Jika ada yg pernah baca ini didalam web lain, aku yg nulis itu. ah, tapi itu pakai id temen ku.

Ini fanfiction pertama ku

WHEN I MEET 12 WEREWOLVES

PAIRING: EXOXOC

GENRE: ROMANCE/ADVENTURE

RATE:T/M

.

.

.

.

.

.

CHAPTER 1:

Seorang gadis dengan surai panjang berjalan di dalam hutan. Gadis manis itu bernama Haera, gadis itu dikerjai teman-temannya dan sekarang Haera tersesat dan sudah malam. Dia memeluk tubuhnya yang kedinginan. Dia duduk di bawah pohon dan tidur karena dingin. Entah apa ia mendengar suara-suara tapi karena rasa kantuk yang bertambah, ia tertidur lelap.

Ketika Haera terbangun, dia sudah berada di kastil tua. Dia menguap dan terdiam.

"Dimana ini?" Haera bangun dari ranjang berwarna putih. Ia menatap pakaiannya yang sudah sedikit kotor.

"Siapa yang membawaku kesini?" baru Haera mau membuka pintu. Pintu itu tiba-tiba sudah terbuka.

"Sudah bangun rupanya." Suara berat itu sampai pada telinga Haera.

"Kenapa kau berada di hutan malam-malam?" Tanya pemuda berkulit agak gelap. Dia menatap Haera dengan dingin.

"A-aku… sebenarnya.. " Haera bingung menjelaskannya.

"Kau tersesat di hutan?" Haera mengangguk kecil.

"Bukankah sudah tertulis di depan 'Dilarang Masuk Kawasan Berbahaya' apa kau tidak bisa baca?" Haera terdiam sesaat karena tertusuk dengan kata pemuda itu.

"Aku bisa baca tau! Jangan sembarangan!" Haera kembali menatap dingin pemuda itu "Dan namaku Haera, mengerti?!"

"Hmm.. Berani juga kau memarahi Kai." Tiba-tiba seseorang pemuda muncul dibalik pintu. Haera hanya diam.

"Namaku Suho dan ini, Kai. Masih banyak sih anggota disini." Kata Suho menatap Haera.

"Hmm.. Oh ya kenapa kau ada di hutan semalam?" Tanya Suho.

"Aku di kerjai teman-temanku agar masuk kedalam hutan dan mengumpulkan buah-buahan." Haera menunduk.

"Aku akan mengantarmu." Ucap Kai sambil mengambil jubah dan menatap Haera.

"Terimakasih." Senyum manis pun terlukis di bibir Haera.

30 menit Haera berada di gerbang hutan.

"Dimana kau tinggal?" Tanya Kai.

"Tidak ada." Kai menatap bingung Haera.

"Aku sudah tidak punya apapun selain pakainaku, rumahku dibakar, orangtua ku melarikan diri karena hutang." Lanjut Haera sambil menatap Kai sedih.

"Ma-maaf soal itu." Haera hanya tersenyum.

"Bagaimana kalau kau tinggal dengan kami saja?" Tanya Kai menatap Haera.

"Ah, tak usah aku taka pa kok. Aku sering tinggal dimana-mana kok, bahkan di kuil." Haera tersenyum manis. "Aku sudah besar lagipula." Lanjutnya.

"Tidak, ini salahku karena tidak tau." Kai menatap Haera.

"Tak apa kok, aku bisa hidup seperti biasa." Haera baru mau berjalan, dia melihat segerombol anak-anak seumurannya.

"Ah, lihatlah siapa yang kembali?" Haera bersembunyi dibalik tubuh besar Kai.

"Ngh, siapa kau? Serahkan gadis itu!" Kai menatap Haera yang ketakutan.

"Namaku Kai dan aku pelindung hutan." Jawab Kai asal. Dia merangkul Haera lembut. "Dan Haera tidak boleh diganggu. Mengerti?" Kai menatap tajam pemuda didepannya.

"Haera akan tinggal dengan kami." Haera kaget mendengar suara lain dan saat melihat ke arah lain, dia menemukan Suho yang sedang duduk di pohon. Dengan jubah miliknya, Suho turun dari pohon dan tersenyum. Dia menyentuh pundak Haera dan memeluknya.

"Kami akan menjadikan dirinya sebagai pelindung hutan sama seperti kami." Haera benar-benar bingung siapa yang dimaksud 'kami'.

"Kami akan menghajar siapapun yang mengganggu Haera!" Kata Kai dengan ketus.

"Siapa kalian mau mengambil mainan kami?!" Haera ketakutan dan mencengkram jubah Suho.

"Kami pelindung hutan! Bukankah sudah aku bilang?!" Kai menjawab dengan ketus dan kasar.

"Dia mengajak ribut rupanya, Serang!" segerombol itu menyerang Kai. Kai juga menyerang dengan serius dan kuat. Acara serang-serangan itu tidak berlangsung lama.

"Kai, kau terlalu berlebihan. Mereka sudah K.O." Kata Suho dan Haera bersembunyi di belakang Suho.

"Berisik kau." Kai membersihkan tanganya dari debu setelah menghajar orang yang mau melukai Haera tadi.

"Haera, kau harus tinggal dengan kami."Kata Suho tersenyum senang melihat Haera yang kaget dan panik.

"Tapi nanti merepotkan." Haera menatap Suho dan Kai. "Tapi apa maksud 'kami'? Bukankah hanya kalian berdua di castil itu?" Haera menatap bingung Kai dan Suho.

"Kami tinggal bersama beberapa teman kami." Kata Kai dan Suho tersenyum menatap Haera.

"Kalau tidak salah masih ada sepuluh orang lagi." Kata Kai menghitung dengan malas.

"Eh.. Sebanyak itu? Apa tidak apa-apa aku tinggal bersama kalian? Nanti merepotkan." Haera malu dan menatap Kai serta Suho lembut. Suho serta Kai merasa hatinya berdebar-debar melihat Haera yang malu-malu dengan tatapan lembutnya itu.

"I-iya, itu tak apa." Kai dan Suho menatap arah lain agar pipi merah-nya tak terlihat oleh Haera.

"Dan kami memaksa karena ini semua salahku menanyakan orangtua-mu, dan menghajar orang-orang ini." Kai menatap orang-orang yang masih terkapar di tanah itu.

"Kami tak mau kau terluka, jadi kau harus tinggal dengan kami."

"Baiklah, aku mengerti dan aku akan tinggal bersama kalian." Haera tersenyum membuat Kai serta Suho blushing dan salah tingkah. Kai menutup wajahnya dengan sebelah tangan dan Suho menatap arah lain dengan panik. Haera hanya diam bingung menatap mereka berdua.

"Sudahlah ayo kita pulang ke kastil (baca : rumah)" Kata Kai dan berjalan ke arah kastil dengan santai dan Haera mengikuti dari belakang dan diikuti Suho yang menatap Haera.

"Kuharap tak terjadi apapun" Pikir Suho sedikit panik dan cemas

Kastil

"Kami kembali." Ucap Suho dan Kai masuk kedalam kastil. Haera menatap kanan dan kiri gugup.

"Selamat datang." Suara berat dan ceria terdengar di telinga Haera.

"Semuanya! Aku membawa teman baru!" Kata Suho membawa Haera masuk kedalam ruangan yang memiliki sofa banyak, meja kecil, rak buku, jendela besar, perapian, karpet merah dan rak dorong yang menaruh kue dan teh. Disana ada sekitar 10 orang. 3 orang yang baru saja main kejar-kejaran, kini berdiri menatap Haera, 4 pemuda yang memakan kue, seorang pemuda mengelus hewan miliknya(?), seorang pemuda yang menatap Haera dengan dingin, dan seorang pemuda yang sedang meminum teh.

"Dia Haera, dia akan tinggal disini." Kata Kai masuk dan memakan kue kering yang ditaruh dipiring.

"Haera, ayo ku kenalkan. Yang berambut white blonde itu Sehun, yang matanya paling besar itu Kyungsoo, yang itu Baekhyun, sebelahnya itu Chanyeol, yang sedang minum teh itu Luhan, yang sedang makan bakpao itu Xiumin, yang dingin itu Kris(?), yang tangannya sedang dicengkram itu Lay, yang disebelahnya Tao, dan terakhir Chen." Jelas Suho dan Haera mengangguk mengerti.

"Ngh, namaku Haera. Salam kenal." Haera menunduk sopan. Karena masih gugup, dia memainkan jarinya. Karena melihat wajah Haera yang malu membuat mereka blushing dadakan.

"Haera, kau manisnya . !" Ucap Chanyeol, Baekhyun, Kyungsoo, dan Chen kompak mendekati Haera dan memeluk Haera erat.

"Kau jadi istriku saja .!" Kata empat orang itu kompak.

"Eh?" Haera kaget karena mendengar kata itu dengan cepat dan serius.

"Tidak, Haera akan denganku!" Kata Luhan sambil mengeluarkan smirknya membuat Haera blushing sampai telinga dia sangat malu karena mendengar kata-kata yang terlalu ambigu. Haera baru saja akan mundur , dia terjatuh karena Kai di belakangnya. Untungnya Kai menahan tubuh Haera kuat.

"Kau tak apa?" Tanya Kai menatap Haera. Haera mengangguk cepat dan kembali berdiri. Baru saja Haera berdiri, dia merasa ada yang menatapnya dingin. Saat Haera mencari asal tatapan itu dia melihat Kris yang menatapnya dengan dingin. Haera yang masih terlalu polos mendekati Kris perlahan. Semua orang tentu saja kaget karena Kris mudah didekati begitu saja.

"Kris, apa aku ada masalah denganmu hingga kau menatapku seperti itu?" Tanya Haera polos berdiri di dekat Kris dan menatap takut.

"Jangan ganggu aku." Kata Kris kembali menutup mata untuk tidur. Haera hanya dapat mengangguk mengerti dan segera diam sampai ada yang memeluknya dari belakang.

"Jangan terlalu dekat nanti Kris bisa marah." Ujar Lay dan Haera bingung.

"Haera, kau wangi sekali." Lay memeluk erat Haera dan mencium wangi di leher Haera. Haera merasa tak nyaman hanya dapat diam gemetar.

"Lepaskan dia, bodoh." Ucap Sehun menarik Haera hingga Haera berada di gendongannya tepatnya di gendong seperti karung *authordigebukHaera*. Sehun tiba-tiba mencium wangi dari tubuh Haera.

"Tapi benar juga, kau wangi." Haera diturunkan dan dipeluk Sehun lalu menghirup wangi dipundak Haera.

"Ngh.. memang wangi. Aku jadi ingin memakanmu." Sehun mengeluarkan evil smirknya. Haera kaget dan mendorong dada Sehun karena takut.

"Ada apa?" Sehun masih nyaman menghirup wangi ditubuh Haera.

"Hentikan… itu geli!" Haera mendorong Sehun sekuat tenaga tetapi tenaga Haera kalah kuat dengan tenaga Sehun.

"Hentikan." Haera mencoba mendorong dan dia terlepas dari Sehun karena Kris.

"Kris?" Haera kaget.

"Berisik, kau ikut aku." Kris menarik tangan Haera keluar dari kastil. Semua orang terdiam kaget karena Kris mengajak Haera pergi.

Taman

Haera duduk di bawah pohon. Dia melihat padang rumput dan beberapa bunga yang indah di sekitar taman dan ditempat itu di kelilingi pohon besar. Kris berbaring didepan Haera. Haera menatap wajah Kris yang damai dan sedikit kaku. Haera melihat ada daun yan jatuh di wajah Kris. Haera mengambil daun itu dan kaget melihat Kris membuka matanya dan menatap Haera dingin. Haera panik sendiri karena ketahuan.

"Kau serius mau tinggal dengan kami?" Kris memulai percakapan. Kris serius. Dia menatap Haera langsung pada matanya.

"Lebih baik kau tidak bersama kami. Itu berbahaya untukmu." Kris bangun dari posis berbaring dan menatap wajah Haera.

"Aku tidak tau, tapi Kai dan Suho sudah menolongku, aku berhutang budi soal itu dan aku mengikuti keinginannya karena mereka telah baik denganku." Kata Haera lembut sambil tersenyum. Kris mengangguk mengerti sebelum menyentuh tangan Haera lembut, dan itu membuat Haera kaget.

"Jangan pergi setelah mengetahui siapa kami sebenarnya." Kris mengatakan hal itu sambil menggenggam erat tangan Haera dan Haera mengangguk polos lalu tersenyum lembut.

"Baguslah." Kris berbaring lagi didepan Haera.

SKIP

Haera merapikan kamarnya sehingga terlihat lebih bersih dan nyaman. Haera memakai gaun tidurnya yang hanya sebatas lutut. Dia duduk di balkon kamarnya dan menatap bulan purnama.

"Indahnya" Haera tersenyum sebelum mendengar suara kencang. Haera segera keluar dan kaget melihat serigala yang pergi dari depan kamarnya. Haera berlari mengikuti serigala itu dan berhenti di taman belakang karena melihat 12 serigala yang berkumpul di bawah pohon yang cukup besar. Haera hanya terjatuh duduk karena takut. Lalu ia dikejutkan oleh suara orang yang ia kenali. Namun sang pemilik suara yang Haera kenal tidak ada di tempat itu.

"Sudah kubilang jangan pergi ataupun takut melihat kami." Haera berpikir. Siapa sebenarnya 12 serigala ini?

Bagaimana kehidupan Haera setelahnya? Tunggu di chap ke 2 '-'

TBC

Ok, reader jika kalian suka mohon di review...

Salam sayang Nagito