Title : Kontradiksi atau Konvergensi?

Genre : Romance

Pair : MakoHaru

Disclaimer : Free bukan punya saya, loh.. saya Cuma pinjem bentar

Warn! Typo tak kasat mata dan pendek.

.

.

Makoto tampak sedang menunggu di pintu keluar bandara. Dengan pakaian kasualnya, ia melihat jam di tangannya. Menunggu bukan sesuatu yang sulit baginya, apalagi menunggu Haru, sudah menjadi rutinitas pemuda berambut dirty green itu.

Makoto bersandar di tralis pembatas. Mengingat-ngingat lagi perdebatan antara dia dan Haruka malam itu. Sebenarnya hal itu tidak perlu untuk di ingat lagi, tetapi, entahlah, rasanya Makoto sangat menyesal karena sudah membawa-bawa topik itu sebagai pembicaraan kemarin malam. Makoto padahal sudah tau sebelumnya, kalau hubungannya dengan Haru sedang dalam masa-masa dingin, jadi ada baik nya kalau dia tidak mengungkit masalah masa depan dengan Haru. Namun, namanya juga orang khawatir, Makoto akhirnya membahas mengenai cita-cita dan masa depan Haruka yang belum tersusun dan terencana.

Haru, disisi lain juga sedang memikirkan tentang perdebatan mereka berdua. Haru juga merasa bersalah seperti Makoto. Rasa menyesal menghantui dirinya ketika dia sedang berada di Australia. Pemuda itu tidak pernah menyangka sebelumnya kalau dia dan Makoto akan terlibat dalam sebuah perdebatan. Dia mengerti dan paham benar maksud dari pembicaraan yang Makoto ambil pada saat itu, hanya saja, dia terlalu takut untuk memutuskannya. Haru tidak menentukan apa cita-citanya nanti, karena yang dia inginkan hanyalah kebebasan dan juga Makoto. Namun, ketika ia mendengar Makoto menyuarakan impiannya untuk kuliah di Tokyo, Haru seolah-olah terjatuh ke dalam jurang yang sangat dalam. Dia merasa kalau Makoto sangat tidak peka dan tidak pernah mengerti dirinya.

"Lakukan saja sesukamu!"

Makoto pun masih ingat apa kalimat terakhir yang Haru katakan kepadanya sebelum pemuda itu pergi. Sejujurnya, dia tidak pernah membayangkan Haru akan semarah itu kepadanya. Haru memang selalu bergeming jika ditanyai soal masa depan, tapi, dia tidak pernah menyangka Haru akan berteriak dan mendorongnya, mengatakan kepadanya untuk tidak urus campur dengan masa depan Haru. Namun, mana bisa Makoto diam saja? Pemuda itu sudah berjanji kepada dirinya sendiri untuk selalu bersama dengan Haru apapun yang terjadi. Tetapi, memang pada dasarnya Haru sedang kalut saat itu, jadi dia tidak bisa berpikir dengan jernih.

Makoto menggeleng pelan dalam pikirannya. Sudahlah, lupakan saja, dia yakin dan percaya bahwa dengan bantuan Rin, Haru pasti bisa melihat apa yang akan menjadi tujuan hidupnya.

Ketika Makoto tengah bergelut dengan pikirannya yang sekarang sedang kemana-mana tidak jelas. Dua orang yang sudah dia tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Rin dan Haru sedang berjalan beriringan.

"Haru! Rin!" serunya sambil melambai dan tersenyum.

"Makoto!" kata Rin. Kemudian mereka berdua menghampiri pemuda pemakai gaya kupu-kupu itu.

Rin merasa tidak enak terhadap Makoto, sebab pemuda itu sudah mau datang jauh-jauh dari tempat perlombaan hanya untuk menjemput mereka berdua. Tetapi Makoto tidak menanggapi dan malah berkata,

"Kalian pasti lelah sehabis perjalanan jauh, ya." Sambil menunjukkan eye smilenya ke arah Haru.

Haru tampak gelagapan seketika itu. Mulutnya terbuka sedikit, hendak mengatakan sesuatu, tetapi ia tutup kembali karena merasa masih canggung.

Makoto yang menyadari hal itu, tersenyum maklum dan angkat bicara,

"Haru." Panggilnya, sebelum memberikan senyuman tamvan nya.

"Selamat datang," lanjut Makoto.

Haru merasa degup jantungnya berpacu lebih cepat. Wajahnya merona samar-sama, kemudian ia membalas, "Aku pulang" dengan pelan dan lembut.

Pandangan mereka bertemu. Seolah-olah hidup dalam dunia sendiri, mereka saling melempar senyum. Melupakan Rin yang sudah sangat ingin bertemu dengan Sousuke.

-FIN-

A/N : Sudah, ini gaje.