Minna-sama! Ini fanfic pertama Rei-chan... terinspirasi dari film kartun Fairly Odd Parents dari Nickelodeon. Jadi, mohon maklum kalo misalkan banyak kesamaannya.
Oiya. Lupa. DON'T LIKE? DON'T READ! artinya, kalo ngerasa nggak suka sama fic ini, tinggalin aja. Tapi kalo yang penasaran, Happy Reading, ya!
.
.
Naruto Masashi Kishimoto
Fairly Odd Parents punyanya Nickelodeon
Rated: K+
Genre: Fantasy/Family
Warning: Kayaknya OOC, nggak pake plot, mungkin ada typo(s), aneh, abal, ide pasaran, bahasa tidak baku, authornya newbie, alur yang kayaknya berantakan, EYD banyak yang salah, dan yang lainnya.
Summary: Karena selalu dapat 'sial', seorang Ayah Peri datang pada Naruto untuk menolongnya. "Oke, aku Sasuke, dan selama kamu masih disiksa cewek itu, aku akan menjadi orang tua peri mu."
.
.
Minggu pagi di sebuah rumah bertingkat dua dengan cat dinding berwarna oranye dan pagar berwarna merah. Itulah kediaman yang nyaman milik keluarga kecil Namikaze-Uzumaki. Kushina Uzumaki dan Minato Namikaze, kini sedang mengemas barang-barangnya. Jalan kesana, jalan kesini. Bolak-balik, deh! Kalau Minato dan Kushina sedang berkemas, apa yang kini sedang dilakukan Naruto Uzumaki? Sang anak kelas 7 SMP berusia 12 tahun ini? Ternyata dia hanya diam memperhatikan kedua orangtuanya sibuk. Dan kemudian, setelah dirasanya sudah cukup, Minato dan Kushina pun mendekati Naruto sambil setengah berlari seakan tergesa-gesa.
"Naruto! Kaa-san pergi dulu, ya! Ada urusan mendadak di kantor!" kata Kushina sambil kemudian membawa 2 koper yang sudah sejak tadi Ia isi dengan barang-barangnya.
"Naruto! Tou-san pergi dulu, oke! Ada meeting di kantor!" sama seperti Kushina, Minato juga berkata demikian lalu memasukkan koper-koper penuhnya ke dalam mobil merahnya.
"Haah... Okaa-san, Otou-san, sekarang ini hari Minggu. Hari libur..." komentar Naruto pendek sambil tidur-tiduran di sofa besar empuk dekat televisi. Dan ternyata, komentar singkat yang terkesan asal-asalan tersebut membuat Kushina dan Minato terdiam. Mungkin kehabisan akal untuk membohongi sang anak supaya bisa jalan-jalan berdua. Ohh, kejam sekali mereka!
"A-aah! Naruto, gimana kalo hari ini kamu ditemenin sama—"
Braaak!
.
.
My Parents is Fairy
Created by: Devilish Angel
-Chapter 1(Ayah Peri?)-
.
.
Sebelum Kushina menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba pintu rumah terbuka, dan menampilkan sesosok perempuan cantik berambut merah muda sepunggung dan bermata hijau bagai batu emerald, dialah Sakura Haruno. Seorang pengasuh bayi yang entah kenapa dan untuk siapa disewa orang tua Naruto. Masa' untuk jagain Naruto? Naruto kan udah gede! Kelas 7 gituloh! Udah gak perlu lagi ditemenin sama yang namanya Baby Sitter! Apalagi sama Sakura yang sebenarnya dan udah jelas lebih muda daripada Naruto—11 tahun—. Wah... kacau! Ah, ya... Sakura ini memang pengasuh bayi alias Baby Sitter. Namun, Sakura ini sangat istimewa! Dia bisa membuat orang tua percaya padanya untuk menjaga anak mereka dengan baik. Padahal, kalau orang tua sudah pergi, siap-siap aja, buat yang dijagain Sakura. Jadi 'korban'. Sekali lagi, jadi 'KORBAN' atas apapun yang Sakura mau. Wah... kejam!
"Gue dataang!" Sakura menyapa, atau lebih tepatnya, berteriak keras. Ciri-ciri anak yang terlalu bersemangat, nih!
"Sama Sakura, ya!" sambung Kushina yang kata-katanya tadi sempat terputus.
"Ya udah, dah! Naruto!" sambil tersenyum manis bagai bidadari jatuh cinta(?), akhirnya Kushina dan Minato pun pergi. Tidak lupa membawa kopernya, kunci mobilnya, dan menitipkan Naruto serta kunci rumahnya.
'Aww, man! Tamatlah riwayatku...' kata Naruto di dalam hati sambil membayangkan 'aktifitas' apa lagi yang akan Sakura lakukan padanya. Semoga saja Naruto bisa selamat hari ini. Dan jika dia tidak selamat, mari kita doakan agar Naruto baik-baik saja(?).
"Nah... elo, anak muda, bersiaplah menuju penyiksaan!" kata Sakura sambil mendekati Naruto dengan membawa gergaji teramat besar dan tajam yang entah darimana dia dapatkan. Tunggu dulu. 'Anak muda'? Sejak kapan Sakura lebih tua dari Naruto sampai-sampai bisa menyebut Naruto 'anak muda'? Okay! Penyiksaan hari ini pun, dimulai! Dan mari kita berdoa untuk Naruto agar dia tidak terluka sedikitpun karena adegannya masih banyak(?).
"HUWAAAAAAAA!" Naruto menjerit lalu berlari menjauhi Sakura. Dia sangat ketakutan saat ini. Yang ada di pikirannya hanyalah 'Lari sekarang atau mati!'.
"HEY! BALIK SINI, LOE!" Sakura membentak Naruto agar Naruto berhenti berlari. Sakura pun ikutan berlari menyusul Naruto. Tak lupa membawa gergaji besar yang entah dari mana dia dapatkan tiba-tiba saja ada di tangannya.
"NGGAAK!" Naruto balas membentak dan mempercepat larinya menuju lantai 2 rumahnya. Ia masuk ke kamar nya, dan berlindung disana. Mendekat ke kasur dan menjauhi pintu. Yaa setidaknya dia aman sekarang.
.
.
Srek! Srek! Srek! Srek!
Namun tiba-tiba saja, sesuatu yang tajam menusuk pintu kamarnya. Masuk, keluar, masuk, keluar, sambil sedikit demi sedikit membuat bentuk sebuah lubang yang cukup besar. 'Ya ampun... aku lupa kalau dia bawa gergaji!' kata Naruto di dalam hati. Menyalahkan sifat pelupanya yang melupakan alat penyiksa yang ada pada Sakura hari ini.
Braaak!
Bentuk lubang tadi, kini benar-benar menjadi lubang(?) besar setelah ditendang Sakura tanpa berperikelubangan(?). Sakura pun masuk ke lingkungan aman Naruto yang sekarang sudah tidak aman lagi karena sudah ada Sakura di dalamnya.
"Elo nggak bakal bisa lari kemana-mana lagi, Naruto," Sakura berkata dengan suara serak-serak-kering sambil mendekati Naruto. Mendekat, makin mendekat, lebih dekat, dan lebih dekat lagi, akhirnya Naruto pun pasrah.
Pooofffttt!
Entah darimana datangnya, tiba-tiba asap tebal berwarna ungu muncul di kamar Naruto. Mendadak Sakura pingsan, mungkin itu gas tidur. Tapi kenapa Naruto tidak ikut pingsan atau tidur?
.
.
"Ohok! Ohok! Asap apaan nih! Kok ada asap di kamarku sih? Padahal kan gak ada yang bakar-bakaran sekitar sini..." gumam Naruto heran, "jendela juga gak dibuka, tuh..." dia melihat sekeliling kamarnya. Tidak ada yang barang mencurigakan yang bisa menimbulkan asap aneh seperti ini. Dan akhirnya, Naruto menangkap sesosok bayangan hitam samar di dalam asap tersebut.
"Terserah. Siapa namamu?" nggak tau darimana datangnya, terdengar suara yang asing bagi Naruto. Dari suaranya yang sepertinya berat itu, ada kemungkinan pemilik suara itu seorang laki-laki. Naruto masih diam. Mencoba mencari tau siapa yang bertanya.
Sedikit demi sedikit, asap aneh itu hilang, Naruto pun melihat seseorang yang tidak menginjak lantai alias terbang, memiliki sayap putih aneh, membawa kipas atau apalah itu yang seperti tongkat, memakai kemeja putih lengan pendek yang gak dikancingin, kaos hitam yang dipakai dalam kemejanya, celana hitam panjang, sesuatu seperti sepatu-sandal dan memiliki rambut raven aneh yang melawan gravitasi seperti bulu ayam. Orang yang aneh.
"Eh? Aku? Aku Naruto! Kamu siapa? Kok kamu ada di kamarku? Kenapa kamu terbang? Itu sayap apa? Kenapa pakaianmu aneh? Kenapa rambut kamu kayak bulu ayam?" tanya Naruto tanpa jeda kepada pria itu. Membuat yang ditanya terdiam. Bingung mau jawab apa.
"Ck! Bisakah kau bertanya satu per satu? Oke, aku Sasuke, dan selama kamu masih disiksa cewe itu,"—Sasuke nunjuk Sakura yang terkapar—"aku akan menjadi orang tua peri mu. Dan menolongmu. Kamu bisa meminta apa saja, tanpa batas. Kecuali membuat seseorang jatuh cinta, menghidupkan orang mati, dan membunuh orang!" kata orang yang diketahui bernama Sasuke tersebut sambil bergaya layaknya jin baru keluar dari lampu ajaib dan menjelaskan segalanya pada tuan barunya.
"Orang tua peri? Umurmu berapa? Kok kamu kecil sih?" Naruto bertanya lagi. Ni anak nanya nanya mulu, deh!
"Umurku 17. Kenapa?" jawab Sasuke singkat.
"17? Udah jadi orang tua peri? Ah yang beneer? Kamu lebih cocok jadi kakak periku, looh~"
"Hey! Aku ini AYAH perimu!" Sasuke berkata dengan penekanan penuh pada kata 'AYAH' sambil menunjuk Naruto.
"Kalau kamu ayah peri ku, dimana Ibu Periku?" Naruto bertanya lagi.
"Gaaah! Aku belum kawin!" Sasuke mulai kesal karena Naruto yang terus-terusan nanya. Sambil memperlihatkan KTP nya, dia menunjuk ke arah tulisan status perkawinan yang menyatakan belum kawin. Ada-ada aja, peri punya KTP. Mungkin bukan singkatan dari Kartu Tanda Penduduk, tapi Kartu Tanda Peri kali ya?
"Oke, tapi kalo Otou-san, Okaa-san dan Sakura tau aku punya ayah peri gimana?" Naruto nanya lagi. Kali ini pake ekspresi. Nggak kayak tadi yang terkesan asal-asalan nanyanya.
"Oh. Itu sih gampang!" Sasuke berkata sambil mengangkat tongkat atau... kipas? Atau... apa ya... bentuknya aneh! Pokoknya gabungan antara kipas lambang 'Uchiha' dan tongkat gitu.
Criing!
.
.
Sasuke berubah menjadi seekor kucing hitam yang amat lucu. Amat sangat lucu.
"Kyaaa! Lucunya! Tau aja, aku suka kuciing!" saking senangnya, Naruto sampai memeluk si kucing hitam dengan sangat erat. Nggak sadar kalau si kucingnya udah nyaris kehabisan nafas.
"Eh, tapi aku gak punya makanan kucing, kalo kamu mati, gimana?" tanya Naruto.
"Yaa, dikubur," dengan super asal, Sasuke berkata demikian. Lalu, dia pun mengacungkan kipas nya lagi, dan...
Criiiingg!
Sekotak makanan kucing tiba-tiba ada di hadapan Naruto.
"WAAAH! KEREEEN!" Naruto mengambil sekotak makanan kucing itu lalu melihat-lihatnya dengan mata berbinar khas anak kecil yang melihat idolanya ada di depan mata. Sedikit keterangan, Sasuke masih dalam gendongan Naruto.
'OMG! Ini anak kenapa, sih?' teriak Sasuke di dalam hati. Agak OOC. Lalu tiba-tiba lagi...
"Erngh! Pusiiing!" gumam Sakura bangun dari pingsan nya. Dia melihat Naruto, dan seekor kucing hitam di pangkuannya. Naruto yang mendengar gumaman Sakura langsung kaget dan berkeringat dingin.
"Heeh! Kucing siapa tuh?" tanya Sakura penasaran dengan nada rada sengaknya, kemudian mengambil paksa si kucing hitam yang ada di gendongan Naruto.
"Eh? Jangan! Kembalikan!" Naruto membentak Sakura untuk mengembalikan kucing hitamnya. Karena dia tau, kalo diminta baik-baik, nggak bakalan bener.
"Kucing ini, gue ambil! Nggak boleh ada kucing waktu gue lagi ngejagain elo!" bentak Sakura balik. Dia pun mengangkat kucing itu tinggi-tinggi. Mau liat jenis kelaminnya(?) kayaknya... Dan kemudian...
"KYAAAAAA!" Sakura menjerit keras, apa yang terjadi? Tunggu aja chapter depan.
.
.
To Be Continue
.
.
Gimana fanfic pertama Rei-chan? Baguskah? Jelekkah? Gajekah? Kependekankah? Kasih tau Rei-chan ya!
Kritik, saran, maupun flame diterima asal bisa membangun dan memperbaiki Rei-chan. Rei-chan masih newbie sih!
Thanks buat yang udah mau baca
Terima kasih untuk yang mau mereview
Terima kasih banyak untuk yang mau mengajari Rei-chan menjadi author yang baik
REVIEW, please?
With Cute Smirks, I'm Devilish Angel. December 3rd, 2011
