Title : 만질 수가 없다 (Untouchable)
Pairing : Chanyeol X Kyungsoo
Genre : Comfort/Hurt, Romance
Rating : M
Disclaimer : Chanyeol & D.O belong to SM Entertainment, but THE STORY IS BELONG TO ME! No plagiat!
Summary : Aku mungkin bisa menyentuh tubuhmu, tapi aku tidak yakin bisa menyentuh hatimu—Chanyeol [CHANSOO], [Slight!KAISOO] GS! DLDR!
WARNING! TYPOS BERTEBARAN, CERITA PASARAN, OOC.
GET AWAY IF U DON'T LIKE IT! YOU'VE BEEN WARNED!
NO BASH! NO FLAME!
ALL POV IS AUTHOR POV!
.
.
.
.
.
ENJOY!
.
.
.
.
.
[CAFÉ]
Seorang yeoja paruh baya menghela napasnya berulang kali sambil menatap wajah seorang namja tampan yang sedang duduk di hadapannya. Meski sudah berusia 57 tahun, wajahnya tetap cantik dan tubuhnya masih tertap terjaga berkat kepiawaiannya merawat diri.
Tak lama kemudian yeoja berujar lagi.
"Chanyeolie.. Eomma mohon, nak. Usiamu sudah begitu matang, tapi kau sama sekali tidak pernah berpikir untuk menikah. Eomma sangat khawatir padamu. Tidakkah kau memikirkan eommamu yang sudah tua ini?" eomma Chanyeol menatap sendu anak sulungnya yang hanya diam sambil menggerakan jari-jari panjangnya di sebuah tablet yang ia pegang
"Eomma, bisakah eomma tidak terus-menerus mengeluhkan hal yang sama padaku? Aku tidak ada waktu untuk itu. Aku sibuk, eomma. Lagipula, eomma tidak kelihatan tua sama sekali. Apa masih ada hal penting yang akan eomma sampaikan padaku? Jika tidak, aku harus pergi. Aku harus segera menghadiri rapat dengan klienku. Annyeong eomma." Chanyeol segera mengecup pipi sang eomma, lalu pergi meninggalkan café dengan langkah lebar karena tergesa.
"YA! Park Chanyeol!" seru yeoja itu cukup nyaring, namun Chanyeol hanya mengangkat tangan kanannya tanpa menoleh ke belakang untuk pamit padanya
"YAISH! Jinjja! Anak itu benar-benar!"
Yeoja bernama asli Park—Jung Eunhee itu mendengus kesal melihat tingkah anak sulungnya yang sangat menyebalkan. Dalam hatinya, ia sungguh kesal karena sifat keras kepala yang ia miliki menurun pada putera sulungnya. Ia tak menyangka bahwa sikapnya yang egois dan keras kepala menurun dengan sangat persis pada Chanyeol. Ia menyesal karena sifat buruk itulah yang membuat Chanyeol menjadi pembangkang seperti ini—seperti apa yang pernah terjadi ketika masa mudanya dulu. Ia pikir, karma sedang menghukumnya saat ini.
"Eommeonim.."
Eunhee menolehkan kepalanya hingga dapat melihat seorang yeoja bermata bulat menghampirinya dengan sebuah senyuman lugu yang ditujukan padanya.
"Kyungsoo-ya…" Eunhee kini tersenyum. Setidaknya ada yang menghiburnya kali ini.
"Eommeonim, wae geuraeseyo?" tanya yeoja itu dengan pancaran mata yang menunjukan rasa khawatir
"Naega? Ah… Gwaenchanhayo.. Hanya ada sedikit masalah tadi. Ah iya, bagaimana pekerjaanmu hari ini? Apa Jongin sudah kesini?" tanya Eunhee sambil membalas tatapan Kyungsoo dengan tatapan lembut
"Jongin tidak akan kesini, eommeonim. Jongin bilang jadwalnya sangat padat hari ini karena ia harus melakukan premiere film terbarunya." Kyungsoo tersenyum lagi
"Ahh… Bahkan aku tidak tahu apa-apa tentang jadwal anak itu. Kalau begitu selamat bekerja, ne? Kalau kau sudah selesai, kau boleh mampir ke rumah malam ini. Annyeong Soo-ya…" Eunhee tersenyum singkat, lalu melangkah menjauhi Kyungsoo yang hanya terpaku di tempatnya.
.
.
.
.
.
Café milik Kyungsoo sudah tutup sejak setengah jam yang lalu. Jam sudah menunjukan pukul 22.00 KST dan Kyungsoo masih sibuk berkutat dengan nota dan struk belanja untuk keperluan cafenya sampai-sampai ia tidak menyadari seseorang sedang menatapnya dengan senyuman lebar.
"Chagiya…" tubuh Kyungsoo menegang ketika merasakan sepasang tangan melingkar di pinggangnya. Seseorang tengah memeluknya dari belakang
"Jo—Jongin-ah! A—apa yang kau lakukan?" Kyungsoo langsung melepaskan pelukan Jongin dari pinggangnya dengan wajah ketakutan. Keringat dingin secara tiba-tiba menghinggapi tubuhnya.
"Apa yang aku lakukan? Aku hanya memeluk kekasihku, karena aku merindukannya. Apa tidak boleh?" Jongin memasang wajah kesal tak lupa dengan bibir yang mengerucut.
"Mi—mian… A—aku hanya terkejut. Kumohon, jangan pernah lakukan hal seperti itu lagi, Jongin-ah. Aku tidak biasa diperlakukan seperti itu." Ucap Kyungsoo dengan wajah memelas
"Mianhae, chagi… Aku tahu kau tidak suka. Mian, aku pikir kau sudah terbiasa denganku. Tapi aku ternyata masih harus menunggu hal itu terjadi, matjji?" Jongin meminta maaf sambil tersenyum pada Kyungsoo.
Dalam hatinya ia kecewa karena sang kekasih tak kunjung terbiasa menerima skinship darinya meski keduanya sudah berpacaran selama hampir 2 tahun lamanya. Namun karena cintanya terlampau besar pada Kyungsoo, ia rela menunggu sang kekasih mungilnya itu agar pada akhirnya bisa menerima semua sentuhan darinya sebagai bentuk pengungkapan kasih sayang.
"Bagaimana kau bisa ada disini? Bukankah kau bilang tidak akan kesini hari ini?" kini Kyungsoo sudah kembali—lembut—seperti biasanya.
"Tentu saja aku tidak serius mengatakannya padamu, Soo-ya. Aku pasti akan selalu menyempatkan diriku untuk bertemu denganmu, meski hanya sebentar." Ucap Jongin dengan lembut
"Bagaimana kau bisa tahu kalau aku masih disini?" tanya Kyungsoo dengan pipi bersemu merah
"Apa kau meragukan cintaku, eoh? Karena aku terlalu mencintaimu, makanya perasaanku padamu begitu kuat sampai aku bisa mengetahui keberadaanmu." Jongin berusaha menahan tawanya agar tidak meledak saat mendapati wajah Kyungsoo semakin memerah, namun menatapnya dengan tatapan bingung nan polos.
"Geu—geuraeyo?" Kini Kyungsoo menundukan kepalanya karena malu
"Hahaha! Kau memang sangat manis, Kyungsoo-ya… Saranghae…"
CUP!
Jongin mengecup singkat pipi Kyungsoo yang masih merona dan tertawa lebar.
"YA!" Kyungsoo melayangkan protesnya, namun ia terdiam menatap Jongin yang kini tertawa terbahak-bahak.
Diam-diam hati Kyungsoo menghangat dan perasaan bersalah muncul kembali di dalam hatinya.
"Mianhae Jongin-ah… Aku berjanji akan berusaha lebih keras lagi! Fighting Kyungsoo-ya!" tekadnya dalam hati
.
.
.
.
.
.
.
Eunhee berbaring dengan gelisah. Berulang kali ia mengganti posisi tidurnya. Sungguh ia tak bisa tidur karena terus memikirkan Chanyeol yang sama sekali tidak menunjukan tanda-tanda akan memperkenalkan seorang gadis untuk segera ia nikahi. Jujur saja, ia sudah sangat ingin menimang cucu. Ia sudah melakukan berbagai macam cara untuk membujuk anak sulungnya itu untuk segera menikah, namun Chanyeol terlihat tak peduli dengan keinginannya. Eunhee hanya tidak mau bila anak sulungnya itu melajang seumur hidup. Ia hanya ingin anaknya itu hidup bahagia.
Meskipun ia masih punya Jongin yang bahkan sudah memiliki calon pendamping hidup, ia tak bisa memaksakan Jongin untuk segera menikah. Selain karena Jongin adalah anak bungsu yang diharapkan tidak mendahului hyungnya dalam melepas masa lajang, Jongin juga memiliki sedikit permasalahan tentang Kyungsoo. Sebagai seorang eomma, Eunhee telah mendengar semua cerita dari Jongin bahwa Kyungsoo memiliki trauma pada skinship maupun sentuhan sehingga ia cukup kesulitan untuk mengekspresikan rasa cintanya pada Kyungsoo lewat sentuhan, apapun itu. Hal ini akhirnya memperlambat perkembangan hubungan keduanya yang hanya seperti itu-itu saja. Tak ada progress yang berarti.
Sekali lagi Eunhee bergerak gelisah. Ia sibuk berpikir mengenai Chanyeol dan Jongin sampai-sampai ia tak menyadari bahwa suaminya, Park Yoochun, merasa terganggu dengan apa yang ia lakukan.
"Waeyo?" tanya Yoochun pada Eunhee yang berbaring membelakanginya.
"Ani. Aku hanya khawatir pada Chanyeol. Usianya sudah hampir 30 tahun dan dia sama sekali belum mengenalkan seorang pun pada kita." Eunhee menatap suaminya dengan wajah sendu
"Kau tidak perlu khawatir. Chanyeol… Aku sangat kenal anak itu. Dia pasti akan segera menikah kalau dia menginginkannya. Bukankah dia anak yang sangat keras kepala. Mencoba memaksanya tidak akan menyelesaikan masalah." Ucap Yoochun dengan senyuman.
"Tapi bagaimana kalau anak itu sama sekali tidak akan menikah?"
"Kau tidak perlu sibuk memikirkannya. Bukankah kita masih punya Jongin yang akan memberikan kita cucu?"
"Kau benar, yeobo. Aku hanya terlalu paranoid ketika teman-temanku sibuk membicarakan cucu-cucu mereka, sedangkan anak sulung kita saja seperti tidak ada niat menikah." Eunhee mengerucutkan bibirnya dan memeluk suaminya erat
"Sudahlah. Lebih baik kau berdoa supaya Chanyeol cepat mendapat jodoh daripada tidak tidur karena terus memikirkan hal ini." Yoochun mengecup dahi istrinya itu, lalu mulai memejamkan matanya.
Dalam hati, Eunhee menjerit bahagia karena suaminya itu masih tetap romantis seperti ketika mereka masih pacaran dulu bahkan di usia mereka yang sudah tidak muda lagi. Ia juga sangat bersyukur, meskipun sifat keras kepala dan acuhnya menurun pada Chanyeol, setidaknya Jongin memiliki sifat lembut dan sabar seperti suaminya. Sikapnya yang begitu buruk di masa muda akhirnya dapat diubah oleh sanga suami lewat segala cinta dan kelembutan yang Yoochun miliki. Sayangnya sifat buruk itu menurun pada Chanyeol. Bahkan kelembutan dan kasih sayang yang sudah suaminya berikan pada Chanyeol tak mampu mengubah sifat keras dan dingin anak sulungnnya itu. Setidaknya Eunhee hanya ingin agar Chanyeol mendapatkan seseorang yang mampu mengubahnya agar sifat buruknya itu hilang.
.
.
.
.
.
.
#NEXT DAY
Chanyeol berjalan dengan angkuh di lobby kantornya. Ia ditemani Jongdae, sekretaris sekaligus sahabatnya. Sebagai seorang presiden direktur yang baru kurang lebih 3 bulan menduduki jabatannya, Chanyeol bisa dikatakan sebagai atasan bertangan dingin. Berbeda dengan sang ayah yang begitu ramah dan sangat menyayangi pegawainya, Chanyeol bertingkah sebaliknya. Ia tak akan segan-segan memecat pegawai ketika pegawai itu melakukan kesalahan atau membuatnya kesal. Hal ini membuat suasana kantor 'TRX Corp' menjadi begitu suram akhir-akhir ini. Chanyeol sangat tidak suka dengan pagawai yang banyak bicara namun tak bisa bekerja.
"Miyoung-ah… Jangan lupa kencan kita hari ini, ne? Berdandanlah secantik mungkin, aratjji?" seorang pegawai namja tersenyum pada rekan kerjanya sambil memberi wink hingga yeoja itu tersipu malu.
"Ekhem." Chanyeol berdehem melihat tingkah kedua pegawainya. Ia kemudian menatap salah satu pegawainya itu dengan tatapan datar yang begitu dingin.
"P—Park sajangnim?" namja bername-tag Lee Geon ini menelan ludahnya kasar. Ia merutuki sifat genitnya yang kambuh di saat kurang tepat seperti ini hingga dipergoki secara terang-terangan oleh boss killernya.
"Sesungguhnya aku sangat tidak suka ada pegawaiku yang bermesraan saat berada di kantor khususnya pada saat jam kerja. Tapi karena moodku hari ini sedang baik, aku membiarkanmu lepas untuk kali ini. Jangan mengulangi kesalahan yang sama seperti keledai bodoh agar kelak aku tidak akan memecatmu. Dan ingat! Namamu akan kuingat baik-baik, Lee Geon!" nada Chanyeol meninggi, lalu dengan tatapan datarnya, ia meninggalkan ruangan itu.
Ruangan itu mendadak diliputi keheningan yang begitu mencekam karena aura mengerikan sajangnim mereka masih terasa bahkan hingga beberapa saat setelah Chanyeol meninggalkan ruangan itu.
.
.
.
.
"Chanyeol-ah, kupikir kau harus merubah cara otoritermu itu disini. Yoochun ahjussi bukan orang yang kejam dan suka memecat orang. Tidakkah kau keterlaluan pada pegawaimu? Seisi kantor ini bahkan bisa pucat pasi hanya karena melihatmu lewat di hadapan mereka." Nasihat Jongdae pada Chanyeol yang kini sedang duduk sambil memeriksa beberapa berkas yang ada di atas mejanya.
Ketika mereka hanya berdua seperti ini, keduanya akan menggunakan banmal untuk berbicara satu sama lain mengingat mereka adalah teman sejak SMA. Namun saat berada di situasi formal atau di depan para pegawai lainnya, mereka akan menggunakan bahasa formal yang lazim digunakan antar presdir dan sekretaris.
"Lalu aku harus bagaimana, Jongdae-ah? Aku tidak suka dengan orang-orang yang bermesraan tidak tahu tempat. Ini kantor, tempat untuk bekerja. Bukan untuk membuat janji berkencan atau untuk menggoda pegawai lain yang sedang serius bekerja. Aku hanya tidak suka." Jawab Chanyeol dengan nada kesal
"Sepertinya aku setuju dengan Eunhee ahjumma." Ucap Jongdae kemudian
"Setuju apa?"
"Kau harus segera mencari teman kencan dan menikah. Aku bingung dengan pola pikirmu itu, Chanyeol-ah. Kenapa kau sangat tidak suka dengan orang yang bermesraan. Lagipula mereka tadi tidak saling berciuman di depan umum kan? Kupikir kalau kau sudah mulai jatuh cinta, kau akan mengerti tentang hal semacam itu." Kata Jongdae panjang lebar
"Kenapa kau jadi secerewet eommaku ketika membicarakan pendamping hidup untukku? Tch! Menyebalkan sekali." Chanyeol mencibir
"Kau hanya tidak tahu rasanya mencintai dan dicintai, Chanyeol-ah. Akan sangat menyenangkan saat kita bangun tidur di samping orang yang kita cintai, lalu semua yang kau butuhkan hari itu mulai dari baju hingga sarapan sudah dipersiapkan oleh istrimu bahkan memasang dasipun dipakaikan oleh istri… Dan malam-malam panas yang sangat indah… Aaah… Aku merindukan Minseok…" Jongdae terlalu larut dalam lamunannya hingga tak menyadari bahwa Chanyeol melempar sebuah kotak kacamata ke arahnya.
"Aw! YA! Kenapa melempariku?" protes Jongdae ketika kotak yang cukup berat itu mengenai pundaknya
"Masih untung aku tidak meleparnya tepat ke wajahmu! Jangan berbicara yang aneh-aneh dan cepat kembali ke meja kerjamu! Buat ulang laporan ini segera! Banyak sekali huruf-huruf yang kurang disana. Kau niat bekerja atau tidak, eoh?" Chanyeol segera melemparkan laporan yang ia maksud pada Jongdae
"Hah… Arasseo…" Jongdae berujar lemah lalu melangkah gontai meninggalkan ruangan Chanyeol
Chanyeol terdiam menatap kepergian Jongdae dari ruangannya.
"Menikah? Yang benar saja! Merepotkan…" gumamnya sebelum mulai berkutat lagi dengan dokumen-dokumen yang ada di hadapannya.
.
.
.
.
.
"Wah…! Bekalmu terlihat enak sekali…"
"Tentu saja, ini buatan Istriku."
"Wah, pasti enak sekali ya.. Ah.. Aku jadi ingin cepat-cepat menikah agar ada yang membuatkanku bekal setiap hari."
Chanyeol menghentikan langkahnya sejenak saat mendengar percakapan beberapa pegawainya di kantin kantor. Ia berniat makan siang sendirian tanpa Jongdae agar tidak mendengar celotehannya tentang Minseok, sang istri. Namun sepertinya ia memang harus membiarkan telinganya panas mendengar pembicaraan tentang satu topik yang menurutnya sangatlah menyebalkan yaitu tentang 'istri'.
.
.
.
.
.
TING—TONG!
Bel kediaman keluar Park berbunyi. Eunhee buru-buru membukakan pintu masih dengan apron yang melekat di tubuhnya karena sedang mempersiapkan makan malam.
"Chanyeolie?" Eunhee mendongakan kepalanya menatap anak sulungnya yang datang secara tiba-tiba
"Wae eomma? Apa eomma tidak suka aku kembali ke rumah ini?" tanya Chanyeol
"Tentu saja eomma sangat senang, Yeolie… Eomma hanya bingung karena tidak biasanya kau menginap disini.." Eunhee menggeser tubuhnya agar Chanyeol bisa masuk ke dalam rumah
Chanyeol melangkah pelan memasuki kamarnya. Kamarnya terlihat tak banyak berubah, namun spreinya telah diganti dengan warna yang lebih cerah dan kamarnya itu juga terasa lebih wangi dari biasanya. Chanyeol tersenyum kecil lalu membaringkan tubuhnya yang lelah di atas ranjang yang ia rindukan itu. Sudah 2 tahun ini ia tinggal di apartemen miliknya sendiri. Ia jarang sekali pulang ke rumah karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Ia hanya sesekali pulang apabila ia benar-benar rindu dengan keluarganya atau merasa sangat lelah dan tertekan.
Berbeda dengan Chanyeol, Jongin selalu tinggal di rumah. Meskipun ia punya jam terbang yang tinggi dengan profesi keartisannya dan punya apartemen sendiri, namun ia lebih memilih tinggal bersama keluarganya. Jongin merupakan anak yang sangat menyayangi keluarga. Ia bahkan mengatakan bahwa akan tinggal bersama-sama Yoochun dan Eunhee setelah menikah.
"Chanyeolie… Apa kau mau beristirahat dulu atau mandi? Eomma akan mempersiapkan air panas untukmu agar kau bisa berendam." Eunhee masuk ke kamar Chanyeol dan masuk ke kamar mandi Chanyeol untuk mempersiapkan air panas. Chanyeol menyusul Eunhee dan menatap Eunhee dari pintu sambil tersenyum.
"Gomawo eomma…" Chanyeol tersenyum tulus hingga membuat hati Eunhee menghangat, mengingat Chanyeol jarang sekali memperlakukannya secara lembut seperti ini.
"Kalau kau sudah selesai mandi, segera ke ruang makan. Kita makan bersama Appamu. Mungkin sebentar lagi Jongin pulang. Ia janji akan makan malam bersama malam sini." Eunhee tersenyum lalu menutup pintu kamar Chanyeol.
.
.
.
.
.
.
"Chanyeol hyung!" seru Jongin riang saat melihat hyung semata wayangnya itu berada di meja makan bersama appa dan eommanya
"Annyeong Jongin-ah… Oraen maniya, ne?" Chanyeol tersenyum melihat senyum lebar adiknya yang terlihat sangat senang dengan keberadaannya disini.
"Ne, hyung! Sudah lama sekali hyung tidak pulang. Bogoshipeo!" Jongin memeluk singkat sang hyung, lalu mengambil tempat di samping Chanyeol.
"Appa senang sekali melihat kita berkumpul bersama-sama seperti ini lagi. Ja! Manhi meokgo!" Yoochun menahan haru dengan mengajak keluarganya untuk segera makan.
"Ne. Bab meokgosemnida!" seru Jongin dengan riang
Eunhee hampir saja meneteskan airmatanya melihat kebersamaan keluarganya yang sudah lama tidak ia rasakan. Sesungguhnya ia juga jarang makan malam bersama Jongin yang memang sibuk dengan pekerjaannya dan hanya menghabiskan makan malam sehari-hari bersama dengan sang suami. Namun kali ini adalah malam spesial dimana keluarganya berkumpul dan makan bersama.
"Jongin-ah. Kenapa tidak membawa Kyungsoo untuk ikut makan malam bersama kita?" tanya Eunhee pada Jongin yang sedang asyik menggigit paha ayam goreng favoritnya
"Ani eomma. Kyungsoo sedang sibuk di café. Tapi dia bilang besok pagi ia bisa ke sini." Jawab Jongin
"Kau masih berpacaran dengan yeoja bernama Kyungsoo itu?" tanya Chanyeol sambil mengunyah makanannya
"Ne. Hyung belum pernah bertemu dengannya ya? Mungkin besok hyung bisa melihatnya." Kata Jongin
"Yah. Mungkin." Ucap Chanyeol yang mulai fokus lagi dengan makan malamnya
"Pasti akan sangat menyenangkan kalau kita bisa makan malam bersama dengan pasangan kalian masing-masing." Ucap Eunhee sambil menatap Chanyeol dengan tatapan penuh harap
"Eh?" Jongin tak mengerti apa maksud eommanya berbicara seperti itu
"Aku sudah selesai. Kamsahamnida." Chanyeol tiba-tiba menghentikan makannya dan pamit untuk masuk ke kamar.
"Sepertinya kau mengatakan hal yang kurang tepat, chagiya. Chanyeol jadi tidak bersemangat." Yoochun menatap kepergian Chanyeol dengan tatapan sedih
"Aku hanya mengatakan isi hatiku." Eunhee menunduk penuh sesal
"Appa… Eomma… Aku tidak mengerti. Memangnya Chanyeol hyung kenapa?" tanya Jongin
"Ani. Dia hanya sedikit tersinggung. Tak usah dipikirkan. Ja! Makan yang banyak. Eomma sudah membuatkanmu ayam goreng." Eunhee kini malah menaruh sepotong ayam goreng ke piring Jongin
"Gomawo Eomma!" Jongin menerima ayam goreng itu dengan senang hati.
.
.
.
.
.
.
"Eommeonim… Biar aku saja yang memotong bawangnya, ne?" pinta Kyungsoo dengan wajah polosnya yang berbinar-binar
"Ne. Tapi hati-hati karena pisaunya sangat tajam." Eunhee memperingatkan Kyungsoo
Kyungsoo mengangguk sambil tersenyum senang. Ia memakai apron putih yang sama dengan Eunhee. Ia memang sengaja datang sepagi ini karena ia ingin membantu Eunhee membuat sarapan spesial untuk keluarganya karena ini adalah hari minggu. Sambil bersenandung kecil, Kyungsoo mengiris bawang dengan bersemangat.
"Eomma.." sebuah suara berat terdengar di dapur diikuti dengan suara kulkas yang dibuka.
"Eoh, Yeolie? Kau sudah bangun?" tanya Eunhee tanpa mengalihkan pandangannya dari masakannya
"Ne." jawab Chanyeol
Chanyeol terdiam sejenak saat menyadari ada yeoja asing di dapurnya. Yeoja itu berperawakan mungil dan mengkuncir kuda rambutnya. Chanyeol menaikan salah satu alisnya karena tidak mengenal siapa yeoja itu.
"Eomma, dia siapa?" kali ini Chanyeol mempertanyakan siapa yeoja yang hadir di sana sambil membelakanginya
TAK!
"Jwisunghamnida. Do Kyungsoo imnida." Kyungsoo membalik badannya dengan buru-buru lalu membungkuk hormat pada Chanyeol lalu tersenyum manis dengan pipi memerah.
"Oh. Ini Kyungsoo, yeojachingu Jongin. Kyungsoo-ya, ini Chanyeol, hyungnya Jongin." Kata Eunhee masih sibuk dengan masakannya yang mulai mendidih
"Annyeong Chanyeol oppa." Kyungsoo tersenyum lebar
DEG!
Dan untuk pertama kali dalam hidupnya, Chanyeol lupa bernapas hanya karena menatap seorang yeoja yang tersneyum padanya.
.
.
.
.
.
.
.
TO BE CONTINUE~~!
.
.
.
.
.
Hi! I'm back!
Sorry baru bisa bawain ff Chansoonya sekarang.
GS lagi…
Maaf bagi yang gak berkenan.
Ini pertama kalinya aku bawain ff GS di FFn, karena cerita dan tokoh di dalam ff ini gak cocok dengan tema Yaoi.
Kalau dipaksain, bakalan aneh banget ceritanya, soalnya disini aku bikin Dio menye-menye parah.
Semoga yang request ff Chansoo ke aku bisa baca ff ini.
Dan nama Eunhee di atas adalah AUTHOR!
Author pengen eksis sekali-sekali.
Boleh kan yaa?
Yang kangen Kaisoo, mungkin 2-3 hari lagi aku bakalan post ff Kaisoo yang baru.
Kamsahamnida yeoreobun!
XOXO
