Baekhyun meletakkan gelas wine-nya di atas meja, kemudian melipat kedua tangannya di dada seraya menatap Kyungsoo serius. "Jadi," Baekhyun tersenyum penuh makna, "Bagaimana hubunganmu dengan Jongin?"

Kyungsoo menghentikan tangannya yang sedang memotong kimchi, kemudian menatap Baekhyun dengan alis terangkat sebelah. "Apa maksudmu dengan 'hubunganku dengan Jongin'? Kami hanya bertetangga."

"Well, apa kalian sudah ada kemajuan? Ini sudah hampir dua tahun semenjak kalian jadi tetangga, bukan?"

Alis Kyungsoo bertautan sempurna mendengar ucapan Baekhyun. "Kau tahu, 'kemajuan' adalah kata dengan makna yang besar. Jadi, bisakah kau katakan langsung apa maksudmu?"

"Kalian sudah melakukan seks?" Baekhyun langsung tembak.

"What? No! Kami tidak punya hubungan sejauh itu, oke?" Kyungsoo membantah.

"Ya, tapi kalian pernah berciuman."

"Itu hanya sebuah kecelakaan."

"Aku disana saat lidah kalian sedang 'berperang'."

Kyungsoo menghela napas kasar. Ia menatap malas pria bermata sipit itu. "Kami sedang mabuk waktu itu, jadi itu semua hanyalah kecelakaan."

"Mm-hm~" Baekhyun terdengar tidak mengindahkan penjelasan Kyungsoo, malah melemparkan senyuman mengejek. Kyungsoo menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian kembali memotong kimchi-nya.

"Sudahlah, Baek. Aku dan Jongin tidak mungkin menjalin hubungan. Kami bahkan sering bertengkar."

"Kau tahu? Bahkan Gandhi pernah mengatakan, 'berciuman saat mabuk adalah awal dari cinta yang membara'." ujar Baekhyun tanpa melepaskan senyuman penuh makna di bibirnya.

Kyungsoo menatap Baekhyun datar. "Gandhi tidak pernah mengatakan itu, Baek."

"Mungkin tidak, tapi 'berciuman saat mabuk adalah awal dari cinta yang membara' itu benar."

Kyungsoo memutar bola matanya bosan.

.

.

.

###

MARRYING PRINCE CHARMING

Chapter 1 – Something Hidden

by Pupuputri

Main Casts : Byun Baekhyun & Park Chanyeol

Support Casts : Kim Jongin, Do Kyungsoo, Oh Sehun, Xi Luhan

Genre : Romance, Comedy, Fluff

Rate : M

Warning : Yaoi, Shounen-ai, Boys Love, Boy x Boy

Note: Saya awalnya gak niat buat bikin sequel lho, tapi karena FPC adalah salah satu FF kesukaan saya dan entah kenapa saya pengen bikin liat ChanBaek nikah dan NC-an #plakk! Dan lagi, beberapa readers pengen liat mereka nikah. So that's why, saya bikin FF ini. Saya minta maaf sebelumnya karena lama banget publish sequel ini. Itu karena sebagian besar dikarenakan jalan ceritanya yang masih agak ngawang *gampar diri sendiri*. Oh ya, disini saya bakal ceritain kisah romansa KaiSoo juga, jadi KaiSoo shipper juga harap merapat ya. Tenang aja, NO CHANSOO di FF ini. Chapter kali ini terinspirasi dari sebuah sitkom. Well, last but not least, hope you like it and don't forget to give some reviews. Tengkyuuuu~

###

.

.

.

"Jadi, tidak ada yang terjadi setelah kau dan Jongin berciuman?" Baekhyun mengambil kesimpulan.

"Untuk yang ke-sekian kalinya, Byun Baekhyun, jawabannya adalah tidak."

Satu detik. Dua detik. Tiga detik.

Baekhyun memicingkan mata curiga. "Tidak ada atau"

"Tidak ada!" Kyungsoo menggeram frustasi. "Daripada membicarakan hal ini, bagaimana hubunganmu dengan Chanyeol? Kalian sudah dua tahun berpacaran, apa ada kemajuan?"

"Tentu saja ada. Chanyeol semakin hebat di ranjang dan–"

"Bukan itu maksudku, Baek!" Kyungsoo memotong ucapan Baekhyun yang mesum. "Apa kalian tidak akan melanjutkan hubungan kalian ke tahap yang lebih serius? Menikah misalnya?"

Baekhyun terdiam. Bibirnya mengerucut sedetik setelahnya. "Inginnya sih begitu."

Kyungsoo mengernyit. "Apa maksudmu dengan 'inginnya sih begitu'?"

"Well, beberapa hari ini Chanyeol terlihat lebih sibuk daripada biasanya, tapi aku harus memakluminya karena aku ingat betapa bersemangatnya dia saat Prof. Kwon memintanya menjadi asistennya. Belum lagi dengan dream job yang Chanyeol dapatkan beberapa bulan yang lalu, jadi ya, waktunya bersamaku semakin sedikit." tutur Baekhyun lesu.

"Sungguh? Wow, aku tidak menyangka dia se-workaholic itu." Baekhyun mengedikkan bahunya seraya menyesap wine-nya. Melihat temannya yang biasanya selalu bersemangat terlihat lesu, Kyungsoo jadi iba. "Tapi bukankah itu bagus? Mungkin dia sedang menabung untuk masa depan kalian?"

"Entahlah, aku merasa ada yang aneh dengan kesibukannya akhir-akhir ini."

"Maksudmu?"

"Mengesampingkan dua pekerjaan yang sedang diembannya, Chanyeol terkadang suka mengalihkan topik pembicaraan jika aku mulai membicarakan pernikahan atau semacamnya dan dia juga tidak jarang mengakhiri acara-saling-telepon-dan-kirim-pesan-kami dengan berbagai alasan." Baekhyun menatap Kyungsoo dengan mimik serius. "Apa ini perasaanku saja atau ini memang aneh?"

Kyungsoo berpikir sejenak. "Itu memang agak aneh."

"Right? Maksudku, kalau dia sedang menghindariku karena dia sudah bosan denganku atau semacamnya, dia seharusnya mengatakannya dengan jelas. Aku benci diacuhkan seperti ini." Baekhyun merajuk.

"Baek, itu sama sekali tidak benar." tepis Kyungsoo. Pria bermata belok itu menghampiri temannya dan mengusap bahunya pelan –berusaha menghiburnya. "Aku kenal Chanyeol. Well, memang kami tidak berpacaran dalam jangka waktu yang lama, tapi aku kenal pria itu. Chanyeol mencintaimu, aku bisa melihat itu dari caranya menatapmu dan dia jatuh cinta padamu."

Baekhyun menatap Kyungsoo penuh harap. "Benarkah?"

"Apa tatapan ini meragukanmu?" Kyungsoo menunjuk dua bola matanya yang besar, membuat Baekhyun terkekeh.

"Well, kau mungkin benar."

Kyungsoo mengangguk mantap. "Aku memang benar, Baek. Percayalah."

"Ya, mungkin aku hanya terlalu banyak berspekulasi. Aku yakin Chanyeol tidak menyembunyikan apapun dariku."

Tapi sebenarnya tidak.

Baekhyun tidak yakin.

Dia yakin Chanyeol menyembunyikan sesuatu darinya dan dia harus tahu apa itu.

Jadi keesokan harinya, pria penggila eye-liner itu menyelinap ke dalam apartemen Chanyeol. Beruntung pria manis itu tahu kombinasi kamar apartemen kekasihnya, jadi dia bisa dengan mudah masuk ke dalamnya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan –seperti Chanyeol tiba-tiba pulang, Baekhyun tidak melepaskan sepatunya. Diapun mulai menggeledah kamar apartemen Chanyeol, dimulai dari mencari-entah-apa-itu di laci-laci bufet sampai ke bawah sofa. Namun di tengah acara-penggeledahan-kamar-apartemen-Chanyeol, pria mungil itu dikejutkan oleh bunyi suara pintu yang dibuka. Maka dengan cepat, pria pendek itu berlari cepat menuju lemari Chanyeol dan bersembunyi di sana.

Sial! Kenapa Chanyeol pulang secepat ini? –rutuk Baekhyun dalam hati saat ia melihat Chanyeol melalui celah lemari.

Well, dia harus mencari cara agar Chanyeol keluar dari apartemennya. Dia tidak bisa diam di dalam lemari Chanyeol selamanya, bukan? Jadi, Baekhyun mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Jongin.

"Hey, bagaimana kabar arsitek kesukaanku –selain sangat tampan?" ucap Baekhyun saat Jongin mengangkat teleponnya.

"Hey, Samchoon~"

Baekhyun mengernyit. "Bukan, ini Baekhyun."

"Apa yang kau inginkan?" Intonasi Jongin berubah drastis (dari ramah ke jengkel) –merasa curiga kenapa sahabatnya tiba-tiba memujinya.

"Karena beberapa alasan, aku terjebak di dalam lemari Chanyeol. Bantu aku keluar dan aku akan berikan video pornomu dengan Tao."

"Aku tidak butuh itu, kau bisa pasang itu di Youtube kalau kau mau." Jongin menolak dengan tegas. "Lagipula, aku ingin mempermalukannya sedikit di dunia maya, menurutku itu akan menjadi sangat keren." Jongin terkekeh di seberang sana.

Baekhyun menautkan alisnya bingung, tapi kemudian berusaha mengacuhkannya. "Bagaimana kalau aku bilang aku akan menemanimu ke strip club minggu depan?"

"Strip club mana?" Jongin mulai tertarik.

"Gay strip club."

"Sold."

Baekhyun mengakhiri sambungan telepon, kemudian menghela napas panjang. Sekarang tinggal menunggu Jongin saja.

.

.

Tak membutuhkan waktu lama untuk menunggu kehadiran pria berkulit tan itu. Setelah sepuluh menit menunggu, bel kamar apartemen Chanyeol berbunyi. Sang pemilik kamarpun beranjak dari kursi meja belajarnya dan mendekati pintu. Chanyeol menautkan alisnya ketika menemukan Jongin dengan napas terengah-engah di ambang pintu.

"Prof. Kwon di lobi apartemenmu..hosh..ingin bertemu denganmu..hosh..sekarang."

Mata Chanyeol membulat sempurna. Tanpa berlama-lama lagi, pria tinggi itu langsung berlari keluar dari kamarnya menuju lobi, yang kemudian disusul oleh Jongin di belakangnya. Begitu Chanyeol dan Jongin pergi dari sana, Baekhyun segera keluar dari tempat persembunyiannya. Pria mungil itu mengintip sebentar –memastikan Chanyeol tidak ada disana. Setelah memastikan keadaan, Baekhyun berjalan menuju laptop Chanyeol –yang belum sempat Chanyeol matikan semenjak ia duduk di kursi meja belajarnya. Namun perhatiannya sedikit teralihkan pada semacam proyek rumah yang sedang Chanyeol kerjakan. Baekhyun mengernyit. Chanyeol biasanya selalu menceritakan semua proyek rumah yang sedang dikerjakannya, tapi dia tidak tahu tentang proyek yang satu ini. Baekhyun segera membuang jauh-jauh rasa ingin tahu akan proyek rumah tersebut dan mulai fokus mencari file mencurigakan di dalamnya.

Binggo!

Baekhyun tersenyum puas saat melihat satu folder dengan nama 'FDH' di laptop itu. Dikliknya folder itu, namun belum sempat mata Baekhyun menelaah setiap isi folder itu, ia mendengar bunyi suara pintu kamar apartemen Chanyeol dibuka. Dengan cepat, pria mungil itu mengklik close window tersebut dan kembali bersembunyi di lemari Chanyeol. Sementara di ambang pintu kamar apartemen Chanyeol, pria jangkung itu sedang menggerutu pada Jongin.

"Bagaimana bisa kau berpikir itu adalah Prof. Kwon?" tanya Chanyeol dengan intonasi tidak percaya.

"Aku hanya salah lihat." Jongin membela diri.

Chanyeol sempat menganga. "Pria tadi gondrong, Jongin."

Ya, itu memang konyol.

Prof. Kwon itu botak dan Jongin mengira pria gondrong di lobi apartemen Chanyeol adalah Prof. Kwon.

Jongin mengedikkan bahunya. "Kupikir pria tua itu mengenakkan wig."

Chanyeol memutar bola matanya bosan, kemudian mulai masuk ke dalam kamarnya –meninggalkan Jongin di luar sana. Di lain sudut, Baekhyun kembali menghubungi Jongin untuk meminta bantuannya lagi.

"Hey, bagaimana kabar arsitek kesukaanku –selain diberkahi?"

Jongin mengernyit. "Samchoon?"

Baekhyun mendengus pelan. "Bukan, ini Baekhyun lagi."

"Oke, dua pertanyaan. Pertama, kenapa aku tidak tahu kalau kau ganti nomor?"

"Sekarang kau tahu'kan aku ganti nomor?" Baekhyun balik bertanya.

Jongin mengangguk pelan –membenarkan ucapan Baekhyun. "Kedua, apakah aku benar-benar arsitek kesukaanmu?"

Ada jeda sejenak disana sebelum akhirnya Baekhyun menjawab, "Ya."

Itu terdengar sangat ragu.

Jongin memutar bola matanya bosan. Hell, dia sudah tahu bahwa sahabatnya sedang menjadi penjilat saat ini. Arsitek kesukaan Baekhyun hanyalah kekasihnya yang bertelinga lebar itu.

"Itu tidak penting sekarang. Aku masih terjebak di dalam lemari Chanyeol, bisakah kau mengajaknya keluar sebentar saja?" Baekhyun mengalihkan topik sesegera mungkin.

"Tidak. Tugasku sudah selesai, Baek. Lagipula, kenapa kau ada disana? Kau beralih profesi dari penulis lagu menjadi penguntit?" sindir Jongin.

Baekhyun memutar bola matanya. "Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang. Cepat bantu aku dan aku akan mentraktirmu makan ayam sepuasnya."

Demi ayam, Jongin akan lakukan apapun.

Jadi, ini yang Jongin lakukan: Jongin memencet bel kamar apartemen Chanyeol (lagi), membuat si pemilik kamar mengernyit saat menemukan pria berkulit tan itu berdiri di ambang pintu kamarnya (lagi).

"Hey, bagaimana kabarnya arsitek kesukaanku –selain membanggakan diri menjadi asisten si botak?" seru Jongin –menyalin kalimat Baekhyun.

Chanyeol memutar bola matanya bosan. "Jongin, aku sedang sibuk, oke? Bisakah kau ganggu orang lain saja?"

"Eyy~ ayolah, Yeol! Kau sudah sibuk beberapa hari ini, bagaimana kalau kita refreshing sebentar dengan pergi ke gay strip club?"

Baekhyun dengar itu dan dia akan membunuh Jongin setelah ini.

"Tidak, terima kasih. Lagipula, Baekhyun tidak suka kalau aku pergi ke tempat seperti itu." Chanyeol menolak dengan tegas, membuat Baekhyun tersenyum bangga di dalam sana. "Sekarang, bisakah aku kembali ke pekerjaanku?"

"Yak, tunggu dulu!" Jongin menahan tangan Chanyeol yang hendak menutup pintu kamarnya. "Arasseo, tidak ada gay strip club. Bagaimana kalau kita minum soju sebentar sambil berbincang? Sudah lama sekali'kan kita tidak melakukan itu?" Jongin membujuk kembali.

Chanyeol mengangguk pelan –membenarkan ucapan Jongin. "Arasseo. Aku akan ambil jaket dan dompetku dulu."

"Tentu."

Tak lama kemudian, Chanyeol kembali menghampiri Jongin. "Tapi aku tidak bisa lama-lama, oke? Aku harus"

"Ya, ya, tentu saja. Ayo pergi." Jongin segera menarik lengan Chanyeol dan pergi dari sana.

Begitu Jongin dan Chanyeol pergi dari sana, Baekhyun segera keluar dari tempat persembunyiannya dan berjalan menuju meja belajar Chanyeol lagi. Baekhyun lihat laptop Chanyeol sudah dalam keadaan mati. Tapi ia masih penasaran dengan folder yang ia temukan tadi. Jadi, Baekhyun segera menghidupkan kembali laptop itu seraya duduk di kursi meja belajar Chanyeol.

"Sial." Baekhyun berdecak kesal saat laptop Chanyeol meminta sebuah password sebelum masuk ke desktop. Pria manis itu menggigit kuku jarinya seraya berpikir. "Password, password. Kira-kira apa ya?"

Baekhyun memikirkan beberapa kemungkinan password yang Chanyeol gunakan, dimulai dari namanya, nama Chanyeol, kombinasi nama mereka, tanggal lahir mereka masing-masing, sampai kombinasi tanggal lahir mereka, tapi semuanya salah.

"Aish, apa password-mu, Dobbi?!" Baekhyun mulai kesal. Ini sudah hampir satu jam dia duduk disana dan memikirkan berbagai macam password –bahkan sempat mematikan dan menghidupkan kembali laptop itu karena dia selalu salah memasukkan password, tapi semuanya salah. Tiba-tiba, ia rasakan sebuah getaran dari ponselnya. Sebuah pesan dari Jongin masuk.

From: KkamJong

Apapun yang kau lakukan disana, cepat pergi dari apartemen Chanyeol. Dia sedang dalam perjalanan pulang.

Baekhyun menggigit bibir bawahnya –ragu. Dia belum menemukan apapun dan kekasihnya itu sebentar lagi pulang. Tapi berdiam diri disana justru lebih bahaya. Baekhyun yakin Jongin tidak mau membantunya lagi jika ia tetap bersikukuh diam disana dan meminta bantuannya kembali untuk membuat Chanyeol sibuk di luar sana. Meminta bantuan sahabat-sahabatnya yang lain juga tidak bisa karena mereka sedang sibuk dengan urusan masing-masing. Pria mungil itu menghela napas panjang. Well, tidak ada pilihan lain selain pulang. Tapi jika kalian berpikir Baekhyun sudah menyerah untuk mencari tahu hal yang disembunyikan Chanyeol, makan kalian salah besar. Baekhyun berencana untuk memikirkan kembali cara mencari tahu hal yang disembunyikan Chanyeol darinya ketika ia tiba di apartemennya. Yang jelas, ia harus pergi dari sana dulu sebelum Chanyeol memergokinya.

.

.

Chanyeol memencet bel kamar apartemen Baekhyun. Beberapa saat yang lalu, kekasihnya itu mengirimkan pesan ke ponselnya yang isinya adalah menyuruhnya untuk ke apartemennya sekarang. Chaneyol tidak tahu Baekhyun ada perlu apa dengannya karena pria pendek itu tidak memberitahunya. Jadi, Chanyeol –tanpa banyak tanya lagi– segera pergi ke apartemen Baekhyun dan disinilah dia berada. Pria tinggi itu menyesap kopi yang tadi sempat ia beli di Starbucks sambil menunggu Baekhyun membukakan pintunya. Tak membutuhkan waktu lama saat telinga Chanyeol mendengar bunyi pintu di hadapannya dibuka, namun–

"Uhhuk! Uhukk!" Chanyeol tersedak kopinya. Wajahnya memerah saat melihat pemandangan di hadapannya.

Apa yang Chanyeol lihat?

Well, hanya Baekhyun yang memakai celemek tanpa busana di dalamnya.

Ya, dia telanjang –secara teknis.

Wow.

"B–Baek, kenapa kau tidak–" Ucapan Chanyeol terpotong saat Baekhyun tiba-tiba menariknya ke dalam. Setelah ia menutup pintu kamar apartemennya, didorongnya Chanyeol ke pintu sehingga raksasa itu sedikit meringis –karena punggungnya yang membentur pintu kayu itu cukup keras. Kopi yang dipegangnyapun hampir saja tumpah.

"Baek, apa yang–" Lagi-lagu ucapan Chanyeol terpotong saat kekasih pendeknya mengalungkan tangannya di leher Chanyeol, membuat pria yang lebih tinggi terkesiap. Baekhyun hanya tersenyum menggoda padanya, menghasilkan kegugupan tersendiri di diri Chanyeol.

"Hai~" sapa Baekhyun.

Chanyeol berdehem sejenak sebelum balik menyapanya, "H–halo.."

Melihat reaksi kekasihnya yang sesuai dengan perhitungannya, menghasilkan senyuman kepuasan di bibir tipis Baekhyun. Pria pendek itupun berniat menggoda pria jangkung itu lebih lanjut dengan menurunkan salah satu tangannya dengan perlahan dari leher Chanyeol menuju dada bidangnya, sedangkan tangan yang satunya meraih kopi Chanyeol dan menjatuhkannya begitu saja. Chanyeol sempat menahan napasnya saat jemari lentik Baekhyun bermain di atas dadanya yang masih berbalutkan pakaian.

"B–Baek, kau kenapa?" tanya Chanyeol –antara gugup dan bingung.

"Aku?" Baekhyun menggunakan aegyo disana dan itu membuat Chanyeol gemas pada kekasihnya. Jemarinya masih bermain-main di atas dada Chanyeol, membuat jantung si pria tinggi itu berdegup gila.

Hell, tentu saja Baekhyun sengaja melakukannya. Dia bukanlah tipe pria yang suka menggunakan aegyo dengan sengaja seperti itu. Itu hanya ia lakukan untuk keadaan khusus saja, seperti saat ini. Ini adalah siasatnya untuk membongkar rahasia Chanyeol. Ya, dengan menggodanya. Well, Baekhyun sempat berpikir untuk memancing Chanyeol agar pria tinggi itu mau memberitahukan password laptop-nya, tapi kemudian ia berpikir lagi, kenapa dia harus capek-capek memancing kekasihnya kalau dia bisa membuatnya mengatakan rahasianya dengan mulutnya sendiri? Itu jauh lebih praktis. Di samping itu, Baekhyun suka melihat reaksi Chanyeol yang sedang gugup seperti ini. Baekhyun sempat merutuki dirinya yang baru memikirkan ide brilian itu. Well, dengan kata lain, sekali mendayung, dua-tiga pulau terlampaui. Klasik.

"Aku hanya merindukanmu, Yeollie~" ucap Baekhyun manja, kemudian menatap mata Chanyeol dengan puppy-eyes andalannya. "Apa kau tidak merindukanku?"

"T–tentu saja, tapi kena–"

Baekhyun tidak akan membiarkan Chanyeol terlalu banyak bertanya, jadi ia putuskan untuk membungkam bibir tebal kekasihnya itu dengan bibirnya sendiri. Mengecup dan menyesap bibir atas-bawah Chanyeol bergantian, membuat Chanyeol terlena. Ciuman itu tidak berlangsung terlalu lama karena Baekhyun tidak boleh sampai menggagalkan rencananya untuk membuat Chanyeol membongkar sendiri rahasianya. Maka, pria pendek itu memutuskan ciuman mereka dan menatap Chanyeol intens.

"Kau tahu tidak ada rahasia yang kusembunyikan darimu'kan?" Chanyeol mengangguk pelan menjawabnya. Melihat Chanyeol yang menatapnya seolah telah terhipnotis itu, membuat Baekhyun menyeringai. Pria pendek itu kemudian berjinjit untuk mendekatkan bibirnya itu ke telinga Chanyeol. "Aku tahu kau menyembunyikan sesuatu dariku, Yeollie.." ucap Baekhyun seduktif seraya menggigit daun telinga Chanyeol, membuat aliran darah pria jangkung itu berdesir hebat. "Beri tahu aku, sayang~"

Oh, tidak.

Chanyeol mulai tergoda.

Baekhyun bahkan memperburuk keadaan dengan menjilat daun telinga Chanyeol yang diiringi bunyi decakan dari bibir tipisnya.

Sial.

Chanyeol mulai merasakan penisnya menegang.

"Yeollhh..beri tahu aku rahasiamu~" Baekhyun menggodanya lagi.

Sial. Sial. Sial.

Chanyeol hanya bisa diam disana seraya menggigit bibir bawahnya kuat agar dia tidak tergoda, tapi–

"Ermmh.." Baekhyun mulai mencium lehernya –kali ini diiringi dengan desahan yang menggoda.

Tahan. Tahan. Tahan.

"Chanyeolhh.."

SIAL!

BAEKHYUN TERLALU MENGGODA IMANNYA!

"A–aku sedang membuat proyek dream house untukmu!"

Dan itu dia.

Rahasia Chanyeol pecah bagaikan telur.

Miris.

Baekhyun menghentikan acara-memberikan-kissmark-di-leher-Chanyeol dan menatap Chanyeol dengan mata terbelalak.

"Kau apa?" tanya Baekhyun –agak tidak percaya dengan pendengarannya sendiri.

Chanyeol menelan ludahnya kasar seraya menunduk. "A–aku tahu kau sudah lama menginginkan sebuah dream house, jadi aku diam-diam mengerjakan proyek ini." Raksasa itu kini menatap Baekhyun yang sedang tercengang. "Aku ingin memberikan kejutan untukmu, Baek."

Baekhyun luluh tentu saja.

"Benarkah itu?"

Chanyeol menghela napas berat, kemudian mengangguk pelan. "Seharusnya menjadi kejutan, tapi.." Chanyeol tidak menyelesaikan kalimatnya dan menggantinya dengan mengedikkan bahunya.

"Yeol, maafkan aku." Baekhyun merasa bersalah sekarang. "A–aku pikir kau–oh, Chanyeol-ah, aku benar-benar menyesal. Bagaimana ini?" Baekhyun merasa tidak enak pada kekasihnya.

Chanyeol tersenyum seraya mengusap pipi Baekhyun. "Tidak apa, Baek. Kupikir aku bisa merahasiakan hal ini sebelum proyek itu selesai, tapi ternyata aku memang tidak bisa menyembunyikannya dengan baik."

"Jadi, itu sebabnya kau selalu sibuk?"

"Begitulah." Chanyeol yang melihat kekasihnya begitu merasa bersalah padanya, kemudian mengusap puncak kepala Baekhyun lembut. "Bagaimana menurutmu?"

Baekhyun menatap Chanyeol bingung. "Apanya?"

"Proyek dream house itu, kau menyukainya? Aku sudah membuat desainnya dan berbagai detail lainnya sesuai dengan keinginanmu."

Baekhyun merasa perutnya digelitiki sesuatu. Lalu tanpa perhitungan apapun, Baekhyun memeluknya kekasihnya erat, membuat kekasihnya kebingungan.

"Terima kasih, Yeol. Aku sangat senang." Ucapan Baekhyun itu memang nyaris seperti bisikan, tapi Chanyeol bisa mendengarnya dengan jelas. Chanyeol tersenyum, kemudian balas memeluk Baekhyun.

Baekhyun sama sekali tidak menyangka Chanyeol sedang berencana memberikan kejutan untuknya. Well, dia memang pernah mengatakan pada Chanyeol bahwa dia sangat menginginkan sebuah dream house, bahkan sampai memberitahunya setiap detail kecil mengenai rumah idamannya. Baekhyun baru sadar bahwa proyek rumah yang ia lihat di laptop Chanyeol adalah kejutan yang akan ia dapat kelak dari kekasihnya. FDH –Future Dream House. Tapi dia malah berpikiran macam-macam dan menerobos privasi kekasihnya. Baekhyun jadi merasa bodoh sekarang.

"Jadi," Chanyeol melepaskan pelukannya dan menatap Baekhyun intens, "Bisa kita lanjutkan yang tadi?"

"H–hah?" Sekarang giliran Baekhyun yang gugup.

Sial, kenapa jadi senjata makan tuan begini? –rutuk Baekhyun dalam hatinya.

"C–Chanyeol-ah, aku–" Ucapan Baekhyun terpotong karena bibir tebal Chanyeol sudah menempel di bibirnya. Tangan kekar Chanyeol mulai merambat menuju bokong Baekhyun yang tak tertutup apapun dan meremasnya. Well, Baekhyun yang hanya mengenakan celemek saja di tubuhnya sebenarnya mempermudah Chanyeol untuk menyetubuhinya. Ditambah lagi, penampilan Baekhyun yang seperti ini benar-benar membuat libido Chanyeol memuncak. Baekhyun semakin terlihat begitu seksi di matanya.

"Mmnhh..Yeolhh.." Baekhyun mendesah saat Chanyeol mencium lehernya. Pria mungil itu mendongakkan kepalanya sehingga Chanyeol bisa menikmati permukaan putih mulus itu dengan leluasa. Jemari lentik Baekhyun yang awalnya berada di bahu Chanyeol, kini berpindah menuju leher si pria jangkung, seolah menyuruhnya untuk menjamahnya lebih dalam.

"Akh.." Baekhyun meringis saat dua jari Chanyeol memasuki lubangnya. Tangannya meremas baju Chanyeol agar tubuhnya tidak ambruk karena sentuhan sensual yang diciptakan pria tinggi itu. "Nggh..ahh.."

Desahan Baekhyun terdengar kembali saat bibir Chanyeol memberikan kissmark di sekitar dada Baekhyun dan itu membuat penis Chanyeol semakin hard. Saat tangan kanannya sibuk mempersiapkan surga milik Baekhyun, tangan kirinya bergerak untuk melepaskan celemek yang masih menempel di tubuh Baekhyun. Mata si pria tinggi itu seolah sudah tertutupi kabut nafsu karena pemandangan Baekhyun dengan wajah memerah dan napas memburu itu –demi Tuhan– terlihat indah di matanya. Well, sebenarnya tidak hanya milik Chanyeol yang sudah hard disini, penis si pria mungil –yang tengah mendesah– itupun nampak sudah tegak karena perlakuan kekasihnya. Saat celemek di tubuh Baekhyun sudah terlepas, tangan kiri Chanyeol segera memegang penis milik Baekhyun dan mulai mengurutnya pelan. Namun dengan segera Baekhyun menghentikan pergerakan tangan Chanyeol, membuat si pria jangkung mengernyit.

"Kau curang, Yeolh.." ucap Baekhyun seraya mengatur napasnya yang memburu. Tautan alis Chanyeol semakin dalam karena tidak mengerti dengan ucapan kekasihnya. Ia hendak bertanya, namun tangan mungil milik Baekhyun bergerak lebih cepat daripada mulutnya. Ya, Baekhyun memegang penis Chanyeol yang masih terbungkus celana jeans sehingga pria yang lebih tinggi itu mengerang tertahan. Well, dia terlihat menikmati aksi tangan Baekhyun di bawah sana. Dan melihat reaksi ini, itu menghasilkan seringaian di sudut bibir Baekhyun. "Tidak adil jika hanya aku yang telanjang, bukan?"

Chanyeol menatap Baekhyun lekat. Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Baekhyun dan berbisik, "Kalau begitu, lepaskan untukku, Baek.."

Sebenarnya Baekhyun cukup terkejut mendengarnya, namun apa pedulinya? Ia tetap tergoda dan melakukannya pada akhirnya –melepas pakaian Chanyeol. "Dimengerti, sayang.."

Jadi, yeah, mereka melakukan seks di ambang pintu.

Astaga.

###

Luhan dan Kyungsoo menatap Baekhyun dengan mulut menganga.

"Kau menerobos ke dalam apartemennya?" tanya Kyungsoo tak percaya.

"Keren~" Kyungsoo langsung melayangkan tatapan membunuh pada pria yang lebih tua di sampingnya, tapi Luhan balik menatapnya polos seolah mengatakan 'apa?'. Kyungsoo memutar bola matanya, kemudian beralih menatap kembali Baekhyun.

"Apa kau sudah gila? Bagaimana kalau sampai ketahuan?" cerocos pria bermata belok itu.

"Tapi, tidak'kan? Tenang saja, Jongin membantuku untuk keluar dari sana."

Alis Kyungsoo naik sebelah. "Jongin?"

"Ya, kau tahu? Dengan iming-iming aku akan menemaninya ke gay strip club minggu depan dan mentraktirnya makan ayam." Baekhyun menjelaskan, membuat Kyungsoo semakin jaw-drop. "Tapi itu tidak penting. Kalian tahu bagian terbaiknya? Ternyata Chanyeol sedang berencana membuatkan aku sebuah dream house, bukan itu hebat?!"

"Wow! Itu hebat sekali, Baek!" seru Luhan.

"Kau pasti senang sekali, iya'kan?" tanya Kyungsoo kali ini –turut senang.

"Tentu saja. Aku bahkan tidak menyangkanya dan malah menghancurkan kejutan yang ia siapkan. Tapi setidaknya aku sudah yakin bahwa Chanyeol tidak menyembunyikan apapun dariku." Baekhyun tersenyum puas, tapi detik berikutnya senyuman puas itu berubah menjadi senyuman mesum. "Bonus yang kusukai waktu itu adalah kami melakukan seks setelahnya –di dekat pintu kamar apartemenku. Seperti yang Gandhi katakan, 'hadiah terhebat dalam sebuah hubungan adalah bercinta'."

Alis Kyungsoo terangkat sebelah. "Aku tidak yakin kau tahu siapa itu Gandhi."

"Tapi kalau dia memang berencana membuatkanmu sebuah dream house, kenapa dia tidak melamarmu lebih dulu? Atau memang sudah?" Luhan bertanya.

Baekhyun terdiam. Dahinya berkerut. "Benar juga ya?"

"Chanyeol sudah melamarmu?" tanya Kyungsoo.

Baekhyun menggelengkan kepalanya. Ia malah menatap bingung kedua sahabatnya. "Kenapa dia belum melamarku ya?"

Oke, satu lagi yang membuat Baekhyun gelisah.

Kapan Chanyeol akan melamarnya?

TBC

Ini seharusnya saya publish setelah saya nulis empat chapter, tapi beberapa readers udah nanyain sequel FPC, makanya saya publish sekarang. Saya sebenarnya masih rada bingung bikin alurnya karena kayaknya FF ini gak akan ada konflik berat kayak di FPC. Oh ya, pertemuan Chanyeol dengan keluarga Byun akan saya ceritakan nanti (masih belum tahu chapter berapa).

So, review?