Disclaimer : Semua nama disini karangan J.

Author : Goldy

Type : Just Story

Rated : T

Warning : FF aneh, abal-abal, geje


Hermione's Dream


Hanya lagu ini yang menemani Hermione sendiri. Segalanya seperti ombak yang membawa perahu-perahu itu pergi, meninggalkan Mione yang tertidur diatas bunga matahari yang mengembang indah, terbawa mimpi yang terlampau jauh untuk dicapainya. Saat terbangun, ia tak menemukan siapapun. Harry, Ron, Ginny dan teman-temannya hilang, mereka meninggalkanya sendiri. Berlari cepat mengejar Phoenix warna-warni dilangit. Mereka tak mendengar teriakan hati Hermione, padahal selama ini ia selalu ada untuk mereka. Hermione dilupakan, ya DILUPAKAN.

Sebelumnya Hermione pernah merasakan hal ini, ia selalu mencoba untuk tidak mendapatkan hal yang sama bersama sahabat-sahabatnya sekarang. Tapi, kerja keras Mione selalu gagal.. Seolah memang sudah takdir Hermione dilupakan.

Air mata Hermione sudah habis. Meski ingin menangis, ia tak pernah bisa melakukan hal itu. Ia tak pernah bisa menceritakan apapun pada teman-temannya. Hermione berusaha menjadi gadis yang ceria. Tapi kenapa, seolah dunia menertawakan usahanya. Tak ada siapapun yang bisa ia percaya sekarang. Hermione berusaha melupakan semua hal yang membuatnya sedih. Tapi justru hal-hal menyedihkan semakin mendekati Hermione. Hermione terpuruk dan bingung.

Coretan-coretan mulai muncul di kertas Hermione. Dan berharap coretan-coretan itu dapat menemaninya. Sahabat-sahabatnya tak pernah menyadari perbedaan Hermione. Mereka menutup mata dan tak perduli, mereka selalu asyik sendiri. Hermione selalu jadi tembok yang hanya bisa mendengar, tak diizinkan bicara, tak diizinkan mengis. Hanya diizinkan menjadi tembok.

Hermione berusaha berubah. Tapi semuanya tak peduli. Tak pernah ada yang melihatnya. Semuanya benar-benar melupakannya. Senyum Hermione selama ini tak pernah jadi senyum yang tulus lagi. Hermione berharap ia tak pernah bertemu mereka, jika hanya akan menjadi sakit untuk melihat, mendengar, dan... bersama mereka .

Hermione selalu menjadi orang yang mendengar. Tapi apakah ia selalu didengar? Mione yakin, teman-temannya menyayanginya. Tapi, tak benar-benar merasa Hermione ada.

Selalu lebih baik menulis isi hatinya di buku Diary, entah kapan diary berubah jadi sahabatnya, Hermione tak tahu. Hermione mengingat masa-masa indah dulu bersama sahabat-sahabatnya. Hal itu selalu membuat Hermione menangis. Terlalu indah saat-saat itu, saat-saat yang tak bisa lagi ada saat ini. Semua melebur bersama isakan dan derai air mata Hermione.

Hermione sadar, saat-saat itu tak pernah bisa lagi terulang. Semuanya sudah berubah. Beberapa kali Hermione tersenyum mengingatnya, meski hanya dalam tidur. Hermione berusaha agar masa-masa itu kembali, tapi sekeras apapun ia mencoba, orang-orang tak akan menggubrisnya. Sekali lagi Hermione menangis, kali ini setetes air mata jatuh. Hermione menangis, semakin lama semakin keras. Adakah yang mendengar? Mereka dengar tapi tak peduli. Mereka lihat tapi tak menatap. Mereka ada tapi tak mengaggap. Ya, Hermione memanglah bukanlah siapa-siapa. Hanyalah gadis yang berharap bisa dianggap.

13 April 2013.


Sebelumnya saya mau minta maaf kalo banyak kata yang aneh, tidak dimengerti dan typo. -maklum manusia ._.-

Saya bikin ini waktu perasaan lagi kalang kabut banget. Bete berat, ga ada temen :'( hiks.. *jadicurhat. Yah.. inilah publisan pertama saya. Saya baru banget disini, beneran, baru banget. So, mohon bimbingan dan kritik yang membangun dari para readers. Jangan lupa di review ya... Makasih...