Its Story
Cast
Jimin x Yoongi
With other cast…
BL/Yaoi, Romance/?
Typo, missing kata-kata. Dan kesalahan manusiawi lainnya…
Don't bash, don't like don't read, right?
Anak bangsa ngga boleh PLAGIAT!
.
.
.
Siang yang cerah, dengan bangganya sang mentari menunjukkan sinarnya dengan sangat terang. Namun kini terang sang mentari rasanya terkalahkan oleh senyuman seorang remaja dengan kaca mata persegi panjang dimata indahnya.
Kacamata yang sangat dibenci para remaja karena modelnya bak seorang laki laki yang sudah lanjut usia, atau bahkan kaca mata yang biasa digunakan oleh guru killer mereka.
Namun tidak dengannya, dengan kepercayaan diri yang tinggi ia terus menggunakan nya. Bahkan tanpa rasa malu ia terus memakai kacamata nya itu di pelatihan dance yang bisa dibilang cukup menghabiskan biaya yang tak sedikit.
.
.
.
Dibalik itu semua di memiliki rencana yang tak diketahui orang lain.
.
.
.
Jimin. Park Jimin namanya pemuda dengan kacamata itu. Dengan keringat di sekujur tubuhnya ia tetap tersenyum lebar karena katanya ia sedang dipanggil pelatihnya, bukan itu sebenarnya yang membuat nya tersenyum seperti ini.
'Kata Ahn hyung, kau harus ke kantornya. Ehmm, kurasa itu kabar baik Jimin. Ahn Hyung benar benar tidak dapat menyembunyikannnya.' Seperti itulah yang dikatakan teman sepelatihan.
.
.
.
Jimin menghembuskan nafas gugupnya sebelum membuka pintu kaca gelap dihadapannya. Didalam sana ada Ahn Hyung yang sudah menunggunya.
Klek..
"Permisi hyungnim .." Jimin menyembulkan kepalanya untuk mengecek keadaan didalam kantor. Jimin tersenyum saat penglihatannya menangkap sang guru yang berbalik manatapnya, menghiraukan kesibukannya sebentar hanya untuk melihat sang sumber suara.
"Kemarilah Jimin!" Jimin lalu memasukkan seluruh tubuhnya memasuki kantor itu. Dengan langkah sopan ia melangkah mendekat ke meja sang guru dancenya sambil sesekali membenahi letak kaca matanya.
"Duduklah Jim." Dengan perlahan Jimin menarik kursi disampingnya lalu duduk dengan tubuh sedikit bergetar.
"Sebenarnya apa yang ingin hyungnim katakan padaku." Kata Jimin to the point setelah beberapa detik sang pelatih terdiam. Sang guru tertawa kecil mendengarnya.
"Apa segitu panasarannya kah kau Jim?"
"Maaf." Lirih Jimin karena ia malu mendengar penjelasan sang guru. Sungguh terlihat ia sangat tak sabaran. "Hmm.. kau masih pemalu seperti pertama kali aku mengenal mu, lagipula kita sudah dekat Jimin. Jangan terlalu canggung denganku."
"Baiklah hyung.."
"Oh iya. Minggu depan ada audisi agency yang lumayan besar di Busan. Aku tahu kau pintar, ah atau lebih tepatnya terpintar dance disini dan aku tahu kau pintar menyanyi bukan?" Tegas sang guru yang membuat Jimin tertegun. Dan yang bisa ia lakukan saat ini hanyalah menatap tak percaya ke gurunya itu.
"Jangan tanya kenapa aku tahu Jim." Sang guru tersenyum bangga pada Jimin, senyuman yang membuat Jimin merasa cukup tenang.
"Kurasa kau cocok untuk itu, kau bisa menjadi terkenal dengan kemampuan mu itu. Dengan begitu kau dapat mengangkat nama baik pelatihan ini." Lanjutnya.
.
.
.
.
Seorang wanita sedang sibuk dengan ponsel pintarnya di ruangan tengah rumahnya. Ia sedang menunggu seseorang lebih tepatnya.
Sang kekasih mudanya.
Ia bersandar pada sofa yang sedang ia duduki, lama menunggu membuatnya bosan juga. Sebenarnya ia hampir saja terlelap jika saja dering ponsel pintarnya membuatnya kembali tersadar.
'Nunna aku sudah ada didepan rumahmu, cepat keluarlah. Kau tahu aku ingin berbicara dengan mu.'
Wanita tersebut tersenyum senang, bukan karena rindu lama tak jumpa akan tetapi karena kekasih muda nya ini adalah dompetnya. Yah, bisa dibilang wanita tersebut hanya menggunakan pemuda itu hanya untuk diambil uangnya saja, meskipun badannya menjadi korban pula. Itu tak apa asalkan kesenangannya terpuaskan.
Huh. Murahan. . .
Wanita tersebut segera saja merangkul dan tersenyum lebar nan palsu pada si pemuda yang umurnya terpaut cukup jauh dengannya. Sedangkan sang pemuda hanya tersenyum tipis di perpotongan leher sang wanita.
"Aku merindukanmu Jimin.. "
"Begitukah?"
Wanita tersebut melepaskan pelukannya di leher Jimin dan membuat lengkungan kebawah pada bibirnya, "Apa kau meragukanku ?" Jimin hanya terkekeh pelan. Melihat hal itu wanita tersebut akhirnya tertawa pelan, "Aku merindukanmu, ayo masuk?"
.
.
.
Tangan Jimin ditarik masuk ke rumah sampai mencapai ruangan pribadinya, kamar tidurnya. Jimin hanya dapat pasrah dan menerima apapun yang akan terjadi lagipula ini sungguh menyenangkan.
Setelah mengunci ruangan tersebut wanita itu menyeringai penuh arti pada Jimin, "seharusnya kau tahu maksud rinduku tadi bukan?" Ujar sang nunna.
Jimin yang memang sudah memiliki sifat kurang lebih mesum sejak lahir itupun ikut menyeringai, "aku tidak tahu, nunna." Godanya.
Sang wanita mendekati Jimin dengan hanya menyisakan sedikit jarak diantara mereka, "Haruskah aku memberitahukan contohnya, Jim?"
"Ya, beritahukan padaku nunna." Seringai diantara mereka semakin menjadi, wanita itu kini mulai menanggalkan jarak diantara mereka bahkan rasanya tidak akan ada udara yang memisahkan jarak mereka.
Menempel nya tubuh depan mereka kini bibir mereka pun ikut tak berjarak. Jimin hanya diam dan membuka mulutnya membiarkan sang wanita untuk bekerja untuknya. Sungguh rasanya ada sesuatu yang membuat sang wanita begitu bergairah untuk menyesap dan menjilat bibir kental Jimin, bak seseorang yang belum pernah merasakan nikmat hingga tidak mau melepasnya barang sejenak.
Sedangkan pihak berkuasa saat ini tak seperti biasanya, sungguh tak bersemangat. Wanita itupun juga merasakan keanehan tersebut maka dari itu muncul hasrat untuk membangkitkan gairah sang pemuda adalah hal yang menyenangkan.
Membuat ciuman mereka tak hanya diam di tempat tersebut. Dengan ciuman panas yang tak terputus dan langkah acak yang mereka ambil sang wanita mulai beraksi dengan tangannya yang turun untuk mengelus bagian bawah sang pemuda, memberikan efek gerah dan sesak untuk Jimin.
Namun rasanya usaha wanita tersebut sia sia. Hasilnya tetap saja.
Tak kurang akal sang wanita mulai membuka kancing kemeja pemuda itu, membukanya hingga tak tersisa. Mengusapkan telapak tangannya yang dingin di dada bidang hangat yang terbentuk indah, namun sayang sang pemilik selalu bergaya culun hingga rasanya orang lain tidak akan pernah menduga bahwa terdapat pahatan indah didalam penampilannya.
Setelah itu tangannya turun lagi dan perlahan ingin membuka kancing celana jeans sang pemuda.
.
.
.
Jimin yang merasa tangan sang nunna bermain dengan kancing celana nya ia pun segera tersadar dan menjauhkan tubuhnya untuk mengakhiri ciuman panas tersebut, "cukup nunna."
Dilihatnya raut wajah masam dari wajah cantiknya. Namun Jimin tetap acuh dan memilih membenahi letak kaca matanya, ia sungguh berbeda dari sebelumnya. Itu yang ada dipikiran sang nunna.
"Ada apa denganmu, Jim? Ini bukanlah dirimu yang dulu"
Jimin kini menatap tajam pada manik wanita tersebut, astaga tatapan itu adalah tatapan yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Karena yang ia tahu adalah..
Jimin yang polos dengan uangnya yang banyak.
Jimin yang bodoh karena sangat mudah mendapatkan banyak uang darinya. Hanya dengan tubuh, mereka -para mantan Jimin- mendapat segala barang mewah tanpa membayar.
Lagipula mana ada wanita sekarang menyukai dan rela menjadi pacar lelaki berpenampilan culun seperti Jimin tanpa alasan yang jelas. Uang.
Meskipun mereka akui Jimin sangat menjaga badannya dan juga Jimin sangat pandai berada diranjang walaupun usianya yang masih termasuk remaja. Namun tidak dengan penampilan bocah nya. Sungguh kuper.
Namun kini wanita itu merasa takut juga dengan tatapan Jimin.
"Kita akhiri saja, nunna."
"Apa maksudmu, Jim?"
"Jangan pernah berlagak tak tahu nunna!"
"Namun aku memang tidak tahu Jimin."
"Aku tahu yang kau suka hanya uang, dan sekarang ini telah berakhir. KAU TIDAK AKAN MENDAPATKAN ITU LAGI DARIKU."
.
.
.
Jimin menghela nafas panjangnya dengan tangan yang menggenggam kertas sambil menerawang keluar jendela kereta yang ada disampingnya, segala urusannya yang ada di Busan telah ia selesaikan. Hidup barunya akan segera dimulai …
Selamat datang Masa sulit trainee
Selamat datang cinta barunya
Selamat datang Jimin di Seoul Di Seoul
Semua akan di mulai dari awal kembali…
.
.
.
TBC? END? DELETE?
Hay.. ff pertama yang dipost diakun ini.
Oh iya Yoongi nya belom keluar ya? Tenang aja, ini masih intro buat sifatnya si Jimin. nakal ya? Sok ya? Emang dibuat gitu sih.
Terima kasih yang sudah baca apalagi yang mau ngehargain karya anak bangsa/?
Hihihi…
Makasih :D
