Naruto belong to Masashi Kishimoto.
I don't get any profit from this story.
OPINI
-one-
"Sasuke-kun, menurutmu seorang istri itu harus bisa memasak?"
Tanya Sakura di suatu restoran saat mereka tengah makan siang bersama.
Sasuke mengerutkan dahi sejenak sebelum kemudian menggeleng pelan.
"Menurutku tidak harus, tapi akan lebih baik jika dia bisa memasak." Tanggapnya.
Sakura mengangguk-angguk kecil, menyimpan tanggapan Sasuke di otaknya sebelum kembali bertanya. "Kenapa kau berfikir begitu?"
"Aku tidak akan menuntut istriku untuk bisa memasak karena ada banyak cara untuk bisa mendapatkan makanan, seorang wanita berperan lebih besar dari pada itu. Hanya saja, kurasa akan lebih baik jika dia punya kemampuan itu karena pertama, itu bisa menyenangkan suami baik jasmani ataupun rohaninya. Makanan tidak hanya mengenyangkan, tapi juga menyenangkan hati."
Sakura tertawa kecil mendengar penjelasan panjang Sasuke.
"Kau terdengar seperti Chouji.." Katanya menyebut Chouji, teman sekantornya yang seorang pecinta makanan.
Sasuke mendengus pelan, dia cukup kenal siapa itu Chouji karena Sakura sering menceritakan kelakuan Chouji yang baginya lucu, tapi bagi Sasuke tidak.
"Jadi, lanjutkan.." pintanya setelah tawanya mereda.
"Alasan kedua karena kurasa itu akan mempermudahkannya, kau tahu seorang istri memiliki mertua dan kelak dia akan memiliki anak juga. Bisa memasak akan mempermudahkannya. Terlebih ibuku sangat suka memasak. Aku tidak akan memaksa, tapi akan lebih baik jika dia mau belajar atau sudah bisa memasak."
Sakura tersenyum mendengar penjelasan Sasuke. "Kurasa aku tidak perlu khawatir dengan pernikahan kita yang tinggal dua minggu lagi."
Sasuke menatap kesal Sakura. "Sudah ku bilang untuk tidak mengkhawatirkan apapun."
"Well, malam sebelum pernikahan aku mungkin tidak akan bisa tidur." Sakura terkekeh pelan.
Sasuke menyeringai. "Kau harus tidur, karena malamnya setelah pernikahan kau tidak akan bisa tidur Nyonya Uchiha." Katanya sambil menatap lekat mata calon istrinya, membuat rona merah perlahan menyebar di pipi gadis berhelaian merah jambu itu.
End.
AN
Halo, apa kabar?
Jadi, ini sebenernya opini disiang bolong. Adakah diantara kalian yang menggap wanita "harus" bisa masak? Kalo iya/tidak, kenapa?
Maaf untuk cerita lain yg blm saya selesaikan. Sebenarnya udah ditulis, tapi kebanyakan cuma sampai setengah.
Btw, kalian pernah nggak sakit anemia, tapi gak sembuh-sembuh. Masak darah gue tuh gak pernah normal, selalu rendah mulu. Pusing beb, lemes..
Sampai jumpa di cerita lainnya. Mohon kritik, saran, dan tanggapannya di kolom review.
