto mendapatkan kakak yang begitu posesif terhadapnya. Walaupun hanya sebatas kakak angkat itu sudah cukup bagi remaja bersurai pirang itu.

Kakaknya itu adalah seorang dokter muda, namun jadwal kerjanya hanyalah sampai pukul 18.00. Jadi semestinya Onee-channya itu sudah pasti berada cukup lama di rumah.

Naruto terus saja berlari, dia agak menyesal karena tidak membawa sepeda tadi. Namun tanpa dia sadari, sebuah barrier terpasang di hadapannya, hal itu tentu membuat langkah kaki remaja itu terhenti dan menatap ke arah barrier dengan tatapan bingung.

Berbagai pikiran berkecamuk di pikiran Naruto. Dia bingung, antara masuk atau tidak kedalam barrier tersebut, karena mau bagaimanapun untuk sekarang dia merasa tidak ingin masuk ke dalam dunia supernatural. Walaupun dia memiliki masa lalu yang buruk dengan para makhluk yang diketahui olehnya bersayap hitam legam bagaikan sayap gagak itu.

Setelah sekian lama dengan pikiran yang berkecamuk, Naruto akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam barrier tersebut. Dia berpikir bisa saja terdapat orang yang tidak bersalah mati oleh makhluk supernatural itu. Karena seringkali dia melihat beberapa orang mati dengan mengenaskan oleh makhluk dengan sayap menyerupai kelelawar di bangunan-bangunan tua tak berpenghuni di sekitaran jalan pulang dari tempatnya bekerja.

Untuk sekarang, dia sudah mengetahui dua jenis makhluk supernatural; Yaitu Da-Tenshi dengan sayap gagaknya dan juga iblis dengan sayap kelelawar. Hanya sebatas itu info yang dia dapatkan selama ini. Dia bahkan beberapa kali berhasil membunuh kedua jenis makhkuk itu dengan kekuatan miliknya. Memang dia bisa merasakan aura dari setiap makhluk itu, tapi membedakan aura iblis dan Da-Tenshi itu terasa sulit baginya, karena kedua jenis makhluk itu memiliki aura yang sama-sama kelam.

Naruto yang sudah berada di depan barrier itu menyimpan sebentar plastik belanjaannya di sekitaran samping jalan yang di penuhi oleh rerumputan hijau. Setelah kembali kedepan barrier, dia kemudian menempelkan tangannya ke barrier tersebut.

Krakk..

"Eh?!"

Barrier tersebut tiba-tiba pecah dari sisi atasnya yang membentuk sebuah kubah, lalu kemudian menjalar hingga ke seluruh bagian. Naruto yang merasa belum melakukan apa-apa sedikit terkejut melihatnya, lalu dengan segera dia melompat kebelakang dengan menyilangkan kedua lengannya.

Debu terlihat bertebaran di area taman selepas barrier tersebut pecah. Naruto yang menyilangkan kedua lengannya dengan segera mengalihkan pandangannya kedepan ketika merasakan aura yang sangat kelam, walaupun tak sekelam Rias dan Kaichou.

Setelah beberapa saat ketika debu-debu mulai menghilang. Naruto mendapatkan sebuah fakta karena seorang anak muda bersurai coklat yang Naruto kenal sebagai Hyoudou Issei, si maniak Oppai sekaligus teman sekelasnya serta manusia yang paling dia benci tengah terkapar dengan sebuah tombak cahaya menancap di perutnya. Darah kental menyembur keluar ketika tombak itu meluber menjadi serpihan cahaya kecil dan di ikuti pula oleh Issei yang terbatuk darah dengan badan yang bergetar hebat.

Dalam hati sebenarnya Naruto bersyukur kalau si maniak Oppai itu mati. Namun mengingat dirinya juga adalah seorang manusia sama seperti Issei, dia tentu berhak untuk ikut campur jika seorang manusia sama sepertinya harus terbunuh di depannya.

"Ara.. Ada satu orang stalker ternyata."

Naruto mengadah ke atas ketika mendengar suara seorang wanita yang berasal dari arah atasnya. Mata Naruto sedikit menyipit ketika menemukan seorang gadis muda dengan surai hitam panjang dan berpakaian bagaikan seorang BDSM tengah memandang dirinya dengan seringai kecil.

Naruto tercengang ketika melihat sayap gadis itu merupakan sayap yang memiliki warna hitam sama seperti sayap gagak.

Yah.. Sayap itu.

Sayap yang sama seperti makhluk yang membunuh kedua orang tuanya dulu. Selama ini, rekor yang dia capai dalam membunuh manusia bersayap gagak tersebut hanya sampai sekitaran 10. Entah kenapa emosinya sedikit terpacu ketika melihat manusia dengan sayap itu lagi, apalagi makhluk tersebut baru saja selepas membunuh orang lain.

Amano Yuuma..

Naruto sebenarnya sudah mulai curiga dengan gadis yang mengaku sebagai pacar dari si maniak Oppai itu. Lagipula siapa yang mau berpacaran dengan pemuda bego dan mesum seperti Issei. Kecurigaan Naruto mulai muncul ketika dia berpapasan dengan gadis itu, gadis yang mengaku bernama Amano Yuuma tersebut sama seperti para anggota ORC dan OSIS, yakni memiliki aura yang kelam, walaupun terasa sedikit berbeda. Dan ternyata dugaan Naruto benar bahwa gadis itu termasuk makhluk supernatural, namun dia tidak menyangka ternyata gadis itu adalah seorang..

"Da-Tenshi!" Tukas Naruto dengan tangan terkepal. Dia tidak bisa membiarkan yang satu ini lolos darinya, sama seperti beberapa Da-Tenshi lain yang pernah dia temui.

Wajah Da-Tensi tersebut menjadi sinis. "Manusia menjijikan..Dari mana kau mengetahui tentang kaumku?!" Ujar Gadis Da-Tenshi tersebut dengan sebuah tombak dari partikel cahaya yang mulai muncul di tangan kanannya.

"Itu bukan urusanmu!"

"Lancang sekali kau berkata seperti itu.. Dasar manusia rendahan!"

Naruto tersenyum mengejek. "Itu bukan urusan mu!, mau ku coli di sini kek, tetap saja bukan urusan mu!" Tukas Naruto dengan menyiapkan gesture bertarungnya ketika melihat gadis Da-Tenshi tersebut hendak melemparkan tombak cahaya ke arahnya.

Gadis itu mendecih, lalu dengan segera melempar tombak cahayanya ke arah Naruto. Tombak cahaya dengan konsentrasi yang tinggi itu melesat dengan cepat ke arah Naruto bagaikan lembing yang dilempar dengan kuat oleh atlit profesional.

Wuuuusshh..

Naruto tersenyum kecil, dengan melompat kesamping menghindari tombak tersebut. Membuat tombak cahaya itu hanya mengenai jalan beraspal yang di pijaknya tadi.

"Cih.. Kau cukup kuat juga Manusia!, tapi kali ini kau tidak akan bisa menghindar lagi!" Ucap Yuuma dengan tersenyum mengejek.

"..."

Naruto diam tak membalas, dua buah tombak cahaya melesat ke arahnya. Namun seakan buta, dia tidak menghiraukan tombak yang berniat mengincar nyawanya tersebut, malahan Naruto terlihat merentangkan tangan kanannya kedepan.

"Gate of Babylon.." Gumam Naruto pelan, Yuuma yang awalnya memandang remeh Naruto menjadi sedikit terperangah ketika melihat lima buah lingkaran emas tercipta di atas kepala Naruto.

Dia menjadi semakin terkejut ketika lingkaran emas itu memuntahkan beberapa pedang dan juga tombak ke arah tombak cahayanya. Kalah jumlah membuat kedua tombak cahaya miliknya hancur berkeping-keping setelah bertabrakan dengan pedang yang muncul secara misterius tersebut.

Syuuutt..

Sebagian pedang dan tombak lainnya yang menang dalam duel adu ketahanan melesat cepat ke arah Yuuma yang membuat gadis Da-Tenshi itu dengan segera menciptakan beberapa tombak cahaya guna menangkis muntahan senjata Naruto serta meliak-liuk di udara dengan sepasang sayap gagaknya.

Suara dentingan terdengar di gelapnya malam serta sunyinya jalanan di taman itu. Amano Yuuma yang menjadi sasaran dari berbagai pedang dan tombak tersebut menjadi sedikit berantakan dengan berbagai luka goresan yang terlihat di kulit mulus nan putihnya.

Nafasnya memburu, dia tidak menyangka bisa bertemu dengan manusia dengan kekuatan aneh seperti ini. Dia tau jikalau ini adalah salah satu dari Sacred Gear, namun yang ini begitu unik dengan memuntahkan senjata sebanyak, secepat dan se-efisien seperti hal yang di lihatnya barusan. Dia tadi juga mendengarkan pemuda itu menggumamkan kata 'Gate of Babylon' dalam artian jikalau itu adalah nama dari Sacred Gear tersebut, namun Yuuma tidak pernah mendengar sacred gear sejenis itu, bahkan saat dia masih berada di Grigori tidak pernah mendengar mengenai hal ini.

Tidak tidak.. Dia harus kemarkas sekarang, ini merupakan informasi yang penting dan harus segera di sampaikan pada atasannya.

Naruto hanya diam memandangi Da-Tenshi yang sedang melayang dengan susah payah di depannya. Dapat Naruto lihat kalau gadis malaikat jatuh itu sedang terluka yang di sebabkan oleh senjata-senjatanya.

"Jadi bagaimana Da-Tenshi-chan.. Apa kau akan menyerah dan membiarkanku membunuhmu sekarang juga." Ucap Naruto dengan sarkatis, dapat dia lihat kalau gadis itu menegang ketika mendengar ucapannya.

Ketika Naruto sudah menyiapkan lingkaran emasnya yang terlihat sudah memunculkan sebilah pedang. Dia terkejut ketika merasakan aura yang dia kenali menuju ke tempat ini. Entah insting atau apa yang membuatnya dengan segera membatalkan tekniknya tersebut lalu dengan cepat berlari dan bersembunyi di balik semak belukar di sebelah pohon besar di samping taman itu.

Begitu beruntungnya Amano Yuuma ketika Naruto membatalkan tekniknya tadi. Dia tidak menyianyiakan kesempatan emas bercampur intan permata ini. Dengan mengerahkan sisa tenaganya pada sepasang sayap yang mengepak di punggungnya. Dia kemudian melesat dengan cepat meninggalkan taman tersebut.

[ Bagian III ]

Naruto POV.

"Tadaima..." Ucapku sambil memutar knop pintu apartemen tempat aku dan onee-chan ku tinggal. Pintu bercat coklat tua itu terbuka dengan suara decitan engsel yang cukup nyaring, aku berdiri sebentar menunggu suara sahutan yang selalu ingin aku dengar setiap saat.

Masih setia dengan menunggu, aku bisa mendengar suara langkah kaki dari arah dalam yang terdengar begitu cepat. Keringat dingin mulai mengalir dari pelipis ku. Aku yakin kalau onee-chan ku itu pasti akan sangat marah mengingat waktu sudah mencapai pukul 20.12 di arlojiku.

"Okaeri Naru.."

Ah itu dia, Onee-chan ku terlihat muncul dengan cepat dari dalam dengan terburu-buru. Surai purple-nya diikat kuda serta bergoyang-goyang mengikuti gerakan langkah larinya, iris birunya begitu tajam dengan kilatan ilusi petir dapat kulihat disana. Dia juga menggunakan dress tanpa lengan berwarna hitam selutut.

Gyaahhh.. Aku akan mati sekarang!

Grep..

"Eh.."

Ketika aku berpikir akan mendapatkan sebuah jitakan atau tamparan dan suara amarah bernada tinggi tapi yang terjadi adalah dia memelukku, yah Onee-chan memeluk diriku.

"Okaeri Naru... Okaeri.." Ucap Onee-chan ku berulang-ulang. Dia bahkan mengucapkan beberapa baris kata ini dengan lembut disertai wajahnya yang dia benamkan di tengkuk ku.

Aku tersenyum kikuk, di satu sisi aku merasa canggung, namun di sisi lain, aku merasa sangat senang. Dengan mengangkat tanganku yang sebelah kanan karena tangan kiriku membawa plastik belanjaan yang hampir tertinggal tadi. Aku mengelus punggung onee-chan ku dengan lembut. Dapat aku rasakan dia semakin menyelusupkan kepalanya di tengkukku sampai-sampai aku bahkan bisa merasakan hembusan nafasnya yang begitu hangat.

"O-onee-chan.. A-apa kau tidak marah a-aku pulang telat begini?"

Aku memberanikan diri bertanya pada onee-chan ku ini. Entah dia tersinggung atau apa sehingga onee-chan melepaskan pelukannya tadi lalu memandangku dengan tajam. Dapat ku lihat ilusi shinigami muncul di belakang onee-chan ku itu.

Gyahh.. Aku salah ngomong, mulut kampret.. Mulut kampret..

Dia tersenyum, eh senyum yang selalu membuatku merasa menghangat itu bermekar di wajah cantiknya. Dia menarik nafas sejenak, lalu kemudian menghembuskan dengan menampilkan raut wajah seperti telah membuat keputusan.

"Tentu saja tidak Naru~.. Lagipula kakak siapa yang akan memarahi adik manis dan rajin seperti mu."

Gyahh.. Ini bohong, dasar Onee-chan, kau bahkan pernah memarahi bahkan mendiamiku selama beberapa hari hanya karena teman-teman tugas kelompokku yang secara kebetulan semuanya perempuan datang ke apartemen ini, kau bahkan mengawasi kami belajar dengan tatapan sinis mu. Aku tau kalau kau begitu karena menyayangiku sama seperti adik kandungmu sendiri, dan aku akui senang akan hal itu. Karena itulah, aku akan selalu menjagamu setidaknya sampai ada seorang pria yang pantas mendapingi hidupmu, Onee-chan.

"Ummh, sebaiknya kita masuk saja Onee-chan, nggak enak loh di lihat tetangga."

"Ummu.. Lets go."

Aku dan onee-chan ku masuk ke dalam apartemen yang kami tinggali tidak lupa dengan onee-chan yang menggandeng tangan kananku, sedangkan tangan kiriku masih setia memegang plastik belanjaanku. Untuk apartemen yang aku tinggali ini tidak terlalu besar sih, hanya saja bagi aku dan onee-chan, tentu saja ini lebih dari cukup untuk di tempati dua orang.

Untuk Onee-chan ku, dia bernama Senjougahara Hitagi, zodiaknya Cancer, untuk usianya tidak terlalu tua sih yah dia berusia 26 tahun, karena pada saat dia mengadopsiku dia masih menjadi seorang dokter muda.

"Naru.. Kau bawa apa tuh?" Tanya Onee-chan ketika melihat plastik belanjaanku. Dia tampak penasaran, mungkin karena selama ini sangat jarang membeli sesuatu terkecuali pada saat ulang tahun onee-chan saja.

"Ini aku bawa kripik kesukaan onee-chan, dan juga sebagian kebutuhan sehari-hari." Ucapku seraya melepaskan sejenak tangan onee-chan yang bergelatung manja di tangan kananku, aku mengambil sebuah bungkus kripik berwarna coklat dari plastik kemudian memberikannya kepada onee-chan.

Onee-chan terlihat senang, dapat kulihat dibelakangnya terlihat ilusi bunga mawar dengan kumbang-kumbang yang beterbangan. Dan tanpa terasa kami juga sudah sampai di ruang tamu dengan sofa-sofa berwarna putih tersusun rapi menyerupai huruf 'U' serta sebuah meja persegi panjang di depannya.

"Arigatou Naru.. Umm.. Bagimana kalau aku akan membuat minuman untukmu dulu. Kau pasti lelah setelah bekerja sampai malam seperti ini." Ucap Onee-san yang membuatku tersenyum kikuk menanggapinya. Tidak mungkin kan aku membicarakan mengenai pertarunganku dengan da-tenshi tadi dan juga pertemuanku dengan iblis tadi serta tidak lupa juga dengan teman sekelasku yang ketika mati dirubah menjadi iblis dan hidup kembali.

What the Hell..

Aku tidak menyangka akan hal itu, aku benar-benar tidak menyangkan bahwa ada makhluk selain Tuhan yang bisa menghidupkan kembali orang yang sudah mati. Bahkan orang yang memberikannya kehidupan baru sebagai budak iblis itu adalah senpai ku sendiri yang bernama Rias Gremory. Well, sebenarnya aku sudah lama mencurigainya, oleh sebab itulah aku menjauh dan tidak ingin berinteraksi dengan mereka. Yah selama pihak mereka tidak menyentuh onee-chan ku sih, tentu saja aku tidak akan berbuat macam-macam pula dengan mereka.

Onee-chan sudah berjalan ke arah dapur dengan wajahnya yang tersenyum gembira sesekali bibir merahnya bersenandung dengan ria. Aku yang melihatnya tentu saja terkekeh kecil, aku berfikir jikalau onee-chan ku itu lebih cocok menjadi seorang penyanyi daripada dokter...

...but, i think maybe me and onee-chan will not get together...

.

.

.

And Cut..

Info:

Senjougahara Hitagi from Bakemonogatari.

Gate of Babylon from Fate series.

.

.

Heeh, ya-hallo, fic ini terinspirasi dari TLA punyanya Sora dan Shiro-senpai.. Sebenarnya aku berencana untuk hiatus dulu selama UKK ini, tapi yah entah kenapa tangan ku begitu gatal kalau gak ngetik dan nulis fic.

Hmm ada yang sadar, sebenarnya fic ini rencananya akan aku kasih judul Gate of Babylon-V2.. Muu, entah kenapa otakku berkata lain, dan kayaknya bakalan lebih keren judulnya yang ini Ehehe.

Gate of Babylon menjadi sebuah Sacred Gear.. Well, menurutku bakalan keren kayaknya, apalagi jika balance breakernya udah kebuka dah kelar tuh underworld hohoho. Untuk romance maa ini masih prolog loh yah, untuk kedepanya bakalan ada. Dan untuk pair, ada yang bisa nebak?

Ini cuma prolog jadi wordsnya masih sedikit, untuk up tentunya akan berbarengan dengan The Yellow Knight yang tentunya udah aku bikin drafnya sampe tamat season 1-nya.

P.S : Ada baiknya para reader,senpai, dan silent reader sekalian memberikan dukungan di fic ini, karena mungkin ini fic yang tidak akan terduga nantinya ehehe.

Mordred Out..