-Chapter 1-

"I'm looking for…"

Siang itu, hujan besar mengguyur sebagian wilayah Kanto, Jepang. Hujan turun dari pagi hari tiada hentinya. Seolah mewakilkan perasaan seorang pemuda manis yang sedang duduk termangu di dalam kelasnya. Pandangan matanya kosong, wajahnya menggambarkan kejenuhan, dia hanya terdiam menatap hujan. Entah apa yang sedang ia pikirkan, namun sepertinya ada suatu masalah yang sangat pelik yang menyita hati dan pikirannya.

"Hmm…, ibu sudah pulang belum ya? Aku terlalu lelah untuk tetap tinggal di sekolah. Gara-gara pertandingan kemarin badanku terasa seperti remuk seluruhnya…". Tiba-tiba pemuda manis itu bergumam.

Sekarang wajahnya sangat pucat dan terlihat kebingungan. Di sekeliling, teman-temannya mencoba mengajak ia berbincang, namun ia seperti tidak pernah menghiraukannya bahkan mungkin ia tidak mendengar perkataan teman-temannya tadi. Ia pun menghela napas, terlihat sangat lelah dan ingin melepaskan beban berat yang ia tanggung. Entah beban apa itu sehingga ia terlihat sangat menderita hanya dengan memikirkannya saja. Sesekali ia melihat jam dinding yang tergantung di depan kelasnya, ia ingin cepat-cepat pulang ke rumah setidaknya untuk merebahkan tubuhnya yang terasa berat. Entah mengapa hatinya begitu ingin melakukan itu.

"Shibuya, apa kau akan ikut latihan baseball?"

"Hmm, benar juga ya, hari ini ada latihan baseball. Aku tak tahu akan ikut atau tidak." Jawab pemuda imut tersebut yang ternyata bernama Yuuri Shibuya, umur 17 tahun, kelas tiga SMU, dan suka sekali baseball. Ini pertama kalinya Yuuri berbicara.

"Kami ingin cepat-ceapt latihan sebelum hujan turun kembali."

"Hmm, bagaimana, ya…"

"Kalau kau mau ikut langsung saja ke lapangan ya, aku tunggu… oh ya, tapi kau jangan terlalu memaksakan diri, aku tahu kau lelah karena pertandingan kemarin. Kau bermain sangat bagus…", manager klub baseball, Ken Murata berusaha menghiburnya.

"Ya sudah, daripada aku hanya berdiam diri di sini lebih baik aku ikut latihan saja. Mungkin ibu akan lama…"

Ia pun beranjak dari tempatnya dengan tidak bersemangat. Masih banyak hal yang sedang ia pikirkan. Mungkin bila ia memiliki wadah untuk menyimpan memorinya maka akan ia pergunakan saat itu juga. Ia berjalan menuju lapangan baseball dengan langkah yang gontai, entah karena tasnya yang terasa begitu berat atau karena isi kepalanya yang terasa membebani.

"Ya, lebih baik kita akhiri saja pertandingan hari ini. Kita akan bertemu lagi besok, terus pertahankan stamina kalian! Semangat! Terimakasih atas kehadirannya!", suara pelatih membangunkan Yuuri dari lamunannya. Sekarang ia terlihat begitu bimbang dan bingung. Tak ada yang tahu mengapa ia begitu kalut. Waktu berjalan sangat cepat sehingga serasa mencekiknya. Lalu tiba-tiba pandangannya tertuju pada Ken Murata, manager baseballnya sekaligus teman satu kelasnya. Ia pun segera menghampiri Ken dengan tergesa sambil membawa sepedanya.

"Murata!!"

"Hai, Shibuya! Ada apa? Sepertinya kau tergesa-gesa sekali?"

"Bolehkah aku meminta bantuanmu?"

"Ada apa? Silakan saja, kau kan juga selalu membantuku."

"Hmm… maukah kau menemaniku ke danau di samping tempat latihan kita?"

"Apa yang akan kau lakukan di sana? Apakah kau mau melakukan 'kebiasaanmu' itu lagi? Apa enaknya sih melakukan itu?"

"Kebiasaanku?", wajah Yuuri terlihat kebingungan.

"Iya, apakah kau tidak ingat? Setiap kau berhubungan atau bertemu dengan air di mana pun itu kau pasti akan tenggelam lama sekali. Aku saja heran mengapa sampai sekarang kau masih hidup.", jawab Ken dengan wajah tak kalah bingungnya.

"Begitu, ya… aneh, aku tak ingat apa-apa sama sekali."

"Memang sih setahun belakangan ini kau jarang sekali bahkan aku rasa tidak pernah lagi melaksanakan 'kebiasaanmu' itu."

"………….", Yuuri hanya terdiam berusaha mengingat-ngingat.

"Sudahlah, tak usah dipikirkan. Kalau kau memang mau ke sana mari kutemani sebelum matahari terbenam."

Mereka berdua pun segera menuju sebuah danau tepat di sebelah lapangan baseball tempat Yuuri dan anggota klub baseball lainnya biasa berlatih. Di sepanjang tepi danau terdapat berbagai macam tanaman laut. Sesekali terlihat ikan-ikan dengan lincah berenang di dalam danau tersebut. Air danau itu terlihat sangat jernih di pagi hari, tetapi di saat-saat seperti ini pemandangannya lebih indah karena matahari terbenam dapat disaksikan dari danau tersebut. Warna permukaan danau menjadi merah keemasan, pantulan sinar matahari pun terlihat sangat indah. Yuuri hanya terdiam menyaksikan fenomena tersebut. Ia tak mengucapkan sepatah katapun. Sepertinya ia masih saja sibuk mencari, entah apa yang dicarinya itu. Dahinya berkerut berusaha memikirkan sesuatu. Sesuatu yang sepertinya sangat ia ketahui namun tak bias ia jelaskan dengan kata-kata.

"Indah, ya…", gumam Ken.

"Ya, sangat indah!", jawab Yuuri terbata.

"Andai mereka semua menyaksikan semua ini, apakah di sana mereka masih bisa merasakan kedamaian seperti ini, ya?"

"Apa yang kau maksudkan?", kerutan di dahi Yuuri bertambah.

"…", Ken hanya terdiam sembari tersenyum.

Yuuri menjadi semakin bingung. Apa yang Ken maksud adalah para anggota klub baseball? Tapi kalau benar begitu sudah tentu mereka semua dapat melihatnya. Lagipula apa maksud dari perkataannya 'merasakan kedamaian seperti ini'? Yuuri menggaruk-garuk kepalanya tanda bahwa ia benar-benar tak mengerti. Ken hanya bisa tersenyum melihat tingkah Yuuri.

"Apakah kita bisa pulang sekarang? Maaf, aku tak bisa berlama-lama di sini karena aku harus membantu ibuku di rumah.", Ken kembali mengawali pembicaraan. Membangunkan Yuuri dari lamunannya.

"Tentu saja, maaf aku tidak sadar kalau telah semalam ini."

"Tidak apa-apa, ayo…"

Mereka berdua kemudian berjalan beriringan meninggalkan danau. Di sepanjang perjalanan tak ada yang mengeluarkan sepatah katapun. Sepertinya mereka berdua telah tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Yuuri masih sibuk mencari sesuatu yang sebenarnya ia sendiri tidak tahu apa itu. Belakangan ini keanehan-keanehan bermunculan di dalam pikirannya. Ia pun menduga-duga itu akibat karena ia terlalu lelah dalam klub baseball. Tapi hatinya ragu akan itu. Semua pemikirannya itu membuatnya tak sadar kalau mereka telah sampai di persimpangan jalan. Di sini Yuuri dan Ken akan berpisah karena rumah mereka berbeda arah.

"Sampai jumpa besok.", Yuuri berkata sambil tersenyum.

"Ya, sampai jumpa. Suatu hari nanti semua akan terungkap, your majesty.", tiba-tiba saja Ken mengatakan hal yang aneh bagi Yuuri.

"Ha? Kau bicara apa? Apa yang…", belum sempat Yuuri meneruskan kata-katanya Ken telah berjalan meninggalkannya sambil menyunggingkan senyum yang aneh.

Yuuri menjadi kebingungan sendiri. Berbicara dan berjalan dengan Ken justru membuat dirinya tambah bingung dengan tingkah Ken. Tak biasanya Ken melakukan dan mengucapkan hal-hal aneh bahkan dengan tampang begitu serius dan senyum yang begitu misterius. Mungkinkah itu hanya perasaannya saja atau mungkin memang ada hal yang tak ia ketahui dan Ken sembunyikan? Atau itu semua hanya gurauan Ken saja? Semua hal itu berputar-putar di dalam kepala Yuuri membuatnya menjadi terasa lebih capek dari sebelumnya. Di sepanjang perjalanan ia hanya dapat menguap dan merenggangkan badannya saja, kebiasaan Yuuri yang cukup buruk. Begitu ia sampai di rumah ia mendapati ibunya sedang menyiapkan makan malam.

"Aku pulang!"

"Haii, Yuu-chaaan…!!Selamat datang!!", ibunya langsung saja memeluknya.

"Aduh, ibu… Aku lelah sekali, jangan mendekapku terlalu erat seperti ini…", Yuuri berusaha bernapas dan berusaha melepaskan diri dari pelukan ibunya. Tiba-tiba saja ia ingat bahwa ia sepertinya sering mengalami hal seperti ini, namun ia tidak ingat bersama siapa, yang pasti ia tahu betul bukan dengan ibunya.

"Aduh, Yuu-chan ke mana saja sih? Ini sudah ibu siapkan makan malam special khusus untukmu."

"Hm, tapi aku mau mandi terlebih dahulu, badanku terasa sangat capek."

"Baiklah, akan ibu siapkan air hangatnya untuk Yuu-chan. Yuu-chan istirahat saja dulu di dalam kamar…", ibunya segera pergi menuju kamar mandi sambil bersenandung ria.

"Fiuh…", Yuuri menghembuskan napasnya panjang-panjang. Ia heran mengapa ayahnya yang terlihat seperti laki-laki kebanyakan dapat memilih ibunya yang begitu ceroboh, tidak masuk akal, dan banyak berkhayal itu. Yuuri sendiri terkadang hanya dapat menggelengkan kepala melihat tingkah laku ibunya. Walaupun sebagian dari sifat ibunya tersebut ada yang menurun pada Yuuri.

"Yuu-chan!! Air hangatnya sudah siap!!"

"Baik, aku akan segera ke sana!"

Yuuri kemudian beranjak menuju kamar mandi. Akhirnya ia dapat bersantai sebentar di hari yang melelahkan dan membingungkan itu, pikirnya. Ia segera membuka bajunya dan berendam di dalam bak yang telah diisi dengan air hangat.

"Hmm… Berendam di dalam air hangat memang merupakan hal yang paling bagus. Aku serasa lahir kembali dengan semangat yang baru!", seperti biasa Yuuri sangat mengagumi air hangat. Bila ia telah berendam di dalamnya maka segala masalah dapat ia lupakan dan ia pun dapat kembali bersemangat.

Tiba-tiba Yuuri seperti teringat akan satu hal. Ia pun merasa kalau seharusnya ada yang terjadi bila ia masuk ke dalam air. Hal yang sepertinya biasa terjadi, namun ia tidak ingat apa itu. Ini adalah kesekian kalinya Yuuri seperti mendapat ingatan akan hal-hal aneh. Hal-hal yang sepertinya pernah ia alami namun ia tidak dapat mengingatnya. Hal ini sangat tidak masuk akal bagi Yuuri. Mana mungkin seorang murid SMU sepertinya tidak dapat mengingat apa yang telah dilakukannya dan yang tidak dilakukannya. Sejauh yang ia tahu, ia sehat-sehat saja, tidak mengalami dan mengidap penyakit apapun. Kecelakaan pun tidak pernah ia alami.

"Akh, tidak! Jangan lagi! Jangan sekarang, ketika aku sudah mulai bisa bersantai!", Yuuri hanya dapat berteriak-teriak di dalam kamar mandinya.

"Ada apa Yuu-chan? Apa airnya terlalu panas?"

"Tidak apa-apa, Bu!"

"Kalau begitu cepat keluar, nanti makan malam Yuu-chan dingin, lho!"

"Baik!"

Yuuri berjalan keluar dari kamar mandi, tidak seperti saat baru tiba di rumah, wajahnya terlihat lebih bersemangat. Ia telah memutuskan untuk melupakan semua kejadian aneh dan ingatan-ingatan aneh yang menghampirinya. Ia hanya ingin hidup seperti hari-hari sebelumnya, sebagai murid SMU biasa yang menjalani hidup yang juga biasa-biasa saja.

"Ayah ke mana? Mengapa ia tak ikut makan bersama kita?", Yuuri bertanya kepada ibunya.

"Ayahmu sedang ada urusan dengan kepala perusahaan. Jadi ayah akan pulang terlambat. Memangnya ada apa Yuu-chan?"

"Oh, tidak.", sejenak Yuuri berpikir, tak pernah ayahnya melewatkan makan malam. Ada apa sebenarnya? Bukankah kepala perusahaan tempat ayahnya bekerja sedang melaksanakan bisnis di Kairo? Bukankah ibu sendiri yang bercerita kemarin? Tapi, mengapa ibu harus berbohong dengan siapa ayah bertemu?

"Ada apa Yuu-chan?", rupanya ibunya menyadari kebingungan Yuuri.

"Tidak ada apa-apa…"

"Jangan terlalu berpikir ya, Yuu-chan! Nanti rambutmu akan lebih cepat putih dariku! Suatu hari nanti semua akan terungkap.", ibunya tersenyum. Yuuri membelalakkan matanya. Kata-kata yang barusan ibunya katakan adalah kata-kata sama dengan yang diucapkan Ken. Ada apa ini?

"Baiklah, aku mau ke kamar lalu tidur. Tolong jangan ganggu aku, ya!"

"Selamat tidur, Yuu-chan! Mimpi indah, ya!"

Yuuri tak menghiraukan kata-kata ibunya dan langsung menaiki tangga menuju kamarnya. Ia merebahkan diri di tempat tidurnya. Tempat tidurnya terasa sangat nyaman sekarang. Mungkin karena Yuuri telah melalui hari-hari yang lelah belakangan ini. Tadinya Yuuri berencana mencoba memecahkan kembali kejadian-kejadian aneh yang menimpa dirinya, namun matanya tak sanggup lagi untuk terbuka. Perlahan-lahan Yuuri menutup matanya…

Sementara itu di sebuah restaurant mewah…

"Sudah dapat dipastikan ia akan datang, Shibuya-san.", seorang lelaki yang sudah cukup tua berkata kepada seorang lelaki setengah baya yang terlihat sangat cemas.

"Tapi, apa yang akan terjadi dengan Yuuri bila hal itu terjadi? Tidakkah Anda memikirkan keadaannya? Sebagai ayah dari Yuuri aku tidak akan membiarkan anakku tertimpa hal buruk!", jawab lelaki paruh baya itu yang ternyata adalah ayah Yuuri.

"Jangan khawatirkan itu, Shibuya-san. Baginda akn baik-baik saja karena kami belum akan menceritakan hal yang sebenarnya kepada Baginda."

"Tapi, apa dia tak akan berkata apa-apa pada Yuuri? Apa Anda bisa menjaminnya?", Shibuya-san masih terlihat sangat khawatir.

"Kami yakin sekali itu tidak akan terjadi. Kami percaya padanya. Kami hanya ingin menolongnya. Lagipula ia adalah orang terdekat Baginda, tidak ada yang dapat melarangnya. Lagipula Baginda Shin'ou pun mengizinkannya."

"Baiklah kalau menurut Anda itu adalah hal yang paling baik…"

"Bagaimana menurut Anda? Bukankah sebagai penasihat Anda wajib memberikan pendapat Anda?", lelaki tua itu bertanya kepada seorang pemuda berambut dan bermata hitam seperti Yuuri dan berkacamata. Dia adalah… Ken Murata…

"Hmm… saya setuju, sepertinya sebelum diberitahu hal yang sebenarnya Baginda perlu diberikan ingatan-ingatan secara perlahan-lahan agar ia tidak terlalu kaget saat mengetahui kebenarannya.", jawab Ken singkat.

"Baiklah, kalau begitu mungkin sebentar lagi ia akan datang…"

Kembali kepada Yuuri yang sedang tertidur di dalam kamarnya…

Yuuri melihat wajah-wajah yang sepertinya sangat ia kenal, seorang pemuda tampan dan gagah, bermata dan berambut cokelat dengan pakaian yang juga cokelat sedang duduk di atas kudanya di tengah padang rumput. Seseorang yang lebih tua, terlihat kerutan di dahinya, raut wajahnya sangat serius dan terlihat menakutkan, rambutnya abu-abu gelap bahkan sepintas terlihat seperti hitam. Seseorang dengan wajah yang mempesona dengan rambut putih keunguan dan baju yang juga berwarna putih. Dan yang terakhir… seseorang dengan wajah cantik, memiliki rambut kuning keemasan, bermata tajam berwarna hijau dengan baju berwarna biru tua, dia sedang melipat tangannya di dadanya, menatap Yuuri dengan tajam.

"Tunggu, siapa kalian? Sepertinya aku pernah melihat kalian? Tolong jelaskan semuanya, di mana aku? Apa yang sedang kalian lakukan dengan pakaian seperti itu? Tunggu, apa yang…", tiba-tiba Yuuri terbangun dari tidurnya. Ternyata tadi ia hanya bermimpi…

oh no……Yuuri kenapa ya……

Kasian ya dia, trus kira-kira kenapa ya Ken kok ikut-ikutan ketemuan ma bapake Yuuri ya? Ngomongin Yuuri lagi… truz sapa tuh kakek2 nampang aja…. (hehehe, gw yang buat juga)!!

Siapa ya yang kira-kira bakal datang…

Oh iyaaaa bagi fans kyou kara maou udah tau ga tadi sapa aja yang diliat ma Yuuri?

Fanfic ni gw persembahkan bwt para pecinta YAOI di seluruh Indonesia ya…

Ja mata aimasu…

6