Touken Ranbu DMM dan Nitroplus

Saya tidak mengambil keuntungan apapun dari kisah ini.

.

.

Dapur

.

.

Aruji, kubuat essai ini agar dirimu mengerti.

.

.

.

Enjoy!

.

Aruji, saya membuat essai ini untuk kepentingan bersama.

Dapur adalah tempat sakral, tidak bisa diganggu gugat, hanya orang ahli yang boleh menyentuh dapur citadel. Itu aturan gak tertulis dan secara umum diketahui oleh para penghuni citadel.

Well, lain cerita bila ada penghuni baru dan belum tahu aturan tersebut atau memang memiliki otak yang keras bagai batu.

Salah satu mahluk yang tidak tahu aturan tersebut : Ichigo Hitofuri.

Aruji tahu bila belum sampai tiga hari ia datang ke citadel ini. Kala itu para tantou dari klan Awataguchi sedang sortie dan mencari bahan di malam hari. Wajar saja mereka tak tahu.

Wajar pula bila seorang pedang yang diberi tubuh baru tidak mengetahui apa-apa.

Namun, masalahnya ia saat itu kelaparan dan masuk ke dapur yang memang tidak pernah dikunci. Memakan persediaan makanan di guci penyimpanan untuk musim dingin sebentar lagi.

Memakan persediaan makanan musim dingin = ilegal = cari mati.

Entah nasip buruk, tapi Shokudakiri Mitsutada datang karena mendengar suara aneh dari dapur dan berakhir terjadi pertumpahan darah.

Ichigo Hitofuri gagal menjelaskan keadaannya, yang pasti kesalahannya di mata para koki sangatlah parah.

Memakan persediaan makanan untuk musim dingin = ilegal = cari mati.

Esoknya Aruji tahu sendiri, bila Ichigo Hitofuri di gantung di atas pohon dengan papan tulisan; "jangan dilepas sampai siang nanti."

Selanjutnya, ada mahluk yang memiliki otak sekeras batu : Mikazuki Munechika.

Demi apapun, ia memang pedang tua, salah satu tenka goken, pedang ketiga yang datang ke citadel ini, tapi kebiasaannya mengambil persediaan makanan di dapur perlu dikhawartirkan.

Sudah beberapa kali cemilan yang dibuat Kasen Kanesada dan Horikawa Kunihiro untuk para Tantou menghilang tanpa jejak.

Hanya menyisakan gelas minum teh dan piring bekas cemilan di rak cucian.

Shokudakiri Mitsutada bahkan tidak habis pikir persediaan makanan selalu berkurang satu setiap ia hendak membawa makanannya ke ruang makan.

Bukti? Sudah banyak Aruji, saya, Sayo Samonji, dan Horikawa Kunihiro selalu bergantian untuk memantau keadaan dapur setiap hari dan sering menemukannya mondar-mandir di dapur.

Ketika ditanya jawabannya sangat tidak logis ;"hahaha, maklum sudah tua. Butuh makanan sampingan." yang otomatis membuat Horikawa murka dan mengikatnya di pohon.

Saya kira Horikawa hanya murka dengan Mikazuki karena Yamanbagiri saja, ternyata tidak.

Jujur saja, Wakizaki macam Horikawa sangat ditakuti se-citadel. Jadi mohon maaf jika anda menemukannya tengah murka kepada kakek tua itu.

Untuk itu Aruji, agar tidak terjadi pertumpahan darah dimohon dengan sangat agar membuatkan sebuah gembok dapur. Atau, setidaknya sebuah pintu besi bergerigi dan memiliki sengatan listrik agar tidak ada lagi mahluk macam mereka yang berani mengusik ketentraman dapur.

Salam hangat dari sekertaris tercinta anda.

Heshikiri Hasebe.

.

.

.

"... Minta gembok dapur aja kok sampai buat essai sih?" gumam seorang saniwa di kantornya.

"... Untung ganteng, yaudah diturutin deh."

.

.

.

End

Dari nulis randoman di fb-ku. Salam kenal.