AUTHOR WARNING : OOC, OC, AU, DLL, DST, ECT, NGGAK SESUAI SEJARAH 3KINGDOM DAN SAYA PAKSAKAN MENJADI KELANJUTAN DARI FATAL FRAME 3 DAN 4. NGGAK SUKA? KLIK TOMBOL CLOSE DI BROWSER ANDA SEKARANG! KALAU ANDA TETEP BACA, DAN DIRIVIEW TENTANG HAL YANG SUDAH SAYA WARNINGKAN. SAYA KASIH DOORPRISE JALAN KAKI DARI KOTA ANDA SAMPAI KE KAMPUNG HALAMAN SAYA BUAT WISATA KULINER!
Hour 0 – The Beggining of everything
Fatal Frame V - The Secret of Bubbles
' this is NOT based on true story, but based on imagination of insane author with help form her friend who more sane than her'
" Tempat ini... Menakutkan sekali..." Ucap seorang gadis berpakaian serba merah muda bernama Yukari Fujikawa kepada kekasihnya Ryotaro Asou yang sedang berjalan bersamanya kedalam area manor yang kumuh karena sengaja di biarkan oleh orang sambil membawa sebuah kamera[1] dan sebuah senter[2] yang berbentuk unik. Di bagian belakang celana pemuda itupun terdapat sebuah benda kecil berbentuk radio[3].
Suasana dan aura dari dalam manor itu begitu mencekam, dan sangat menusuk untuk Yukari.
" Kan sudah kubilang kepadamu, tempat ini menakutkan. Jadi jangan ikut!" Bentak pemuda itu sambil menatap kekasihnya,
Tak mau kalah, gadis itu berkata, " Tapikan Ryotaro, kalau kau pergi sendirian kamukan bisa kenapa napa! Aku kan disini untuk membantumu!"
" Cih, dasar bodoh. Kehadiranmu disini tidak membantuku sama sekali, malahan kau menjadi sumber kerusuhan bagiku!" Ucap Ryotaro sambil memasang wajah serius. " Mumpung kita masih belum masuk, lebih baik kau balik badan dan pergi dari sini!" Lanjut Ryotaro.
" Ah, akan kubuktikan kepadamu jika aku tak akan membuat kerusuhan disini!" Kata Yukari sambil menyambar senter yang ada ditangan kiri Ryotaro mengunakan tangan kanannya.
Baru saja Yukari berjalan beberapa langkah menuju pintu masuk, tiba-tiba lantai yang Yukari injak rusak. Sebelum pacarnya jatuh menghantam tanah, Ryotaro langsung memegang tangan kirinya dan menariknya kepelukannya. Baru saja Yukari terpesona dengan perilaku heroik pacarnya, Yukari langsung sewot 180 derajat ketika pacarnya menyampaikan maksud mengapa dia menyelamatkan dirinya.
" Hati-hati dengan benda itu, benda yang kau pegang itu buatan dari kakek buyutku. Sebelum kemarin sebelum kita berangkat kesini aku memohon kepada kakaku sampai sampai aku dijadikan budak olehnya selama 3 minggu karena aku ingin meminjam Senter dan Kamera Obscura peninggalan kakekku ini. Kalau sampai jatuh dan rusak. Aku bisa di bunuh oleh kakakku saat pulang nanti!" [4]
Yukari langsung melepaskan pelukan pacarnya, dengan masang muka bimoli alias bibir monyong lima senti dan melipat kedua tangannya. Yukari berkata, " Baiklah kalau begitu!"
" Oh ya, Yuka, kau berjalan didekatku saja soalnya aku tidak membawa senter. Dan, jika kau diserang oleh hantu lebih baik kau arahkan senter itu ke hantu itu dan tekan tombol berwarna putih itu saat meteran berwarna putih di senter itu penuh atau melibihi garis berwarna emas yang ada di tabungnya"[5] Ujiar Ryotaro sebelum melangkahkan kakinya.
Yukari melihat senter tersebut sebentar, dan berkata sesuatu sebelum mengikuti pacarnya, "Baiklah kalau begitu!".
Ryotaro secara perlahan membuka pintu depan manor yang kumuh itu. Walaupun kedua pasangan sejoli itu masih belum masuk kedalam, kedua orang itu sudah bisa mendengar suara-suara yang begitu aneh. Mulai dari teriakkan kesakitan, tangisan dan juga suara tawa yang begitu menyeramkan. Sementara Ryotaro terlihat sudah menduga jika mereka akan terjadi hal seperti ini, Yukari terlihat begitu ketakutan mencoba untuk menenangkan dirinya dan mengikuti pacarnya masuk kedalam manor ini lebih dalam lagi.
Saat berada di sebuah ruangan yang lumayan luas. Dihadapan mereka terdapat sebuah pintu, Ryotaro mencoba untuk membukanya. Sayang sekali pintu itu terkunci dengan rapat, bukan hanya itu, dari Ryotaro maupun Yukari sama-sama bisa merasakan jika didalam pintu ini memiliki kekuatan magis yang begitu besar. Ryotaro kemudian bersujud dan memperhatikan kearah kunci pintu tersebut dan menembukan sebuah tanda berbentuk sebuah makluk berkaki empat dengan wajah seperti naga.[6]
" Aku yakin pintu ini memiliki kunci yang berada disuatu tempat" Tukas Ryotaro sambil berdiri,
" Anu, Ryotaro. Tabung yang ada di kamera mu itu berubah menjadi warna biru" Ucap Yukari,
" Benarkah?" Ryotaro langsung melihat kameranya, "Apa jangan-jangan..."
Ryotaro kemudian mundur beberapa langkah, Yukari yang tidak mengerti hanya bisa diam saja sambil melihat tingkah laku pacarnya yang aneh. Ryotaro kemudian mengarahkan kameranya menuju pintu tersebut, setelah itu Ryotaro memotretnya. Saat dipotret, Ryotaro pun mendapatkan hasil gambar sebuah ruangan yang dipenuhi dengan tempat duduk ala kerajaan china jaman dulu namun dipenuhi oleh darah dan mayat-mayat.
" Ada apa Ryotaro?"
"Aku rasa, kamera ini menunjukkan petunjuk dimana letak kunci dari pintu ini" Ujiar Ryotaro sambil memegang kameranya dan melihat gambar yang perlahan-lahan mulai menghilang.
" Eh apa itu?" Yukari terkejut ketika dia melihat kearah bagian kiri tempat itu. Dia melihat sesosok manusia berlari kearah kiri dan terus berlari kesana.
" Mau cari tau?" Tanya Ryotaro sambil menatap pacarnya.
Yukari kemudian mengangung mantap,
" Okay, kalau terjadi apa-apa jangan salahkan aku ya?"
" Baik-baik!"
Kedua orang itu kemudian berjalan menusuri koridor kiri tempat itu. Disaat mereka berjalan di koridor yang seram itu, di sepanjang perjalanan mereka melihat banyak sekali. Dari darah dilantai, dinding sampai langit langit rumah yang seram itu, darah-darah itu seperti menunjukan terjadi sebuah pembantaian masal dirumah ini sebelum ditinggali oleh penghuninya. Ditengah-tengah perjalanan, tepatnya ketika mereka berada disebuah pertigaan koridor. Seorang laki-laki tiba-tiba berlari kearah kanan, secara reflek, Yukari langsung mengarahkan senternya dan menekan tombol untuk 'menghabisi' makluk itu. Sayangnya, niatnya untuk menghabisi makluk itu meleset.
" Ah sial!" Ujiar Yukari.
Bukannya di puji, Ryotaro malah melontarkan kalimat yang amat sangat pedas.
" Dasar bodoh, kau harus perhitungkan jika hantu itu bisa ditangkap di sentermu atau tidak! Jika tidak, kau bakalan membuang-buang batrai dari senter itu. Kau tau kan jika batrai itu di cas dengan sinar bulan? Disini, dirumah ini, jarang sekali ada sinar bulan yang masuk! Jadi hemat-hematlah!" Ujiar Ryotaro.
" Uh baiklah kalau begitu! Aku tidak akan mau membantumu lagi!"
" Terserah apa katamu!" Balas Ryotaro yang kemudian berjalan maju meninggalkan Yukari.
Mereka berdua kemudian melanjutkan perjalanan mereka sampai mereka berada di depan sebuah pintu besar. Ryotaro kemudian membuka pintu tersebut, kedua orang itu langsung terkejut menemukan pemandangan yang mengerikan di ruangan itu. Ruangan itu dipenuhi dengan darah yang sudah mengering dan tulang benulang manusia. Yukari nyaris berteriak melihat keadaan yang mengerikan itu langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ryotaro kemudian berjalan sedikit mendekati sebuah meja dimana terlihat sebuah kunci yang memiliki gambar yang sama dengan gambar yang ada dipintu tersebut.
" Aku rasa, kunci ini adalah kunci dari pintu yang kita temukan tadi!" Kata Ryotaro, " Ayo kita kembali kesana dan membuka pintunya dengan kunci ini"
" Baik" Ujiar Yukari sambil menganguk
Yukari dan Ryotaro kemudian berjalan kembali ketempat dimana mereka pertama kali masuk. Tanpa mereka sadari, sesosok makluk bergentayangan di samping mereka mondar-mandir selayaknya mencari sesuatu. Untung saja, hantu tersebut tidak menyadari jika Ryotaro dan Yukari berada di dekatnya, dan naasnya kedua sejoli itu pun tidak menyadari mengenai keberadaan hantu itu. Maka dari itu, ketiga makluk yang berbeda alam itu sibuk dengan apa yang mereka lakukan disaat itu juga.
Saat Ryotaro dan Yukari berhasil mencapai tempat dimana mereka masuk tadi, Ryotaro langsung membuka kunci pintu dengan kunci yang ia temukan saat masuk, mereka di hadapkan dengan dua jalan. Yukari yang ketakutan dengan aura rumah itu langsung memegang lengan Ryotaro. Anehnya, Ryotaro sedikit terganggu dengan kelakuan pacarnya.
" Lepaskan aku bodoh, kalau kau takut lebih baik kau pergi saja dari sini dan membiarkanku menginvestigasi tempat ini sendirian!"
" Hey, kau ini yang bodoh! Kalau kau menginvestigasi tempat ini dan ada sesuatu yang terjadi kepadamu. Tak ada yang bisa membantu mu tau!" Sembur Ying Fang sambil menghentakkan kakinya.
" Bodoh! Jangan berisik, kalau semua makluk yang ada disini tiba-tiba muncul dan mengepung kita bagaimana?" Protes Ryotaro.
" Ah aku tidak peduli! Kita kan punya senter dan kamera ajaib ini, kita pasti akan selamat!"
" Dasar bodoh, pemikiranmu dangkal sekali! Walaupun kita memiliki senter dan kamera ini bukan berarti kita bisa selamat juga tau!. Kamera dan Senter ini bisa jadi barang sekali pakai jika tabung kita tidak terisi penuh. Maksudnya begini..."
" ...Aku tau aku tau, kalau misalkan tabungnya tidak terisi penuh, kita tidak bisa memakainya untuk melawan makluk makluk itu kan?"[6] Potong Yukari yang mulai emosi.
'Hehehehe...'
Ryotaro mencoba untuk menahan emosinya. Namun untuk pertama kalinya Ryotaro gagal, dan langsung membentak pacarnya disaat yang bersamaan gelembnung-gelembung dari sabun terbang kesana kemari mengelilingi mereka, " MAKA ITU JANGAN GEGABAH BODOH!"
'...rasakan...'
Yukari yang emosi kemudian berkata, " KALAU KAU MERASA JIKA AKU HANYA PENGHALANG BAGIMU, LEBIH BAIK KITA BERPENCAR SAJA DAN KEMBALI LAGI KETEMPAT INI SEPULUH MENIT LAGI!"
'...rasakan...'
" BAIKLAH KALAU BEGITU! KETIKA KITA BERPENCAR, JANGAN MENANGIS DAN MENCARIKU!" Balas Ryotaro.
'...rasakan...'
" BAIK! AKU TIDAK AKAN MENCARIMU! DAN JANGAN CARI AKU NANTI!"
'...RASAKAN PENDERITAANKU HAHAHAHA...'
Belum saja mereka melangkah kan kaki untuk berpisah. Entah kenapa Ryotaro merasakan aura yang begitu menakutkan, disaat yang bersamaan Ryotaro melihat gelembung sabun berterbangan mengelilingi saja Ryotaro mencoba untuk menghentikan pacarnya pergi lebih jauh, sesosok makluk berpakaian serba hijau dan membawa bayi tiba-tiba muncul dari dinding dan langsung mencoba untuk melukai Yukari yang terkejut akibat hadirnya hantu itu. Mengetahui pacarnya sedang berada didalam bahaya, tanpa pikir panjang lagi, Ryotaro langsung mengarahkan kameranya ke makluk itu. Disaat yang bersamaan, Ryotaro mendengar suara tangisan bayi yang ditambah dengan rintihan perempuan yang berbunyi,
" Kau pasti perempuan itukan? Kau pasti yang mempengaruhi dia kan?"
Setelah filament kameranya penuh, Ryotaro langsung memotret hantu itu. Hantu yang terkena serangan dari Ryotaro langsung kabur akibat tidak tahan dengan serangan dari kamera Obscura milik Ryotaro. Setelah hantu itu pergi, Ryotaro langsung menghampiri pacarnya yang shock akibat kejadian itu.
" Yuka, kau tidak apa-apa?"
Sayangnya, niat baik Ryotaro dibalas Yukari dengan bentakan, " AKU, AKU TIDAK PERLU BANTUANMU! TADI, AKU BISA SENDIRI KOK!"
" Cih, dasar baiklah kalau begitu. Sekarang, aku akan pergi ke utara. Kau terserah saja mau kemana, pokoknya kalau kau kenapa-kenapa aku tidak mau tangung jawab!" Ucap Ryotaro yang langsung pergi meninggalkan pacarnya.
Yukari mencoba untuk menghentikannya, tapi karena suatu sebab. Kata yang hendak Yukari ucapkan tak bisa keluar dari mulutnya. Dengan ngambek, Yukari kemudian mengerutu dan berjalan menuju jalan yang ada didepannya, " uh! baiklah kalau begitu!"
Kedua orang itu terus saja berjalan, dijalan yang mereka pilih. Tanpa mengetahui bahaya apa yang akan mereka temukan dijalan masing-masing. Apalagi, ketika mereka melihat gelembung-gelembung yang terbuat dari sabun mengelilingi mereka.
Ryotaro berjalan terus menyusuri koridor yang ia percayai akan memberikannya sebuah petunjuk mengenai rumah ini. Ditengah-tengah perjalanan, tiba-tiba dia mendengar suara seorang gadis menyanyi didalam sebuah pintu yang tepat berada disebelah kanannya. Ryotaro yang penasaran dengan hati-hati membuka pintu tersebut dan mencoba untuk menginvestigasinya. Saat Ryotaro masuk kedalam, Ryotaro terkejut karena melihat sebuah ruangan yang mirip seperti penjara, namun berukuran sangat kecil. Tak ada satu pun cahaya dari luar bisa masuk kedalam ruangan ini, satu-satunya alat penerangan yang ada diruangan ini hanyalah sebuah lentera yang berada diatas ruangan itu.
Setelah puas melihat sekeliling, perhatian Ryotaro langsung tertuju ke sebuah dua benda kecil, yang sepertinya digunakan untuk meniup gelembung sabun. Ryotaro kemudian mendekatinya dan memungutnya,
" Aneh, apakah ini milik anak kecil yang pernah menghilang disini?" Komentar Ryotaro.
'Katakan kepadaku, dimana adikku...'
Ryotaro begitu terkejut ketika dia mendengar suara seorang perempuan yang tepat berada dibelakangnya. Mengetahui jika ini bukanlah pertanda yang bagus, Ryotaro kemudian bersiap dengan kameranya kemudian menoleh kebelakang sambil menekan tombol untuk memotret apa yang ada dibelakangnya. Sayang sekali, makluk yang berada dibelakangnya tadi, ternyata menghilang entah kemana.
" dimana makluk itu?" Ujiar Ryotaro dalam hati.
Tanpa Ryotaro sadari, hantu yang dia incar itu ternyata berada di belakangnya, 'Katakan kepadaku sekarang, DIMANA ADIKKU!'
Ryotaro yang terkejut langsung memutar badannya dan melompat kebelakang. Sebelum dia berhasil memotret hantu yang berada dihadapannya, kamera yang ia pegang langsung hantu itu pisahkan dari tangannya. Karena tidak memiliki pilihan yang lain, Ryotaro langsung keluar dari ruangan itu tanpa memikirkan untuk kembali dan mengambil kamera yang dipinjamkan oleh kakaknya itu. Saat berada diluar ruangan itu, dengan napas terengah-engah dan bersyukur jika nyawanya masih berada didalam tubuhnya. Ditengah-tengah acara untuk menenangkan dirinya sendiri, Ryotaro berkomentar, " Setidaknya, ini tidak seburuk dengan apa yang akan kudapatkan saat pulang kerumah nanti."
Ryotaro langsung berdiri dengan tegap, dia tau sekarang dia berada dalam bahaya karena dia tidak membawa kamera obscura tersebut saat menelusuri rumah angker ini. Walaupun begitu, rasa penasaran Ryotaro yang begitu besar, membawanya terus menusuri rumah ini.
Disaat perjalanannya masuk terus kedalam rumah ini Ryotaro mendengar suara yang aneh seperti tangisan seorang anak laki-laki didepan sebuah pintu yang memiliki desain yang berbeda sekali dari pintu-pintu yang lain. Pintu ini terbuat dari besi, dan terlihat paling terawat diantara pintu-pintu yang lain, tak hanya itu, pintu ini pun mengeluarkan aura-aura yang berbeda dari pintu yang lain. Aura yang dikeluarkan dari pintu ini begitu campur aduk, mulai dari marah, kesakitan, kecewa, kesedihan dan lain-lain. Walaupun Ryotaro tidak memiliki indra keenam, Ryotaro tetap dapat merasakan aura yang ada keluar dari pintu tersebut.
Disaat-saat Ryotaro sedang asik bengong ria seperti cowok yang melihat cewek-cewek semok di sebuah majalah karena merasakaan aura yang ada dan mempersiapkan diri untuk masuk kedalam ruangan itu. Ryotaro dikejutkan dengan sebuah teriakkan,
'LEPASKAN AKU! LEPASKAN AKU AYAH! LEPASKAN AKU!'
Walaupun mendengarkan suara yang begitu getir, Ryotaro tetap tidak gentar masuk kedalam ruangan yang dia rasa memiliki aura yang paling kuat diantara aura di ruangan lainnya. Sebenarnya Ryotaro sudah mengetahui konsekuensi apa yang akan dia hadapi jika dia memasuk ruangan tersebut karena dia tidak membawa Kamera Obscura-nya, tapi rasa penasarannya lebih besar dari pada rasa ketakutannya. Ryotaro langsung masuk kedalam, Saat berada di dalam, Ryotaro sadar jika dia berada di sebuah kamar, namun Ryotaro langsung merasa ada yang salah dengan ruangan yang ia masuki ini. Karena dia melihat rantai yang digunakan untuk merantai manusia di penjara berada didekat jendela di ruangan ini, didekat rantai tersebut terdapat sebuah kertas yang habis diremas. Bukan hanya itu Ryotaro juga melihat cipratan darah yang ada di dekat rantai penasaran, Ryotaro langsung menghampiri rantai tersebut, dan memungut kertas yang ada didekat rantai. Ryotaro kemudian membaca kertas itu yang berbunyi,
'...Keluarkan aku, siapapun keluarkan aku dari sini! Aku ingin keluar, aku ingin menghirup udara bebas! Aku ingin bertemu dengan Mei Mei...'
Ryotaro hanya bisa terdiam dan berkomentar, " Aku yakin catatan ini pasti milik penghuni ruangan ini...".
Pandangan Ryotaro kemudian tertuju ke sebuah buku berwarna biru muda yang tergeletak tak jauh dari tempat dia berdiri. Ryotaro kembali memungut buku berwarna biru muda itu, Ryotaro kemudian membukanya dan melihat halaman paling depan di buku tersebut.
' ...Aku sudah tak tahan tinggal disini, Aku bosan berada disini, ini semua karena aku tak bisa bertemu dengan Mei Mei lagi.
Ayahku bilang kepadaku jika aku tidak boleh pergi karena aku akan menjadi seorang kepala keluarga dari keluarga Zhong.
Tapi jika aku akan menjadi kepala keluarga Zhong, kenapa aku diperlakukan seperti ini?
Kenapa aku dikunci dari dunia luar? Kenapa aku tidak boleh keluar?
Soalnya kata ayahku, semua orang kecuali anggota keluargaku sendiri harus dibunuh jika masuk kedalam tempat yang kusebut kamar ini tanpa ijin
Untung saja, berkat kakakku dan gelembung sabun ini aku masih bisa berkomunikasi dengan Mei Mei yang ada di luar sana.
Setidaknya, aku masih bisa bertahan hidup disini jika kedua orang itu terus ada.'
Tiba-tiba Ryotaro mendadak merinding dan wajahnya langsung pucat basi saat dia melihat gelembung sabun yang terbang tepat didepannya dan diikuti dengan suara laki-laki yang begitu menyeramkan.
" Jangan-jangan..."
" Kau tau tidak..." Ujiar suara itu, " ...Ayahku pernah bilang, semua orang tapi bukan anggota keluarga Zhong yang masuk kekamar ini harus dibunuh loh..."
Saat Ryotaro kebelakang, Ryotaro begitu terkejut dengan apa yang ia lihat. Dengan panik, Ryotaro mencoba untuk meraih kameranya, sayang Ryotaro baru sadar jika kameranya memang sudah tidak berada di tangannya saat dia masuk tadi.
" CELAKA!"
' Tenang saja, rasa sakit yang akan kau terima tidak seperti yang kau lakukan kepada Mei Mei kok...'
Sesudah itu, hanya terdengar suara Ryotaro yang menjerit kesakitan dan suara tawa maniak seorang pemuda.
" Yukari... Lari..."
" Ryotaro!" Seru Yukari saat mendengar suara jeritan pacarnya yang entah berada dimana. Yukari melihat sekelilingnya, mencoba untuk mencari dimana asal suara pacarnya itu.
Tak lama kemudian pandangan Yukari tertuju ke sebuah pintu besar yang berada di hadapannya. Tanpa berfikir lagi, Yukari membuka pintu ruangan itu sambil berharap jika dia akan menemukan dengan calon suaminya. Saat masuk kedalam, Yukari kemudian melihat sebuah lorong besar, tanpa berfikir lagi Yukari berjalan masuk kedalam lorong tersebut terus masuk kedalam. Saat berada di tengah jalan, tiba-tiba sesosok makluk muncul dihadapannya.
" Astaga, makluk yang tadi lagi!"
Tanpa berfikir lagi. Yukari langsung mengarahkan senternya ke makluk tersebut dan menekan tombol yang ada di senternya tanpa ragu lagi berkali-kali. Makluk itu berhasil menghindar dan menghilang entah kemana, Yukari langsung terfokus disekelilingnya untuk berjaga-jaga dikalau makluk tersebut tiba-tiba muncul dari belakangnya. Saat menyadari jika makluk itu muncul di samping kanannya, Yukari langsung berbalik dan mengarahkan senternya ke makluk tersebut dan langsung menekan tombolnya berkali-kali lagi.
" MUSNAHLAH KAU!" Seru Yukari dengan penuh emosi.
Makluk tersebut yang tak bisa melawan langsung pergi entah kemana. Yukari yang sebenarnya masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat, menghela napas dan mencoba untuk menenangkan diri sebentar sebelum melanjutkan perjalanannya.
" Ryotaro, aku takut..." Ujiar Yukari dalam hati,
Seketika itu, Yukari pun mengingat-ingat saat terakhirnya bersama Ryotaro sebelum mereka berdua terpisah. Disaat itu pula, tanpa Yukari sadari, makluk berwujud pria tua dengan pakaian selayaknya seorang pendeta china kuno. Yukari yang ketakutan tak bisa berbuat apa-apa karena rasa takutnya yang begitu besar membuat dirinya tak dapat bergerak sedikitpun. Matanya terus saja tertuju ke makluk tersebut. Tak lama kemudian, terdengarlah suara teriakkan dari Yukari yang memanggil-manggil nama kekasihnya.
Hour 0 - end
[1]Kamera Obscura yang dipegang Ryotaro ini saya bikin mirip dengan Kamera Obscura milik Misaki. Soalnya, Ryotaro Asou dan Misaki Asou itu memang saya bikin sebagai salah satu anggota keluarga Asou. Terus dia saya bikin jadi adiknya Misaki soalnya setelah diitung itung dari tahun lahirnya Misaki sama dia. Ryotaro lebih muda~~~(lihat penjelasannya di bawah aja deh)
[2] Okay, jadi pertanyaan kita adalah, dari mana Ryotaro mendapatkan Senter yang digunakan sama Om *plak* Choushiro Kirishima? Ya saya sih bikin kalau Senter itu bukan cuman satu didunia ini. Namun lebih dari satu~~ dan salah satunya ada dikediaman Asou *joget nggak jelas*
[3] BENAR SEKALI SODARA SODARA ANDA MEMANG CERDAS! BENDA ITU ADALAH ECHO STONE RADIO!
[4] Sekali lagi saya ulangi, disini, Ryotaro adalah adik laki-laki dari Misaki Asou mereka umurnya beda enam tahun (Ryotaro lahirnya tahun 1969, sementara Madoka 1963). Dengan kata lain, kalau fanfic ini, ending Fatal Frame IV yang canon adalah dimana Misaki masih hidup. Terus di fanfic ini, saya bikin Misaki dan Ryotaro adalah keturunan alias cicit dari Dr. Asou yang asli saya penasaran wujudnya kaya gimana.
[5] Okeh, sebelum itu, jangan bunuh saya. Saya mencoba untuk menyatukan game play dengan cara pemakaiannya diluar gameplay. Jadi, saya bikin Flashlight aka Senter ini memiliki tabung yang bisa terisi penuh plus dua buah tombol, yang satu untuk menyalakannya kaya lampu senter biasa dan sebuah tombol untuk 'menghajar' hantunya. Mungkin pada suatu hari saya bakalan mepostingkan gambarnya di Devianart saya~~. Sebenarnya sih, saya nggak pernah mengetahui apapun masalah senter ini, tapi saya langsung keinspirasi pas saya lihat sebuah gameplay seorang Youtube user yang memainkan Fatal Frame IV. *digelitikin sampai ketawa mati sama yang bikin Fatal Frame karena ngaur*
[6] Benar sekali saudara-saudara, ANDA MEMANG CERDAS! makluk itu adalah : Qillin, kalau di game Dyansty Warrior itu sebagai roh pelindung Jin.
[7] Sekali lagi, saya ulangi. Saya mencoba untuk menyatukan gameplay dan storynya. Jadi, beberapa cerita mengenai 'cara memakai kamera obscura dan senter'-nya itu seratus persen NGAUR. Jadi, Sama kaya Senter, Kamera juga punya tabung (alias filamyang fungsinya juga sama kaya tabung yang di senter. Bedanya tabung yang ada di kamera bisa menyala berwarna merah dan biru, kaya di gameplay, kalau yang merah berarti ada hantu jahat kalau biru berarti ada hantu baik(?) atau ada petunjuk. Trus, Bedanya kamera dan Senter adalah : Kamera lebih kuat dari senter (based on pendapat saya~~), trus Kamera bisa mendeteksi kehadiran hantu beda ama Senter.
Oh ya, sedikit note. Menurut penerawangan bin survey saya di dunia Fatal Frame, Time line gamenya itu kaya gini : Fatal Frame IV, Fatal Frame I, Fatal Frame II dan Fatal Frame III. Saya udah check di Fatal Frame wiki. Kalau saya salah, anda bisa langsung PM saya dan beri tau saya tentang ke-error-an saya masalah timeline. Terima kasih sudah membaca~~
