I HATE SEI – KUN

chapter 1

main cast : Akashi X Fem Kuroko

Di dalam mansion yang seperti istana terdapat sebuah kamar dengan ranjang yang berukuran king size tengah duduk seorang gadis berambut biru langit dengan iris mata yang berwarna sama dengan rambut tersebut. Kuroko Tetsuya mengerjapkan matanya dengan perlahan karena terganggu denngan pantulan cahaya yang bersembunyi di balik tirai yang masih tertutup. Dirinya bingung kenapa sekarang dia berada di sebuah kamar yang sangat asing baginya.

Sosok pemuda dengan surai merah muda keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada dan handuk masih menempel pada bagian bawahnya.

" kau sudah bangun Tetsuya " tegur Akasshi yang membuyarkan lamunan dari Kuroko Tetsuya.

" Akashi – kun apa yang terjadi ?" tanya Kuroko dengan penuh kebingungan.

" lebih baik kau mandi dulu dan bersihkan semua sisa – sisa peluh semalam "

Kuroko nampak semakin bingung dengan keadaanya sekarang. Ketika Kuroko hendak menghampiri Akashi tapi langkahnya terhenti ketika mengetahui tubuhnya tidak memakai baju sehelaipun bahkan bagian bawahnya terasa sangat nyeri, kepalanya terasa sangat pusing.

" apa kau lupa Tetsuya, bukankah kau semalam sangat menikmatinya walaupun awalnya aku yang memaksamu melakukan hal itu " Akashi hanya bisa menatap Kuroko dengan intens.

Kuroko mencoba untuk memutar kembali memorinya yang semalam terjadi dirinya baru ingat kalo semalam Kuroko tengah pesta dengan tim basketnya bahkan dia tidak mengetahui bahwa minuman yang Kuroko minum adalah wine dengan kadar alkohol tinggu. Di saat perjalanan pulang dia bertemu Akasshi yang tengah menangis.

" lupakan semuanya Akashi – kun anggap saja tidak pernah terjadi " singkat Kuroko

DEG ! perasaan Akashi kacau kenapa Kuroko bisa mengatakan hal yang sangat kejam terhadapnya. Mencintai dalam diam itu sangat lah menyakitkan bahkan jika cinta itu tak terbalaskan. Akashi sudah sangat lama memendam perasaanya terhadap Kuroko Tetsuya bahkan rasanya sangat menyakitkan ketika mengetahui Kuroko tengah menjalin hubungan dengan Kagani Taiga pemuda dari Amerika yang kini satu seekolah dengan orang yang di cintainya.

**********.

" Kuroko wajahmu nampak pucat apa kau sakit " Kagami dengan setianya masih mengekor di belakang Kuroko yang dengan penuh khawatir.

Kuroko menghentikan langkahnya dan berbalik menhadap Kagami yang dari tadi mengikutinya.

" aku cuman sedikit kecapaian jadi kau tak usah terlalu mencemaskanku " Kuroko berjalan mendahui kekasihnya.

Kagami mencurigai sikap Kuroko akhir – akhir ini, dia sering marah – marah tak jelas bahkan moodnya sering naik turun tak tentu. Padahal Kuroko yang selama ini Kagami kenal adalah sosok yang tenang bahkan tak sensitif seperti ini.

" tadaima " Kuroko mengganti sepatu dengan sandal kesayanganya dan segera masuk ke dalam rumah.

" okaeri Tetchan " ibu Kuroko kini tengah asyik menyiapkan makan malam untuk keluarganya.

Setelah mengganti seragamnya Kuroko berjalan menuju dapur untuk membantu ibunya menyiapkan makan malam. Entah apa yang dirasa ketika Kuroko mencium bau makanan ingin rasanya ia muntah tapi di urungkan niatnya karna tak mau membuat ibunya sedih.

" kenapa kau hanya memandangi akananmu Tetchan" tegur ayah Kuroko yang tengah bingung dengan sikap putrinya itu.

" iya otousan Tetchan akan segera memakan masakan ini " Kuroko menyuapkan makanan kemulutnya tapi seketika Kuroko memuntahkan semua makanan yang berada di dalam mulutnya. Bahkan keringat dinginpun keluar dari tubuh Kuroko nampak ketara bahwa Kuroko sangat kelelahan.

Melihat hal itu ayah Kuroko segera menelvon dokter pribadinya.

" gimana keadaan putri saya dok ?" tanya Ibu Kuroko dengan sangat khawatir.

" selamat anda akan mempunyai cucu" jawab dokter itu sambil menjabat tangan kedua orang tua Kuroko.

" maksud anda dok ?" sambung ayah Kuroko yang nampak heran.

" putri anda tengah mengandung bahkan janinya sudah berusia satu bulan, kalo begitu saya permisi dulu" dokter berkacamata itu meninggalkan keluarga Kuroko.

" SIAPA YANG MELAKUKANYA TETSUYA JELASKAN SEMUA INI PADA KAMI !" geram ayah Kuroko dengan sangat marah bahkan dirirnya tak bisa menahan emosinya.

Kuroko yang melihat ayah nya marah hanya bisa menangis ketakutan dalam pekukan ibunya tanpa bisa menjelaskan apa – apa.

Kabar kehamilan Kuroko hamil kini sudah menyebar di penjuru sekolah bahkan manager tim bassket Seirin ini terancam di keluarkan dari sekolah. Hal ini membuat Kagami Taiga sangat geram karna semua siswa terus membicarakan kekasihnya. Kagami yang melihat Kuroko segera menyeretnya keatap sekolah.

" jelaskan semuanya kepadaku Kuroko apakah gosip yang beredar itu benar " geram Kagami yang meminta penjelasan terhadap kekasihnya.

Tak ada kata yang terlontar pada mulut Kuroko hanya ada isakan tangis sebagai jawaban atass pertanyaan Kagami.

" JADI BENAR , SIAPA YANG MELAKUKAN HAL ITU !" Kagami memukul dinding yang berada di samping Kuroko dirinya sudah di kuasai oleh emosi. Kagami sangat kecewa terhadap kekasihnya itu.

" aku yang melakukanya taiga " timpal pemuda bersurai merah yang berjalan menhampiri Kagami.

" apa kau bilang " Kagami berusaha memukul Akashi tapi dengan kejeniusanya Akashi bisa menghindari semua pukulan yang di layangkan Kagami dengan sangat mudah.

Di saat keadaan Kagami tengah lemah Akashi bisa memukul Kagami dengan akurat hal itu membuat tubuh Kagami limbung bahkan tak bisa bertindak lebih jauh lagi.

Kini tengah duduk dua orang dewasa dan dua orang pemuda. Hanya ada keheningan di antara mereka. Rasa canggung dan takut menyelimuti pemuda bermata heterocom tersebut. Akashi berusaha mengumpulkan keberanian untuk menghadapi kedua orang tua Kuroko berada di depan Akashi.

" jadi apa keperluan Akashi – san kesini ?" tanya ayah Kuroko dengan nada sarkatis.

" ano... gini se- sebenarnya saya yang telah menghamili putri anda " gugup Akashi.

" APA DASAR BRENGSEK GARA – GARA KAMU PUTRI KU DI KELUARKAN DARI SEKOLAH BAHKAN MASA DEPANYA PUN SURAM ! " bentak ayah Kuroko yang sudah tidak bisa menahan emosinya. Dirinya merasa sangat terhina putri semata wayangya di perlakukan senonoh oleh pemuda berambut merah itu.

" saya berjanji akan bertanggung jawab atas apa yang telah menimpa putri anda Kuroko – san"

Akashi mengeratkan telapak tanganya bahkan matanya tak berani menatap kedua orang tua Kuroko yang sudah sangat marah.

" bagaimana dengan masa depan putriku bukankah kamu juga masih sekolah ?"

" saya tau Kuroko – san tapi sebentar lagi saya lulus dan akan mencari pekerjaan untuk menghidupi putri anda " bukan Akashi namanya kalo dia melarikan diri dari perbuatan yang telah dia lakukan.

" baiklah, bawa orang tuamu kemari " hati ayah Kuroko sudah mulai luluh dengan keberanian sikap pemuda yang ada di hadapanya ini. walau ada rasa tak rela melihat anak tunggalnya ini akan meninggalkan dirinya.

TBC