Only You

Cast :

Park Jimin (21 tahun) GS

Min Yoongi (38 tahun)

Rated : T

Genre : Romance, Hurt (maybe)

WARNING : Ini terinspirasi dari drama Gentleman Dignity. Gue suka banget adegan Meari sama Yoon oppa.. Ditambah pengalaman pribadi karna sempet punya 'temen' lebih tua.. haha

WARNING (2) : TYPO, ALUR CEPAT

.

.

.

Seorang yeoja bertubuh mungil baru saja memasuki sebuah cafe bernuansa klasik yang dihiasi warna cokelat itu. Sepatu heels nya beradu cantik dengan lantai yang terbuat dari kayu itu. Langkahnya dengan sangat semangat mendekati satu titik yang berada ditengah-tengah ruangan itu. Sebuah meja bundar yang sudah dikelilingin oleh dua orang berjenis kelamin laki-laki.

"OPPPAAAAA!" Yeoja mungil itu sedikit berlari mendekati mereka.

"Bogoshipposeo!" Ujarnya setelah berhasil memeluk satu diantaranya.

Pelukannya semakin erat, mengabaikan tatapan dari mereka yang berada tak jauh darinya. "Jinjja bogoshipoyo.."

"Tsk! Bocah ini!" Salah satu dari mereka berdecih.

"Yakk! Disini ada kakak mu tapi yang kau sapa malah orang lain? Jinjja!" Ujar seorang dari mereka.

Sang yeoja mungil itu melepaskan pelukanya, kemudian menatap seorang disebrangnya sedang menatapnya tajam, orang yang barusan berucap itu. "Eoh, oppa ada disini juga? Hehe aku tidak melihatnya.." Jawab yeoja itu dengan cengiran dibibir tebalnya.

"Yakk! Park Jimin!" Namja itu sedikit kesal.

Jimin segera mengalihkan tatapannya pada namja yang tadi dipeluknya, "Yoongi oppa, apa kau merindukanku?" Tanyanya seraya merangkul lengan sang pria.

Sedangkan sang pria sepertinya sedang mencoba melepaskan tangan mungil itu dari lengannya, "Biasa saja." Ucapnya, yang berhasil membuat bibir tebal itu memanyun.

"Jimin-ah, lepaskan tangan mu itu."

"Waeyo? Yoongi oppa aja tidak keberatan kok." Ujarnya penuh dengan kepede-an yang luar biasa.

"Dia bahkan ingin pindah tempat dari sana."

"Yakk! Chanyeol oppa!" Jimin memberikan tatapan mematikan pada orang yang baru saja berucap.

"Bocah, kenapa kau bisa ada disini? Siapa yang mengijinkan mu untuk pulang?" Tanya Chanyeol.

Jimin menengguk jus milik Yoongi. "Aku memajukan liburanku."

"Aishh! Ibu akan marah padamu jika kau kabur seperti ini." Ujar Chanyeol.

"Aniya, aku bahkan sudah ijin dengan ibu." Jawab Jimin.

"Bagaimana bisa?"

"Aku bilang kalau aku merindukan Chan oppa."

"Kau merindukanku tapi yang kau peluk adalah Yoongi? Yang benar saja!" Chanyeol menatap tak percaya adik satu-satunya itu.

Jimin hanya menyengir tanpa dosa, dan kembali lagi merapat pada Yoongi yang sepertinya mulai gerah dengan tingkah Jimin.

Park Jimin adalah gadis berusia 21 tahun, yang baru saja kembali dari sekolahnya di Amerika. Gadis bertubuh mungil ini juga adalah satu-satunya adik dari Park Chanyeol, namja tampan berusia 39 tahun. Seperti yang kalian lihat kalau dia sangat menyukai Yoongi atau Min Yoongi. Min Yoongi sendiri adalah seorang duda berumur 38 tahun. Istrinya meninggal 5 tahun yang lalu.

Yoongi tahu kalau Jimin begitu menyukainya, dia sadar itu. Namun sampai saat ini dia hanya menganggap Jimin hanya sebagai adiknya saja. Juga dikarnakan Jimin adalah adik dari sahabatnya, dia hanya tidak ingin menghancurkan persahabatan yang sudah terjalin 23 tahun ini. Selain itu, Yoongi juga masih sangat mencintai istrinya, Jung Eunji.

Jimin sudah menyukai Yoongi sejak 4 tahun yang lalu, saat Yoongi menolong dirinya saat dia hampir tertabrak sebuah mobil. Disaat itu lah Jimin mulai merasakan debaran setiap kali berdekatan dengan Yoongi. Itu juga yang membuatnya bertekat agar bisa mendapatkan hati dari seorang Min Yoongi.

.

.

.

Yoongi baru saja sampai diruangan kantornya. Min Yoongi sendiri bekerja sebagai pengacara, sejak usia nya baru menginjak 25 tahun dia sudah memantapkan diri untuk menjadi seorang pengacara handal. Bahkan kemampuannya selalu diacungi jempol. Namun terkadang dia menyesal keputusannya untuk menjadi pengacara, karna sahabat-sahabatnya selalu memanfaatkan dirinya jika mereka dalam situasi yang sangat sulit. Seperti yang kalian pikirkan, jika Yoongi mempunyai teman yang dapat dikatakan brandalan. Park Chanyeol, Kim Namjoon, dan Oh Sehun. Sejak dulu memang mereka selalu mencari dan mendapatkan masalah. Dan disinilah Min Yoongi sangat dibutuhkan. Meskipun begitu Yoongi sangat menyayangi sahabat-sahabatnya yang bahkan sudah dia anggap seperti saudaranya sendiri. Karna memang Yoongi adalah sebatang kara.

Yoongi memasuki beberapa kertas dokumen kedalam tas kerjanya, namun terhenti saat dia mendengar suara pintu ruangannya terbuka. Dia melirik kearah pintu, dan setelahnya membuang nafasnya berat.

"Annyeong oppa~" Lengkingan lembut memenuhi ruangan penuh berbagai macam buku itu.

Jimin, Park Jimin memasuki ruangan Yoongi, mendekati sang pria tampan. Dengan senyum yang mengembang menghiasi wajahnya, "Benarkan dugaan ku Oppa pasti sudah sampai disini." Ucapnya.

Yoongi mengabaikan Jimin dan kembali sibuk dengan dokumen-dokumen yang sudah dia siapkan tadi.

"Oppa, kenapa kau hanya diam? Biasanya kau akan bilang, 'Aku Sibuk', 'Kenapa kau disini', atau 'Pulanglah'." Ujar Jimin mencoba menirukan cara bicara Yoongi.

Yoongi menatap Jimin "Karna aku sedang tidak sibuk. Lalu aku tidak mau tahu kenapa kau ada disini. Dan biarpun aku menyurumu pulang kau juga tidak akan pulangkan?" Jawab Yoongi.

"A-aniya, hanya saja melihatmu diam begini membuatku jadi takut." –Jimin-

"Sudahlah, hari ini aku harus bertemu dengan klien." Yoongi bersiap-siap dengan tasnya.

Namun sebelum Yoongi melangkah, Jimin sudah lebih dulu menahan lengannya. "Oppa tunggu dulu."

"Apa lagi Park Jimin."

"Aku ingin pinjam dulu tanganmu sebentar." –Jimin-

"Mwo?" –Yoongi-

Jimin tidak menjawab, dia meraih tangan kanan Yoongi. Kemudian merogoh kantung celananya dan mengambil sesuatu dari dalam sana. Dengan cepat dia memakaikan benda itu dipergelangan tangan Yoongi yang dia pegang tadi. Benda itu adalah gelang berwarna hitam dan beberapa hiasan kecil berwarna putih.

"Apa ini?" Tanya Yoongi.

"Eumm.. Tadi sebelum kesini aku melihat ada yang menjual gelang itu dipinggir jalan. D-dan ku pikir itu cocok untuk oppa." Jawab Jimin. "Kalau begitu aku pergi dulu. Bye." Jimin memutar badannya membelakangi Yoongi.

"Park Jimin."

Jimin berhenti seketika saat Yoongi memanggil namanya bahkan sebelum dia melangkah. Dan gadis mungil itu pun kembali menghadap Yoongi.

"Kesini." –Yoongi-

Dengan gugup Jimin mendekat kearah Yoongi, menggigit bibir bawahnya.

Lalu Yoongi meraih tangan kanan Jimin, dan sedikit menaikkan baju dibagian tangan itu. Dan terlihatlah sebuah gelang yang sama persis dengan yang Jimin berikan padanya, hanya berbeda warnanya saja, yang Jimin pakai adalah gelang putih dengan hiasan kecil berwarna hitam.

"Kau..."

"Heol! Ternyata sama dengan punyaku." Ujar Jimin dengan nada yang dia buat kaget. "Padahal aku belinya pisah loh. O-oppa tahu kan kalo selera seseorang itu pasti sama. Hehe" Lanjut Jimin dengan cengiran yang malah terlihat bodoh.

"Ambil kembali." Yoongi mencoba melepaskan gelang yang dia pakai.

"Andwae! Aku sudah membelinya, tak bisakah oppa memakainya. " Mohon Jimin.

"Ambillah." –Yoongi-

"Baiklah, biar aku copot saja yang aku pakai, asalkan oppa mau menerima hadiahku." –Jimin-

"Park Jimin, Kau tahu kan kalau aku dan Chanyeol sudah berteman bahkan melebihi usiamu. Kita hidup bahkan jauh sebelum kau lahir. Itu yang membuat kita harus memilih yang tepat untuk menemani sisa hidup kita nanti. Kalau kau memilihku semua akan hancur, kau tahu?"

Jimin tertegun. "Oppa, ini hanya gelang. Apa gelang karet seperti ini akan membuat mu hancur? Apa aku memberikanmu barang mahal? Apa aku memberikanmu ini untuk melamarku? Apa aku memintamu untuk menikahiku?" Jawab Jimin dengan nafas yang tersengal menahan tangis, sedikit sesak. "Kalau kau tidak mau kau bisa membuangnya."

Jimin mengambil gelang ditangan Yoongi lalu membuangnya ke tong sampah yang ada disamping meja kantor Yoongi. Yoongi memandang gelang itu dengan pandangan yang entah apa artinya.

"Park Jimin" Panggil Yoongi.

"APA?"

Yoongi menatap Jimin, "Berbicaralah dengan sopan. Perbedaan usia kita 17 tahun." Yoongi mencoba mengingatkan Jimin.

"TERSERAHMU!"

Dengan langkah besar Jimin meninggalkan ruangan Yoongi, menutup pintu kayu itu dengan cukup kencang sehingga menimbulkan debuman yang sangat keras.

Yoongi hanya mampu memejamkan mata seraya membuang nafasnya dengan berat. Kemudian mengalihkan pandangannya pada tong sampah yang ada didekatnya. Mungkin lebih tepat jika Yoongi hanya memandang gelang karet yang baru saja Jimin buang.

Hatinya berkecamuk entah kenapa, dia sendiri sedang bertarung dengan hati dan pikirannya.

.

.

.

Haaiiiii~~~

Kembali lagi dengan FF kedua YoonMin.. Yang ini terinspirasi dari drama korea gitu..

Jadi maaf yah kalo gak sesuai dengan harapan, dan ceritanya malah terkesan maksa kkk~

Tenang aja toh ini Cuma gue bikin 2 chap doang kok..

Thanks buat yang udah mau baca dan udah ninggalin review yahh..

Saranghae...

FUCK OFF SR!