Haii~! Ameru balik lagi, hoho /plakk/
Fic ini, khusus saya buat, untuk merayakan ulangtahun hitman tersekseh kita xD dan VONGOLA JUUDAIME kitaa \ xD / monggo, a word dong!
Reborn : hanya berharap ini bukan fic absurd.
Ameru : bu-bukan, kok! Ini cuma…fic…fluff..mungkin… /garuk2 kpala/
Tsuna : anoo, Ameru-san, kuharap ini bukan salah satu yg aneh2 lagi… /aura membunuh menguar/
Ameru : /telen ludah/ yaah, bukan, kok! Berani jamin!
R27 : (gayakin..) …
Ameru : hah! Sudahlah! Saya harap kalian suka! Jaa ne!
R27 : selamat menikmati!
.
.
SWEET AS CARAMEL
Genre : Romance/family/friendship
Rate : K+ nyerempet T
Pair : R27 [dedicated for their birthdays]
Setting : semi-AU, after Arcobaleno arc in manga /maybe/
Warnings : Typo(s) , fluffless, semi-OOC, alur ga menentu, bahasa ancur, amburegul, emeseyu, de-el-el
.
.
#HappyReading!
.
.
Katekyo Hitman Reborn © Amano Akira
FanFiction © Ameru Sawada
.
HAPPY BIRTHDAY REBORN! AND ALSO SAWADA TSUNAYOSHI!
LOVE YOU FOREVER!
—10/13/2014 and 10/14/2014—
.
Kau itu…mengalahkan manisnya gula…
.
Setahun selepas konflik Arcobaleno, the cursed babies kini kembali pada wujud semula dan melakukan tugas mereka masing-masing. Hari-hari yang kacau akibat kemunculan Bermuda pun kini telah musnah. Hari kembali damai. Tidak ada lagi pertempuran darah—untuk sementara ini—dan tidak ada lagi konflik internal. Semua saling membangun kehidupan masing-masing kedepan.
Begitu juga dengan hitman nomor satu kita, Reborn.
Kembali pada wujud dewasanya, ia kembali menjadi seorang hitman yang handal seperti yang sudah disandangnya sejak lama. Hanya saja, ia lebih banyak menghabiskan waktu di Jepang. Membunuh waktu senggang di Jepang. Sepertinya, pria Italia ini telah nyaman dengan segalanya tentang Jepang.
Terutama dia.
.
Ketika bertamu ke Negeri Sakura itu, Reborn sering menginap di rumah Tsuna. Tidak sering memang, namun cukup lama Reborn bertandang disana. Nana bilang tak apa, lagipula, Reborn sudah Nana anggap sebagai keluarga sendiri. Mana boleh mengusir keluarga sendiri.
Reborn juga mulai mengakrabkan diri dengan Tsuna—walau dengan cara yang bisa dibilang tidak manusiawi. Katanya, ini untuk latihan menjadi boss mafia Vongola. Persetan dengan itu, hubungan Reborn dan Tsuna tidak hanya sebatas tutor-murid. Mungkin setingkat dengan kakak dan adik.
Itu bagi Tsuna. Reborn menanggapnya lain.
.
.
Terbangun dihari Minggu musim semi, rasanya nyaman. Udara belum terlalu panas, tapi tidak terlalu dingin. Bunga-bunga bermekaran dengan indahnya, memamerkan kecantikan abadi yang dianugerahkan Yang Maha Kuasa. Burung-burung berorkestra dengan menakjubkan. Pentas seni alam yang tak mungkin terlewat dipagi hari.
Selesai berbenah diri, Reborn turun dari tangga. Agaknya masih sedikit mengantuk, ia menguap sejenak. Menyusuri tangga, ia baru menyadari. Sepi, bahkan terlalu sepi. Biasanya akan terdengar suara Nana memasak didapur, atau celotehan berisik dari si sapi bodoh dan teman-temannya.
Tapi ini terlalu sepi.
Mungkin maman ketiduran. Ia pasti lelah. Itu yang sempat terbesit dalam otak genius Reborn.
Menyusuri dapur, yang Reborn temui adalah kekosongan. Hening mengudara dilangit-langit dapur, membuat suasana dingin. Reborn mulai membenarkan teorinya tadi. Berjalan, ia menuju rak atas dan membukanya, mencari sesuatu.
Dikeluarkannya benda yang ia cari, cangkir. Lalu dibukanya bungkus kopi bubuk yang terletak tak jauh dari rak mencuci. Ia nyalakan mesin pembuat kopinya, lalu bersandar pada tembok dingin dapur seraya menunggu kopinya siap. Ia juga memasukkan dua potong roti kedalam mesin toaster. Jangan tanya kopi apa yang Reborn buat, sudah pasti dan tak perlu dibahas.
TAP
Telinga tajam Reborn menangkap suara. Suaranya tak jauh berasal dari tangga. Ada seseorang tengah turun, apa itu si sapi bodoh? Ataukah Nana? Atau—
"Eng..Reborn..?"
—Vongola Decimo tercinta kita.
Reborn menghela napas singkat, "Dame-Tsuna, tidak usah mengagetkan." Tutur Reborn dingin. Tsuna yang masih setengah mengantuk mengucek matanya, lalu menguap, "Huaah.., bukan salahku…" Katanya. Dibalas dengusan Reborn.
"Kau sedang apa, Reborn?" Tanya Tsuna—penasaran.
"Kepo, dame-Tsuna.." Balas Reborn. Tsuna mengerucutkan bibir—kesal.
"Hmp, aku 'kan cuma bertanya, " Reborn terkekeh, Tsuna nampak seperti anak perempuan, "Aku mau mandi dulu.." Lalu Tsuna berjalan kearah kamar mandi, menghilang dibalik pintu kamar mandi.
TING
Um, kopi buatan Reborn sudah jadi. Sesaat kemudian terdengar bunyi dari arah toaster. Sarapan Reborn sudah siap. Menatanya dimeja, tiba-tiba kelereng hitam Reborn menangkap sebuah botol asing disudut dapur. Cukup mencolok diantara botol-botol garam dan bumbu masak. Eye-catching.
Diambilnya botol itu, lalu dilihat.
Caramel.
Sejak kapan Nana membeli caramel cair?
Reborn balik menatap cangkir kopinya yang masih mengepulkan asap. Selama ini, Reborn selalu meminum minuman bekafein itu tanpa manisan, espresso yang pahit yang menunjukkan kesan dewasa. Entah mengapa, melihat botol caramel cair ini—
Seringai tercetak diwajah Reborn.
"Yah, sekali-kali saja."
.
.
Tsuna keluar dari kamar mandi. Ia merasakan perutnya mulai berbunyi. Enthalah, kaa-san-nya belum bangun, berarti sarapan belum dibuatkan. Mungkin Tsuna akan menggoreng telur dan membuat toast.
Sekelabat Tsuna mencium bau enak dari arah dapur. Dengan cepat ia berjalan melewati dapur dan menemukan Reborn tengah menyesap espresso didampingi dengan dua potong toast. Air liur Tsuna terbit sudah.
"Kau minum kopi pagi-pagi?" Itulah yang Tsuna ucapkan pertama kali, sambil berjalan melewati meja makan, lalu duduk berhadapan dengan Rebon, "Pagi-pagi sudah minum minuman pahit.."
"…" Reborn masih khusyuk menyesap kopinya. Mengabaikan Tsuna.
"…hei Reborn kau dengar aku?"
"…"
"Hei—"
"Rasanya..tidak pahit." Gumaman keluar dari mulut Reborn, namun masih dapat ditangkap telinga Tsuna.
"Tentu saja espresso itu rasanya pahit, kau ini—"
"Sungguh. Kau tidak percaya?"
"Tidak, " Nada Tsuna naik, terkesan menantang, "Kau tahu espresso yang kau minum itu pahit. Aku sudah mera—"
CUP
"…"
Reborn menyirengai puas. Puas, membungkam Tsuna dan membuatnya terdiam salah tingkah. Lalu perlahan, Tsuna mulai menjilat bibirnya, merasakan apa yang ditinggalkan Reborn.
"….manis…"
"Tentu saja, dame-Tsuna. Ini caramel."
"E—"
CUP
"Sudahlah, kau berisik."
Tsuna memberengut kesal, dengan semburat merah masih tercetak halus dipipi putihnya.
.
.
[OMAKE]
"Kalian tadi akrab sekali…sedang membicarakan apa..?" Nana mengoper telur goreng pada Tsuna. Agaknya sang burnette salah tingkah. Reborn menyirengai diujung.
"T—Tidak! Tidak ada apa-apa, kaa-san!"
"Um…benarkah?"
"Iya!"
Caramel.., cairan manis berwarna coklat. Ada rasa hangus ketika kau memakannya. Namun setelah rasa hangus itu, rasa manis akan datang menghampiri. Kau itu, mirip dengan caramel. Coklat, dan kau manis..
"…sepertinya caramel espresso tidak buruk juga.."
_FIN_
Ngebut :'D dapet 980+ words, ini apa :'D /garuk2 kpala/ fluff gagal :'D gagal :'D gagal...gal...gal.. /bergema/
Gatau dapet ide dari mana, saat tengah semedi memikikan utk ultah R27, malah yang keluar caramel. Dan tadi sempet mendet ditengah karena ilang konsep :'D
Btw, trimakasih udh membaca :'D akhir2 ini fandom KHR sepi, yaa.., kita ramein lagi, yuk! /bawa bom/
btw HAPPY BIRTHDAY REBORN (YESTERDAY LOL) AND TSUNAYOSHI! R27 SELALU DIHATI! /kena shot/ /kena XXBurner/
Yosh! Sampai jumpa di fic berikutnya!
