Keong Mas

Author: Rika

Disclaimer: Baik cerita Keong Mas maupun karakter Naruto bukan milik saya.

a/n: cerita Keong Mas disini emang rada beda sama cerita aslinya (toh versinya juga banyak), jadi jangan protes kalau ada yang diubah.

Pada jaman dahulu kala hiduplah seorang Dewa yang bernama Dewa Haku. Dewa Haku adalah dewa yang terkenal karena 'kecantikan' dan kebaikannya. Dia juga suka bunga karena itu dia memiliki sebuah taman yang terkenal dengan keindahannya.

Suatu hari, Haku sedang merawat kebunnya saat dia menemukan seekor keong di salah satu bunganya. Karena penasaran, Haku mengambil keong tersebut. Entah karena apa, tiba-tiba Haku merasakan sengatan listrik dari keong tersebut. Refleks, diapun langsung melemparnya.

Saat keong tersebut menyentuh tanah, munculah seorang pria bertubuh lumayan pendek dan memakai kacamata. Pria itu adalah Gato, penyihir jahat yang sedang menyamar.

" Apa yang telah kau lakukan Haku! Berani-beraninya kau melemparku ke tanah seperti itu! Sekarang, kukutuk kau menjadi keong. Kau akan menjadi manusia, tetapi hanya pada siang hari, pada sore hari kau akan kembali menjadi keong. Dan semuanya akan terus berlanjut sampai kau menemukan seseorang yang mencintaimu dengan tulus!" dengan itu, Gato merapal mantra lalu Haku perlahan-lahan berubah menjadi seekor keong. Gato tersenyum, senang atas keberhasilannya, lalu membuang Haku ke Bumi.

Di Bumi, ada seorang nelayan miskin bernama Zabuza. Zabuza memiliki rambut hitam pendek dan mata berwarna coklat. Tadinya, dia hidup dengan bergelimangan harta, tapi karena adanya perang beberapa tahun yang lalu, hartanya habis dijarah dan dia kini tinggal di sebuah gubuk tua.

Zabuza sedang mengeluarkan isi jaringnya yang sudah pasti ikan ketika dia melihat sesuatu yang berkilau. 'Hmm... apa ini? Seekor keong berwarna emas?' Pikirnya. Karena belum pernah melihat keong seperti itu, Zabuza lalu memutuskan untuk memeliharanya lalu meletakkannya di tempayan air. Setelah selesai dengan pekerjaannya, Zabuza memutuskan untuk tidur.

Pagi telah tiba, Zabuza pergi ke laut untuk bekerja. Betapa kagetnya dia ketika pulang ke 'rumah'nya dia menemukan makanan lezat sudah tersaji dimeja makan, lengkap dengan minumannya, juga rumahnya yang tadinya berantakan sekarang sudah rapi dan bersih. Zabuza mengerutkan alisnya dan berpikir, 'Siapa yang melakukan ini? Apa tadi ada yang datang?' Tapi, karena memang dia sudah lapar, akhirnya dia makan makanan yang sudah tersedia itu. 'Sudahlah, mungkin ada orang baik yang kebetulan lewat sini.' Zabuza akhirnya menyimpulkan.

Tapi ternyata, kejadian tersebut terulang terus. Setiap hari, ketika Zabuza pulang, dia menemukan makanan dimejanya dan rumahnya sudah rapi. Akhirnya, karena penasaran, suatu hari Zabuza memutuskan untuk mencari tahu siapa yang sudah melakukan hal tersebut. Zabuza keluar dari rumahnya seperti biasa, tapi, bukan untuk bekerja melainkan untuk 'mengintip' rumahnya sendiri.

1 jam, 2 jam, tidak ada yang terjadi, tetapi ketika memasuki jam ketiga, tepat disaat matahari berada diatas kepala, Zabuza melihat pemandangan yang membuatnya menganga tidak percaya. Bagaimana tidak, sebagai manusia yang sudah mengalami pahitnya hidup, Zabuza akhirnya menyimpulkan bahwa tidak ada yang namanya sihir atau keajaiban didunia ini, tapi, apa yang berada didepannya sekarang membuat dia menarik kesimpulannya sendiri. Dengan mata kepalanya, dia melihat keong yang dia letakkan didalam tempayan air keluar dari tempatnya lalu menjelma jadi seorang wanita cantik. Didorong oleh rasa penasarannya, Zabuza lalu menghampiri wanita tersebut.

"Siapa kau?" tanya Zabuza. Dia dapat melihat kekagetan yang jelas terpancar dari mata pemilik rambut panjang itu.

Pulih dari kekagetannya, yang ditanya lalu menjawab dengan suara lirih, "Aku Haku, dewa yang dikutuk oleh seorang penyihir jahat."

'Dewa?' Zabuza bertanya dalam hatinya, 'berarti dia laki-laki dong.' Zabuza memutuskan bahwa hal itu tidak penting, lalu berkata, "Dikutuk? Aku baru tahu ada dewa yang bisa dikutuk oleh penyihir. Aku pikir tadinya dewa itu lebih hebat dari penyihir."

Haku, yang mendengar nada sarkastik dalam kalimat itu, tidak berkata apa-apa, dan hanya menunduk karena apa yang dikatakan oleh Zabuza memang benar, dewa seharusnya lebih kuat dari penyihir, tapi, dia malah bisa dikutuk. Zabuza melihat hal itu dan hatinya merasa sedikit bersalah. Tapi, karena dibesarkan dengan harga diri yang tinggi, dia tidak minta maaf pada Haku dan mengubah topik pembicaraan.

"Jadi, kau yang memasak semua makanan ini?" Haku mengangguk.

"Dan kau juga yang merapikan rumahku?" Haku mengangguk lagi.

Zabuza sebenarnya masih memiliki banyak pertanyaan untuk dewa tersebut, tapi tiba-tiba cahaya muncul mengelilingi Haku dan Haku kembali menjadi keong. Meski sempat terpaku sebentar, Zabuza langsung sadar dan menempatkan 'keong' itu ditempatnya. 'Biarlah, mingkin besok aku masih bisa bertanya padanya. Sekarang aku harus kerja. Sudah sore, lagi.' Pikir zabuza.

Tanpa menghiraukan bahwa hari sudah mulai gelap, Zabuza pergi melaut. Sekembalinya dari laut, pada pagi hari, Zabuza baru sadar kalau melaut pada malam hari jauh lebih mudah daripada malam hari. Maka sejak itu dia menghabiskan malamnya dilaut dan siangnya dirumah.

Karena siang hari Zabuza berada dirumah, otomatis dia jadi lebih sering menghabiskan waktunya bersama Haku. Sekarang, sekitar 1 bulan setelah dia mengenal Haku, mereka berdua sudah menjadi dekat.

Suatu hari Zabuza bertanya pada Haku, "Hey, apa yang akan kau lakukan kalau kutukanmu itu sudah musnah?"

Haku terdiam.

'Apa yang akan aku lakukan? Seharusnya aku langsung kembali ke khayangan, tapi, kenapa rasanya berat untuk pergi dari sini? Dikhayangan aku selalu tersisih karena aku lemah, tapi disini, ada Zabuza yang selalu berada disisiku...' pikir Haku.

"Haku?" panggil Zabuza ketika ia sadar bahwa Haku tidak menjawab pertanyaannya.

"Ah.. ya, Zabuza?"

"Aku bertanya, apa yang akan kau lakukan kalau kutukanmu musnah."

"Aku tidak tahu... kalau kembali ke khayangan aku pasti akan sendirian lagi." jawab Haku. Terdapat kesedihan dalam suaranya.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kau tinggal disini bersamaku? Dengan begitu kau tidak perlu kembali kan? Aku akan berada disisimu selamanya." Kata Zabuza. Wajah Haku berubah menjadi merah. Dia tidak pernah membayangkan Zabuza akan berkata seperti itu.

"Apakah itu adalah..... lamaran?" tanya Haku ketika dia sudah bisa menguasai suaranya.

Sekarang, giliran Zabuza yang bersemu ketika dia menyadari kata-katanya. Tapi dia langsung menjawab, "Ya. Itu lamaran, mungkin kita memang baru bertemu, tapi aku tahu bahwa aku mencintaimu." Bersamaan dengan kata-kata Zabuza, cahaya lagi-lagi menyelimuti tubuh Haku. Hanya saja, kali ini tidak ada yang berubah.

Zabuza mengerutkan alisnya dan berkata, "Apa yang tadi itu?"

Haku menjawab dengan ragu, "Mungkin kutukannya telah lenyap. Gato berkata kalau ada orang yang mencintaiku dengan tulus, maka aku akan kembali seperti dulu."

Zabuza tersenyum, "Jadi, apa kau akan menerima tawaranku?" tanyanya.

"Aku tidak tahu.. ada larangan bagi dewa untuk menikah dengan manusia karena anaknya akan menjadi makhluk yang berbahaya.." jawab Haku lirih sambil menundukkan kepalanya.

Zabuza kecewa dengan jawabannya, ketika dia menyadari satu hal. "Tapi Haku, kita kan sama-sama laki-laki, jadi kita tidak akan punya anak. Bagaimana?"

Haku langsung mengangkat kepalanya dan tersenyum cerah. "Benar juga, kenapa aku bisa lupa tentang hal itu."

"Jadi?" tanya Zabuza.

"Tentu saja aku terima" jawab Haku. Zabuza langsung memeluknya lalu mengecup kepala Haku. "Jadi mulai sekarang, kau adalah 'istri'ku." katanya. Haku yang sedang senang tidak protes pada Zabuza. 'Hal itu tidak penting.' Pikirnya.

Haku dan Zabuza lalu menikah. Pekerjaan Zabuza membaik, Haku juga ikut bekerja dengan menjual tangkapan Zabuza kepasar. Meski hidup mereka sederhana, tapi mereka hidup dengan bahagia. Selamanya.

Sementara Gato, penyihir yang sudah mengutuk Haku tewas saat dia sedang menyamar menjadi serangga kecil karena terinjak.

Akhirnya selesai juga! Ceritanya kependekan ya? Habis emang cuma segitu sih...

Btw, soal Zabuza yang baru tahu kalau melaut itu mestinya malam hari, itu gara-gara dia masih baru jadi nelayan, makanya dia melautnya siang. *ngeles dikit*.

Yak, begitulah ceritanya, kalau ada typo atau rada-rada OOC, harap maklum ya, aku baru kali ini bikin fanfic ZabuHaku. R&R please! *wink*